Circle [Chapter 3]

circle-cover

Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang
Sub Cast : Kwon Yuri, Lee Sunny, Jessica Jung, Im Yoona, Choi Sooyoung, Choi Siwon (as Siwon Hwang), Kim Hyoyeon
Genre : Yuri, Drama, Sad, Chaptered
Rated : 16+
Author : TNEYisREAL08
WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Jum’at, 24 january 2014

Author  POV
“princess, ireona ..” seorang pria tampan mencoba membangunkan sang adik.

“hmm” jawab sang adik semakin mendekap selimut yang menghangatkannya.

“ayo cepat bangun, atau oppa tidak akan mengajakmu shoping” perkataan sang oppa berhasil membuat seseorang yang tertidur itu bangun dengan terpaksa begitu mendengar kata shoping.

“siwon oppa, kenapa kau selalu mengancam saat membangunkanku?!” kesal tiffany tidak suka dengan cara siwon membangunkannya.

“karena itu selalu berhasil, terutama jika menyangkut shoping” siwon menjulurkan lidahnya.

“cepat bangun dan mandi. Kita sarapan bersama, appa sudah menunggu dibawah. Aku akan membangunkan putri tidur dulu” ujar siwon sambil mengacak puncak rambut tiffany. Lalu pergi dari kamar serba pink itu.

“Aissh, oppa kau menyebalkan!” ucap tiffany saat siwon sudah pergi

***

Tok tok tok

Siwon mengetuk pintu kamar jesssica dan tidak ada respon. Siwon pun masuk dan melihat-lihat. Ini pertama kali ia masuk kamar itu, kamar Jessica sangat rapih dan bersih dibandingkan dengan kamar tiffany.

Siwon mendekati meja milik Jessica, dan tersenyum ketika melihat sebuah figura yang terpajang. Ia mengambil figura tersebut. Di dalam figura tersebut ada dirinya, Jessica dan tiffany saat masih kecil. Terlihat siwon yang merangkul Jessica sambil tersenyum dan Jessica yang memeluk pinggang siwon sambil tersenyum lebar, sedangkan tiffany sedang cemberut menatap siwon sambil memegang ujung baju milik siwon.

Mengingat masa-masa itu membuat siwon tersenyum lebar. Ia menyimpan kembali figura tersebut ketempatnya dan mendekati ranjang Jessica.

“hei putri tidur, ireona” siwon membangunkan Jessica.

Bukan putri tidur namanya jika mudah di bangunkan. Jessica benar-benar tidak merespon sama sekali. Ia tidur seperti mayat hidup namun tetap terlihat cantik.

“Jessie ireona” siwon hanya tersenyum karena tidak mendapat repon. Ia kembali membangunkan Jessica dengan sedikit mengguncangkan tubuh Jessica.

“hei, kau benar-benar tidak mau bangun? Jika kau tidak bangun aku tidak akan mengajakmu shoping bersama tiffany” ucap siwon karena Jessica tetap tidak merespon. Kemudian siwon menyeringai mendapat ide bagaimana cara membangunkan putri tidur ini.

“sulit sekali membangunkamu” ujar siwon.

“baiklah kita lihat apakah dengan cara ini kau akan bangun?”

siwon mendekat kearah Jessica. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jessica. Ia menghentikan pergerakannya saat jarak wajah mereka tinggal 5cm lagi. Siwon menatap setiap jengkal wajah mungil Jessica.

Mata, hidung, hingga bibir ini pernah membuat dirinya tergila-gila. Hembusan nafas siwon mengenai wajah cantik Jessica membuat Jessica terusik dari tidurnya.

Jessica POV

“hei sleeping beauty, ireona”

Aku seperti mendengar suara siwon oppa. Ah, suaranya benar-benar lembut namun penuh dengan ketegasan. Aku rasa aku terlalu menyukainya hingga saat tidurpun aku tetap mendengar suaranya.

“Jessie ireona”

Suaranya bagaikan alunan nina bobo untukku. Aku benar-benar menyukainya. Aku harap suara itu selalu hadir disetiap tidurku. Aku jamin aku tidak akan pernah ingin bangun.

“hei, kau benar-benar tidak mau bangun? Jika kau tidak bangun aku tidak akan mengajakmu shoping bersama tiffany”

Ini benar-benar tidur terbaikku. Tuhan aku tidak ingin bangun.

“sulit sekali membangunkamu”

“baiklah kita lihat apakah dengan cara ini kau akan bangun”

Aku berharap kalau semua ini bukanlah mimpi. Saat aku membuka mata aku harap siwon oppa benar-benar ada di depanku. Aku ingin dialah orang pertama yang aku lihat. Aku merasakan kasurku bergoyang seperti seseorang sedang mendekat padaku.

Lalu tak lama aku merasakan nafas seseorang mengenai wajahku. Apa itu siwon oppa? Apa dia akan menciumku? Itu tidak mungkin, inikan mimpi. Lalu Aku merasakan sebuah tangan mengelus pipiku. Jantungku berdetak sangat kencang dan membuatku ingin membuka mataku. Lalu perlahan aku membuka mata dan OMO!

Author POV

“AAAHHHHH!” Jessica menjerit dengan sangat keras membuat seluruh orang yang ada dirumah itu mendengar dengan jelas. Sangking terkejutnya Jessica sampai menendang siwon dan membuat siwon terjatuh dari kasur dengan kesakitan.

“Ah appo~”“ siwon sambil mengelus pantatnya yang mendarat di lantai.

“OMO! Oppa gwaencahanyo?” Jessica terkejut dan membantu siwon bangun.

“jessica ada apa?” tuan Hwang dan tiffany baru saja tiba di kamar Jessica.
“gwaenchanayo daddy hwang, aku hanya terkejut melihat siwon oppa yang mencoba membangunkanku” jawab Jessica

“syukurlah, daddy kira sesuatu yang buruk terjadi padamu” ucap tuan Hwang merasa lega.

“appa, kau hanya mengkhawatirkan Jessie? lihat aku, bokongku sakit karena tendangan putri tidur ini” ucap siwon sambil memperlihatkan bokong miliknya sambil mengelusnya juga.

“jessie tidak akan melakukan itu jika oppa mungkin tidak membuatnya terkejut, benar begitu Jessie?” bela tiffany.

“ne, kau benar sekali tiff” Jessica setuju dengan ucapan tiffany lalu menjulurkan lidahnya pada siwon.

“sudahlah abaikan saja oppa kalian itu, lebih baik kalian cepat mandi lalu kita sarapan bersama. Bukankah kalian juga harus kuliah?” tuan hwang berkata pada tiffany dan Jessica.

“ne daddy” ucap tiffany dan Jessica bersamaan. Lalu tuan Hwang dan tiffany pun pergi dari kamar Jessica melanjutkan aktivitas mereka masing-masing menyisakan Jessica dan siwon.

“kau benar-benar kejam, bagaimana bisa kau melakukan itu pada pria tampan sepertiku” siwon memanyunkan bibirnya.

“oppa jangan lakukan itu kau membuatku ingin muntah. Cepat keluar aku harus mandi dan bersiap” usir Jessica.

“kalau kau ingin mandi ya mandi saja tidak perlu mengusirku. Lagi pula aku sudah pernah melihatmu telanjang saat kecil” ucap siwon kini membalas menjulurkan lidahnya lalu pergi melesat kabur dari kamar Jessica.

“YA!” teriak Jessica wajahnya memerah karena ucapan siwon tadi.

***

“baiklah sudah sampai my ladies” ucap siwon tersenyum. Siwon pun membukakan pintu untuk Jessica yang duduk disebelahnya kemudian membukakan pintu untuk tiffany.

“gomawo oppa” ucap Jessica tersipu. Sementara tiffany hanya menahan senyumnya melihat perubahan sikap Jessica.

“ne, kalian masuklah” ucap siwon. Saat Jessica dan tiffany baru saja akan melangkah, tiba-tiba siwon menghentikan mereka.

“princess kau tidak memberikan ciuman untukku?” siwon berkata sambil menunjuk pipinya membuat tiffany tersenyum lalu mencium pipi siwon.

“Jessie kau juga harus mencium oppa” ujar tiffany menyeringai kearah jessica.

“kenapa aku?” Tanya Jessica. ucapan tiffany tadi membuat wajah Jessica memerah dan salah tingkah.

“kita selalu melakukan itu waktu kecil, benarkan oppa?” Tanya tiffany tersenyum pada siwon yang ikut salah tingkah.

“ah n-ne” jawab siwon gugup.

“tapi-“ ucapan Jessica terpotong oleh tiffany, atau lebih tepatnya sengaja dipotong.

“ayolah Jessie kau membuang waktu siwon oppa, dia harus bekerja” tiffany berkata sambil memberi tatapan sinyal untuk segera melakukannya.

“arasseo” ucap Jessica lalu berjalan mendekat kearah siwon, saat wajah Jessica baru saja mendekat kearah siwon. Tiba-tiba tiffany mendorong kepala Jessica sehingga bibir Jessica pas mengenai pipi siwon. Hal itu membuat Jessica dan siwon sama-sama malu.

Berselang beberapa detik kemudian, perhatian tiffany teralihkan oleh seseorang yang baru saja datang. Siapa lagi kalau bukan taeyeon yang memakai pakaian casual yang membuatnya terlihat cantik. Tanpa berpamitan tiffany pergi begitu saja meninggalkan Jessica dan siwon yang sedang salah tingkah.

“ehemm, masuklah .. emm sampai jumpa nanti Jessie” siwon berusaha mencairkan suasana yang terjadi diantara mereka.

“ne, oppa. Sampai jumpa lagi. Hati-hati dijalan” ujar Jessica lalu pergi meninggalkan siwon.

***

Tiffany mencari keberadaan taeyeon yang tiba-tiba saja menghilang. Saat ia masuk kegedung ia melihat keluar jendela dan akhirnya menemukan taeyeon di halaman tak jauh dari gedung kampus.

Dia sedang duduk dikursi ditemani pohon-pohon yang memberikan keduhan. Ia memejamkan mata menikmati udara sejuk dipagi hari. Setelah puas memandang taeyeon dari kejauhan akhirnya ia memutuskan untuk menghampirinya.

Tiffany mendekati taeyeon sambil memperhatikannya. Taeyeon terlihat sangat tenang dan damai dibandingkan saat terakhir kali mereka bertemu. Taeyeon yang sedang memejamkan matanya dengan tenang tidak menyadari bahwa seseorang kini duduk disampingnya.

Hingga akhirnya taeyeon membuka perlahan matanya dan sedikit terkejut dengan kehadiran tiffany yang sangat tiba-tiba disampingnya.

Tatapan mereka bertemu. Pandangan mereka berdua sama-sama terkunci bak seperti magnet. Tiffany menatap dan tersenyum lembut memberikan kenyamanan untuk taeyeon, membuat taeyeon enggan untuk mengalihkan tatapannya kearah lain.

Tatapan itu mengingatkannya dengan sang adik, Miyoung. Sementara tiffany hanya mendapat tatapan yang sulit diartikan. Dia tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan oleh taeyeon. Hingga akhirnya taeyeon tersadar dan mengalihkan pandangannya. Taeyeon bersiap untuk bangkit namun tiffany menahan tangannya.

“Mau kemana? Jam masuk kuliah masih 15 menit lagi” Tanya tiffany. Taeyeon tidak menjawab dan melepaskan genggaman tiffany lalu pergi meninggalkan tiffany.

“hahhh~ tiffany sebenarnya apa yang lakukan?” Tanya tiffany pada diri sendiri sebelum akhirnya ia memilih untuk masuk gedung.

***

“taeng ayo kita pergi ke café. sunny, yoong dan soo sudah menunggu disana” ajak yuri menghampiri taeyeon yang sedang membereskan barang-barangnya.

“mian, sepertinya aku tidak bisa ikut berkumpul. Aku harus bekerja” jawab taeyeon tanpa menatap yuri tetap fokus dengan aktivitasnya.

“tapi hari ini kau tidak punya jadwal bekerja. Atau kau-“

“eoh, aku menambah kerja paruh waktuku. Mereka menerima lamaranku dan memperkerjakanku untuk bernyanyi dicafe mereka. Itu bukan café biasa yul, aku akan menyesal jika tidak mengambilnya” ujar taeyeon.

“mian, aku harus pergi” lanjut taeyeon meninggalkan yuri dikelas itu sendirian.

***

“YA! Tiffany Hwang kenapa kau melakukan itu tadi pagi, hah?!” teriak Jessica saat bertemu dengan tiffany. Disepanjang mata pelajaran Jessica tidak bisa focus karena kejadian tadi pagi. Sedangkan tiffany yang mendapat teriakan hanya menutup telinganya.

“mianhae, hhehehe” tiffany tersenyum sambil mengedip-ngedipkan matanya pada Jessica.

“but, seharusnya kau berterimakasih padaku Jessie. Aku sudah membuatmu mencium siwon oppa. Aku tahu kalau kau sebernarnya senang sampai rasanya ingin mati” ujar tiffany menjulurkan lidahnya.

“YA!” teriak jessica membuat orang-orang yang ada di sekitar memperhatikan mereka. Tiffany menarik lengan Jessica membawanya pergi menuju gerbang utama.

“Ya! Tiffany!” teriak jessica.

“aisshh, berhentilah berteriak Jessie. Kau membuat kita menjadi pusat perhatian” ucap tiffany.

“ITU KARENA-” teriakan Jessica terpotong karena tiffany membekamnya.

“Jessie listen to me. Aku rasa siwon oppa juga menyukaimu” ujar tiffany. Jessica melepaskan tangan tiffany yang membekam mulutnya. Dia benar-benar terkejut akan ucapan tiffany.

“aku tidak sengaja melihat catatan siwon oppa beberapa hari yang lalu”

Flashback

Tiffany POV

‘Tok tok tok’
‘Tok tok tok’

Aku mengetuk pintu kamar siwon oppa, namun tidak mendapat jawaban. Saat aku mencoba membuka knop pintu, pintu itu terbuka. Aku mengembulkan kepalaku tapi kulihat tidak ada siapa-siapa disana. Aku pun masuk dan kembali memanggil oppa.

“oppa?” panggilku.

Lalu aku mendengar suara air dari kamar mandi. Pasti oppa sedang mandi. Aku pun memutuskan untuk menunggu siwon oppa selesai. 10 menit berlalu membuatku merasa bosan. Untuk menghilangkan rasa bosan aku berdiri dan melihat-lihat kamar siwon oppa.

Banyak yang berubah. Aku melihat figura yang berisikan fotoku bersama siwon oppa saat masih kecil. Aku tersenyum melihat itu. Lalu aku melihat secarik kertas yang membuatku penasaran. Ku ambil kertas itu dan membacanya.

Aku rasa aku benar-benar menyukainya. Kukira setelah sekian lama tak bertemu perasaanku akan berubah dengan sendirinya, tapi aku salah. Perasaan ini nyatanya semakin tumbuh. Kini kami tinggal disatu atap. Setiap melihatnya aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak memeluknya, ini terlalu menyakitkan untukku karena harus menahannya. Sampai kapan aku harus memendam perasaan ini? Apa yang akan terjadi jika aku mengungkapkan perasaanku padanya? Aku benar-benar merasa pengecut. Tidak siwon hwang, kau harus tetap seperti ini. Jangan pernah menyatakan cintamu padanya atau semuanya akan berakhir

Flashback end

“kau serius? Mungkin itu bukan aku” Jessica tak percaya akan apa yang diceritakan tiffany.

“Aku serius, oppa bilang sekarang dia tinggal satu atap. Kau pikir siapa lagi jika bukan kau Jessie?” tiffany meyakinkan Jessica.

“kurasa kau yang harus menyatakan cintamu lebih dulu” tiffany memberi saran.

“what? Aku tidak mau! Harga diriku akan jatuh jika aku yang memulai, aku tidak mau!” Jessica menolak saran tiffany walaupun ia sangat ingin tapi Jessica tetap mempertahankan harga dirinya.

“ayolah Jessie, oppa bilang dia tidak akan pernah menyatakan cintanya. Kalau bukan kau yang memulai lalu siapa lagi? Kau ingin oppa dimiliki orang lain?” tiffany memberikan nasihat kembali pada Jessica agar ia mau memulai.

“Tapi-“ ucapan Jessica terpotong seseorang yang memanggil mereka.

“Tiffany, Jessie!” panggil seseorang melambaikan tangannya sambil bersender pada mobil yang baru saja ia kendarai.

“oppa!” panggil tiffany sedikit berlari kearah siwon sambil menggandeng Jessica.

“kenapa oppa kemari, Bukankah oppa sibuk?” tanya tiffany pada siwon.

“oppa sudah berjanji untuk membawamu shoping, dan oppa akan menepati janji itu hari ini” siwon tersenyum.

“emm, mian oppa aku sudah ada janji hari ini dengan temanku. Oppa pergi saja dengan Jessie okay?” ucap tiffany pada siwon.

“kau tidak puny janj-“ tiffany membekam mulut Jessica lalu membisikan sesuatu.

“lakukan saja bodoh, dan jangan banyak bicara atau aku tidak akan pernah membantumu lagi. Nyatakan perasaanmu pada oppa hari ini atau tidak sama sekali” lalu tiffany melepaskan tangannya dari mulut Jessica lalu tersenyum pada siwon.

“mian oppa, karena oppa sudah meluangkan waktu kemari sebagai gantinya jessie akan menggantikanku” ucap tiffany sementara Jessica hanya tersenyum canggung. lalu tak lama tiffany melihat seohyun yang baru keluar dari gerbang utama universitas.

“hyunie!” panggil tiffany. Seohyun menghentikan langkahnya lalu menghampiri tiffany.

“oppa ini seohyun, hyunie ini siwon oppa. baiklah aku sudah menunggumu dari tadi hyunie, ayo kita pergi. Sampai jumpa oppa” tiffany dan seohyun pergi meninggalkan Jessica dan siwon. Saat tiffany sudah pergi raut wajah siwon berubah tanpa Jessica sadari.

***

Taeyeon POV

Wanita itu, mengapa dia selalu menatapku dengan tatapan seperti itu? Sebenarnya siapa dia? Apa dia mengenalku?

Tatapannya selalu memberikan ketenangan untukku seolah-olah menyuruhku untuk melupakan apa yang menjadi beban bagiku selama ini. Tatapan itu seperti tatapan yang selalu miyoung berikan untukku. Tidak taeyeon, itu tidak mungkin jika dia adalah miyoung. Haruskah aku mencari tahu tentangnya?

“taeyeon waktu istirahatmu sudah selesai, kau harus kembali bernyanyi. Sekarang giliranku mengistirahatkan tenggorokanku” seseorang kembali menyadarkanku. Aku mengangguk dan bersiap untuk kembali bekerja.

“taeyeon kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat” tanyanya padaku.

“gwaenchanayo, aku hanya kurang istirahat” jawabku lalu pergi menuju panggung kecil yang disediakan café ini.

Akhir-akhir ini nafsu makanku sangat buruk, dan saat malam hari terkadang insomniaku kambuh karena mimpi yang selalu muncul setiap malam. Hal itu membuatku sedikit lelah.

***

Author POV

“jadi pria itu adalah oppa unnie, dan Jessica unnie menyukainya?” Tanya seohyun.

“ne, mian karena aku ikut melibatkanmu. Sebenarnya itu sangat mendadak, kau muncul disaat yang tepat jadi aku-, mian“ tiffany merasa bersalah karena melibatkan seohyun dalam aksi cinta Jessica.

“gwaenchana unnie aku senang jika Jessica unnie berhasil menyatakan cintanya, lagipula unnie sudah menemaniku ke toko buku hari ini. Aku senang bisa pergi bersama unnie” seohyun berusaha menghilangkan rasa bersalah yang tiffany rasakan.

“really?” Tanya tiffany.

“ne, karena unnie sudah menemaniku ke toko buku seharian ini dan aku juga sudah membuat unnie mati kebosanan saat ditoko tadi, sebagai gantinya aku akan meneraktir unnie makan di Bluepink café, bagaimana?” ujar seohyun yang sebenarnya sedikit merasa bersalah juga karena membuat tiffany mati kebosanan di toko buku tadi.

“Bluepink? Nama yang lucu dan unik” ucap tiffany mendengar kata pink membuat tiffany penasaran akan café tersebut.

“café itu cukup terkenal di kalangan remaja, menu-menu disana sangat enak dan harganya juga terjangkau” jelas seohyun.

Mereka berjalan menuju café tersebut karena jarak café dan toko buku tadi tidak terlalu jauh. Mereka berjalan dengan keheningan, sebelum akhirnya tiffany menanyakan beberapa hal yang ingin ia tahu pada seohyun mengenai taeyeon.

“emm, hyunie mengenai taeyeon apa dia memang sedingin itu? Maksudku dia terlihat baik tapi juga dingin” Tanya tiffany ingin tahu seperti apa taeyeon itu.

“dia tidak seperti itu unnie. Dia orang yang cantik, baik, ramah, peduli dan cerdas. Di selalu tersenyum pada siapapun. Siapa yang tidak menyukai orang seperti itu? tapi memang akhir-akhir ini taeyeon unnie terlihat lebih pendiam, cuek, dan dingin. Dia terlihat lebih suka menyendiri” ujar seohyun membuat tiffany ingin tahu lebih mengenai taeyeon.

“kau sepertinya sangat dekat dengannya?” tiffany kini penasaran.

“kami tidak sedekat itu unnie, meskipun taeyeon unnie orang yang baik tapi tidak semudah itu untuk bisa dekat dengannya. Dia orang yang sibuk” jelas seohyun.

“sepertinya dia bukan orang yang memiliki cukup banyak uang” tiffany kembali bertanya.

“saat kecil taeyeon unnie pernah tinggal di panti asuhan, keluarganya meninggal karena sebuah insiden. Karena itu dia hidup sendiri di seoul, dia membiayai kebutuhannya dengan usahanya sendiri. Taeyeon unnie masuk LS juga karena beasiswa”

“mengenai keluarganya, insiden apa itu?” tiffany semakin memperdalam pertanyaannya.

“aku tidak tahu detailnya tapi yang aku tahu itu adalah insiden pembunuhan, geundae kenapa unnie menanyakan tentang taeyeon unnie?” pertanyaan seohyun membuat tiffany tidak bisa berkata.

Kenapa? Entahlah, ia hanya penasaran mengenai semua hal yang bersangkutan dengan taeyeon.

“itu karena- oh, apa itu Bluepink café yang kau maksud?” tiffany berusaha mengalihkan pembicaraan, berharap seohyun melupakan pertanyaannya.

“Ne, ayo masuk unnie aku sudah lapar” seohyun menarik tiffany masuk.

***

“wahh, café ini tidak buruk. Aku menyukainya” ujar tiffany sesampainya didalam café dan duduk.

Ia memandangi interior café ini. Interiornya cukup unik. Cat yang didominasi oleh warna biru dan juga pink. Kursi dan meja yang unik berbentuk love berdominan berwarna putih dan dibantu dengan corak biru pink. Diujung tak jauh dari kursi-kursi terdapat sebuah panggung kecil yang di khususkan untuk pekerja yang bertugas menyanyikan lagu.

Tiffany dan seohyun duduk dan kemudian memesan makanan. Tak lama kemudian telepon seohyun berdering. Seohyun pun meminta ijin untuk mengangkat telepon dan pergi keluar untuk mengangkat telepon. Tak lama seohyun pun kembali.

“unnie mian, aku harus pergi sekarang. Eomma menelponku” ujar seohyun.

“kau akan meninggalkanku sendiri disini?” Tanya tiffany menatap tak percaya.

“mian, aku benar-benar harus pergi unnie, appa mengalami kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit. Unnie bisa pulang sendiri kan?” Tanya seohyun.

“omo, bagaimana bisa itu terjadi?” tiffany terkejut mendengar berita itu.

“aku juga tidak tahu unnie, mian” sesal seohyun yang harus meninggalkan tiffany padahal dirinyalah yang membawa tiffany kemari.

“arasseo. Aku bisa pulang sendiri kau pergilah” ucap tiffany mengerti akan situasi seohyun. Seohyunpun pergi dan menyisakan tiffany sendiri dimeja itu. Tak lama pesanan tiffany dan seohyun tadipun telah tiba.

“hahh~apa enaknya makan ditempat ini jika hanya sendiri” rutuk tiffany, melihat pengunjung lain yang makan dan berbincang dengan pasangan mereka, dan ada juga yang bersama teman mereka.

“aku bahkan tidak tahu arah pulang” kini tiffany memanyunkan bibirnya.

Pasalnya tiffany belum lama kembali ke korea, dia baru saja menginjakan kaki di korea selama 10 hari setelah sekian lama ia tinggal di California. Sejak tiffany berumur 9 tahun ia sudah tinggal di California dan mengemban ilmu disana hingga tingkat menengah atas, itu membuatnya tidak tahu arah jalan di korea.

Tak lama sebuah lagu kembali dimainkan setelah 5 menit berhenti. Instrumen piano milai terdengar lalu terdengarlah suara yang begitu merdu, membuatnya semakin merdu dengan iringan dari piano.

Ouwo~
Oraetdong-an nae maeumen gureum gadeuk biga naeryeo
Ttaseuhan haessal bichugil ganjeolhi baraettjyo

Suara indah itu berhasil merebut perhatian tiffany. Tiffany mengalihkan pandangannya pada seseorang yang sedang berada dipangggung kecil itu.

Taeyeon POV

Aku menarik nafas dengan dalam sebelum mulai bernyanyi. lagu ini adalah lagu favoriteku yang dinyanyikan oleh salah satu member SNSD, girls band terkenal di korea. Suara Piano kini mulai terdengar, aku pun mulai bernyanyi.

Ouwo~
Oraetdong-an nae maeumen gureum gadeuk biga naeryeo
Ttaseuhan haessal bichugil ganjeolhi baraettjyo
Eokkaereul jeoksin bitbang-uldo mareu-myeon naman hollo
Namgyeojikka neomunado duryeowottjyo

Sejak lama, didalam hatiku penuh dengan awan, dan hujan
Untuk matahari hangat yang bersinar aku sungguh-sungguh berharap
Untuk air hujan yang membasahi bahuku saat aku sudah melaluinya, aku sendiri
Begitu takut bahwa hal itu akan tetap tersisa

Aku memejamkan mataku dan bernyanyi dengan sepenuh hati.

Geudaen bitcheoreom bi gaen dwicheoreom
Nae ma-eume tteo-oreujyo ireohke

Kau seperti cahaya, setelah hujan berlalu
Kau datang dalam hatiku, seperti ini

Cause you are naege naerin bitgwa
You are neomu go-un kkumgwa
Ilgob bicheuro on sesang-eul
Deo areumdabge muldeuryeo eonjena
Yeah U R

Karena kamu adalah, cahaya yang mengisi diriku
kamu, seperti mimpi yang indah
Dengan tujuh sinar, yang menyinari seluruh dunia
Yang diwarnai bahkan jadi lebih indah
Yeah U R

Lalu perlahan kubuka kedua mataku, dan kini sosok itu ada dihadapanku duduk tak jauh dariku. Pandangan kami kembali bertemu untuk kesekian kalinya. Aku bernyanyi dengan saling menatap.

Teong bin pureun eondeok wi-e mujigaeneun jibung-i dwae
Geu arae gamanhi nuwo haneureul boayo
Sesang gajang pyeong-onhamgwa cheoeum neukkin seollem
Nuguboda sarangseureowo

Diatas bukit hijau yang kosong pelangi menjadi langit-langit
Aku berbaring dan memandangi langit
Aku baru pertama kali merasakan denyut ini, dengan kedamaian dunia
Merasa lebih dicintai dari orang lain

Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya. Tatapannya begitu mengunciku seolah hanya dirinyalah yang harus aku lihat.

Gogael dollimyeon geudae miso-e
Nado mollae soneul ppeodjyo ireohke

Saat aku menoleh, dan melihat senyummu
Tanpa sadar, aku mengulurkan tanganku, seperti ini

Cause you are naege naerin bitgwa
You are neomu go-un kkumgwa
Ilgob bicheuro on sesang-eul
Deo areumdabge muldeuryeo eonjena Yeah U R

Karena kamu adalah, cahaya yang mengisi diriku
kamu, seperti mimpi yang indah
Dengan tujuh sinar, yang menyinari seluruh dunia
Yang diwarnai bahkan jadi lebih indah, selalu Yeah U R

Nae chang-eul jeoksin biga geuchimyeon
Under the Rainbow geudae gidarigettjyo
Chama nan haji mothaettdeon yaegi mothaettdeon geu modeun bimil
Oneureun jeonhago sipeo

Saat hujan yang membasahi jendelaku berhenti
Dibawah pelangi, kau pasti sudah menunggu
Kisah yang tidak bisa aku katakan
Semua rahasia yang tidak bisa aku katakan
Aku ingin menyampaikannya hari ini
Kau selalu berada disampingku

Dia menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Tiba-tiba dia mengalihkan pandangannya dan memegang kepalanya. Aku bernyanyi dengan terus memperhatikannya. Hingga akhirnya dia bangkit dari kursinya dan pergi.

You are hangsang naui gyeote
You are yeorin nae mam soge
Deo nunbusin-ge areumdabge
On bamhaneureul chae-uneun You’re my star
Yeah U R… Oh U R… U R… Oh U R

Kau berada didalam hatiku yang lembut
Bahkan lebih bersinar dan indah
Mengisi langit malam
Kau adalah bintangku
Yeah U R… Oh U R… U R… Oh U R

Author POV

Nae chang-eul jeoksin biga geuchimyeon
Under the Rainbow geudae gidarigettjyo
Chama nan haji mothaettdeon yaegi mothaettdeon geu modeun bimil
Oneureun jeonhago sipeo

Tiba-tiba sesuatu muncul dari kepala tiffany. Seperti sebuah ingatan atau mungkin sebuah mimpi atau mungkinkah kenyataan?

“Bicheul ssodneun Sky~
Geu arae seon ai (I)~
Kkumkkudeusi Fly~
My Life is a Beauty~”

seorang yeoja berumur 8 thn terlihat sedang bernyanyi dengan lantang saling menatap satu sama lain dengan seorang yeoja kecil yang hanya mendengarkan sambil tersenyum menampakan eyesmile miliknya.

“AKH, apa itu …” tiffany begitu terkejut sesuatu dari pikirannya seperti mimpi berkelebat dikepalanya.

“kau menyukainya?” yeoja 8thn itu bertanya sambil tersenyum namun wajahnya terlihat tidak jelas.

“AKH APPO!” Tiffany mencengkeram kepalanya lalu berlari menuju toilet.

Tiffany POV

“ne, aku menyukainya” ujar yeoja yang memiliki eyesmile itu. Yeoja berumur 8 thn itu tersenyum lebar lalu mengelus rambut yeoja bereyesmile itu dengan hangat dan lembut.

Akh! kepalaku benar-benar sakit. Sebenarnya apa ini. Tuhan tolong aku, seseorang tolong aku. Aku mohon!

***

Author POV

“terimakasih taeyeon-ssi kerjamu hari ini sangat bagus, kau boleh pulang sekarang” ucap menager Bluepink café itu.

“ne, kamsahamnida manager” taeyeon membungkuk lalu keluar dari café tersebut.

Bulan kini sudah menampakkan dirinya. Taeyeon menatap bulan sejenak kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang terhenti. Saat taeyeon sedang berjalan pulang ia merasa seseorang tengah mengikutinya.

Taeyeon mempercepat langkahnya. Ia mengambil jalan gang dan semakin mempercepat langkahnya. Saat ada pertigaan taeyeon bersembunyi membuat seseorang yang mengikutinya kini kehilangan jejak taeyeon. Dengan gerakan cepat taeyeon mengunci tubuh seseorang yang mengikutinya itu ke didinding dan menekan leher orang tersebut dengan pergelangan tangan taeyeon.

“kau-“ ucap taeyeon terkejut saat melihat siapa yang orang mengikutinya itu.

“mengapa kau mengikutiku?” Tanya taeyeon.

“mengapa kau selalu muncul dihadapanku? Mengapa kau selalu menatapku dengan tatapan seperti itu? WAE? WAE?! siapa kau sebenarnya!” taeyeon kembali bertanya dengan nafas yang memburu.

“le-lepas-kan ak-kuh tidak bis-sah ber-nafash” ucap tiffany berusaha mendapatkan udara. Taeyeon pun melepaskan cengkeramannya dan membiarkan tiffany bernafas.

“uhukk uhukk” tiffany terbatuk.

Taeyeon menatap tiffany dengan tatapan tajam membuat tiffany sedikit takut. Tiffany berusaha menjawab pertanyaan taeyeon sebisa yang ia bisa.

“Ak-Akh” saat tiffany sedang berusaha menjawab pertanyaan taeyeon tiba-tiba rasa sakit dikepalanya kembali menghampirinya membuat tiffany mencengkeram kepalanya. Taeyeon yang melihat hanya tersenyum mengejek mengira bahwa tiffany hanya berpura-pura.

“berhentilah berpura-pura sakit, kau pikir aku akan tertipu?” taeyeon mencengkeram kedua tangan tiffany dan mendorongnya kedinding dengan kasar membuat tiffany meringis kesakitan.

“jawab pertanyaanku atau aku akan membuatmu menyesal” taeyeon berkata dengan penuh penekanan dan menatap tiffany tajam.

Sementara tiffany terus meringis menahan rasa sakit dikepala dan punggungnya. Ia tidak bisa melepaskan tangannya dari cengkeraman taeyeon. Rasanya tiffany ingin menangis karena tidak bisa berkata karena menahan sakit. Dengan seluruh tenaga yang tiffany miliki ia berusaha berkata sesuatu pada taeyeon.

“kepalaku benar-benar sakit, bisakah kau membawaku pulang?” tiffany berkata dengan sangat lemah. Wajahnya terlihat sangat pucat dan mata tiffany juga mulai memerah dan berkaca membuat taeyeon melepaskan cengkeramannya.

“kau-benar-benar sakit?” Tanya taeyeon kini dengan nada khawatir. Tiffany hanya mengangguk dan berakhir dengan air mata yang kini lolos dari mata indah milik tiffany.

“aku ingin pulang. Tapi-hiks aku tidak tahu jalan. Handphoneku lowbate dan- hiks kepalaku tiba-tiba sakit, ini benar-benar sakit. hiks-Aku tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa- hiks selain dirimu. Aku benar-benar-hiks takut sendiri disini” air mata tiffany kini semakin deras, ia menunduk dan kembali mencengkeram kepalanya.

Taeyeon yang mendengar penjelasan tiffany kini merasa bersalah karena telah bersikap kasar tanpa tahu alasan tiffany. Taeyeon mendekat dan melepaskan cengkeraman tiffany dikepalanya lalu menggenggam tangannya membuat tiffany menegakkan kepalanya.

“Gwaenchana?” Tanya taeyeon kini menjadi khawatir.

“Uljima… sebenarnya apa yang kau lakukan sendiri disini jika kau tak tahu caranya kembali?” Tanya taeyeon mulai melembut berbeda dari disebelumnya. Taeyeon menghapus air mata yang meluncur di mata indah itu.

“aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Aku akan mengantarmu pulang” ujar taeyeon.

Tifffany mendengarkan setiap perkataan taeyeon dengan baik, rasanya ia tidak asing dengan setiap perkataan itu. Tiba-tiba ingatan aneh itu kembali muncul.

“Gwaenchana?”
“Uljima… sebenarnya apa yang kau lakukan sendirian disini?”
“aku tidak akan membiarkanmu sendirian,”

Ingatan itu..

Dalam ingatan itu tiffany melihat seorang gadis berumur 8 tahun yang terlihat mengkhawatirkannya namun wajah gadis itu sangat tidak jelas sama seperti saat didalam café. Membuat tiffany berfikir keras siapa sebenarnya gadis itu.

“AKH-APPO” tiffany terlalu memaksakan dirinya untuk mengingatnya sehingga membuat kepalanya semakin sakit menjadi-jadi. Tiffany mencengkeram kembali kepalanya dan berteriak kesakitan membuat taeyeon benar-benar khawatir bukan main.

“Agasshi, gwaenchanayo? Sadarlah, tenangkan dirimu” taeyeon berusaha menenangkan tiffany.

“AKH-APPO!” tiffany semakin berteriak keras dan juga semakin mencengkeram kepalanya dengan kuat. Taeyeon melepaskan cengkeraman tiffany dengan paksa dan memeluknya. Tiffany terus meronta membuat taeyeon semakin mengeratkan pelukannya.

“Tenanglah! Kau hanya membuat dirimu semakin sakit” ujar taeyeon. tiffany akhirnya mulai berhenti meronta. Ia merasa tubuhnya sangat lemas.

“aku tidak akan membiarkanmu sendirian, aku akan selalu ada disampingmu dan menjagamu kapanpun.. dimanapun.. dalam kondisi apapun.. kau harus ingat itu”

Itulah perkataan terakhir yang tiffany ingat sebelum akhirnya tiffany merasakan tubuhnya semakin lemas dan pandangannya menjadi gelap.

“Agasshi! Agasshi!” taeyeon mencoba menyadarkan tiffany namun tiffany tidak merespon sama sekali.

***

“gomawo oppa aku senang sekali hari ini” ucap Jessica tersenyum.

“emm, kau tidak perlu berterimakasih jessie. Aku juga senang bisa berjalan-jalan bersamamu” siwon membalas senyum Jessica. pernyataan siwon membuat hati Jessica sangat berbunga-bunga. jessica mengalihkan pandangannya keluar mobil dan tersenyum lebar.

Hari ini mereka benar-benar menikmati acara shoping mereka. Mereka mengunjungi banyak tempat dan tentu banyak barang yang mereka beli terutama Jessica si penggila shoping seperti tiffany. Tak lupa mereka juga membelikan beberapa barang dan pakaian untuk tiffany.

“baiklah kita sampai” siwon menyadarkan jessca.

“restoran jepang?” Tanya Jessica melihat nama restoran tersebut.

“ne, kita sudah lama tidak makan makanan jepang bersama” jawab siwon singkat lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Jessica.

Mereka sudah mendapat tempat dan mulai melihat menu-menu yang ada disana. Tak lama pelayan pun datang dan menuliskan pesanan siwon dan Jessica. setelah pelayan pergi mereka berbincang ringan sambil sesekali tertawa.

“jessie, aku ingin ke toilet dulu sebentar” ujar siwon, Jessica hanya mengangguk lalu siwon pun pergi ke toilet.

Jessica POV

Saat oppa sudah kembali dari ke toilet tiba-tiba aku teringat akan ucapan tiffany beberapa waktu lalu.

“kurasa kau yang harus menyatakan cintamu lebih dulu”

Huff~ haruskah aku menyatakannya lebih dulu? Tidak Jessie kau tidak boleh melakukanya. Dimana kau akan simpan harga dirimu nanti! Aku akan menunggu sampai oppa menyatakan cintanya padaku lebih dulu.

“ayolah Jessie, oppa bilang dia tidak akan pernah menyatakan cintanya. Kalau bukan kau yang memulai lalu siapa lagi? Kau ingin oppa dimiliki orang lain?”

Aku kembali teringat akan ucapan tiffany. Bagaimana jika siwon oppa dimiliki oleh orang lain? Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Tapi aku tidak bisa menyatakan cintaku lebih dulu, bagaimana jika dia tidak mencintaiku?

“Aku serius, oppa bilang sekarang dia tinggal satu atap. Kau pikir siapa lagi jika bukan kau Jessie”

Perkataan tiffany kembali muncul di kepalaku. Tiffany benar, siapalagi orang itu jika bukan aku? Hanya aku orang luar yang ada dirumah itu.

“Nyatakan perasaanmu pada oppa hari ini atau tidak sama sekali”

Perkaataan terakhir tiffany kini terngiang-ngiang di kepaku.

“Jesssie, are you okay?” suara siwon oppa menyadarkanku dari pikiranku sendiri.

“I’m okay oppa” aku menjawab dengan senyum cerah.

“kau terlihat aneh. Apa yang kau pikirkan sampai kau mengerutkan keningmu dan menggeleng-gelengkan kepalamu seperti itu” siwon oppa berkata sambil terkekeh.

“oppa, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu” ucapku.

Jessie ayo kau pasti bisa! Katakan sekarang atau tidak sama sekali!

Author POV

“oppa, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu” ucap Jessica kini dengan nada serius.

“aku…” Jessica terlihat ragu mengatakannya.

“aku … menyukaimu” pengakuan Jessica membuat siwon tersenyum.

“aku juga menyukaimu Jessie, kau tahu itu” siwon menjawab dengan enteng.

“bukan itu maksudku. aku benar-benar menyukaimu-any maksudku aku mencintaimu oppa” penjelasan Jessica membuat senyum siwon perlahan menghilang.

“berhenti main-main Jessie, ini bukan hal yang pantas untuk dijadikan lelucon” ucap siwon berharap bahwa Jessica menghentikan leluconnya.

“aku serius oppa, aku tidak main-main. Aku benar-benar mencintaimu. sudah lama aku memendam perasaan ini untukmu oppa” Jessica meyakinkan siwon bahwa dirinya tidak sedang main-main.

“aku tidak bisa Jessie” tolak siwon.

“aku tahu kau menyukaiku, lalu kenapa kau tidak bisa?” Tanya Jessica ingin mendapat penjelasan.

“kau adalah keluargaku, kau sudah kuanggap sebagai adik jessie” ujar siwon.

“tapi aku bukan adikmu oppa, kau hanya perlu menghapus mainset bahwa kau menganggapku sebagai adik. Hmm?” balas Jessica.

“maafkan aku, aku tetap tidak bisa. Aku tidak akan pernah bisa jess” tolak siwon.

Mata Jessica mulai memerah dan berkaca-kaca. Ia berusaha menahan air mata yang meronta ingin keluar dari tempatnya.

“wae? Malhaebwa oppa.. berikan alasan mengapa kau tidak bisa menerimaku?” Tanya Jessica dengan nada pelan. ia ingin tahu alasan mengapa siwon tidak bisa memerimanya walaupun pada akhirnya ia akan semakin merasa sakit.

“…………………………….”

“apa oppa menyukai orang lain?” Tanya Jessica kembali karena tidak mendapat jawaban.

“ne, I’m so sorry Jessie” sesal siwon menatap Jessica. Jessica yang bersusah payah menahan air matanya kini akhirnya tidak bisa menahannya lagi. Air mata yang sedari tadi meronta kini berhasil lolos dari tempatnya, membasahi pipi mulus jessica.

“oppa, apa kau pernah mencintaiku?” Tanya jessica sambil menundukkan kepalanya.

“ne…. aku pernah mencintaimu, bahkan sangat. Tapi sekarang aku sudah menyukai orang-“ jawaban siwon terpotong. Jessica sengaja memotong ucapan siwon dan bertanya kembali.

“siapa dia?” pertanyaan jessica membuat siwon terdiam. Siwon tidak bisa menjawab pertanyaan itu.

“orang yang oppa cintai kini tinggal satu atap dengan oppa, jika bukan aku lalu siapa dia?” pertanyaan itu benar-benar membuat siwon terkejut. Dari mana jessica bisa tahu itu, siwon tidak pernah mengatakan hal ini pada siapapun.

“tell me… apa orang itu tiffany?” tebakan jessica membuat siwon melebarkan matanya.

“oppa, kau tidak bisa menyimpan perasaan itu. Tiffany adalah adikmu, sadarlah oppa!” jessica berkata dengan nada sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

“aku tidak pernah menganggap tiffany sebagai adikku! Jadi jangan mencoba untuk mengaturku Jessie!” ucap siwon dengan nada lebih tinggi dari jessica.

“OPPA! kau benar-benar gila! Bagaimana bisa-“ siwon memotong ucapan jessica dengan emosi.

“CUKUP JESSIE! Aku tidak ingin mendengarnya!” siwon mendekat kearah jessica dan mendorong jessica hingga jessica kini berada dibawah siwon. Jessica mencoba bangkit namun siwon menahannya dengan kuat.

“dengar, aku harap kau tidak memberitahukan ini pada siapapun. Jangan buat aku melukaimu Jessie. Kau tahu betapa aku menyayangimu bukan?” siwon berkata dengan nada lembut.

Lalu siwon mendekatkan wajahnya ke wajah jessica, lalu siwon mencium kening jessica. Sedangkan jessica hanya memejamkan matanya sambil menangis, ia tidak menyangka semua ini terjadi padanya.

Siwon bangkit kemudian pergi meninggalkan jessica yang kini menangis kesakitan.

***

Sabtu, 25 January 2014

Author POV

Matahari kini sudah menampakkan dirinya untuk menerangi muka bumi. Burung-burung bersenandung ria menyambut sang cahaya. Pagi ini cuaca sangat cerah membuat orang-orang bersemangat untuk menjalankan aktivitasnya dipagi hari ini.

Namun berbeda dengan gadis yang sedang tertidur disebuah kamar yang tak terlalu besar ini. Ia masih tertidur dengan nyenyak sambil mengeratkan selimut ketubuhnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 pagi. Matahari semakin naik kepuncak dan cahayanya kini semakin menembus jendela dekat gadis yang sedang tertidur itu. Cahaya itu tepat mengenai wajahnya sehingga membuat gadis itu merasa terganggu dengan cahanya.

Tiffany POV

Hmm, siapa yang membukakan jendela kamarku? Aku sudah mengatakan untuk tidak membukanya saat aku sedang tidur apalagi disaat hari libur seperti ini. Pasti siwon oppa yang melakukannya, dia tidak pernah mendengarkan ucapanku. Menyebalkan sekali. Lalu tak lama aku mendengar seseorang membuka pintu kamarku dan masuk.

“Sudah kubilang jangan membukakan jendela jika aku sedang tidur. Lagipula ini hari libur oppa” aku berbicara dengan suara serak dan masih memejamkan mataku.

“kau tidak pernah mengatakan itu padaku, dan aku bukan oppamu”

Tunggu! Suara siapa itu. Aku tidak mengenal suara itu. Aku langsung membuka mataku dan segera bangun lalu mendudukan diriku untuk melihat siapa orang yang ada di kamarku ini. Kulihat wanita yang pernah mencelakaiku dengan bola basket sedang berdiri didekat pintu.

“YA! APA YANG KAU LAKUKAN DIKAMARKU!” teriakku lalu melempar yeoja hitam itu dengan sebuah bantal. Namun yeoja itu dengan mudah menangkap bantal yang kulempar.

“YA! Harusnya aku yang bertanya padamu mengapa kau ada dikamarku!” ujarnya ketus.

“mwo?!” aku tidak mengerti sama sekali apa yang dia maksud.

“lihatlah sekelilingmu, benarkah ini kamarmu?” ucapnya.

Lalu kuedarkan pandanganku, apa ini? Sejak kapan kamarku sekecil ini? Sejak kapan aku mengganti cat kamarku? OMG!!!!!! Ini bukan kamarku!

“dimana ini? Mengapa aku bisa ada disini?” tanyaku. Apa aku baru saja diculik?

“kau tidak ingat? Harusnya aku yang bertanya begitu padamu. Apa hubunganmu dengan taeyeon? Sejak kapan kau dekat dengannya?” dia beruntun memberiku pertanyaan.

Taeyeon? ah, aku ingat sekarang. Kau benar-benar bodoh tiffany.

“taeyeon, dimana dia?” tanyaku tak mempedulikan pertanyaannya tadi.

“dia-“ ucapannya terpotong oleh seseorang yang membuka pintu kamar.

Author POV

“taeng kau sudah pulang? Kenapa cepat sekali?” Tanya yuri saat melihat taeyeon yang baru saja membuka pintu kamar.

“eoh, aku meminta ijin. Aku membelikanmu jjajjangmyeon, kusimpan diruang tengah” ujar taeyeon. Lalu duduk disebelah tiffany

“kau mengambil ijin? Kau mengambil ijin karena wanita ini? Wae~? Kau tidak pernah mengambil ijin untukku, sunny, yoong, ataupun soo. Kau tidak pernah mengambil ijin disaat kami memintamu untuk berkumpul bersama. lalu sekarang kau mengambil ijin untuknya?” yuri tak percaya bahwa taeyeon ijin dari pekerjaannya karena wanita asing ini.

“yul ini berbeda” sanggah taeyeon menatap yuri.

“apa yang berbeda? Apa karena kami tidak penting dan dialah yang lebih penting?” pertayaan yuri membuat taeyeon mengerutkan keningnya. Menurutnya yuri sangat kekanak-kanakan hari ini.

“situasi yang membedakan yul. Aku juga membeli susu, kau boleh meminumnya” taeyeon menjawab dengan tenang mengalihkan pembicaraan mereka dengan memasukan kata susu kesukaan yuri.

“kau mengalihkan pembicaraan taeng. Katakan padaku situasi seperti apa yang membuatnya berbeda?” yuri menyadari taeyeon yang mencoba mengalihkan pembicaraan. Yuri kini semakin menyudutkan taeyeon.

“hentikan yul, kita bisa membicarakan ini nanti saat hanya ada kita berdua” taeyeon mencoba menghentikan yuri.

“wae? Kau tidak ingin wanita ini menjadi merasa bersalah” ujar yuri.

Kini taeyeon mulai sedikit emosi akan sikap kekanak-kanakan yuri. Sedangkan tiffany hanya terdiam mendengarkan pembicaraan taeyeon dan yuri.

“ada apa denganmu yul? Kau sangat kekanak-kanakan. Kau membuat kejadian ini seolah menjadi masalah besar. Kau hanya sedang ber-mood jelek hari ini jadi hentikan saja, hmm?” ujar taeyeon menahan emosinya lalu mengalihkan perhatiannya pada kantung yang ia pegang.

Taeyeon mengeluarkan box makanan yang berisikan bubur dari kantung plastik, namun pergerakannya terhenti saat mendengar ucapan yuri yang kembali mengiris hatinya.

“kekanak-kanakan? Siapa yang kekanak-kanakan disini? Kau yang kekanak-kanakan taeng! Kau menyerah begitu saja hanya karena kepolisian menghentikan pencarian adikmu. Kau menolak bantuan yang kami berikan dan hanya akan menyerahkan semua pada takdir?” ketus yuri yang kelepasan bicara membuat taeyeon terdiam.

Taeyeon masih diam tidak merespon. Taeyeon merasa matanya memanas, ia mengepalkan tangannya. Tiffany hanya diam memperhatikan taeyeon yang duduk disebelahnya. Keadaan ini semakin membuat tiffany penasaran akan taeyeon. Yuri yang sadar akan kesalahannya yang tidak bisa mengontrol ucapannya hanya bisa menggigit bibir. Kini suasana menjadi hening.

“t-taeng.. mian” ucap yuri merasa bersalah.

taeyeon yang mendengar permintaan maaf yuri kini melemaskan kepalannya. Ia mengangkat kepalanya dan memandang yuri dengan tersenyum.

“gwaenchana, itu memang kenyataan” ucap taeyeon, sementara yuri hanya terdiam.

“Yul aku tidak ingin bertengkar denganmu, bisakah kita hentikan?” ujar taeyeon.

“eoh, aku akan memakan jjajjangmyeon dan susu yang kau bawa” setelah menjawab taeyeon yuri keluar dari kamar menyisakan taeyeon dan tiffany.

Taeyeon memberikan box makanan yang ia beli pada tiffany, namun tiffany hanya diam tak menerima box itu. Taeyeon yang mengerti tatapan penuh pertanyaan tiffany akhirnya angkat bicara.

“semalam kau pingsan. Aku tidak bisa membawamu pulang karena aku tidak tahu alamat rumahmu. Aku juga tidak tahu password handphonemu. Demammu sangat tinggi semalam jadi aku membawamu kemari” jelas taeyeon membuat tiffany mengerti.

Sebenarnya tiffany sangat ingin menanyakan mengenai apa yang yuri ucapkan tadi, namun ia mengurungkan keinginannya karena taeyeon telihat sedih sejak mendengar ucapan yuri tadi, meskipun taeyeon tidak memperlihatkannya tapi tiffany bisa melihat rasa sedih itu.

“makanlah” taeyeon meraih tangan tiffany dan memberikan box makanan tersebut.

“apa ini?” Tanya tiffany.

“bubur. Setelah ini aku akan mengantarmu pulang” ucap taeyeon lalu bangkit dari duduknya, saat taeyeon akan melangkahkan kakinya tiffany menahannya.

“kau seharusnya menyuapiku, aku sedang sakit sekarang” pinta tiffany.

Sebenarnya tiffany hanya beralasan karena menurutnya ini kesempatan untuknya agar bisa menjadi dekat dengan taeyeon. Taeyeon menyipitkan sebelah matanya lalu kembali duduk dan mengambil box tersebut. Taeyeon mulai menyuapi tiffany.

“kenapa kau mau menolongku? Kau bisa saja membiarkanku pingsan dijalan” tiffany memulai perbincangan.

“semua orang akan melakukan hal yang sama jika ada diposisiku” jawab taeyeon lalu kembali menyuapi tiffany.

“lalu kenapa kau mengambil ijin? Kau bahkan tidak pernah melakukan itu untuk teman-temanmu” tiffany kembali bertanya.

“aku sudah berjanji akan mengantarmu pulang, hanya bertanggung jawab” jawab taeyeon seperlunya.

Entah mengapa jawaban taeyeon membuat tiffany sedikit kecewa. Taeyeon kembali menyuapi tiffany namun tiffany hanya diam tak membuka mulut.

“apa hanya itu?” pertanyaan tiffany membuat pandangan mereka bertemu. Taeyeon kembali merasakan kehangatan dan kenyamanan dari tatapan mata itu. Lalu tak lama tiffany tersenyum menampakkan mata bulan sabitnya membuat taeyeon terpesona.

DEG DEG DEG

Jantung taeyeon berdetak dengan kencang, membuat dirinya tak nyaman. Taeyeon mengalihkan pandangannya dari tiffany.

“Tiffany. Namaku tiffany hwang. Kita pernah bertemu sebelumnya kau ingat?” tiffany memperkenalkan dirinya.

“aku tidak punya alasan untuk mengingatmu dan aku juga tidak menanyakan namamu” taeyeon menjawab dengan dingin. Tiffany yang mendengar itu menjadi cemberut.

“kau benar-benar keterlaluan. Aku tidak mau makan, nafsu makanku hilang” ujar tiffany membaringkan tubuhnya dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

“hei, kau harus tetap makan agar tubuhmu tidak lemas” ujar taeyeon.

“…………..”

“hei, ireona. Apa kau tidak ingin pulang? Aku akan mengantarmu jika kau mengahabiskannya” taeyeon berusaha membujuk tiffany.

“……………..”

“hei, kau tidur?” Tanya taeyeon karena tidak mendapat respon setiap ia berbicara. Taeyeon pun membuka selimut yang menutupi tubuh tiffany.

“namaku bukan hei jadi berhenti memanggilku hei. Kau menyebalkan!” ketus tiffany menarik selimut yang taeyeon buka tadi.

“arasseo tiffany-ssi, tapi kau harus menghabiskan makanmu. Apa kau tidak ingin pulang?” ujar taeyeon

“ne, aku tidak mau pulang! Aku akan disini dan merepotkanmu sampai kau meminta maaf karena bersikap keterlaluan padaku!” tiffany berbicara sedikit keras sambil membuka selimut yang menutupi wajahnya lalu menutupnya kembali. Sikap kekanak-kanakan tiffany justru terlihat lucu dimata taeyeon. Taeyeon tersenyum tanpa dirinya sadari.

“arasseo, mainhae” ucap taeyeon.

“tidak terdengar tulus” ketus tiffany.

“tiffany-ssi aku benar-benar minta maaf. Maukah kau memaafkanku?” ucap taeyeon tulus.

Mendengar permintaan maaf taeyeon, tiffany pun bangkit dari tidurnya dan tersenyum lebar memperlihatkan eyesmilenya membuat taeyeon terkejut dengan bangkitnya tiffany secara tiba-tiba dan ditambah dengan senyuman maut tiffany.

“aku akan memaafkanmu jika kau mengabulkan satu permintaanku” ujar tiffany mendekatkan wajahnya dengan wajah taeyeon yang kini sedikit memerah karena jarak mereka yang cukup dekat, hanya berjarak sekitar 13cm.

“m-mwo?” Tanya taeyeon tergagap.

“jadilah temanku” pinta tiffany masih menampilkan senyuman mautnya.

***

Yuri POV

Babo! Babo!

Kau benar-benar bodoh yul! Bagaimana bisa kau sampai keceplosan seperti itu! Taeyeon pasti sangat sedih mendengar perkataanku tadi. Aku harus meminta maaf lagi pada taeyeon. Dia pasti merasa kecewa padaku.

Aku memakan jjajjangmyeon yang taeyeon belikan untukku. hahh~ sebenarnya siapa yeoja itu? Taeyeon bukan orang yang akan merelakan pekerjaannya untuk seseorang.

Tok Tok Tok

Tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk pintu kontrakanku. Aku bangkit dari dudukku dan berjalan membukakan pintu.

“Annyeonghasaeyo nona muda kwon”

Seorang pria berpakaian rapi dengan setelan jas hitam memberi hormat padaku membuat aku menghela nafas.

***

Author POV

“annyeonghasaeyo nona muda kwon” para pelayan rumah memberi hormat pada nona muda kwon yang baru saja tiba.

“kalian tidak perlu menyambutku seperti itu, aku bukan nona muda lagi” yuri menjawab dengan dingin.

Tak lama Kwon boa selaku nyonya dirumah itu datang dari kamarnya menghampi anak tercintanya yang sangat ia rindukan setelah beberapa tahun tak bertemu semenjak yuri lulus sekolah menengah atas.

“anakku. Eomma sangat merindukanmu sayang” kwon Boa memeluk yuri dengan erat menyalurkan rasa rindunya selama ini.

“nado eomma” yuri membalas pelukan sang eomma.

“dimana appa?” Tanya yuri melepaskan pelukan eommanya.

“appamu ada di ruang kerja sayang” nyonya kwon menjawab. Yuri melangkahkan kakinya menuju ruang kerja sang appa.

Tok tok tok

Yuri mengetuk pintu dan masuk kedalam. Disana terlihat seorang pria paru baya sedang duduk di meja kerjanya. Yuri mendekat dan memberi salam pada pria yang berstatus sebagai appa tersebut.

“mengapa mencariku? Kukira kau tidak ingin melihatku lagi” Tanya yuri to the point pada appanya.

“kembalilah kerumah ini. Eommamu sangat merindukanmu” ujar kwon yunho.

“aku tidak menyangka kau akan mengatakan hal itu padaku” ujar yuri.

“kau adalah keluarga kwon, sudah seharusnya kau tinggal dirumah mewah ini bukan disebuah kontrakan jelek seperti yang kau tinggali itu. Kau adalah penerus kwon corp, apa yang akan orang lain katakan jika mereka tahu” ujar kwon yunho yang sedang membaca laporan perusahaan lalu mengalihkan pandangannya pada yuri.

“aku tidak pernah mengatakan bahwa aku setuju untuk menjadi penerusmu” yuri berkata dengan menahan emosi.

“sadarlah kwon yuri! Kaulah satu-satunya penerus kwon Corp! kau tidak bisa menghindar dari nasibmu, hanya marga KWON lah yang akan menjadi penerus kwon corp dan itu adalah KAU KWON YURI!” kwon yunho kini mulai emosi mendengar penolakan sang anak untuk kesekian kalinya.

“kalau begitu aku akan mengubah margaku, jadi jangan pernah mencariku lagi atau menemuiku!” ketus yuri membalikan tubuhnya dan melangkahkan kakinya menuju pintu, namun langkahnya terhenti mendengar ucapan kwon yunho.

“jika kau tetap seperti ini akan ku buat kau menyesali keputusanmu! akan kuhancurkan semua yang kau miliki dan aku akan memulai dari orang terdekatmu” ujar yunho mengancam yuri. Yuri begitu terkejut mendengar ucapan sang appa, yuri pun membalikkan tubuhnya kembali menghadap yunho.

“KWON YUNH-“ ucapan yuri terputus, yunho baru saja menampar yuri. pipi yuri kini memerah dan mulai terlihat bekas telapak tangan kwon yunho yang menampar yuri dengan keras.

“yeobo! Hentikan! Apa yang lakukan pada anakku!” kwon boa yang menguping di balik pintu kini masuk ruangan kerja yunho dan melindungi yuri dibalik punggungnya. Yuri benar-benar terkejut atas tamparan itu, ini pertama kalinya ia mendapat kekerasa fisik dari appanya.

“LIHAT ANAKMU! DIA BENAR-BENAR ANAK KURANGAJAR! BERANI SEKALI KAU MENYEBUT NAMA APPAMU SAMBIL BERTERIAK! DASAR TIDAK TAHU TERIMAKASIH, AKU SUDAH MERAWAT DAN MEMBESARKAN MU! KAU TERLALU LAMA TINGGAL DILUAR DAN BERGAUL DENGAN ANAK MISKIN ITU MEMBUATMU TIDAK TAHU SOPAN SANTUN!” teriak yunho dengan emosi pada yuri. ucapan yunho justru malah membuat yuri tersenyum miris.

“merawat dan membesarkanku? Sejak kapan kalian melakukan itu untukku?! Ahjumma-lah yang merawatku hingga aku dewasa, aku sendiri yang merawat diriku hingga saat ini! Disaat aku membutuhkan kalian dan kasih sayang kalian dimana kalian berada? Kalian bahkan tidak pernah memperhatikanku barang sedikitpun, kalian melahirkanku hanya untuk menjadikanku boneka yang bisa kalian atur seenaknya!” yuri kini mengatakan semua yang ia pendam selama ini pada kedua orang tuanya.

Setelah mengungkapkan rasa kecewanya itu yuri pergi dari rumah mewah itu. Yuri hanya berjalan di trotoar mengikuti kemana langkah kakinya membawanya.

***

Jessica POV

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WKS. Sudah sejak tadi pagi aku meninggalkan rumah daddy hwang dan pergi ke taman. Aku benar-benar tidak tahu harus bersikap seperti apa saat berhadapan siwon oppa.

ini terlalu menyakitkan bahwa siwon oppa mencintai adiknya sendiri. Apa yang harus aku katakan pada tiffany, aku tidak bisa membiarkan ini. Haruskah aku mengatakannya pada tiffany? Atau pada daddy hwang?

“dengar, aku harap kau tidak membertahukan ini pada siapapun. Jangan buat aku melukaimu Jessie”

Huff~ aku kembali teringat akan kejadian itu. Siwon oppa sangat menyeramkan saat itu, aku benar-benar tidak mengenalnya. Tatapan matanya benar-benar membuatku merinding. Apa benar oppa akan melukaiku jika aku memberitahukan hal ini pada tiffany atau daddy hwang? Pikiranku benar-benar sedang dilanda kecemasan. Saat aku sedang berjalan tiba-tiba seseorang menubrukku membuatku bokongku terduduk ditanah.

“YA! Apa yang-KAU?!” ucapku tak percaya melihat siapa yang baru saja menubrukku. Hari-hariku selalu menjadi suram jika bertemu dengannya.

Author POV

“mian” ucap yuri singkat lalu kembali berjalan.

“YA! Brengsek! Kau pikir maaf saja cukup?!” jessica berteriak dan melempar tasnya tepat mengenai kepala yuri membuat yuri menghentikan langkahnya.

Yuri berbalik dan mulai mendekati jessica. kini jarak mereka sudah cukup dekat, yuri memeluk jessica secara tiba-tiba. Jessica membulatkan matanya tas apa yang yuri sedang lakukan padanya. Jessica mulai memberontak namun akhirnya ia menghentikannya saat mendengar permintaan yuri.

“sebentar saja, kumohon. Biarkan aku memelukmu sebentar saja” pinta yuri dengan suara seperti berbisik.

5 menit berlalu yuri masih memeluk Jessica. jessica bisa merasakan bajunya kini sedikit basah. Merasa tubuhnya mulai pegal jessica pun memecahkan keheningan.

“sampai kapan kau akan memelukku?” Tanya jessica. yuri yang mendengar pertanyaan jessica segera menghapus air matanya dan melepaskan pelukannya.

“maaf, dan terimakasih. Aku juga benar-benar minta maaf karena menubrukmu tadi, aku sungguh tidak sengaja” yuri berkata dengan penuh penyesalan. Jessica bisa merasakan penyesalan yang yuri rasakan dan akhirnya memutuskan untuk memaafkannya.

“it’s okay” jessica menjawab dengan singkat.

“kau mau ikut aku kesuatu tempat? kajja” tanpa menunggu jawaban jessica yuri langsung menarik lengan jessica dan membawanya pergi.

***

“honey?”

Tok tok tok

“tiffany honey?”

Mr.hwang mengetuk kamar tiffany dan memanggilnya. Namun tidak ada respon sedikitpun. Mr.hwang sedikit merasa aneh karena sejak kemarin saat ia pulang dari rumah sakit hingga sekarang ia belum bertemu dengan tiffany. Ia berfikir mungkin tiffany sedang tidak enak badan karena itu ia pergi kekamar tiffany.

Karena tidak ada respon dari tiffany mr.hwang pun masuk kekamar tiffanty. Ia merasa aneh karena tiffany tidak ada dikamarnya dan kamarnyapun masih tertata rapi. Biasanya tiffany saat hari libur selalu tidur hingga menghabiskan waktu siang. Merasa ada yang tidak beres mr.hwang pun mencoba menelpon tiffany. Tak lama kemudian seseorang mengangkat telepon tersebut.

“yeobseo?” terdengar suara asing yang kini mengangkat telepon tersebut.

***

“ini, minumlah” taeyeon menyodorkan minuman ramuan demam.

“apa ini?” Tanya tiffany yang penasaran akan minuman yang diberikan taeyeon.

“ini ramuan yang bisa meredakan demam dan pusing” ujar taeyeon.

“baunya tidak enak, aku tidak mau” tiffany menolak meminum ramuan itu.

“baiklah kalau tidak mau aku pergi saja” ujar taeyeon tidak mau ambil pusing.

“kemana? Kau akan meninggalkanku sendiri disini?” tiffany mencoba menahan taeyeon yang akan pergi.

“eoh, aku akan pergi bekerja” jawab taeyeon.

“Kau bilang kau akan mengantarku pulang, lagipula kau sudah ijin tadi” ujar tiffany.

”aku bilang akan mengantarmu pulang jika kau menghabiskannya” ucap taeyeon.

“aku sudah menghabiskan buburnya” tiffany berkata karena bingung apa yang dikatakan taeyeon.

“Aku bilang jika kau menghabiskannya bukan menghabiskan buburnya, itu berarti bukan hanya bubur saja tapi juga semua yang aku suruh untuk makan atau minum” taeyeon menjelaskan.

“tapi-“ ucapan tiffany terpotong oleh suara deringan telepon miliknya. Tertera nama daddy dilayar handphone tersebut. Saat tiffany akan mengangkat telepon tersebut taeyeon merebut telepon tersebut dan mengangkatnya.

“yeobseo?” sapa taeyeon.

“tiffany? Siapa disana, ini bukan suara putriku” ujar daddy hwang yang cemas karena yang mengangkat telepon tersebut bukanlah putrinya.

“taeyeon imnida. Putri anda ada dirumah saya. saya membawanya karena putri anda demam dan tidak sadarkan diri” taeyeon menjelaskan pada daddy tiffany.

“kau bilang putriku tidak sadarkan diri? Lalu bagaimana keadaannya sekarang, apa dia baik-baik saja?” Tanya daddy tiffany cemas akan anaknya.

“putri anda baik-baik saja. Demamnya juga sudah mulai turun” jawaban taeyeon dapat sedikit menenangkan hati daddy tiffany dan juga sedikit membuatnya bernafas lega.

“baiklah berikan aku alamatmu, aku akan menjemputnya” ujar daddy tiffany. Taeyeonpun memberikan alamat rumahnya.

***

Yuri dan jessica kini sudah sampai ditempat yang yuri tuju. Yang membuat jessica heran adalah yuri membawanya ke sungai han, ia kira yuri akan membawanya ketempat yang indah namun ternyata dugaannya salah.

“kau menarikku begitu saja hanya untuk membawaku ke tempat ini?” jessica berkata dengan nada tidak suka.

“ne, kau tidak menyukainya?” Tanya yuri setelah mendengar ucapan jessica yang tidak suka yuri membawanya kemari.

“oh yang benar saja ini sungai han, tidak ada yang menarik disini” jessica mengemukakan pendapatnya, yuri yang mendengar ucapan jessica hanya tersenyum tipis.

“benarkah tidak ada yang menarik disini? Mungkin memang hanya air yang bisa kau lihat, tapi justru air itulah yang membuat menarik” ujar yuri memandang sungai han yang tenang. Jessica menolehkan kepalanya pada yuri tidak mengerti akan apa yang yuri diucapkan.

“air disini terlihat sangat tenang, tidakkah kau merasakannya. Saat aku sedang memiliki sebuah masalah yang membebani pikiranku aku selalu datang kemari dan memperhatikan air yang menggenang dan mengalir dengan tenang. Itu membuatku terbawa suasana dan sejenak melupakan semua. Terkadang dengan ketenangan ini aku dapat menemukan solusi dari permasalahan itu” yuri kembali menjelaskan karena tidak mendapat respon dari jessica.

“mengapa kau mengatakan ini padaku?” Tanya jessica.

“aku hanya ingin berbagi tempat yang selalu membuatku merasakan rasa tenang padamu. Tidakkah kau memiliki sebuah masalah?” ujar yuri menolehkan pandangannya pasa jessica.

“kita tidak sedekat itu sampai bisa berbagi tempat” jessica menaikkan sebelah alisnya.

“sepertinya kau sangat tidak menyukaiku?” yuri bertanya karena setiap bertemu jessica selalu memberikan tatapan tidak suka dan ketus padanya.

“eoh, many” jessica menjawab dengan singkat, padat dan jelas.

“bisakah kita berteman saja? Ubahlah pandanganmu selama ini padaku. Aku tidak seburuk itu” pinta yuri pada jessica.

“mengapa aku harus melakukannya?” jessica tidak mengerti mengapa ia harus melakukan apa yang yuri ucapkan.

“karena kau membutuhkan teman, begitupun aku” jawaban yuri membuat jessica tidak bisa berkata.

“kita sebagai manusia membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati kita, dan aku tidak bisa menceritakan ini pada teman-temanku, karena itu aku membutuhkanmu. Aku yakin kau orang dapat menjaga rahasia, Begitupun sebaliknya” lanjut yuri.

Perkataan yuri memanglah benar ia memang membutuhkan teman untuk mencurahkan isi hatinya. Ia tidak bisa memendam semuanya sendiri.

***

Tuan hwang yang berada diperjalanan kini telah sampai dirumah kecil taeyeon. Tuan hwang mengetuk pintu dengan cemas, taeyeon yang mendengar suara ketukan itu membukakan pintu.

“apa kau taeyeon? dimana putriku?” Tanya tuan hwang begitu melihat taeyeon.

“ne, dia ada dikamarku” jawab taeyeon. Tuan hwang pun berjalan cepat menuju kamar taeyeon. Disana terlihat tiffany sedang berbaring, wajahnya terlihat sedikit pucat.

“daddy” ucap tiffany begitu melihat tuan hwang.

“honey, are you okay?” Tanya tuan hwang mendekat. Tiffany hanya mengangguk sambil memperlihatkan senyum mematikannya. Tuan hwang langsung memeriksa keadaan tiffany. Suhu tubuhnya hangat.

“apa kampus memberatkanmu? Kau terlalu stress dan itu membuatmu demam” ujar tuan hwang pada tiffany.

“aku baik-baik saja dad, aku hanya kurang istirahat saja” tiffany mencoba menghilangkan rasa khawatir daddynya.

“arasseo, sebaiknya kita pulang. Kau harus beristirahat” tuan hwang menggendong tiffany dan melangkahkan kakinya dari rumah kecil itu. Taeyeon mengikuti tuan hwang dan membantu membukakan pintu mobil untuk tiffany.

“terimakasih taeyeon-ssi sudah menjaga putriku. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika dia tidak bertemu denganmu. Putriku jadi merepotkanmu” ujar tuan hwang tersenyum pada taeyeon.

“gwaenchasimnida” ujar taeyeon. Tuan hwang pun pergi bersama tiffany dengan mobil yang tuan hwang bawa.

Melihat begitu perhatiannya tuan hwang pada tiffany membuat taeyeon merindukan orang tuanya. Taeyeon hanya menghela nafas dan kembali masuk kerumah kecil miliknya dan yuri.

***

Tok Tok

Seseorang mengetuk pintu kamar bercat pink membuat pemiliknya menolehkan kepalanya melihat siapa yang mengetuk. Terlihat jessica masuk dan duduk disamping tiffany yang sedang duduk diranjang.

“tiff, kau baik-baik saja? Daddy hwang bilang kau sakit” Tanya jessica.

“aku baik-baik saja. Darimana saja, kenapa baru pulang” Tanya tiffany karena jessica baru pulang dasaat jam menunjukkan pukul 8 malam.

“ini baru jam 8 tiff, aku hanya berjalan-jalan bersama teman” ucap jessica.

“nugu? Hyunie?” Tanya tiffany penasaran. Jessica hanya menggelengkan kepalanya.

“aku tidak tahu kau punya teman selain aku dan hyunie, siapa dia?” Tanya tiffany makin penasaran.

“aku akan memperkenalkannya padamu nanti” ujar jessica.

“oh ya, aku memutuskan untuk tinggal di apartemen. Aku mungkin akan pindah secepatnya” jessica kembali berbicara. ucapan jessica membuat tiffany terkejut.

“why? Kenapa harus pindah? Kau bisa tinggal disini bersamaku sampai kapanpun jess” ujar tiffany tidak setuju dengan keputusan jessica.

“aku sudah terlalu bergantung tiff, sudah saatnya untukku menjadi mandiri. Aku sudah berbicara pada daddy dan dia mengijinkanku, daddy hwang juga sudah mengijinkanku” jelas jessica pada tiffany.

“kalau begitu aku juga akan pindah bersamamu. Aku akan kesepian kalau kau pergi Jessie”

“tapi-“

“aku akan mencoba berbicara pada daddy nanti. Baiklah aku ingin tidur, daddy bilang aku harus banyak istirahat. Kau juga istirahatlah Jessie kau juga pasti lelah setelah berjalan-jalan”

Tiffany membaringkan tubuhnya dan jessica pun pergi menuju kamarnya.

***

Minggu, 26 january 2016

Tiffany, jessica, tuan hwang dan siwon baru saja tiba di apartemen yang akan ditinggali oleh tiffany dan jessica mulai sekarang. Tiffany terlihat senang ketika melihat interior apartemen tersebut. Minimalis dengan dinding berwarna cream dan coklat. Namun tidak terlihat raut senang dari tuan hwang, jessica dan siwon. Tiffany pergi melihat kamarnya dan tuan hwang pun ikut mengikuti tiffany meninggalkan jessica dan siwon.

“mengapa kau lakukan ini?” Tanya siwon ketika hanya ada mereka berdua.

“bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin mandiri, aku sudah terlalu bergantung pada yang lainnya” jawab jessica sambil melihat-lihat interior apartemen tersebut.

“jika kau ingin ingin menjadi mandiri, mandirilah sendiri. Kau tidak perlu mengajak tiffany untuk ikut pindah. Apa kau sedang mencoba menjauhkanku darinya?” ucap siwon dengan serius tatapannya mengarah pada jessica dengan tajam.

“aku tidak mengajaknya, dia yang ingin ikut denganku. Dan juga aku tidak pernah berfikir untuk menjauhkanmu darinya tapi mendengar ucapanmu kurasa itu bukan ide yang buruk” ucap jessica yang kini mengeluarkan sikap dinginnya.

“mwo?” siwon ingin jessica mengulangi perkataannya.

“oppa, jika tiffany tau akan hal ini aku yakin dia pasti akan kecewa padamu. Aku tidak akan menjauhkanmu darinya tapi aku hanya akan berusaha agar kalian tidak terlalu dekat, perasaanmu adalah perasaan yang salah. Jadi jangan berusaha mengungkapkan perasaanmu padanya jika kau tidak ingin membuat tiffany dan daddy hwang kecewa. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Lakukan seperti niatmu sejak awal.” ujar jessica kini menghentikan pekerjaannya melihat-lihat apartemen dan menatap siwon.

“Jessie kau tidak mengerti sebenarnya tiffany bukanlah-“ siwon berusaha menjelaskan siapa tiffany namun ucapannya terpotong oleh tuan hwang yang datang bersama seseorang yang sedang dibicarakan oleh mereka.

“siwon-ah ayo kita pergi. Sebentar lagi rapat akan dimulai.” Ujar tuan hwang.

“ah-ne appa” jawab siwon sedikit gugup.

Mereka berempat pun keluar dari apartemen dan menuju bastmen. Ada keraguan dibenak tuan hwang untuk meninggalkan putrinya. Ia pun kembali bertanya pada tiffany untuk memastikan bahwa pilihannya untuk mengijinkan tiffany tinggal di apartemen adalah pilihan yang tepat.

“kau yakin akan tinggal disini honey?” Tanya tuan hwang pada anaknya yang akan mulai tinggal dengan jessica tanpa dirinya.

“tentu daddy, aku sangat yakin. Daddy tidak perlu khawatir aku akan bak-baik saja. Daddy bisa sering berkunjung bukan” jawab tiffany membuat tuan hwang sedikit bernafas lega untuk membiarkan putrinya tinggal tanpanya.

“arasseo, daddy akan sering berkunjung honey” tuan hwang memeluk tiffany dan jessica.

“jaga diri kalian okay. daddy harap kalian tidak bangun kesiangan. Kalian berdua anak-anak yang sulit dibangunkan” ujar tuan hwang membuat tiffany dan jessica tertawa.

“kami akan pasang banyak alarm agar tidak bangun kesiangan daddy hwang” ucap jessica sambil tersenyum.

“baiklah daddy pergi dulu anak-anak” ucap tuan hwang lalu masuk kedalam mobil.

“oppa pergi. Jaga diri kalian. Akan kupastikan aku juga akan sering berkunjung” ujar siwon. Saat siwon akan memeluk tiffany jessica menahan siwon.

“oppa daddy hwang sudah menunggu didalam. Kau tidak boleh membuatnya menunggu” ujar jessica membuat siwon menghela nafas. Lalu masuk kedalam mobil. Siwon dan tuan hwang pun pergi dari tempat itu.

“hei, apa kau sudah menyatakan perasaanmu pada oppa?” Tanya tiffany.

“any” jawab jessica singkat lalu berjalan menuju apartemen mereka. Tiffany mengikutinya dan terus bertanya.

“why? Sampai kapan kau akan memendam perasaanmu Jessie? kau ingin siwon oppa dimiliki orang lain? Kau benar-benar bodoh Jessie. aku tidak akan membantumu lagi” ujar tiffany pada jessica. jessica menghentikan langkahnya dan menatap tiffany.

“aku sudah memutuskan untuk mengubur rasaku untuknya. Jadi kau tidak perlu membantuku lagi. Justru akulah yang akan membantumu mulai sekarang” ujar jessica lalu kembali berjalan meninggalkan tiffany.

“mwo?? Kau serius? Apa maksudmu membantuku? Memangnya ada apa denganku? Jessie tunggu aku!” ujar tiffany lalu berlari mengejar jessica.

***

Tuan hwang dan siwon kini sudah sampai dirumah sakit. Siwon merasa ada yang aneh dengan sikap ayahnya. Sejak dimobil tadi tuan hwang tidak berbicara sama sekali dan memasang wajah flat.

“Siwon-ah ikut keruanganku” ujar tuan hwang.

Siwon mengikuti tuan hwang menuju ruangannya. Saat mereka sudah sampai dan pintu sudah tertutup, tuan hwang menampar siwon dengan keras secara tiba-tiba, siwon yang mendapat tamparan itu benar-benar terkejut bukan main.

“sebenarnya apa yang sedang kau coba katakan pada jessica?! jika aku tidak datang mungkin kau sudah mengatakannya pada jessica!” ujar tuan hwang dengan emosi yang memuncak.

“mianhaeyo appa” ucap siwon pada appanya.

“jika kau mengatakan hal ini aku pastikan kau akan menyesal. Terutama jika tiffany tahu, mungkin aku akan kehilangannya. Aku tidak ingin terjadi” ujar tuan hwang.

“dan juga lupakan perasaanmu pada tiffany” tuan hwang kembali berbicara.

Siwon yang mendengar ucapan atau lebih tepatnya perintah tuan hwang begitu terkejut. Ia tidak bisa melakukan itu.

“tapi-“ saat siwon akan menolak tuan hwang memotongnya.

“dia adikmu. Dan sampai kapanpun dia akan terus menjadi adikmu. Jika kau terus menolak aku akan mengirimmu ke LA” ujar tuan hwang membuat siwon mengepalkan tangannya.

“appa..” siwon tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin ia akan mengatakan iya pada appanya, namun hatinya sampai kapanpun tidak akan mengatakan iya.

“lakukan saja. Kau boleh keluar sekarang” tuan hwang tidak ingin mendengar penolakan dari siwon. Siwon hanya bisa melangkah keluar dari ruangan appanya dengan lemas.

***

Taeyeon sedang berjalan sambil menikmati udara segar dimalam hari. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya di café dan sekarang ia akan kembali kerumah untuk beristirahat sebentar sebelum ia kembali bekerja di supermarket.

Malam ini bintang-bintang bertaburan dengan terang di kota seoul. Sambil berjalan taeyeon terus menatap bintang-bintang yang ada dilangit. Saat ia merindukan keluarganya ia akan menatap bintang dan mencoba berbicara dengan bintang yang bertaburan tersebut.

“appa, eomma bagaimana kabar kalian? Aku yakin kalian baik-baik saja. Aku juga baik-baik saja disini. Jadi appa dan eomma jangan mengkhawatirkanku. Kalian hanya perlu hidup berbahagia disana. Aku sangat merindukan kalian” ucap taeyeon.

“hahh~ aku juga merindukan miyoung” taeyeon kembali berbicara dengan suara parau.

Saat taeyeon sudah tak jauh dari tempat tinggalnya ia melihat seorang wanita paruh baya yang keluar dari mobil mewah dan berjalan menuju rumahnya. taeyeon tidak bisa melihat wajah wanita itu karena tidak ada cahaya yang menerangi disana.

Tok Tok Tok

Wanita itu mengetuk pintu beberapa kali. Akhirnya taeyeon menghampiri wanita itu.

“permisi ada yang bisa kubantu” taeyeon bertanya pada wanita itu untuk memberinya bantuan.

Wanita paruh baya itu membalikan tubuhnya dan betapa terkejutnya taeyeon melihat siapa wanita paruh baya itu begitupun sebaliknya.

“kau- mengapa kau ada disini, apa kau mengikutiku?“ ucap wanita itu terkejut.

“tidak ada alasan untukku mengikuti anda. Bukankah seharusnya saya yang bertanya mengapa anda datang kemari. Tempat ini bukanlah tempat yang pantas didatangi kalangan atas” jawab taeyeon. Ia masih ingat bagaimana harga dirinya terluka oleh wanita itu. Taeyeon tidak akan pernah melupakan itu.

“mwo? Aku datang kemana itu bukan urusanmu” ujar wanita itu dengan ketus.

“anda benar, tapi kali ini itu adalah urusanku karena anda baru saja mengetuk pintu rumahku” ujar taeyeon.

“mworago? Rumahmu?” wanita itu tampak terkejut mendengar ucapan taeyeon.

“ah~ jadi kau yang bernama taeyeon yang tinggal bersama putriku” ucap wanita paruh baya itu.

“putrimu? Aku rasa anda salah alamat. Aku tinggal bersama temanku yuri, dan dia bukanlah sosok yang tidak punya sopan santun dan juga dia bukan orang yang memiliki harta yang bergelimang dan memamerkannya” jelas taeyeon. Perkataan taeyeon tadi membuat wanita itu tersinggung dan menyulut emosi.

“YA! Apa yang katakan tadi hah?! Kau pikir siapa dirimu, kau tidak pantas berbicara seperti itu padaku. Kau hanya orang miskin tidak tahu malu” ujar wanita itu dengan emosi dan diakhiri dengan hujatan.

“EOMMA GEUMANHAE!”

wanita paruh baya itu dan taeyeon menolehkan kepalanya pada seseorang yang berteriak tak jauh dari mereka. Terlihat yuri sedang menahan emosi mendengar ibunya yang mencaci sahabatnya itu. Yuri melangkahkan kaki mendekati ibunya. Sementara taeyeon semakin terkejut akan kejadian ini. Yuri baru saja memanggil wanita itu dengan sebutan eomma. Ia tidak menyangka bahwa yuri adalah putri dari seseorang yang telah menyakiti harga dirinya.

“putriku darimana saja kau, ini sudah malam kenapa baru pulang?” Tanya nyonya kwon saat yuri sudah berada di depannya. Yuri hanya diam dan menatap taeyeon yang tersenyum miris. Taeyeon masuk kedalam rumah tanpa memberi hormat pada nyonya kwon. Yuri hanya bisa menghela nafas.

“lihat anak itu benar-benar tidak sopan sekali” ujar nyonya kwon ketika melihat taeyeon masuk kedalam rumah begitu saja.

“kenapa eomma kemari, bukankah sudah kukatakan untuk tidak mencariku?” ucap yuri to the point.

“eomma mengkhawatirkanmu. Kau harus segera kembali sayang. Appa mu sangat marah, kau tahu appa mu bisa melakukan apa saja untuk membuatmu kembali” ujar nyonya kwon.

“aku tidak akan kembali. Sampai kapanpun aku tidak akan kembali jika kalian masih tetap akan menjadikanku pewaris” jelas yuri pada sang eomma.

“kau yakin, bahkan jika appa mu melakukan hal yang buruk nanti? Tidak hanya kau yang terluka nanti sayang, tapi juga orang-orang disekitarmu. Appamu tidak akan mengubah keputusannya sampai kapanpun” ujar sang eomma membuat yuri terdiam mendengar ucapan nyonya kwon.

Ucapan eommanya benar, kwon yunho adalah orang keras. Jika dia sudah memutuskan sesuatu apapun yang terjadi semua harus terlaksana. Karena itu yuri tidak menyukai sifat appanya. Ia hanya bisa berharap appanya bisa berubah dan lebih memperhatikannya. Sebenarnya yuri bukan tidak ingin menjadi pewaris, hanya saja jika ia mengikuti keinginan appanya itu yuri yakin appanya akan semakin melunjak dan menuntutnya.

“Kau harus menerimanya jika kau ingin melindungi orang-orang disekitarmu. Lagipula eoma tidak suka kau tinggal dengan anak miskin it-“ yuri memotong ucapan nyonya kwon, ia tahu apa yang akan eommanya itu ucapkan.

“eomma~ kumohon biarkan aku berfikir” pinta yuri dan berlalu masuk kedalam rumah meninggalkan nyonya kwon.

***

Yuri menghampiri taeyeon yang sedang memasak ramyeon. Yuri merasa bersalah pada taeyeon karena dia tidak menceritakan lebih awal siapa dirinya. Dia tidak bermaksud membuat taeyeon tahu siapa dirinya dengan cara seperti ini.

“taeng..” panggil yuri.

“………………………………”

“taeng aku tidak bermaksud menyembunyikannya, hanya saja aku punya alasan mengapa aku tidak menceritakannya padamu dan yang lain“ yuri menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman.

“aku tahu itu, aku tahu kau punya alasan mengapa kau tidak menceritakannya padaku” jawab taeyeon mengerti.

Taeyeon mengangkat panci yang berisi ramen itu menuju ruang tengah. Yuri mengikuti taeyeon duduk di ruang tengah.

“Sejujurnya aku memang sedikit merasa kecewa tapi setelah memikirkannya tidak seharusnya aku merasa seperti itu. aku tidak akan memaksamu untuk bercerita, itu hakmu. Tidak semua hal bisa kau ceritakan pada orang lain. Begitupun aku padamu. Ambil sumpitmu jika kau ingin ramyeon juga, kita makan bersama” taeyeon kembali berbicara berusaha meyakinkan yuri bahwa ia mengerti.

Sejujurnya taeyeon sedikit sedih, ia merasa dunia ini sangat sempit. Mengapa harus orang itu? Dari sekian banyak orang didunia ini mengapa harus orang yang telah menyakitinya yang menjadi eomma yuri. dari sekian banyak orang mengapa harus orang itu. Sekarang apa yang harus ia lakukan? apa dia harus melupakan rasa sakitnya dan memaafkannya? Bagaimanapun orang itu adalah eomma dari sahabatnya.

“appaku ingin aku meneruskan perusahannya karena itu aku pergi dari rumah atau lebih tepatnya dialah yang mengusirku. Setelah sekian lama mengusirku sekarang ia ingin aku kembali dan tetap meneruskan perusahaannya. Sejak dulu mereka selalu seperti itu, menginginkan kehendak mereka terkabul meski itu menyakitiku. Mereka hanya menjadikanku boneka mereka. Aku membenci mereka, sebuah aib bagiku menceritakan ini” yuri menceritakan bagaimana hubungan keluarganya pada taeyeon.

“setiap keluarga memiliki masalah masing-masing yul. Aku mengerti bahwa kau ingin bebas dari paksaan orang tuamu. Tapi kau tidak seharusnya membenci mereka seburuk apapun mereka, bagaimanapun mereka adalah orang tua yang melahirkanmu. Tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anak mereka, hanya saja cara menunjukkan rasa sayang mereka itu berbeda-beda” taeyeon memberikan nasihat pada yuri.

“tapi mereka tidak menyayangiku taeng, hanya harta yang ada di pikiran mereka. mereka selalu meninggalkanku demi harta”

“mereka hanya tidak tahu cara menunjukkan kasih sayang mereka. Aku yakin mereka pasti pernah berkorban untukmu. Yul ketika kau kehilangan mereka kau pasti akan mengingat semua kenangan bersama orang tuamu, sekecil apapun kenangan bersama mereka kau pasti akan mengingatnya dan kau juga akan menyesali apa yang kau telah lakukan pada mereka. Kau seharusnya bersyukur bahwa orang tuamu masih hidup, tidak sepertiku. Aku bahkan belum melakukan apapun untuk mereka. Yang kulakukan hanya meyusahkan mereka dan aku menyesali itu” taeyeon kembali memberikan masukan untuk sahabatnya itu.

Yuri hanya diam mendengarkan apa yang diucapkan taeyeon. Apa yang dikatakan taeyeon memanglah benar. Bagaimanapun juga mereka adalah orang tua yuri yang telah melahirkannya, seburuk apapun mereka tidak seharusnya yuri membenci mereka, terutama sang appa.

To Be Continue..

Oke readerku tercinta author update nihh.. Masih tertarik sama ff ini?
Tadinya author mau update kemarin malam. Tapi ada kejadian yang akhirnya author gak bisa publish.

Terimakasih buat reader yang masih setia baca ff circle ini ya… 👏💞

Jangan lupa komentarnya baik kritik atau saran. Pujian juga diterima ko.. Hhe ✌😆

Oke sampai ketemu lagi di next ff 😘


135 thoughts on “Circle [Chapter 3]

  1. menderita banget ya jadi taeyeon harus jalani kehidupan seperti ini semngaaaaat terus taeyeon, tiffany manja pengen di suapin segala pula hahahahay, itu siwon suka sama fany, ayo jauhi siwon sama fany jess

    Like

Leave a reply to TNEYisREAL08 Cancel reply