Circle [Chapter 2]

circle-cover

Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang
Sub Cast : Kwon Yuri, Lee Sunny, Jessica Jung, Im Yoona, Choi Sooyoung, Choi Siwon (as Siwon Hwang), Kim Hyoyeon
Genre : Yuri, Drama, Sad, Chaptered
Rated : 16+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***
Senin, 19 January 2014
Tiffany POV

“Bogoshipeo?” tanyaku pada diri sendiri.

Aku tidak tahu mengapa ia bergumam seperti itu. Apa dia sedang merindukan seseorang? Apa yang membuat ia memasang ekspresi tipuan seperti itu? Senyum cantik itu hanya kebohongan.

Ada getaran dalam diriku saat ia menggumamkan kata itu, aku tidak tahu mengapa.

Tunggu-untuk apa aku memikirkan hal itu. Itu bukan urusanku-tapi dibalik senyum itu ia terlihat sedih dan tersiksa. OMG! Tiffany Hwang berhenti memikirkan yeoja itu!

Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku. Sejak pertemuan hari itu dengannya aku tidak bisa berhenti memikirkan dia. Banyak pertanyaan yang menghampiriku, dia membuatku penasaran setengah mati. Dan ini membuatku GILA!

Aku mengubah posisi berbaringku menjadi duduk.

“Hahh~ yeoja itu benar-benar membuatku- apa gumaman itu semacam sihir? Ya benar! Kurasa aku terkena sihirnya. Ayo lupakan tiffany! Dia hanya orang asing yang tak sengaja berpapasan”

Tok tok tok

“Honey cepat bangun.. Kau harus segera ke universitas untuk acara pembukaan mahasiswa baru bukan”

“Ne dad, aku sudah bangun”

“Kalau begitu cepat bersiap dan segera turun untuk sarapan”

“Yes dad”

***

Author POV

Disebuah gedung serbaguna terlihat begitu sesak karena begitu banyak orang disana. Mereka berkumpul untuk menghadiri acara penerimaan mahasiswa baru. Mereka sedang mendengarkan pidato sang kepala sekolah universitas tersebut.

LS Universitas adalah universitas terbesar di Korea selatan, banyak peminat yang ingin masuk universitas ini. Namun tidak semua orang bisa masuk universitas ini dikarenakan biaya yang cukup mahal dan test untuk masuk unversitas ini tidak semudah yang dibayangkan.

Universitas ini juga berakreditasi A dan telah bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang dapat memudahkan para lulusan universitas ini mendapat pekerjaan. Karena itu universitas ini tidak diragukan lagi.

Kepala sekolah itu berpidato sangat panjang membuat para mahasiswa yang ada disana merasa bosan. Untuk menghilangkan rasa bosan itu ada yang memilih mengobrol dengan orang disebelahnya, ada yang bermain handphone, mendengarkan music, dan sebagainya. Begitu juga dengan Jessica yang memilih tidur sedangkan tiffany berusaha untuk focus memperhatikan hingga akhirnya rasa bosan menghampirinya.

“Tidak semua universitas memiliki fasilitas yang lengkap, namun kalian tak perlu khawatir karena LS universitas memiliki fasilitas yang lengkap beserta…. bla bla bla..”

“Hhah~ membosankan sekali. Jessie ayo kita pergi saja” ujar Tiffany dengan suara seperti berbisik namun pandangannya tetap kedepan agar terlihat sedang memperhatikan pidato.

“………………”

“Jessie?” merasa tidak ada yang menjawab, tiffay pun menolehkan kepalanya kearah Jessica.

“Jessie wake up, bagaimana bisa kau tertidur disaat seperti ini” tiffany berbicara pelan sambil membangunkan Jessica.

“Please wake up, ayo kita keluar dari ruangan membosankan ini” ajak tiffany masih tetap berusaha membangunkan Jessica.

Namun Jessica sama sekali tidak merespon walaupun tiffany sudah mencubit tangannya beberapa kali.

“Fine, kalau begitu aku akan pergi sendiri” ujar tiffany dengan kesal lalu keluar dari ruangan itu.

Tiffany berjalan-jalan melihat berbagai ruangan dengan fasilitas yang benar-benar lengkap. Setelah ia merasa puas ia pergi ke halaman berharap menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya untuk menghilangkan rasa bosan.

***

Masih di LS Universitas, terlihat 3 orang yeoja yang sedang bermain basket dengan lincah. Ya, mereka memang bermain dengan bola basket tapi tidak dengan permainannya. Mereka sedang bermain permain ‘Lempar Kucing’ dimana yang menjadi kucing harus melemparkan bola hingga mengenai tubuh orang lain sehingga ia tidak menjadi si kucing.

Sesekali mereka tertawa melihat tingkah konyol dari salah satu diantara mereka. Panas terik matahari dan keringat yang membasahi tubuh mereka tidak menghalangi mereka untuk menghentikan permainan mereka.

Hahh hahh .. ya! Kau curang yoong aku tadi melihat tanganmu sedikit mengenai bola!” ucap yuri.

“Anya! Tanganku tidak mengenai bola. Kalau memang iya aku pasti akan merasakannya!” sanggah yoona tidak menerima bahwa dirinya terkena lemparan bola.

“Soo, kau melihatnya juga kan?” Tanya yuri sambil menghampiri sooyoung.

“Any, aku tidak-“

perkataan sooyoung terputus saat yuri tiba-tiba melemparkan bola basket tersebut kearah sooyoung. Sooyoung tersenyum bangga karena si bola berhasil ia hindari. Sementara yuri memasang wajah kaget dan was-was karena si bola sedang meluncur mengarah pada seorang yeoja yang tidak ia kenal.

“AWASSS!!!!” teriak yuri pada yeoja tersebut.

JDUG

“AHH! APPO!” jerit si yeoja itu sambil menangkupkan kedua tangan ke wajahnya. Bola itu tepat mengenai wajah cantiknya.

Tiffany POV

JDUG

“AHH! APPO!” jeritku sambil menangkupkan kedua tangan ke wajahku.

“Kau tidak apa-apa?” Tanya seseorang.

Sepertinya dia yang melemparkan bola sialan itu. Lalu kulihat siapa yang bertanya tadi. Dia tepat ada di depanku, wajah kami sangat dekat membuatku terdiam sejenak. Dia seorang yeoja berkulit coklat dengan rambut hitam kecoklatan panjang.

“Ya! Apa yang kau lakukan, menjauh dariku!” teriakku padanya sambil memukul kepalanya.

Dia meringis kesakitan. Apa pukulanku sekeras itu? Tapi yang pasti rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit diwajahku ini.

“Ya! Apa kau tidak punya mata-! AH~ appo” aku berkata dengan emosi diakhiri dengan ringisan kesakitan. Wajahku terasa bengkak. Hua~appo~

“Maafkan aku, aku sungguh tidak sengaja. Lagipula ini bukan salahku sepenuhnya. Dia juga bersalah” ucap yeoja coklat itu menunjuk seorang yeoja jangkung.

“Kenapa kau menyalahkanku? Kau yang berbuat curang dan tiba-tiba melempar bola itu kearahku. Aku hanya menghindar” ucap yeoja jangkung itu.

“Ya! Kau hanya bisa menyalahkan orang ya?! Kalau salah ya salah dasar tidak tahu diri! Dasar HITAM!” makiku padanya.

“Kau bilang apa? Hitam? Siapa yang hitam?” tanyanya, dia bodoh atau apa, apa dia tidak pernah berkaca?

“Tentu saja kau, BODOH!” makiku lagi.

“Kau benar-benar kasar, apa kau selalu berkata seperti itu? Aku sudah meminta maaf kenapa kau terus memakiku?!” ucapnya kini mulai emosi.

“Itu karena kau tidak terlihat sungguh-sungguh meminta maaf, kau bahkan menyalahkan temanmu dan tidak menerima kesalahanmu, DASAR TIDAK BERTANGGUNG JAWAB!” jelasku

“Nona ini benar, dasar kau si hitam tak bertanggung jawab!” ucap yeoja jangkung itu membelaku dan beralih berdiri didekatku.

“Ne, aku setuju! Sudah hitam, bodoh, curang, menyalahkan orang lain, tidak bertanggung jawab lagi!“ kini yeoja satunya yang memiliki mata rusa ikut membelaku dan kini beralih berdiri didekatku juga bersama si jangkung.

Apa ini? Apa dia baru saja menghianati temannya?

“Aish, Arasseo! Kalian benar benar- awas saja kalian berdua akan kuhajar nanti” ucap si hitam kesal.

Saat ku lirik teman-temannya kulihat mereka sedang menahan tawa dan berhigh five dibelakang punggung mereka. Ah, mereka sedang menjaili si hitam ternyata.

“Aku sungguh minta maaf atas apa yang telah aku lakukan aku bersalah dan aku akan bertanggung jawab” lalu dia mendekatiku dan memegang kedua pundakku membuatku benar-benar terkejut.

“APA YANG LAKUKAN HITAM!” teriakku padanya dan kembali memberikan pukulan ke kepalanya lalu menjauh darinya. Ia meringis kesakitan. Dia pantas mendapatkannya!

“Ya! Kenapa kau memukul kepalaku! Aku hanya ingin memapahmu ke-“

dia menghentikan perkataannya dan menatapku dengan tatapan aneh. Apa dia sedang terpesona padaku? Tentu saja. Aku cantik. Dia pasti iri. Hahaha

“Kenapa kau memandangku seperti itu? Aku tahu aku cantik tapi-“ ucapanku terpotong dengan ucapannya.

“Hidungmu… darah“ ucapnya. Lalu kuusap hidungku dan aku melihat ada cairan merah disana. Tiba-tiba kepalaku menjadi pusing dan keadaan disekitarku menjadi gelap.

***

Author POV

“Taeyeon ini gajimu bulan ini.” seseorang pria berpakaian rapi memberikan sebuah amplop berisi uang pada taeyeon.

“Ne, Kamsahamnida” taeyeon berkata sambil mengambil amplop tersebut.

Lalu ia memberi hormat pada pria tersebut lalu pergi dari ruangan tersebut.

“Taeyeon kau sudah mau pulang?” Tanya seseorang yang bekerja disana.

“Ne, aku kemari hanya untuk mengambil gajiku, hari ini bukan jadwalku bekerja disini.” jawab taeyeon sambil berjalan keluar dari tempat itu.

Saat taeyeon sudah berada diluar tiba-tiba handphone miliknya berdering.

“halo” ucap taeyeon mengangkat teleponnya.

“Taeyeon ..” panggil seseorang diseberang sana dengan nada sedih.

“Ne, Hyo Waegeurae?” Tanya taeyeon.

“Mianhae ..”

kata itu membuat taeyeon melebarkan matanya dan jantungnya berdetak sangat cepat. Ia segera menutup telepon dan berlari pergi.

***

Taeyeon turun dari taxi dan berlari kencang untuk menemui hyoyeon. Tak lama orang yang dicari terlihat sedang duduk dikursi taman kantor polisi.

“Hyo apa maksudmu? Katakan dengan jelas padaku” taeyeon langsung memberi pertanyaan begitu ia bertemu dengan hyoyeon.

“Mian taeng” ucap hyoyeon dengan menyesal.

Flashback

“Hentikan pencarian itu” ucap pimpinan kepolisian.

“Ketua, tapi kenapa?“ Tanya hyoyeon.

“Pencarian ini sudah berlangsung selama 15 tahun, tapi kepolisian bahkan tidak menemukan apapun mengenai anak itu. Tidak ada bukti bahwa ia masih hidup”jawab sang pimpinan

“Tapi kita tidak bisa menyerah begitu saja hanya karena-“hyoyeon mencoba untuk mengubah keputusannya, namun perkataannya terpotong.

“Jika memang dia masih hidup, bukankah seharusnya kita sudah menemukan sesuatu? Pencarian ini sudah melebihi batas waktu hukum pencarian. Bagaimana bisa gadis kecil hidup dijalan sebatang kara selama 15 tahun, bukankah seharusnya ia mencari sang kakak juga? Ini hanya membuang waktu kita saja, kau tahu masih banyak kasus yang harus kita selesaikan. Aku akan menyatakan bahwa ia telah mati dan menghentikan pencarian ini”

Flashback End

“Dia masih hidup hyo, aku bisa merasakannya! Aku bisa merasakannya! kumohon hyo” taeyeon mencoba meyakinkan hyoyeon bahwa adiknya masih hidup.

“Kau sendiri bahkan sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi bukan?” Tanya hyoyeon.

“Tapi aku tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi, kumohon jangan tutup pencariannya” pinta taeyeon.

“Tapi ini diluar kehendakku, pimpinanku yang memutuskan” bingung hyoyeon karena ia sendiripun sudah membujuk pimpinannya namun gagal.

“Kalau begitu bujuk dia. Aku juga akan mencoba membujuknya Kau tidak bisa menghentikan pencarian begitu saja” pinta taeyeon kembali.

Taeyeon kini benar-benar dilanda kecemasan, bagaimana jika pencarian ini benar-benar dihentikan? Apa yang harus ia lakukan? ia harus menemukan satu-satunya keluarganya yang ia miliki.

“Taeng aku sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi-“

“KAU TIDAK BERUSAHA!” teriak taeyeon.

“JIKA KAU BENAR-BENAR BERUSAHA KAU PASTI BISA MENEMUKAN SESUATU! JIKA KAU DAN TIM-MU BENAR-BENAR BERUSAHA KALIAN PASTI SUDAH MENEMUKANNYA!” lanjutnya.

Ia benar-benar tidak bisa menahan emosinya saat ini. Pikiran, hati dan mentalnya benar-benar sedang kacau sekarang. Dia bahkan tak sadar apa yang diucapkannya tadi menyinggung seseorang yang sudah menolongnya mencari sang adik hingga kini.

“jadi seperti itukah pemikiranmu padaku dan tim kepolisian selama ini? Baiklah, berfikirlah sesukamu” ucap hyoyeon.

Hyoyeon tidak menyangka perkataan itu meluncur begitu saja di bibir taeyeon. Setelah mengatakan itu hyoyeon pun melangkah pergi. Namun tiba-tiba ia menghentikan langkahnya dan mengatakan sesuatu.

“Ya’,kau yakin adikmu masih hidup kim taeyeon? Sebenarnya kau bahkan ragu apakah ia masih hidup atau tidak bukan? Kau hanya meyakinkan dirimu sendiri bahwa ia masih hidup”

setelah mengatakan itu ia kembali melangkah meninggalkan taeyeon yang mulai meneteskan air mata mendengar ucapan akhir hyoyeon.

***

Jessica berlari sekencang mungkin mencari sahabatnya yang berada di rumah sakit. Ia begitu terkejut ketika seorang yeoja asing mengangkat telepon milik tiffany dan mengatakan bahwa tiffany berada di rumah sakit.

“Tiffany! Hahh~hhah~” jessica menghampiri tempat tidur tiffany.

“Ia tidak apa-apa, ia hanya sedang tidur sekarang” yuri memberitahu Jessica yang nampak cemas.

“Kau yang mengangkat telepon tadi?” Tanya Jessica.

“Ne” jawab yuri singkat.

“Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia bisa sampai seperti ini?” Tanya Jessica kembali ingin tahu apa yang terjadi pada sahabatnya.

“Hmm.. ini bukan masalah besar. Aku tidak sengaja melempar bola basket dan mengenai wajahnya. Tapi dokter bilang dia tidak apa-apa, hanya bengkak sedikit dan itu tidak akan lama akan sembuh” jelas yuri

Hahh~ ya’ kau harusnya lebih berhati-hati. Dan juga, kau bilang ini bukan masalah besar? Ini masalah besar! Kau tidak lihat wajahnya? Meskipun hanya sedikit bengkak kau pikir itu tidak sakit? Si BODOH ini benar-benar” ujar Jessica sedikit emosi.

“Ya! Siapa yang kau sebut bodoh?! Mungkin aku tadi membiarkan nona yang terbaring ini mengataiku bodoh dan hitam karena aku merasa bersalah padanya, tapi padamu aku tidak bisa menerimanya. Kau bahkan tidak mengenalku, dari mana kau tahu aku bodoh atau tidak nona ‘so tahu’” balas yuri mulai emosi tidak terima ia kembali dikatai bodoh oleh orang asing.

“Tanpa harus mengenalmu pun kau sudah terlihat jelas kalau kau itu ‘bodoh’, HITAM!” balas Jessica tidak mau kalah.

“Ya! Aishh-” ucapan yuri terpotong tiffany yang baru saja bangun dari tidurnya.

“Jessie kau disini?” Tanya tiffany lalu mendudukan tubuhnya dibantu Jessica.

“Tiff, are you okay?” Tanya Jessica dengan cemas.

“Hmm” jawab tiffany

“Ayo pulang, kepalaku masih sedikit pusing. Aku ingin istirahat dirumah” lanjut tiffany pada Jessica.

“Okay, come on” Jessica membantu tiffany bangkit dari kasur rumah sakit.

“Minggir kau hitam!” ketus Jessica pada yuri karena yuri sedikit menghalangi mereka.

“YA!-” Baru saja yuri akan membalas perkataan Jessica, ucapannya kembali terpotong oleh seseorang.

“Maaf agasshi, bisakah anda tidak berteriak disini. Banyak pasien yang sedang beristirahat disini” ujar suster rumah sakit disana membuat Jessica merasa puas.

“Ah, ne maafkan aku” ucap yuri pada suster tersebut.

“Makan tuh maaf, ayo tiff” ujar Jessica sambil tersenyum menang mengejek yuri lalu beranjak pergi bersama tiffany.

***

Yuri POV

Hari ini aku benar-benar tidak beruntung. Bertemu 2 orang asing yang begitu menyebalkan. Bagaimana bisa ada orang seperti itu. Setidaknya dia seharusnya berterimakasih padaku karena telah menjaganya yeoja tadi. Huff~ sudahlah lebih baik aku pulang dan beristirahat lagi pula ini sudah malam.

Akhirnya aku sampai kontrakanku dengan taeyeon. Kontrakan ini tidak besar, hanya ada satu kamar, satu kamar mandi, dan satu ruang tengah bersatu dengan dapur.

Kubuka pintu rumah dan kulihat lampu rumah tidak menyala. Apa dia belum pulang? Tapi hari ini dia tidak punya jadwal bekerja. Mungkin dia sudah tidur.

“Aku pulang” ucapku. Aku melangkahkan kaki menuju kamar kulihat tidak ada siapapun disana, lampu kamar tidak menyala juga.

“Kemana dia?” tanyaku pada diri sendiri.

“Mungkin dia sedang ada perlu” aku berbicara sendiri meyakinkan diriku kalau taeyeon baik-baik saja.

Lalu aku memutuskan untuk membersihkan diri. Setelah selesai aku ke ruang tengah dan menyalakan TV. Beberapa saat kemudian seseorang yang membuaku khawatir kini menampakkan batang hidungnya.

“Eoh, wasseo?” sapaku.

Ia menghampiriku dengan berjalan sempoyongan sambil menenteng sebuah kantung plastik.

“Kau mabuk?” tanyaku sambil menatapnya yang sudah duduk disampingku.

Author POV

“Kau mabuk?” Tanya yuri sambil menatap taeyeon yang sudah duduk disampingnya.

“Any” jawab taeyeon sambil menggelengkan kepalanya. Ia mengeluarkan beberapa botol soju dari kantung plastik yang ia bawa.

“Ayo kita minum. Sudah lama kita tidak pernah minum bersama” ajak taeyeon tersenyum lebar.

“Waegeurae? Bukankah kau tidak suka minum?” ajakan taeyeon membuat yuri bingung karena yang ia tahu taeyeon tidak suka mabuk.

“Any, aku menyukainya terhitung hari ini..” taeyeon menjawab sambil berdiri untuk menggambil gelas, lalu kembali duduk dan membuka tutup botol soju

“Hari ini aku mendapat bonus, aku hanya ingin meneraktirmu. Aku sedang senang sekarang” taeyeon kembali berkata sambil tersenyum lebar meyakinkan yuri.

“……………..” yuri tidak menjawab hanya menatap taeyeon.

“Ayolah yul, apa aku tidak boleh minum? Setiap orang bisa berubah kapan saja” taeyeon berusaha kembali meyakinkan yuri.

“Benarkah kau minum karena alasan itu?” Tanya yuri mulai percaya hanya ingin memastikan.

“Geureom~” jawab taeyeon sambil menuangkan soju.

Merekapun minum bersama sambil bercerita dan tertawa. Taeyeon terlihat begitu bahagia malam ini terlihat dari tawanya yang begitu kencang tanpa berhenti namun sebenarnya ia hanya sedang menutupi kesedihan yang sedang melandanya.

“Saat yoong mencoba mencoba memasukan bola kedalam ring dia terpeleset, dan celananya sobek. Kau tahu? Aku bisa melihat dengan jelas underwear kuning yang dia gunakan”

“HAHAHAHAHA” taeyeon tertawa dengan sangat kencang sampai air matanya keluar.

“Ini benar-benar lucu yul, HAHAHAHA” tawa taeyeon sambil menghapus air matanya.

Sikap taeyeon justru membuat yuri khawatir karena secerianya taeyeon ia tidak pernah seperti ini. Menurutnya ini terlalu berlebihan.

“Kau tahu tadi di kampus aku bermain lempar kucing dengan soo dan yoong. Saat aku melempar bola, lemparanku meleset dan mengenai seorang yeoja hingga hidungnya mengeluarkan darah dan dia pingsan” yuri kembali bercerita.

“HUAHAHAHAHA~” taeyeon kembali tertawa dengan keras sambil memegang perutnya.

“Menurutmu ini lucu?” Tanya yuri, karena menurutnya cerita ini tidak lucu sama sekali.

“Ne~, HAHAHAHAHA” jawab taeyeon menundukkan kepalanya sambil tertawa lagi hingga kembali mengeluarkan air matanya.

“Aku baru saja mencelakai seseorang, dan kau pikir ini lucu? Ada apa denganmu?” menurut yuri ini benar-benar tidak lucu, ia baru saja membuat seseorang dibawa ke RS.

Mendengar ucapan yuri membuat tawa taeyeon melemah dan berubah menjadi isakan. Yuri yang mendengar isakan itu kini menyadari ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

“Taeyeon ..” panggil yuri cemas akan keadaan sang sahabat yang sedang menunduk menahan tangis.

“Gwaencahana?” Tanya yuri namun tidak mendapat jawaban.

“……………………….”

“Taeng?” panggilnya kembali dan tetap tidak mendapat jawaban.

“…………..”

“Mianhae, aku tidak bermaksud menertawakanmu. Aku hanya-“ taeyeon mulai berbicara namun tidak selesai karena berusaha menahan tangisnya.

“Taeng, waegeurae? Kau membuatku khawatir” ujar yuri benar-benar khawatir mendekati taeyeon dan mengelus punggungnya.

“…………….”

“Sesuatu terjadi pada adikmu?” Tanyanya hati-hati.

“…. Mereka memutuskan menutup pencariannya, hiks” jawab taeyeon pasrah. yuri yang mendengar jawaban taeyeon hanya bisa diam tak tahu harus berkata apa.

“Mian, aku tidak bermaksud membuatmu mengkhawatirkanku. Aku sudah berusaha-hiks untuk menutupinya” ucap taeyeon merasa bersalah pada yuri kemudian melanjutkan kembali ucapannya.

“Aku berusaha untuk tetap tersenyum bahkan tertawa-hiks.. aku berusaha melakukannya didepan kalian dan didepan semua orang. aku bahkan tetap berusaha tertawa meski ceritamu tidak lucu sama sekali. Aku sudah berusaha.. tapi kali ini-hiks terlalu sulit untukku, eotteohkae yul?-hiks” taeyeon menegakkan kepalanya menatap yuri meminta jawaban.

Yuri ikut mengeluarkan air matanya mendengar ucapan taeyeon. Yuri bisa merasakan kesedihan dan kesakitan yang taeyeon rasakan saat ini. Dia merasa sangat buruk menjadi sahabat taeyeon selama ini, ia tidak pernah benar-benar membuat taeyeon tersenyum dan tertawa selama ini. Dia merasa gagal menjadi sahabat yang baik.

Yuri mendekap taeyeon berusaha menenangkan taeyeon walaupun ia tahu itu tidak akan cukup.

“Menangislah.. kau tidak perlu menutupinya lagi teng. Menangislah jangan menutupinya, jadilah dirimu sendiri jangan pakai topengmu lagi jika itu benar-benar sulit untukmu. Just to be yourself” ujar yuri memeluk taeyeon erat sambil mengelus punggungnya sedangkan taeyeon kini semakin semakin mengeraskan tangisannya.

***

Rabu, 22 January 2014

“Taeng ireona, aku membuatkan sarapan untukmu” yuri mencoba membangunkan taeyeon yang sedang berbaring. Namun taeyeon tidak merespon sama sekali.

“Sampai kapan kau akan terus seperti ini? Ini sudah hari ketiga kau seperti ini. Setidaknya kau harus tetap mengisi perutmu” bujuk yuri yang sudah kebingungan membujuk taeyeon yang hanya berbaring tak bergerak seperti mayat hidup.

“Kau tidak makan, minum, kau tidak melakukan apapun dan hanya berbaring seperti ini. Jika terus seperti ini kau bisa sakit. Aku mohon, aku benar-benar mencemaskanmu. Sunny, yoong dan soo juga mencemaskanmu. Kami benar-benar sangat mencemaskanmu. Jangan seperti ini, kau masih punya kami. Kita tidak tahu apa yang terjadi pada adikmu, tapi meskipun begitu kau harus tetap bertahan. Kau hanya menyiksa dirimu taeng”

apapun yang yuri katakan tidak ada respon sedikitpun, hingga akhirnya yuri menyerah.

“Aku harap saat aku pulang makanan ini sudah habis. Aku akan pergi kuliah jaga dirimu, aku akan cepat kembali” ujar yuri lalu melangkahkan kakinya menuju LS University.

.

.
Taeyeon POV

“Jika memang dia masih hidup, bukankah seharusnya kita sudah menemukan sesuatu? Pencarian ini sudah melebihi batas waktu hukum pencarian. Bagaimana bisa gadis kecil hidup dijalan sebatang kara selama 15 tahun, bukankah seharusnya ia mencari sang kakak juga?”

“Ya’,kau yakin adikmu masih hidup kim taeyeon? Sebenarnya kau bahkan ragu apakah ia masih hidup atau tidak bukan? Kau hanya meyakinkan dirimu sendiri bahwa ia masih hidup”

Kata-kata itu terus terngiang dikepalaku. Apa yang mereka ucapkan sepenuhnya benar. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku menyerah? Appa kumohon tolong aku, beri aku petunjuk.

Flashback

Author POV

“appa apa ini untukku?” Tanya taeyeon pada appanya yang memberikan sebuah kalung padanya.

“ne, ini untuk taetae”jawab sang appa sambil tersenyum

“lalu yang itu untuk siapa?” Tanya taeyeon kembali menunjuk satu kalungnya lagi yang ada di tangan sang appa.

“yang ini untuk adikmu”sang appa menjawab sambil memperlihatkan kalung tersebut pada taeyeon.

“tapi kenapa kalungku bertuliskan namanya, bukankah harusnya appa memberikan kalung yang itu untukku?” tanya taeyeon merasa aneh melihat kalung miliknya bertuliskan nama sang adik sedangkan kalung sang adik bertuliskan namanya.

“tidak tae, yang ini milikmu. Appa tidak bisa menjelaskan kenapa, appa harap kau mengerti. Kau hanya perlu memakai ini dan berjanji pada appa” ujar sang appa sambil memasangkan kalung itu dileher taeyeon.

“janji?” Tanya taeyeon ingin tahu.

“ne, berjanjilah kau tidak akan melepas kalung ini atau menukarnya dengan milik adikmu. Dan juga berjanjilah bahwa kau akan selalu berada disampingnya juga melindunginya bahkan dengan taruhan nyawa sekalipun” ucap sang appa sambil mengelus pipi taeyeon dengan sayang.

“ne, aku berjanji!” jawab dengan semangat sambil tersenyum lebar memperlihatkan giginya.

Flashback End

“mianhaeyo appa, aku tidak bisa menepati janjiku” ucap taeyeon mengeluarkan air matanya.

***

Tiffany POV

Ini adalah hari ketigaku menimba ilmu disini. Tidak ada yang special disini, tidak ada yang menarik juga. Terkadang aku merasa bosan karena tidak ada yang bisa aku ajak bicara saat dikelas karena aku dan Jessie memilih jurusan yang berbeda, dia mengambil jurusan design sedangkan aku mengambil jurusan music.

Dan aku masih tidak mengerti dengan diriku, aku masih saja memikirkan yeoja itu meski sudah ku usir pikiran itu dari pikiranku. Tatapan matanya membuatku sangat penasaran. Saat pandangan kami bertemu aku bisa merasakan apa yang dia sedang rasakan, kesedihan, ketakutan, dan kesakitan, bukankah itu aneh?.

Aku tidak mengerti kenapa aku begitu memikirkannya. Dan kata-kata terakhirnya itu.. Sebenarnya ia tunjukkan untuk siapa?

Tak lama kemudian aku melihat Jessie menghampiriku bersama seorang yeoja.

“tiff, ayo kita ke kantin” ajaknya.

“eoh, siapa dia?” tanyaku pada Jessie penasaran siapa yeoja yang datang bersamanya.

“dia seohyun, dia mengambil jurusan yang sama denganku. Ini adalah tahun keduanya tapi umurnya lebih muda dari kita” ujarnya mengenalkan yeoja itu padaku.

“annyeonghaseyo, Seo Ju Hyun imnida. Orang-orang biasa memanggilku seohyun” yeoja bernama seohyun itu memperkenalkan dirinya padaku.Akupun mengenalkan diriku padanya.

“ne, Annyeonghaseyo tiffany hwang imnida” ucapku.

“baiklah sudah cukup perkenalannya, ayo ke kantin aku benar-benar lapar” Jessica berkata sambil menggandeng kami menuju kantin.
.
.
Sesampainya di kantin. Kami makan sambil mengobrol beberapa hal yang kadang membuat kami tertawa. Lalu aku melihat seseorang yang tidak asing menurutku. Dia dan teman-temannya duduk tak jauh dariku, hanya terhalang 2 meja.

“mereka adalah mahasiswa berprestasi disini” ujar seohyun tersenyum menatapku.

“ne?” ucapku bingung, aku tidak mengerti apa maksud perkataannya.

“yang berambut merah namanya Lee Sunny, dia berprestasi dalam bidang lukis. Yang berambut coklat dan memiliki mata rusa namanya Im Yoona, dia berprestasi dibidang sandiwara dan basket. yang disebelah yoona unnie namanya Choi Sooyoung, berbakat dibidang dance dan basket dia adalah yang paling tinggi dari yang lain.”

“tiff, bukankah wanita itu si hitam?”

“eoh-yang berkulit gelap itu Kwon Yuri, dia berbakat di berbagai pelajaran, basket dan renang. Yuri unnie adalah saingannya taeyeon unnie. Biasanya mereka selalu berlima tapi beberapa hari ini taeyeon unnie tidak terlihat di kampus. Sebenarnya aku sangat menyukai taeyeon unnie atau bisa dibilang aku fans terberatnya, dia patut menjadi panutan” dia menjelaskan panjang lebar padaku tentang mereka.

Jadi yang mencelakaiku adalah yuri?

“Ternyata si hitam itu kuliah disini juga. Menyebalkan sekali, nafsu makanku mendadak menghilang melihatnya. Ayo kita kembali saja” ujar Jessie.

Akhirnya kamipun keluar dari kantin.
.
.
Author POV

“unnie, apa terjadi sesuatu Antara unnie dan mereka?” Tanya seohyun penasaran.

“bukan mereka, tapi hanya dengan si HITAM saja” ujar Jessica dengan menekan kata HITAM.

“beberapa hari yang lalu dia mencelakai tiffany sampai dia dibawa ke RS” ujar Jessica.

“benarkah? Bagaimana bisa?” Tanya seohyun kaget dan bertanya pada tiffany.

“sudahlah aku tidak ingin membicarakannya, lagipula dia tidak sengaja. Dia juga sudah minta maaf padaku” tiffany tidak ingin membahas kejadian itu, membuatnya teringat kembali rasa sakit yang ia rasakan diwajahnya.

“tapi bagaimana bis-Taeyeon Unnie!”

ucapan seohyun terpotong oleh dirinya sendiri saat ia melihat seorang yeoja blonde sedang berjalan berlawanan arah dengannya. Sedangkan tiffany menatap tidak percaya melihat seseorang yang mengganggu pikiranya akhir-akhir ini ada didepannya.

Tiffany beberapa hari ini selalu mengunjungi pom bensin tempat taeyeon bekerja, namun ia tidak pernah bertemu dengannya hingga hari ini ia akhirnya bertemu dengannya.

“sudah beberapa hari ini aku tidak melihatmu, gwaenchanayo unnie?” Tanya seohyun khawatir, namun yang ditanya tidak menjawab malah bertanya balik.

“kau melihat teman-temanku?” Tanya taeyeon pada seohyun.

Tiffany hanya diam menatap taeyeon sebelum akhirnya tatapan mereka bertemu. Ia melihat mata itu sedikit memerah seperti sudah menangis, wajah yeoja itu terlihat lebih kurus dibandingkan terakhir ia melihatnya, bibirnya pun sedikit pucat. Membuat tiffany khawatir bahwa yeoja itu sedang tidak baik-baik saja.

Taeyeon menyudahi tatapan itu dan beralih melihat seohyun kembali saat ia menjawab pertanyaan taeyeon.

“aku melihat mereka di kantin tadi unnie, tapi apa unnie baik-ba-”

“arasseo” ucap taeyeon memotong ucapan seohyun kemudian pergi begitu saja meninggalkan tiffany, seohyun dan Jessica.

“apa-apaan dia? Apa dia tidak punya sopan santun? Bagaimana bisa dia pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih, bahkan dia tidak menjawab pertanyaanmu yang mengkhawatirkannya dan dia memotong perkataanmu. Kau sungguh menyukai orang seperti itu hyunie? Dia benar-benar buruk” ujar jessica.

“dia tidak seperti itu unnie, dia terlihat sedang tidak baik-baik saja” seohyun tidak setuju dengan pemikiran jessica.

“kurasa itu adalah sifat aslinya hyunie. Dia dan teman-temannya benar-benar buruk. Kau tidak boleh menyukai orang seperti itu” ujar Jessica menasihati seohyun.

Sementara tiffany hanya memperhatikan punggung taeyeon yang berlalu pergi tidak mendengarkan ocehan Jessica dan seohyun. Ia merasa ingin menjadi lebih dekat dengan orang itu dan membuat ia melupakan kesedihannya.

Wae? Entahlah, ia bahkan tidak tahu kenapa ia merasa seperti itu.

***

“dia masih tetap seperti itu?” Tanya sooyoung. Yuri hanya menggangguk sambil memakan makanannya dengan tidak semangat.

“aku sudah melakukan berbagai cara. Membujuk, memohon, dan sebagainya. Tapi dia tidak merespon sama sekali” ujar yuri.

“sekarang apa yang harus kita lakukan? bagaimanapun dia harus melanjutkan hidupnya” Tanya sunny pada teman-temannya.

“sunny benar, bagimanapun taeng harus tetap melanjutkan hidupnya. Kepolisian telah menutup kasus pembunuhan orang tuanya dan pencarian adiknya. Kita harus melakukan sesuatu” ucap yoona.

“lalu apa yang harus kita lakukan?” Tanya yuri. Kemudian hening sejenak sebelum akhirnya seseorang memecahkan keheningan.

“kalian tidak perlu melakukan apapun” ucap taeyeon bergabung membuat sunny, yuri, yoona, dan sooyoung terkejut bukan main.

“kalian sudah melakukan banyak hal untukku selama ini, aku sangat berhutang pada kalian. Gomawo chingu” ucap taeyeon menatap teman-temannya satu persatu.

“jadi jangan lakukan apapun lagi, just beside me it’s complete” ucap taeyeon tulus

“kau baik-baik saja taeng? Kau tidak sedang mengucapkan kata perpisahan sebelum bunuh diri kan?” Tanya sooyoung khawatir jika ini pertanda bahwa taeyeon akan melakukan sesuatu yang buruk.

Mendengar itu sunny memukul belakang kepala sooyoung membuat dia meringis kesakitan.

“Bicara apa kau ini bodoh!” ujar sunny geram pada sooyoug. Taeyeon sedikit tertawa melihat sikap sunny dan sooyoung yang menurutnya lucu.

“any, aku hanya ingin berterimakasih pada kalian yang selalu berada disisiku selama ini. Kalian selalu mencoba membuatku senang melupakan kesedihanku. Sedangkan aku hanya membuat kalian khawatir, mianhae” taeyeon mengatakan itu lalu menundukan kepalanya.

“taeng kau tak perlu berterimakasih, sudah seharusnya kami sebagai sahabat membantumu bukan” ucap yoona tidak ingin taeyeon berfikiran seperti itu.

“kami akan membantu sebisa mungkin untuk menemukannya. Jangan khawatir kita pasti menemukannya, aku akan mencoba berbicara kembali dengan hyoyeon” ucap sunny menyemangati taeyeon.

“aku juga sudah meminta appa agar membantumu. Jika memang di korea kita tidak menemukannya appa akan mencarinya ke luar negeri juga” ucap yoona.

“aku akan kembali bertanya pada para tetangga dan penduduk ditempatmu dulu” kini yuri membuka suara juga.

“……………”

taeyeon tidak menjawab dan hanya tersenyum mendengar ucapan teman-temannya. Ia kembali merepotkan teman-temannya.

“terimakasih teman-teman, tapi sekarang aku sudah memutuskan untuk berhenti mencarinya. Aku akan membuka lembaran baru” ujar taeyeon membuat yang lainnya sangat terkejut mendengar ucapan taeyeon barusan.

“Geundae wae? Kau sudah lama mencari dan ingin segera menemukan dia, tapi kenapa sekarang?” Tanya sunny tidak percaya akan keputusan taeyeon.

“………. Aku terlalu egois. Jika memang dia masih hidup seharusnya dia juga mencariku. Kenapa hanya aku yang begitu keras mencarinya. Bukankah sudah jelas dia tidak ingin bertemu denganku? Gundae, jika dia sudah meninggalkan dunia ini, aku harap dia bahagia disana bersama eomma dan appa” taeyeon menjelaskan dengan perasaan sakit. Hati yang ia tata selama beberapa hari ini kembali kacau.

“tapi bagaimana jika dia masih hidup dan saat itu sesuatu terjadi padanya hingga dia tidak mengingatmu?” tanya yuri tidak suka akan pikiran taeyeon tadi. Pertanyaan yuri membuat taeyeon terdiam sejenak.

“………………..”

“jika benar begitu ….”

“aku harap dia memiliki kehidupan yang bahagia” ucap taeyeon kembali, matanya mulai memerah.

“TAENG!” kesal yuri tidak percaya akan jawaban taeyeon.

“aku tidak punya apa-apa yul. Tidak ada yang bisa aku berikan untuk membahagiakannya. Yang bisa aku lakukan hanya mendo’akannya agar selalu bahagia dan dikelilingi orang-orang yang menyayanginya” taeyeon menjelaskan membuat suasana tegang.

“bagaimana jika dia tidak bahagia?” kini nada ucapan yuri melembut, berharap taeyeon mengubah keputusannya itu.

“kalau begitu, biarkan takdir yang mempertemukan kami kembali” jawab taeyeon meneteskan air matanya. Taeyeon menghapus cepat air matanya.

“ya, biarkan takdir yang menentukan apakah aku bisa bertemu kembali dengan miyoung atau tidak” ucap taeyeon menatap teman-temannya berusaha tersenyum.

TO BE CONTINUE

I’m comeback readers !!!! 👋😆

Gimana ceritanya masih tertarikk?? Author sengaja buka rahasia siapa ade tae. Author kasian aja sama reader yang kepo #hhe✌..

Author takutnya kalian bingung mau ngebayangin siapa buat ade tae. Biar lebih nge-feel author ungkap aja. Soalnya akan ada lumayan banyak flashback nanti.

Okee author pamit dulu.. Jangan lupa komentarnya sekaligus kritik atau saran supaya tulisan author berkembang menjadi lebih baguss lagi kedepannya..

Kamsahamnida 😁😉


136 thoughts on “Circle [Chapter 2]

  1. Ya tuhan taeng sesih banget sih nak dirimu
    Sini ama mama sini di empuk empuk
    Jangan jangN adeknya tiffany ni
    Gk bisa bersatu dong kalau memang bner fanny
    Gk jadi taeny donggggg

    Like

  2. hahahahahay itu tiffany kena lempar bola ada ada aja, tiffany yg kena bola knpa jessica yg sebel sama yuri yah ??? hmmmmzzzz kasian tae pencarian di tutup sebenarnya adik tae masih hidup apa udah mati .. laaaah itu namay adeknya tae kok ???

    Like

  3. Kesian taetae hidup sebatang kara😭
    Untungnya taetae masih punya sahabat yg selalu support taetae.
    Tega ya thor, lo buat taetae menderita.
    Hahahahahaha😂😂😂

    Doohhh YulSic berantem. Ntar ujung-ujungnya malah jadi cinta.

    Fany lebay ya thor, sampai segitunya mikirin taetae. 😚

    Like

  4. Wow apa adiknya taeyeon yg dia cari selama ini itu adalah miyoung biasa yg kita tau tu nama tiffany..
    Omg ..sedih jg dgn kelakuan taeyeon jd menyendiri gitu dan buat teman nya khawatir ..tp para sahabat begini yg buat ku senang thor selalu saling menyemangati

    Like

    1. Emm maybe yes.. Maybe no ekekkeek 😏 liat aja ntr pasti jawabannya apa beda atau org yg sm kekekek ✌
      Bayangin aja kehilangan anggota keluarganya dan cmn dia yg idup, mana sebatang kara pula skrg huhuhu 😢
      Dan jrg2 ada yg kek gt.. Org tulus itu gak ada.

      Like

Leave a comment