My Beautiful Angel [Twoshoot 2/2]

my-beautiful-angel

Main cast : Tiffany Hwang, Kim Taeyeon
Genre : Yuri, fantasy, Romance, Oneshoot
Rated : 17+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Author POV

Dipagi hari ini nampaknya sang raja cahaya tidak menampakkan dirinya membuat semua orang kini merasa kedinginan.

Sang salju kini lebih mendominasi suasana pagi yang dingin ini. Semua burung pun hanya diam disarangnya tak mau bersuara menyambut sang salju.

Namun bagaimanapun semua orang harus kembali melakukan aktivitas mereka. Bekerja, sekolah, atau mungkin kembali tidur?

Seperti gadis yang satu ini ia hanya terbaring seperti putri salju. Ia tidak bergerak sama sekali seperti tak bernyawa.

Selama 6 hari ini yang ia lakukan hanya terbaring dengan lemah dengan rambut putihnya. Ia terlihat sangat lemah. Wajahnya pucat dan sedikit menirus, tubuhnya bahkan lebih dingin dari biasanya.

Taeyeon POV

Dimana ini?

Kuedarkan pandanganku keseluruh penjuru dan tidak ada apapun disini, hanya putih yang mendominasi tempat ini.

Tidak ada lantai, langit, pemandangan. Semua hanya bernuansa putih polos.

Tempat apa ini?

“Kim taeyeon”

Ku tolehkan kepalaku menuju asal suara. Dia berdiri tak jauh dibelakangku.

Seseorang yang tidak bisa aku lihat dengan jelas karena cahaya yang ia pancarkan menusuk hingga kornea mataku.

“Nugusaeyo?” tanyaku padanya sambil menutupi sedikit area mataku karena cahaya silau itu.

“Kim taeyeon kita pernah bertemu sebelumnya, kau tak ingat?”

Taeyeon hanya mengerutkan dahinya tak mengerti dengan apa yang dimaksudnya.

“Tak seharusnya kau melupakanku. Tidak. Kau bahkan melupakan semuanya”

“Aku tidak mengerti apa maksudmu, melupakan apa?” tanya taeyeon semakin tak mengerti.

“Apa terlalu sulit tinggal dalam kalung itu sampai kau melupakan segalanya?”

“Sebenarnya apa yang kau bicarakan, dan sebenarnya siapa kau?”

“Akan kubuat kau mengingat kembali semuanya, termasuk alasan mengapa kau menjadi seorang malaikat”

Ia berjalan mendekati taeyeon yang semakin menutup matanya karena silau itu semakin dekat dengannnya.

Ia menyentuh dahi taeyeon dengan telunjuknya dan seketika telunjuknya itu semakin memancarkan cahaya besar sampai menyelimuti seluruh penjuru tempat putih polos itu.

Seketika kornea milik taeyeon berubah menjadi biru muda dan ia kini mengingat semuanya.

Flashback

“Kumohon jangan pergi. Aku mencintaimu” ujar taeyeon menahan lengan gadis itu mencegahnya pergi.

“Apa kau masih tidak sadar, aku tak mencintaimu. Aku hanya mempermainkanmu!” ucap seorang gadis pada taeyeon.

“Mwo?” taeyeon tak percaya dengan apa yang gadisnya itu katakan atau lebih tepatnya mantan kekasih.

“Kau pikir siapa yang mau denganmu? Kau memang kaya dan cantik, tapi kau wanita taeyeon begitupun aku. Kau seorang lesbi. Kau pikir semua wanita didunia ini akan mau menjadi seorang lesbi?” ketus yeoja itu.

Mendengar itu hatinya sangat sakit. Tangan itu kini melepaskan genggamannya. Ini adalah kesekian kalinya ia tersakiti. Apa semua mantan kekasihnya selama ini berfikir seperti gadis itu.

Apa yang salah dengan dirinya, ia bahkan tak menginginkan dirinya menjadi seseorang yang mencintai wanita. Itu tumbuh begitu saja.

Taeyeon berlari menjauh dari gadis itu, ia terlalu sakit mendengarnya.

Ia segera menaiki mobil mewahnya dan menjalankan mobil itu dengan kecepatan penuh. Saat di persimpangan jalan tiba-tiba kepalanya sebuah truk terlihat oleng, melihat itu taeyaon membantingkan setirnya untuk menghondari si truk, namun keberuntungan tidak berada dipihaknya. Ia baru saja menabrak sebuah mobil sedan. Mobil sedan itu terlihat penyok sedagkan mobil yang dikendarai taeyeon terguling beberapa kali hingga akhirnya berhenti dengan posisi terbalik.

Taeyeon POV

Sakit.

Tubuhku terasa sakit semua. Bahakn hatiku lebih sakit lagi. Apa aku memang ditakdirkan  untuk berakhir hidup seperti ini? Berakhir kengan kesakitan karena mereka yang mempermainkanku dan tak mencintaiku. Untuk kesekian kalinya aku lah yang tersakiti.

Gaeurae, lebih baik aku mati saja dari pada harus kembali merasakan rasa sakit lagi. 

Any! Aku tak bisa mati seperti ini. Tuhan beri aku kesempatan.

Perlahan kubuka mataku kulihat seseorang yang memancarkan sinar berjalan kearahku yang tak berdaya ini.

“Tidak semua orang seperti itu kim. Kau ingi membuktikannya? Akanku beri kau kesempatan kau untuk tetap hidup. Namun kau harus mendapatkan cinta sejatimu. Seseorang yang berhasil menemukan kalung ini. Kau tak boleh menyatakan cintamu atau dia akan mati. Jadi biarkan cinta sejatimu datang dengan sendirinya. Tunggulah hingga dia memanggilmu dan waktumu hanya sampai satu musim”

Perlahan mataku terasa berat dan aku tak mengingat apapun.

Flashback End
“Waktumu tidak lama lagi kim, salju akan mulai mencair”

.

.

Author POV

“Heuhhhhhhhh!”

Dengan refleks taeyeon mendudukan tubuhnya. Nafasnya terengah-engah.

‘Dimana ini?’ ucap taeyeon dalam hati.

Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru sampai akhirnya matanya menangkap seseorang yang sedang tertidur duduk dengan kepalanya yang menyender pada pinggiran ranjang dengan sebelah tangan miliknya ia gunakan sebagai bantal.

Taeyeon mengalihkan pandangannya pada tangannya. Tangan miliknya sedang digenggam erat oleh orang yang sedang tertidur itu.

Hangat.

Nyaman.

Jantung yang berdetak kencang.

Nafsu.

Semua yang menjadi pertanyaannya selama ini, ia sudah tau jawabannya.

Air mata kini lolos begitu saja dari mata sang malaikat itu. Ada perasaan senang dan sedih dalam dirinya.

Alasan dirinya menjadi seorang malaikat, ia mengerti sekarang.

Taeyeon mengulurkan tangannya yang bebas mencoba meraih tiffany untuk menyentuhnya. Ia elus dengan lembut rambut itu, dan kini ia mengelus pipi hangat gadis itu.

“Kuharap kaulah orangnya, penyelamat yang dapat membuatku hidup kembali menjadi manusia” ucap taeyeon lirih.

Tiffany yang merasa terusik dengan sentuhan yang dingin itu kini mulai membuka matanya dengan cepat dan menegakkan tubuhnya.

“T-tae-taeyeon” panggil tiffany tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Tiffany menyentuh pipi dingin taeyeon sambil meneteskan air matanya. Ia harap ini bukanlah mimpi.

“Katakan ini memang kau tae, ini bukan mimpi kan?” tiffany masih tidak percaya bahwa dirinya masih bisa melihat taeyeon membuka matanya setelah beberapa hari ini yang ia lihat hanyalah taeyeon yang terbaring seperti mayat hidup.

“Ini-aku pany-ah” taeyeon memegang tangan tiffany yang berada di pipinya.

Tubuh taeyeon sedikit terdorong kebelakang karena dorongan tubuh tiffany yang memeluknya.

“Hiks-kukira aku tidak akan pernah melihatmu membuka mata lagi-hiks. Ku kira-hiks kau pergi selamanya meninggalkanku sendirian disini” tangis tiffany semakin menjadi-jadi.

“Kau sudah melihatku membuka mata pany-ah. Senang bisa melihatmu lagi, kukira aku tidak akan pernah melihatmu lagi, terutama eyesmile-mu” taeyeon membalas pelukan tiffany.

“Kau tau betapa aku mencemaskanmu setengah mati! Aku tidak tahu harus berbuat apa, aku tidak tahu apakah kau sudah mati atau tidak, kau-” tiffany menghentikan perkataannya sejenak.

“Kau keterlaluan taeyeon! Aku membencimu! Hiks-kau keterlaluan!!” tiffany kini melepaskan pelukannya dan memukul dada taeyeon.

“Hentikan pany-ah kau membuatku sakit” taeyeon menggenggam tangan tiffany yang memukul dadanya dengan lembut membuat tiffany berhenti memukulnya.

“Uljima, aku lebih suka melihatmu tersenyum dengan eyesmile itu” taeyeon menghapus air mata yang keluar dari mata gadis itu yang biasanya membuat jantungnya berdegub kencang itu.

“Maafkan aku, aku bersalah. Maafkan aku taeyeon” bukannya berhenti justru air mata itu semakin mengalir deras membuat taeyeon merasa sakit.

Taeyeon memeluk tiffany menenangkannya. Ia dekap tiffany dengan lembut menyalurkan sebuah kata dengan gerakan, bahwa ia baik-baik saja.

“Ini bukan salahmu. Aku baik-baik saja sekarang”

“Tidak tae, kalau saja aku tidak melupakan perkataanmu untuk tidak melepaskan kalung ini mungkin semua ini takkan terjadi” ucap tiffany sesenggukkan.

“Melihatmu begitu kesakitan saat itu membuatku sangat takut dan bersalah. Aku telah menyakitimu taeyeon. Aku hampir membunuhmu” tiffany kembali berkata.

Mendengar itu taeyeon segera melepaskan pelukannya dan menatap tiffany.

“Tiffany tatap aku” ucap taeyeon sambil memegang dagu gadis bereyesmile itu membimbingnya untuk menatapnya.

“Rasa sakit itu tidak melebihi rasa sakit yang kurasakan saat bayangan tidak dapat melihatmu muncul. Dan berhenti berkata bahwa kau menyakiti atau hampir membunuhku, aku yakin kau tak akan membiarkan itu terjadi bukan?” ucap taeyeon.

Tiffany.

Gadis itulah yang memegang kunci kehidupan taeyeon. Nyawa taeyeon berada ditangan gadis itu. Ya, gadis itu bisa menjadi pembunuh atau penyelamat taeyeon. Namun meski begitu taeyeon berharap tiffany akan menjadi penyelamatnya bukan pembunuhnya.

“Maafkan aku, aku akan mengingat dan menurut dengan setiap perkataanmu tae, jadi kumohon jangan seperti itu lagi, jangan pernah pergi dariku lagi seperti itu, tetaplah disisiku kapanpun, dimanapun, sampai kapanpun. Karena aku-”

“Aku-aku mencintaimu, saranghae” lanjut tiffany menatap dalam taeyeon.

Sejujurnya ia berusaha menyangkal perasaannya pada taeyeon, ia seorang wanita begitupun malaikat itu yang terlihat dari bentuk fisiknya jika ia juga wanita. Tiffany yakin jika dirinya normal, ia yakin dirinya menyukai seorang pria bukan wanita.

Namun saat kejadian beberapa hari lalu dimana taeyeon terkapar dan tak bangun-bangun hingga tadi, ia merasa sedih, sakit, dan kehilangan. Ia ingin taeyeon kembali kesisinya, menemani harinya yang berhasil membuatnya bahagia, nyaman, dan tenang. Dan saat itulah ia tidak bisa menyangkal jika dirinya sangat mencintai taeyeon.

Taeyeon tersenyum mendengar pengakuan tiffany, hatinya bergetar dan ia kembali merasa jantungnya yang kembali berdetak.

Dengan perlahan taeyeon mendekatkan wajahnya pada tiffany. Tiffany kini memejamkan matanya seiring wajah itu semakin mendekat padanya. Taeyeon kembali tersenyum melihat respon tiffany dan..

Chuu~

Bibir mereka saling bersentuhan beberapa saat hingga akhirnya taeyeon mulai menggerakkan bibirnya untuk mengulum bibir manis gadis bereyesmile itu. Tiffanypun ikut membalas perlakuan taeyeon.

Tangan taeyeon mulai melingkar sempurna dipunggung tiffany dan mengelusnya lembut memberikan kenyamanan.

Mereka saling mengulum bibir atas dan bawah mereka secara bergantian dengan lembut tanpa ada nafsu yang menyelimuti mereka. Disaat mereka mulai kehabisan nafas mereka menghentikan kegiatan mereka dan sedikit menjauhkan wajah mereka masing-masing untuk mendapatkan oksigen.

“Gomawo pany-ah” taeyeon tersenyum lemah nan tulus pada tiffany dan kembali menciumnya.

Tiffany menyambut ciuman itu dengan baik. Lumatan demi lumatan mereka lakukan kembali.

Dan malam penuh kesedihan itu kini berubah menjadi malam kesenangan yang indah bagi kedua insan yang masih melumat satu sama lain itu.

‘Kuharap kaulah yang akan menjadi penyelamatku. Kau hanya perlu berada disisiku, mencintaiku dengan tulus tanpa menyakitiku sampai musim salju berakhir. Dengan begitu aku akan kembali hidup sebagai manusia’

***

“Emm~” erang tiffany.

Ia merasa terusik dengan cahaya matahari yang kini menyinarinya, meski ia harus akui ia merasa hangat karena semalaman ini hanya hembusan dingin yang ia rasakan.

Tiffany mulai membuka matanya perlahan. Ia tersenyum melihat seseorang yang ia cintai masih tertidur di depannya.

Tiffany POV

Ini pertama kalinya aku melihatnya saat tertidur. Ia tetap terlihat cantik meskipun sedang tidur. Dia pantas mendapat gelar seorang malaikat. Ia benar-benar cantik dan rupawan.

Aku tersenyum mengingat kembali ciuman kami tadi malam, meski kuakui bibir itu sangat dingin tapi aku tetap menikmatinya, bibirnya sangat manis dan itu seperti candu untukku.

Aku menatapnya yang masih terpejam. Tangan ku terulur mencoba menyentuh wajah cutenya.

Alis.

Mata.

Hidung.

Bibir.

Hingga kulit wanita ini sangat sempurna tak ada kekurangan darinya.

Kulihat ia mengerang dan mulai membuka matanya dengan malas.

“Selamat pagi” sapaku padanya.

“Emm, selamat pagi” sapanya dan kembali memejamkan matanya. Dia sangat membuatku gemas. Oh Tuhan aku sangat berterimakasih kasih pada-Mu karena mengirimkan malaikat ini untukku.

Kukecup bibir manis itu dan itu berhasil membuatnya membuka matanya dengan lebar. Dia sangat lucu.

“Ireona. Aku harus sekolah. Apa kau tidak mau membuatkanku sarapan dan mengantarku?” tanyaku padanya.

Kulihat ia masih terdiam dan hanya mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menatapku.

Kukecup kembali bibir itu untuk kedua kalinya hari ini. Sedikit menahan bibirku beberapa detik disana. Taeyeon langsung bangkit dari tidurnya.

“Oh Tuhann! Aku rasa kau harus segera menjemputku sekarang, aku benar-benar tidak tahan lagi-tiffany berhentilah menciumku, kau membuatku serasa hampir mati meledak karena detakanku” ujarnya.

Aku tersenyum melihat reaksinya. Dia terlihat konyol dengan rambut putih yang berantakkan itu.

“Benarkah aku harus berhenti menciummu? Haruskah?” tanyaku padanya berpura-pura memasang wajah flat ku.

“Tidak tidak! Aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi aku serius, aku merasa sesuatu didalam sini seperti akan meledak pany-ah” ucapnya menunjuk kearah dadanya. Taeyeon lalu mendekat padaku dan menggenggam tanganku.

“Kau tidak akan menanggapi ucapanku dengan seriuskan?” tanyanya dengan wajah cemberut sedangkan aku masih memperlihatkan wajah flatku. Dia terlihat menggemaskan dengan wajah seperti itu.

Dia terlihat lucu bukan? Apa ini pertanda bahwa dia menginginkan ciumanku lagi? Wow aku merasa wajahku sedikit memanas memikirkannya. Aku harus segera keluar atau wajahku akan semakin memerah karena memikirkan hal yang tidak-tidak.

Kusingkirkan tangannya yang menggenggam tanganku. Dengan segera aku bangkit dari tempat tidurku tapi tangan dingin itu berhasil menahanku dan membuatku terduduk kembali diranjang.

“Kau marah? Maafkan aku, aku-”

Chuu~

Author POV

Chuu~

“Aku tidak marah”

Chuu~

“Jangan pasang wajah seperti itu, kau membuatku gemas”

Chuu~

“Keurigo saranghae”

Taeyeon tersenyum lebar mendengar perkataan tiffany terutama kata cinta darinya. Ia tidak menyangka bahwa tiffany juga menyukai dirinya. Ia sangat bahagia sekarang. Dan satu hal yang ia yakini bahwa tiffany akan menjadi penyelamatnya bukan kebalikannya

***

Tiffany Pov

“Tiffany kemana saja kau?”

“Apa terjadi sesuatu? Kau berlari begitu saja dan tak masuk selama 6 hari”

“Apa kau sakit?”

“Kau membuat kami cemas”

Mereka memberiku bertubi-tubi pertanyaan, padahal aku baru saja sampai dan duduk di bangkuku, tapi mereka langsung menggerumbuni mejaku dan memberikan pertanyaan tanpa henti. Aku masih tidak percaya dengan sikap mereka yang sangat berubah padaku. Bahkan mereka bersikap dengan wajah tanpa dosanya.

Ini sedikit membuatku muak, jika saja aku tidak berubah apa mereka akan sebaik ini?

“Aku tidak tahu kalau kalian ternyata bisa mencemaskanku. Aku kira yang bisa kalian lakukan hanya membulyku saja” ucapku pada mereka semua.

Kulihat mereka terdiam dengan perkataanku. Tentu saja mereka sudah seharusnya seperti itu.

“Kalian menyiksaku dan menyakitiku dengan perkataan kalian dan sikap kalian, lalu mengapa kalian berubah begitu saja? Apa karena aku sekarang menjadi cantik?” ucapku kembali.

“Tiffany kami tidak bermaksud seperti itu, tapi kau tahu sekolah ini dikenal dengan kepintaran dan tampang siswanya dan saat itu kondisimu tidak seperti itu. Kau memang sangat pintar tapi-”

“Kalian benar-benar bukan manusia. Bagaimana kalian bisa memperlakukanku seperti itu hanya karena wajahku yang tidak secantik kalian! Kalian memperlakukanku seperti sampah. Apa kalian tidak sadar kalau kalian menyakitiku! Aku hanya manusia yang dititipkan oleh tuhan dengan wajah seperti itu, kalian pikir itu keinginanku? Apa kalian tidak memikirkan jika kalian berada diposisiku? Kalian-” aku tidak bisa melanjutkan perkataanku, ini terlalu menyakitkan.

Air mataku menetes tanpa ada perintah dariku. Aku harap mereka tidak akan pernah memperlakukan orang seperti itu lagi. Cukup aku yang terakhir merasakannya.

“T-tiffany-”

“Hei apa yang kalian sedang lakukan cepat duduk di tempat kalian masing-masing”

Dengan segera semuanya kembali ke tempat duduk mereka masing-masing.

Kuhapus air mataku dengan kasar. Aku tidak bisa membuka hatiku untuk mereka. Dan aku tidak akan pernah membukanya.

“Tiffany boleh aku duduk sini lagi”

Siwon.

Dia lagi.

Aku tidak menjawabnya dan hanya memalingkan wajahku keluar kaca. Dan dia duduk disampingku tanpa persetujuanku.

“Baiklah buka buku paket kalian halaman 146” perintah seosaengnim.

“Tiffany, tidak seharusnya kau berbicara seperti itu. Kau harusnya berterimakasih karena jika bukan karena kami kau mungkin tidak akan melakukan perawatan dan berakhir cantik seperti sekarang” ucapnya dengan suara seperti berbisik.

Dia bilang apa? Berterimakasih?
Aishh jinja!

“Tiffany mengenai makan siang, bagaimana jika kita lakukan hari ini?”

Bagaimana bisa dia masih mengajakku makan siang setelah yang ia katakan tadi padaku.

“Bisa kau berhenti bicara? Kau membuat hariku semakin muak” ucapku sinis tanpa melihatnya.

Kulihat dari ujung mataku ia kini terdiam sambil memasang wajah cemberut.

Hahh~

Andai saja taeyeon ada disini mungkin aku akan merasa lebih tenang dan moodku membaik.

Aku merindukannya.

Tok tok tok

Terdengar seseorang membuka pintu kelasku membuat aktivitas belajar kami terhenti.

“Park seosaengnim murid baru telah datang”

“Biarkan dia masuk”

Aku masih dengan aktivitasku melihat keluar jendela memikirkan pujaan hatiku.

Priiiiiiiwit~

Huuuuu~~

Kudengar semua orang dikelasku terutama siswa namja bersorak gembira menyambut anak baru itu.

Hahh~ aku yakin orang itu pasti sangat cantik. Tentu saja, mereka hanya akan bersorak pada manusia yang memiliki tampang bukan?

“Taeyeon-ah, aku ingin segera keluar dari neraka ini dan bertemu denganmu” ucapku dengan suara pelan masih dengan menatap keluar jendela melihat siswa kelas lain yang sedang melakukan lari maraton di lapangan.

“Tolong diam semuanya! Tolong perkenalkan dirimu”

“Ne, annyeonghasaeyo”

Tunggu- suara itu..

“Kim taeyeon imnida”

Dengan cepat kuarahkan pandanganku pada orang tersebut

Taeyeon POV

“Kim taeyeon imnida”

Dengan cepat Tiffany mengarahkan pandangannya pada orang tersebut.

Matanya terbelalak melihat orang yang sedang memperkenalkan dirinya itu.

Taeyeon nampak mempesona dengan seragam itu. Kulit yang putih, senyum yang cantik dan cute. Ia sangat mempesona meski dengan rambut putihnya itu.

2b94954756c887edaf830d6bc2beb4eb-1

“Mohon bantuannya”

Priiiiiiiwit~

Sorak para siswa disana. Taeyeon nampak mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.

Ia tersenyum saat seseorang ia cari sudah terlihat, pandangan mereka bertemu. Tiffany ikut tersenyum melihat taeyeon yang tersenyum.

Hatinya sangat bahagia melihat taeyeon ada di depannya, disekolahnya.

“Kau boleh duduk ditempat yang kosong” ucap seosaengnim.

“Taeyeon-ssi duduklah disampingku”

“Tidak disini saja taeyeon-ssi”

Siswa namja pun dengan senang hati menyuruh taeyeon untuk duduk disebelah mereka.

“Taeyeon disini!” ucap tiffany sedikit keras menunjuk bangkunya.

“Siwon-ssi aku rasa kau boleh kembali ketempatmu. Tempat ini sudah terisi sekarang” ujar tiffany.

Huuuu~~ sorak para siswa pada siwon yang mendapat usiran dari tiffany.

“Sudah sudah hentikan kalian semua. Siwon-ah kau kembali ke mejamu dan kau taeyeon duduklah bersama tiffany” suruh park seosaengnim.

Tergambar raut kecewa dari para namja disana. Namun tidak dengan taeyeon dan tiffany.

Taeyeon berjalan menuju meja tiffany dan mendaratkan bokongnya dikursi.

“Tae, bagaimana bisa kau masuk kesekolah ini sebagai seorang murid” bisik tiffany.

“Tentu apapun bisa aku lakukan, kau yang memintaku kemari jadi mau bagaimana lagi” jawab taeyeon.

“Baiklah sudah cukup kericuhannya, kita lanjutkan pelajarannya. Taeyeon-ssi jika ada yang tidak kau mengerti tanyakan saja”

“Tae, senang rasanya kau ada disini. Aku hampir saja berfikir untuk kabur dan pulang untuk menemuimu. Aku sangat merindukanmu” ucap tiffany.

Taeyeon hanya terkekeh kecil mendengar ucapan tiffany, ia sedikit tersipu. Taeyeon mendaratkan tangannya diatas tangan tiffany yang ada dimeja dan mengelusnya lembut.

“Aaaaw”

“Tiffany-ssi kau baik-baik saja?” tanya seosaengnim yang mendengar rintihan kecil tiffany membuat semua siswa melihat kearah mereka berdua. Dengan cepat taeyeon segera menjauhkan tangannya dari tiffany.

“Aniyo seosaengnim, aku hanya-ah pulpen, tanganku terkena pulpen” jawab tiffany gugup sambil memperlihatkan tangannya.

Taeyeon hanya bisa menahan tawanya. Jawaban tiffany menurutnya tidak masuk akal.

“Tolong perhatikan dan berhenti bermain-main dengan pulpenmu” ujar seosaengnim dan kembali melanjutkan bahasannya.

“Heii, kau tak apa?” bisik taeyeon.

“Kau membuatku terkejut dengan tangan dinginmu tae” tiffany ikut berbisik.

“O-oh mian aku lupa kalau suhuku berbeda dengan manusia” sesal taeyeon.

Tiffany menggelengkan kepalanya dan menggenggam tangan kiri taeyeon dengan tangan kanannya. Ia menyatukan jari-jari mereka dan membawanya kebawanya kepahanya.

“Aku hanya belum terbiasa” tiffany memperlihatkan eyesmilenya membuat hati taeyeon kelepek-kelepek.

Tiffany mengalihkan pandangannya kedepan untuk memperhatikan seosaengnim.

Taeyon hanya bisa tersenyum malu karena perkataan tiffany. Lalu ia pun mengikuti tiffany untuk memandang kedepan memperhatikan seseorang yang sedang berbicara panjang lebar.

.

.

screenshot_2017-01-03-17-17-20-1

“Wahh~ makanan apa ini? Ini benar-benar enak pany-ah” taeyeon berkata dengan antusias sambil menatap tiffany yang duduk disampingnya dengan mata berbinar-binar saat merasakan makanan yang disediakan kantin sekolah.

Tiffany terkekeh melihat sifat lucu taeyeon. Taeyeon terlihat sangat udik dengan makanan-makanannya.

“Itu chiken katsu, ini salad, ini spring roll, miso soup, dan yang ini mie” tiffany memberitahu nama-nama makanan tersebut.

“Ini adalah makanan syurga pany-ah! Aku harus kembali kemari setelah jam pulang” ucap taeyeon dan kembali menyantap makanannya dengan lahap.

“Pelan-pelan tae”

“Emm” jawab taeyeon namun tetap makan dengan lahap.

“Nona-nona cantik boleh kami duduk disini? Semua meja sudah penuh” tanya seorang pria pada pasangan taeny.

“Tentu duduklah” jawab taeyeon mempersilahkan mereka untuk duduk.

“Terimakasih cantik, emm namaku jonghyun” jonghyun mengulurkan tangannya meminta berjabat tangan pada taeyeon. Taeyeon hanya diam menatap tangam pria itu, ia ragu apakah harus menerima ulurannya atau tidak, tangannya sangat dingin dan ia tidak ingin membuatnya curiga.

Plakk!

“Ya! Kau kemari untuk makan siang bukan? Cepat makan jangan ganggu kami” ucap tiffany dengan kesal.

Taeyeon tersenyum melihat sikap tiffany, ia sanagt berterimakasih karena tiffany memukul uluran tangann jonghyun yang ingin berkenalan dengannya.

“Eyy, gadis cantik tidak boleh kasar seperti itu. Aku hanya ingin tau namanya saja” ucap jonghyun membuat tiffany ingin muntah.

“Jadi siapa namamu?” tanya jonghyun kembali.

“Aku minho” ucap pria yang datang bersama jonghyun.

“Dan aku onew” kini pria yang bernama onew ikut memperkenalkan dirinya.

“Kim taeyeon” jawab taeyeon sambil tersenyum membuat pria-pria itu terkena serangan jantung. Sementara tiffany hanya memutar bola matanya.

“Dan ini tiffany, kalian pasti tahu dia gadis tercantik disini” lanjut taeyon.

Tiffany menolahkan kepalanya melihat taeyeon yang berkata seperti itu. Mukanya terasa panas mendengar taeyeon memujinya.

“Ya siapa yang tidak tahu ratu tercantik disini, bemar bukann??” jawab minho dan diangguki teman-temannya.

“Oh, taeyeon-ssi ada noda makanan disini” ucap jonghyun sambil mencoba meraih wajah taeyeon berniat membersihkannya.

Plakkkk!!!!

“Ya!!! Apa yang kau lakukan pada taeyeon-ku!!” teriak tiffany membuat seisi kantin kini menatap kearahnya.

Tiffany sudah terlewat cemburu melihat pemandangan didepannya sampai dengan refleks ia memukul kepala dan tangan yang hampir menyentuh wajah wanita yang dicintainya. Ia bahkan tak sadar apa yang diucapkanya dapat menjadi gosip besar.

“Neo! Jangan pernah menyentuh apa yang bukan milikmu, dia milikku! Kajja tae” ucap tiffany penuh penekanan lalu bangkit duduknya dan melangkah pergi dengan emosi.

“Pany-ah tapi makananku belum habis” ucap taeyeon tak rela meninggalkan makanan syurganya.

“Terserah kau mau ikut aku atau tetap dengan makananmu dan pria itu!” ucap tiffanny dengan keras tanpa menghentikan langkahnya.

“Pany-ah tunggu!” taeyeon sedikit berlari mengejar tiffany sambil sesekali menengok kebelakang dengan pandangan sedih melihat makanannya

.

.

“Pany-ah tunggu-”

Brakkk!!!

Taeyeon hanya menutup matanya mendengar bantingan pintu yang sangat keras itu.

Ia menghela nafas.

Sepertinya tiffany sedang marah padanya, sejak kejadian dikantin tadi siang tiffany hanya diam dan mengacuhkan taeyeon dan sekarang, see??

Tok tok tok

“Pany-ah tolong buka pintunya”

Tiffany POV

“Pany-ah tolong buka pintunya”

aku hanya diam, biar saja! Taeyeon dia keterlaluan. Aku takkan membuka pintu untuknya.

Akan kuberi dia pelajaran.

“Pany-ah jebal, kenapa kau seperti ini? Sebenarnya apa salahku?”

Whatt?? Apa salahku??
Apa dia bodoh? Kenapa dia bertanya seperti itu. Bukankah sudah sangat jelas alasan aku marah padanya?

“Arasseo, mianhae. Meski aku tidak tahu apa salahku aku minta maaf, ne?”

Mwoya ige?!!! Meski aku tidak tahu salahku aku minta maaf?? Hah! Dia benar-benar menyebalkan.

“Pany-ah, kau tetap tidak mau membukakan pintu untukku? Baiklah kalau begitu, mau bagaimana lagi” ucapnya lalu setelah itu ia tak terdengar lagi.

Dia pergi?
Apa hanya sebesar itu pengorbanannya??
Benar-benar sulit dipercaya!

Aku membalikkan tubuhku yang menghadap pintu dan-

“O MY GOD!!!” teriakku melihatnya ada dihadapanku. Sanking terkejutnya aku sampai menyender pada pintu untuk menyanggah tubuhku.

“TAEYEON KAU MEMBUAT JANTUNGKU HAMPIR COPOT!” teriakku sambil mengusap dada. Aku lupa jika dia bisa berteleport.

“Berhenti berteriak telingaku bisa rusak pany-ah” taeyeon mengelus kedua telinganya.

“AKU TIDAK PEDULI!” teriakku lagi dan berniat keluar dari kamarku namun taeyeon menghentikanku dan menutup pintu yang tadinya sudah kubuka.

“Jangan seperti ini, aku tidak bisa bertahan jika kau mengacuhkanku” ucapnya.

“Minggir!” aku berusah menyingkir darinya namun taeyeon justru semakin mengunciku.

“Hei tatap aku pany-ah” ucapnya lembut, aku menurut untuk menatapnya.

“Apa yang membuatmu begitu marah padaku? Katakan agar aku bisa merubahnya. Kau tidak suka caraku makan?”

Hahh~ aku rasa di memang bodoh, bukan maksudku dia adalah malaikat yang tak peka.

Aku menggeleng memberinya jawaban.

“Lalu kenapa? Apa karena pria itu?”

Aku mengangguk lemah sambil memasang wajah cemberut.

“Kau, aku tidak suka kau menanggapi obrolan mereka. Itu memperlihatkan jika kau memberikan lampu hijau untuk mereka”

“Lampu-hijau?”

“Maksudku memberikan sinyal mengijinkan mereka untuk mendekatimu. Kau tidak lihat? Dia bahkan hampir saja melakukan aktingnya untuk membersihkan noda makanan dibibirmu. Aku tidak suka itu. Kau milikku, hanya milikku taeyeon” entah mengapa tanpa aku perintah air mataku kini mulai menggenang dipelupuk mataku.

“Aku takut kau berpaling dariku” aku berkata dengan lirih dan air mataku kini menetes begitu saja.

Taeyeon POV

Aku tersenyun mendengar pengakuannya. Ia sangat jujur. Tidak seperti kebanyakan orang. Dia berbeda, sangat berbeda.

“Itu takkan pernah terjadi, kau harus percaya padaku apapun yang terjadi tetaplah percaya padaku.” pintaku padanya.

Kuhapus air mata itu. Lalu kekecup kedua mata itu agar berhenti mengeluarkan tetesan-tetesannya.

“Saranghae”ucapnya.

Aku hanya bisa mengangguk untuk membalas kata cintanya itu.

“Jika kelak sesuatu terjadi maka tetaplah percaya padaku, apapun itu” ucap taeyeon.

***

Author POV

Malam seluruh korea sudah sedang dilanda suhu dingin. Kebanyakan dari mereka memilih untuk berdiam diri dirumah sambil menghangatkan tubuh mereka.

Begitupun dengan dua insan yang sedang duduk dikursi dekat perapian. Padahal penghangat ruangan sudah dinyalakan tapi rasanya itu tidak berpengaruh sama sekali.

“Kenapa malam ini cuacanya sangat dingin, padahal musim dingin sebentar lagi akan usai” tiffany berkata sambil mengeratkan selimut yang sedang ia pakai.

Tiffany benar, musim dingin sebentar lagi akan usai. Itu berarti dirinyapun untuk berada di samping gadis itu akan berakhir. Ia merasa gugup jika memikirkan akhir dari musim dingin dimana hari penentuan apakah dirinya akan hidup atau mati.

Taeyeon menatap tiffany yang duduk didekat perapian tak jauh darinya. Ia akan merindukan gadis itu suatu saat nanti. Ia berharap bahwa ia takkan melupakan gadis itu, kenangan mereka dan semua tentang gadis itu.

“Taeyeon kau baik-baik saja?”

Suara itu berhasil membangunkan taeyeon dari pikirannya. Tiffany terlihat mencemaskannya, dengan cepat ia tersenyum menandakan bahwa ia baik-baik saja.

“Maaf, aku tidak bisa menghangatkanmu” sesal taeyeon.

Tiffany menggelengkan kepalanya dan bangkit dari duduknya lalu berjalan pergi meninggalkan taeyeon sendiri.

Hahh~ tak bisakah hanya seperti ini saja? Aku tak ingin hidup taupun mati” ucap taeyeon lirih.

Tak lama tiffany kembali dengan pakaian yang super tebal ditambah dengan boldut yang ia pakai. Taeyeon terkekeh melihat tiffany yang berpakaian tebal beberapa lapis dan 2 lapis jaket tebal ditambah dengan selimutnya dan boldut yang ia pakai untuk menghangatkan kepalanya.

Tiffany berjalan mendekat kearah taeyeon dan duduk selah paha milik taeyeon lalu menyenderkan punggungnya pada tubuh taeyeon, ia bawa tangan dingin itu untuk mendekapnya, tak lupa ia angkat kakinya keatas agar tetap hangat bersama tubuhnya.

“Pany-ah apa yang-” tiffany meletakkan telunjuknya dibibir taeyeon sambil menatap taeyeon.

“Siapa yang bilang kau tak bisa menghangatkanku? Kau selalu menghangatkanku, terutama hatiku taeyeon. Meski dari luar terasa dingin tapi kau menghangatkanku dari dalam. Terimakasih sudah hadir dihidupku taeyeon” taeyeon mendengar setiap yang diucapkan tiffany dengan jelas dan itu berhasil membuatnya terharu, mata taeyeon kini mulai terasa basah.

“Hah~ kenapa kata-katamu selalu terdengar manis? Sampai aku tidak tahu harus berkata apa” taeyeon menyingkirkan sedikit poni tiffany yang menghalangi wajah cantik itu.

“Kau tidak perlu berkata apapun, cukup tetap disampingku, menemaniku, memelukku, dan menciumku setiap hari”

Tangan taeyeon kini turun untuk menyentuh pipi mulus itu. Dengan perlahan taeyeon mendekatkan wajahnya. Tiffany menyambutnya dengan menutup matanya.

Kini bibir mereka bersentuhan. Tubuh tiffany terasa mengigil saat bibir dingin itu berhasil menyentuh bibir hangatnya. Tiffany lebih dulu melumat bibir itu berusaha melupakan rasa dingin yang menjalar hingga ketubuhnya.

Taeyeon membalas dan mereka kembali saling melumat. Taeyeon mengingit bibir bawah tiffany agar membuka mulunya.

“Ahh tae~” erang tiffany disela ciuman mereka.

Lidah itu kini telah masuk, dan menggerayami setiap penjuru disana. Lidah mereka saling berperang dan melilit satu sama lain.

Taeyeon menarik kembali lidahnya dan kembali melumat bibir pink manis itu. Tangannya tak lupa ia elus punggung tiffany. Sementara tiffany hanya mencengkeram baju dipundak taeyeon dengan erat.

Air mata taeyeon lolos begitu saja dalam ciuman itu. Ia merasa hatinya sangat sakit, bahwa ia tidak bisa menepati setiap permintaan tiffany. Pada akhirnya ia tetap harus pergi dan melupakan gadis itu. Hatinya sangat sakit ketika ia harus menerima kenyataan itu.

Tiffany yang menyadari itu segera menghentikan lumatannya dan menjauhkan wajahnya.

“Ada apa tae?” tanya tiffany khawatir. Ia elus pipi dingin itu mengabaikan rasa beku ditangannya. Taeyeon menggelengkan kepalanya.

“Anya, aku sangat bahagia karenamu pany-ah. Gomawo keurigo mianhae” ucap taeyeon berusaha tegar menahan air matanya.

Tiffany tersenyum dan mengangguk. Membenarkan posisinya seperti semula dan kembali membawa tangan taeyeon untuk mendekapnya.

***

“Emm~” erang tiffany.

Dengan perlahan tiffany membuka matanya karena merasa perutnya terus berbunyi meminta jatah makan.

Dengan segera ia mendudukkan tubuhnya dan menatap kesamping.

Kosong.

‘Dimana dia?’ tanya tiffany dalam hati.

Tak lama ia mencium sesuatu yang semakin membuat perutnya berteriak.

Dengan perlahan tiffany melangkahkan kakinya menuju asal bau itu.

Dan langkahnya semakin menunjuknya kearah dapur. Senyumnya melebar melihat siapa yang menciptakan bau yang sangat sedap itu.

Dengan langkah pelan dan hati-hati ia mendekati yeoja itu dan melingkarkan tangannya dipinggang malaikat yang sedang memasak itu.

“Selamat pagi” sapa tiffany dengan suara seraknya sambil mencium leher jenjang taeyeon.

“Heii, hentikan itu kau membuatku geli” pinta taeyeon.

“Sirheo” balas tiffany.

Taeyeon mengecilkan api kompor dan melepaskan tangan tiffany dari pinggangnya sambil berbalik.

Chuu~

“Selamat pagi juga” sapa taeyeon.

Tiffany tersenyum lebar memperlihatkan eyesmilenya ketika mendapatkan perlakuan manis dari taeyeon.

“Duduklah, sebentar lagi masakanku selesai”

“Bisakah aku memelukmu saja?” pinta tiffany.

“Itu akan sulit, aku sedang memasak sekarang. Bagaimana jika nanti? Kau boleh memelukku sepuasnya” tawar taeyeon membuat tiffany berfikir ulang.

“Setuju” tiffany segera duduk dan hanya memperhatikan taeyeon.

“Kau masak banyak sekali, apa kita akan piknik?”

“Any, kita akan kedatangan tamu special pany-ah”

“Tamu special? Nugu?” tanya tiffany.

Treeeettt
Treeeettt

“Kurasa tamu kita sudah datang, bisa kau buka pintunya”

Tiffany berjalan pergi dan membuka. Ia sangat tetkejut melihat siapa yang datang.

“Annyeong tiffany” sapa yuri.

“Ka-kalian kenapa ada disini?” tanya tiffany bingung.

“Taeyeon bilang katanya kau memintanya untuk mengundang kami kerumahmu untuk bersenang-senang bersama” kini sunny yang membuka suara.

“Aku? Aku tidak-”

“Kalian sudah datang, tiffany seharusnya kau menyuruh mereka masuk. Tidak sopan jika berbicara diluar. Ayo masuk semua” ujar taeyeon. Merekapun masuk jedalam rumah dan duduk diruang tengah.

“Taeyeon kita perlu bicara” ujar tifany dan melangkahkan kakinya menuju kamar miliknya.

“Apa maksudnya ini!” tanya tiffany dengan emosi. Ia marah taeyeon bertindak sesukanya.

“Ini tidak ada maksud apapun, hanya bersenang-senang panya-ah” jamwab taeyeon dengan lembut.

“Tidak, kau merencanakan sesuatu bukan? Katakan padaku taeyeon!” emosi tiffany.

“Geurae, aku memang sengaja melakukannya. Aku tahu apa yang kau pikirkan tentang mereka, dan aku tahu apa yang mereka pikirkan. Kalian hanya harus saling terbuka dan memaafkan satu sama lain”

“Aku tidak bisa melakukan itu, jangan karena kau seorang malaikat kau menggunakan kekuatanmu untuk membaca pikiranku taeyeon!”

“Aku tidak membaca pikiranmu tapi kalung inilah yang membuatku tahu bahwa kau takkan pernah membuka hatimu untuk mereka. Kau tidak bisa seperti itu pany-ah, kau membutuhkan mereka. Manusia hidup dengan saling bergantung dan bersosialisasi”

“Tak bisakah aku hanya membuka hatiku untukmu saja? Aku tidak bisa melupakan penghinaan mereka!”

Mata indah itu kini mengelurkan berliannya. Taeyeon segera mendekat dan menghapus berlian itu. Berlian itu terlalu berharga untuk dikeluarkan.

“Tidak tiffany, kau hanya belum mencoba untuk memaafkan mereka. Setiap manusia berhak mendapatkan kesempatan begitupun mereka, aku bisa merasakan penyesalan mereka pany-ah. Cobalah dan jangan menyerah begitu saja. Jangan hanya membuka hatimu untukku karena-” taeyeon menghentikan ucapannya sejenak.

‘Karena suatu saat mungkin aku harus pergi dari sisimu, karena itu bukalah hatimu untuk yang lainnya agar kau tidak akan kesepian dan merasa sendiri dan juga … Dapat membiarkanku pergi’

“Karena itu, aku mohon padamu. Setidaknya lakukan ini demi aku” lanjut taeyeon.

Tiffany memejamkan matanya sejenak. Lalu ia mengangguk menyetujui rencana taeyeon. Taeyeon tersenyum dan memcium kening tiffany dengan sayang.

“Kau hanya perlu mencobanya dulu”

.

.

“Wahh taeyeon-ssi yang memasak ini semua?” tanya teman satu kelas tiffany.

“Ne, aku tidak memasukan racun jadi tolong habiskan hhe” ujar taeyeon.

“Hhahaha, tentu saja aku akan menghabiskannya dengan senang hati” kini yeoja jangkung yang berucap.

“Dasar kau shikshin! Huu~” sorak anak-anak yang lain.

Merekapun makan sambil diselingi dengan obrolan, cerita dan canda tawa. Hanya satu orang yang hanya diam dan fokus dengan makanannya.

“Aaa~ kenyangnya!” ucap siwon sambil mengusap perutnya.

“Ini benar-benar enak, terimakasih untuk makanannya” kini sunnya yang berbicara.

“Tidak perlu berterimakasih. Oh ya semuanya bagaimana jika kita bermain suatu permainan?” ajak taeyeon.

“Itu ide yang bagus. Permainan apa?” uca yuri.

“Bagaimana jika truth or dare? Itu sangat pas dengan moment kita bukan?” saran taecyeon.

“Setuju, ayo bermain itu!” ucap taeyeon

.

.

“Baiklah kita putar botol ini dan orang yang ditunjuk oleh botol ini harus memilih orang yang akan memilih truth or dare. Oke, kita mulai” ucap yoona.

Diputarlah botol itu. Putarannya yang asalnya cepat kini mulai melambat dan menunjuk pada seorang yeoja jangkung.

“Aku pilih taeyeon!!!” girang orang itu.

“Ehem, baiklah taeyeon sekarang pilih, truth or dare?”

“Emm, mungkin truth?” jawab taeyeon ragu.

“Baiklah, diantara kami semua apa ada yang kau sukai? Siapa dia dan kenapa?”

Mendengar itu tiffany langsung menolehkan kepalanya menghadap taeyeon yang ada disebelahnya.

“Apa aku harus menjawabnya?” tanya taeyeon. Ia bingung harus menjawabnya seperti apa.

“Tentu saja, kau harus jujur. Itulah peraturan permainannya bukan?” ujar sunny.

Sebelum menjawab taeyeon melirik tiffany sebentar lalu kembali menatap teman-temannya.

“Jawabanku adalah ada. Siapa dia? Dia adalah kunci kehidupanku dimasa depan. Kenapa? Aku tidak tahu dengan pasti, tapi saat berdekatan dengannya aku merasa sesuatu berdetak disini, aku juga merasa hangat, dan saat bibir kami menyatu itu seperti candu untukku. Melihat senyumnya membuatku senang setengah mati. Aku harap aku akan selalu bersamanya, mengingatnya dan mengingat setiap moment yang kami ciptakan bersama. Ya aku sangat mengharapkan itu” ucap taeyeon diakhiri senyum kecut.

Tiffany merasa terharu dengan pengakuan taeyeon, ingin rasanya ia memeluk dan mencium mailaikat itu, tapi bagaimanapun juga ia harus menahannya.

“Tapi siapa dia? Kau harus menyebutkan namanya” ujar leeteuk.

“Aku sudah menjawabnya, kalian tidak boleh memberikan pertanyaan lagi, bukankah itu peraturannya?” ujar taeyeon membuat para namja kecewa.

“Ayoo lanjut!!”

Botol itu kembali diputarkan dan menunjuk yeoja berambut putih.

“Huaa~ taeyeon!” girang para namja. Tiffany kira taeyeon akan memilihnya namun dugaannya salah, taeyeon memilih orang lain membuat tiffany kesal.

“Aku pilih ailee, truth or dare”

“Truth”

“Emm, aku tahu ada yang selalu mengganggu pikiranmu dan juga teman-teman disini. Aku harap kau bisa mengungkapkannya sekarang didepan tiffany. Kau bisa mewakili semua teman-teman dikelasmu” ujar taeyeon.

“Ne? Ahh baiklah.”

“Tiffany aku benar-benar menyesal dengan apa yang aku lakukan padamu, perasaan penyesalanku selalu menghampiriku setiap saat ketika kau menangis didepan kami dan mengatakan apa yang ada di hatimu selama ini. Selama ini aku egois dan bodoh, aku benar-benar memyesal tiff, kami benar-benar menyesalinya” sesal ailee kini mengeluarkan air matanya.

“Aku juga menyesali sikapku padamu, aku tidak bisa bayangkan jika berada diposisimu, aku terus memikirkan semua ucapanmu waktu itu. Dan sejak saat itu aku selalu bermimpi buruk” kini bomi membuka suara.

“Mungkin kami tidak membulymu, tapi kami membiarkanmu sendiri dan menganggapmu tak ada. Kami tak sadar dengan apa yang kami lakukan itu ternyata menyakitimu tiff, maafkan kami” kini sunny ikut membuka suara.

“Kami sungguh menyesal dengan sikap kami, kami harap kau bisa memaafkan kami. Kami semua sudah berdiskusi untuk meminta maaf padamu dan berjanji satu sama lain untuk tidak akan pernah lagi memperlakukan seseorang seperti itu lagi”

“Kami mohon maafkan kami tiffany” serempak mereka meminta maaf pada tiffany.

Bulir-bulir itu kini keluar dari mata cantik tiffany bahkan lebih deras lagi. Ia tidak bisa berkata apa-apa, ia terlalu terharu dengan permintaan maaf mereka. Ia bisa merasakan penyesalan dalam mereka.

Tiffany hanya mengangguk sebagai jawaban, ia tidak bisa mengeluarkan suaranya.

Sunny mendekat kearah tiffany dan memeluknya, semuanya pun mengikuti sunny untuk memeluk tiffany. Mereka semua saling memeluk satu sama lain.

Taeyeon yang melihat itu ikut meneteskan air matanya. Ia senang ia berhasil membuka hati tiffany untuk mereka.

“Setidaknya kau tidak akan sendiri saat aku harus meninggalkanmu kelak” lirih taeyeon dan segera menghapus air matanya.

***

“Pany-ah ireona!” taeyeon mencoba membangunkan tiffany yang terlelap.

“Oh ayolah cepat bangun. Ayo kita pergi kesuatu tempat! Palliwa ireona!” taeyeon terus mengguncang-guncangkan tubuh tiffany.

“Berhenti menggangguku tae, ini masih pagi” guman tiffany enggan menuruti ucapan taeyeon.

“Jadi kau tidak ingin ikut aku kesuatu tempat? Arasseo” ucap taeyeon dan bangkit mulai berjalan pergi.

“Arasseo aku bagun!” ucap tiffany dengan kesal. Taeyeon membalikkan tubuhnya dan tesenyun lebar memperlihatkan gigi rapinya.

“Kalau begitu cepat mandi dan bersiap-siap. Pakai baju yang sangat tebal!” perintah taeyeon dan segera berlari keluar dari kamar tiffany.

.

.

“Jadi mau kemana kita?” tanya tiffany yang baru saja tiba di ruang tengah.

Taeyeon bukannya menjawab malah tercengang melihat tiffany yang sangat cantik.

snsd-tiffany-airport-pictures-13-1

“Wow kau sangat cantik pany-ah” mata taeyeon berbinar-binar melihat tiffany.

Tiffany tersipu malu mendapat pujian dari taeyeon.

“Tapi aku menyuruhmu untuk memakai pakaian yang tebal bukan?”

“Ya, aku sudah memakainya, see?”

“Tidak pany-ah itu tidak cukup, biar aku pilihkan kalau begitu” taeyeon menarik tangan tiffany untuk mengikutinya kembali kekamar tiffany dan mulai mencarikan pakaian yang menurutnya hangat.

“Ini. Pakai ini saja. Kau akan merasa hangat” taeyeon menyodorkan pakaian pilihannya.

“Apa kita akan pergi kekutub?” tanya tiffany begitu melihat pakaian yang dipilihkan taeyeon.

“Any, kau akan tahu nanti. Cepat ganti pakaianmu. Aku akan menunggu diluar.

Tak lama kemudian tiffany mengembulkan kepalanya.

“Sudah? Kemarilah biarkan aku melihatmu” perintah taeyeon.

Tiffany pun keluar memperlihatkan dirinya sambil memasang aegyo dengan menutup mulutnya.

006_ipade002

“Bagaimana? Apa aku cantik?” tanya tiffany.

Taeyeon kembali terkesima melihat penampilan tiffany. Ia harus akui tiffany selalu berhasil membuatnya semakin jatuh cinta.

“Tae?”

Taeyeon tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapinya. Lalu mendekati kearah tiffany.

“Kau sangat cantik melebihi apapun” taeyeon mengelus kedua tangan tiffany.

“Kajja!” ajak taeyeon. Tiffany membalas dengan senyuman.

Namun senyumannya tiba-tiba menghilang saat ia sadar bagwa dirinya tidak lagi didalam rumah. Udara dingin berhasil ia rasakan sampai ketulang. Dengan segera ia edarkan pandangannya melihat sekitar. Banyak orang yang sedang bersenang-senang disana.

screenshot_2017-01-04-15-37-45-1

Taeyeon kembali membawanya berteleport.

“Wow, bukankah ini YongPyong resort?” tanya tiffany.

“Ne, kita akan bermain disini hari ini” jawab taeyeon.

“Aku bahkan sudah mempersiapkan ini” taeyeon menunjukkan perlengakapan untuk bermain sky.

“Tapi aku tidak bisa bermain sky”

“Aku juga” jawab taeyeon seadanya.

“Mwo?” tiffany tak percaya mendengar jawaban taeyeon. Jika taeyeon juga tidak bisa sky lalu untuk apa mereka disini?

“Tapi aku bisa mempelajarinya dengan cepat, setelah itu aku akan mengajarimu. Aku sudah membaca dasar-dasar bermain sky. Kau tidak perlu cemas seperti itu pany-ah” ucap taeyeon mengelus puncak kepala tiffany.

“Sebentar lagi salju mencair, aku takan membiarkan itu tanpa membuat kenangan bersamamu, kita tak tau apa kita masih bisa bersama dimusim sakju berikutnya kerena itu kita akan bersenang-senang dan banyak membuat kenangan-kenangan indah hari ini disini” ujar taeyeon.

Tiffany mengganggukkan kepalanya sambil tersenyum

“Ayo pakai perlengkapannya” taeyeon kembali berkata.

Merekapun segera memakai perlengkapan sky yang sudah disiapkan taeyeon.

“Aku akan mencobanya dulu. Kau tunggu disini”

Taeyeon segera menjauh dari tiffany dan bersiap meluncur.

“Satu, dua, tiga”

Taeyeonpun meluncur dari atas. Sulit dipercaya ia terlihat sangat pandai dalam sky. Taeyeon bahkan bisa meliuk-liukkan membelokkan arah. Melihat keberhasilannya dalam sekali coba membuat dirinya bangga dan bahagia.

Taeyeon menghentikan dirinya dan menghampiri tiffany.

“Kau lihat aku bisa melakukannya pany-ah. Ini lebih mudah dari yang kubayangkan! Kau harus mencobanya” antusias taeyeon.

“Tapi aku takut”

“Aku akan menjagamu, kau tahu siapa aku bukan?” taeyeon tersenyum bangga.

“Arasseo” akhirnya tiffany setuju.

Mereka mulai bersiap, lebih tepatnya hanya tiffany.

“Baiklah buka kakimu selebar bahu, posisikan lututmu sedikit ditekuk, jika kau kau menghentikan atau memperlambat dekatkan ujung depan papan sky, jika ingin mempercepat gunakan tongkatmu. Kau siap?” taeyeon menjelaskan pada tiffany dasar-dasar sky.

“Tunggu! Aku berubah pikiran aku tidak mau!”

“Benarkah? Tadinya aku akan memberikanmu hadiah kalau kau berhasil” goda taeyeon.

“Hadiah? Apa itu?”

“Apapun. Apapun yang kau inginkan”

Mendengar itu tiffany berfikir ulang, ‘apapun yang kau inginkan’. Siapa yang tidak tertarik kalau apapun permintaannya bisa dikabulkan. Tergambar smirk jahat di wajah tiffany.

“Baiklah, kau bilang apapun bukan?” tiffany memastikan.

“Tidak! Maksudku satu, hanya satu permintaan okay” taeyeon mengubah keputusannya karena melihat smirk menakutkan tiffany yang ia yakini itu akan menyusahkannya.

“Kenapa kau mengubahnya!! Kau licik!” tiffany memukul dada taeyeon.

“Yasudah kalau tidak mau” ucap taeyeon acuh dan berniat pergi.

“Arasseo!! Kajima!” teriak tiffany dengan kesal.

Taeyeon berbalik sambil memasang senyumnya.

“Baiklah aku sudah menjelaskannya tadi, kau siap?”

Tiffany mengangguk.

“Hana, dul, set!”

Tiffany mulai meluncurkan dirinya perlahan-lahan, namun kedua kakinya lama-lama menjadi melebar dan berakhir tiffany yang jatuh terduduk disalju yang dingin itu.

“Taeyeon!!” teriak tiffany seperti ingin menangis.

“Gwaenchana?” tanya taeyeon yang ada di hadapan tiffany.

“Kau bilang ini mudah, dasar pembohong!” tiffany kembali memukul dada taeyeon.

“Tapi ini memang mudah untukku. Yasudah kalau mau menyerah dan membiarkan hadiahku melayang” taeyeon berdiri dan berniat pergi.

“Ya! Siapa yang bilang aku menyerah! Taeyeon kajima!”

Taeyeon membalikkan tubuhnya. Dan dilihatnya wajah kesal tiffany.

“Bisa bantu aku bangun?” tanya tiffany kini dengan puppy eyesnya sambil mengulurkan kedua tangannya pada taeyeon.

Taeyeon terkekeh melihat sikap lucu tiffany, lalu ia raih tangan itu mencoba membantunya.

Bugg!!!

“Aww!” ringis taeyeon.

Tiffany baru saja menarik tangan taeyeon membuat taeyeon jatuh dan memukul kepalanya.

“Itu hukuman untukmu karena berani meninggalkanku 2 kali” ujar tiffany dan bangkit meninggalkan taeyeon.

“Gadis itu benar-benar berbeda” taeyeon terkekeh

.

.

“Akan kupastikan kali ini aku berhasil” ucap tiffany pada diri sendiri.

“Hana, dul, set!”

Tiffany mulai meluncur perlahan dan ia mulai bisa menyeimbangkan tubuhnya, setelah dirasa berhasil tiffany mendorong tongkatnya untuk mempercepat dirinya.

Angin dingin nan sejuk itu ia rasakan, ternyata ini memang menyenangkan dan ia berhasil setelah sekian kali gagal dan jatuh.

“Mengasyikkan bukan?”

Tiffany menolehkan wajahnya kesumber suara. Taeyeon ada disana ikut meluncur dan sekarang ada di sampingnya.

“Ne, ini sangat!!”

Mereka meluncur berdampingan dengan senyum bahagia terukir diwajah mereka.

.

.

“Pany-ah ayo naik itu!” taeyeon menunjuk sesuatu yang melintas diatas.

screenshot_2017-01-04-15-36-51-1

“Eoh kajja”

.

.

“Wahh lihat! Pemandangan salju sangat indah jika dilihat dari sini. Aku bahkan bisa melihat banyaknya orang-orang hhahahah!” ucap taeyeon dengan wajah udiknya.

“Kau terlihat seperti anak kecil dengan sikap seperti itu” ucap tiffany.

“Eomma~” goda taeyeon dengan memasang aegyo.

“Ya! Aku bukan eomma-mu. Dan jangan pasang aegyo-mu aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak memukulmu dork” tiffany menjitak pelan taeyeon.

“Arasseo, suatu saat kau pasti akan merindukan aegyo-ku ini. Lihat saja nanti” ujar taeyeon memasang wajah cemberut.

“Itu tidak akan terjadi, akan kupastikan itu wew” tiffany menjulurkan lidahnya.

“Syukurlah, aku harap apa yang kau katakan itu benar”

Taeyeon memalingkan wajahnya keluar memandang pemandangan indah dibawah.

“Aku menyukai tempat ini, dimana salju bergelimang dan membuat orang-orang bahagia karenanya. Apa aku bisa datang lagi kemari bersamamu?” tanya taeyeon.

“Tentu kapanpun kau mau” jawab tiffany.

Pikirannya kini melayang jauh memikirkan kemungkinan yang akan terjadi. Musim dingin akan segera berakhir, salju akan segera mencair. Waktu yang ia miliki kini tersisa hanya 1 minggu lagi.

Hari ini akan menjadi hari terakhir dimana salju masih bergelimang, setelah itu salju akan mulai sedikit demi sedikit mencair dan musim dinginpun berakhir digantikan dengan musim selanjutnya, pada hari itulah keputusan nasib dirinya akan dimulai. Dan semua itu bergantung pada tiffany.

Jika hari itu tiffany masih mencintai dan mempercayainya maka ia akan kembali hidup. Namun jika sebaliknya maka ia akan mati. Namun apapun hasilnya ia tetap akan melupakan gadis disampingnya itu, ia akan lupa dengan semua kenangan yang telah mereka ciptakan selama ini, ia akan melupakan semuanya yang berhubungan saat ia menjadi seorang malaikat.

Tiba-tiba taeyeon tersadar dari pikirannya yang melayang jauh ketika ia merasakan sebuah tangan melingkar dilengannya dan sebuah kepala menyender di bahunya.

“Pany-ah jika suatu saat aku harus kembali apa yang akan kau lakukan?”

“Entahlah, aku tidak pernah memikirkan hal itu. Tapi yang pasti aku akan sedih, kehilangan, dan menderita. Aku lebih baik mati daripada hidup tanpamu”

Mendengar jawaban tiffany membuat hati taeyeon sakit. Ia pun merasakan apa yang tiffany rasakan, ia lebih baik mati daripada harus hidup tanpa tiffany dan melupakannya.

“Apa kau pikir kita bisa selamanya bersama?” taeyeon berkata sambil berusaha menahan air matanya.

“Kenapa kau berbicara seperti itu? Apa kau akan pergi dariku?” tiffany kini menegakkan tubuhnya dan menatap taeyeon dengan serius.

“Eiii~ kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Kau manusia sedangkan aku malaikat. Manusia tidak kekal sedangkan malaikat, kau tahu? Mungkin ada beberapa persen malaikat yang bisa mati juga” taeyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Meskipun begitu apapun yang terjadi kita harus tetap bersama, kalaupun memang begitu biarkan aku mati lebih dulu, agar aku tidak perlu merasakan sakit karena harus menjalani hidup tanpamu” ucap tiffany kembali melingkarkan tangannya dan memyenderkan kepalanya kembali dibahu taeyeon.

“Dasar manusia egois” taeyeon berkata dengan senyum mengembang namun tidak dengan hatinya yang sedang menangis pilu.

.

.

“Lihat boneka saljuku hampir selesai! Siap-siap terima hukumanmu taeyeon! Hahaha” tiffany berkata diiringi tawa puas melihat boneka saljunya yang hampir selesai dibandingkan taeyeon yang baru saja membuat kepalanya.

“Kau curang! Ku bilang untuk membuat yang besar tapi kau malah membuatnya dengan ukuran kecil” ujar taeyeon.
“Ini sudah cukup besar taey-Ya!!!!!!” teriak tiffany.

Ia tidak bisa berkata apa-apa sekarang, ia kesal. Boneka salju yang hampir jadi itu kini berubah menjadi tak berbentuk dan semua itu tentu saja pelakunya adalah Taeyeon.

“Omo! Maafkan aku sepatuku lepas begitu saja hhe” ujar taeyeon diakhiri dengan cengiran.

“KIM TAEYEON!!!” teriak tiffany. Hell fany mode on!

Taeyeon segera berlari ketika melihat kobaran api kini muncul dimata tiffany, tiffany mulai mengejar taeyeon. Mereka terus berlari yang satu menghindar dan yang satu mengejar. Hingga dirasa tiffany mulai lelah dan menghentikan aksi larinya, dengan cepat ia buat bola salju dan melemparkannya.

Bukk!

“Hahahahah yes!!” girang tiffany karena lemparannya tepat sasaran. Sementara yang jadi sasaran hanya diam ditempat.

Dengan perlahan taeyeon membalikkan tubuhnya sambil memasang senyum jahat yang berhasil membuat tiffany menghentikan tawanya.

“Hhe sekarang giliranku” ucapnya lalu berlari menghampiri tiffany.

Tiffany berlari sekencang mungkin, entah mengapa ia merasa merinding melihat senyum itu.

Tiffany menoleh kebelakang untuk melihat jarak dirinya dengan taeyeon namun ia tidak melihatnya, ia pikir taeyeon sudah tertinggal jauh. Hingga akhirnya ia akhirnya ia kembali menatap kedepan dan-

“OMO!!!!!”

Bukk!

Taeyeon berhasil menangkap tiffany.

“Tae-taeyeon” lirih tiffany sambil menelan ludahnya sendiri, ia sedikit takut dengan senyum jahat yang sedang taeyeon perlihatkan ditambah dengan posisi mereka yang menurutnya terlalu emmm…

Saat ini tiffany sedang terbaring disalju yang dingin dan taeyeon ada diatasnya mengunci kedua pergelangan tangan milik tiffany dengan tangannya.

Lama-lama senyum jahat itu hilang dan digantikan dengan senyum penuh tulus. Mereka saling bertatapan. Tiffany bisa melihat tatapan penuh cinta dari mata taeyeon, ia bisa merasakannya.

“Kau pikir dengan berlari bisa menjauh dariku? Aku bisa berteleport pany-ah”

“Lagipula kenapa kau berlari? Kau pikir aku akan melakukan sesuatu yang buruk?” taeyeon kembali berucap.

“I-itu karena kau terlihat sedikit menakutkan dengan ekspresi seperti itu” jawab tiffany dengan lirih.

Taeyeon tersenyum manis lalu mendekatkan wajahnya, ia kecup kening gadis yang ia cintai itu. Taeyeon mendiamkan kecupannya lebih lama lalu kembali menatap tiffany dengan lembut.

“Ijinkan aku untuk membalas perbuatanmu tadi padaku”

Taeyeon kembali mendekatkan wajahnya. Tiffany mulai menutup kedua matanya dan-

Chuuu~

Taeyeon mulai menggerakkan bibirnya, ia lumat bibir manis milik tiffany. Tiffany yang mulai terbuai kini membalas lumatan taeyeon. Kini mereka saling melumat.

Mereka mulai menikmatinya satu sama lain. Taeyeon menggerakkan kepalanya kekanan dan kekiri, menggesekkan hidung mancung mereka.

Tanpa tiffany sadari taeyeon menciumnya sambil mengeluarkan air matanya.

Ini akan menjadi ciuman terakhir mereka yang akan taeyeon rasakan, ia akan sangat merindukan bibir manis ini, ia akan merindukan setiap sentuhannya, ia akan merindukan setiap kenangan indah yang mereka ciptakan. Ia akan sangat merindukan tiffany. Ia akan memyimpan semua tentang tiffany dan dirinya didalam hati terdalam dan menguncinya rapat, berharap semua itu tak akan ia lupakan.

Apapun akhir nasibnya ia akan menerimanya. Hanya satu hal yang ia inginkan.

‘Tuhan jika pada akhirnya kami tak bisa bersama semoga engkau menghapus ingatan gadis ini saat aku berada disisinya. Biarkan dia melepasku pergi dan melupakanku. Membuka kehidupan baru yang indah bersama seseorang yang lebih baik dan pantas untuk mendampinginya, membahagiakannya, menjaganya. aki titipkan dia pada-Mu jangan biarkan dia tersakiti dan meneteskan air matanya. Aku mohon’

***

Salju.

Semua warga korea mulai bahagia untuk menyambut pergantian musim yang sebentar lagi datang atau lebih tepatnya besok akan datang.

Terlihat kini salju kini sudah mencair bahkan hampir tidak tersisa. Suhu udara sudah mulai berubah, tidak membuat semua orang kedinginan dan harus memakai jaket tebal.

Semua orang kini sudah melepas jaket tebal mereka. Begitupun dengan para siswa dan siswi LS, mereka tampak antusias dengan musim baru mereka.

“Tiffany! Lihat ini, taeyeon berciuman dengan anak kelas 12-2, daebak!”

Tiffany yang mendengar itu segera mereput sebuah photo yang teman satu kelasnya itu berikan.

Mata tiffany memerah, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Seorang wanita berambut putih sedang dicium oleh seorang pria meski wajah wanita itu tidak terlihat karena tertutup wajah si pria tapi dilihat dari ciri fisiknya ia tahu itu adalah orang yang ia cintai. Siapa lagi yang mempunyai rambut putih selain taeyeon?

“Ji eun tak sengaja melihat mereka, lalu memfotonya. Daebak! Taeyeon berciuman dengan the king LS kita”

Tiffany bangkit dari duduknya dan segera pergi dari tempat itu sambil menahan emosi.

“Tiffany mau kemana? Sebentar lagi kelas akan dimulai!”

Tiffany mengabaikan ucapan temannya itu, yang ia butuhkan adalah penjelasan dari seseorang yang berhasil mengobrak abrikan hatinya saat ini

.

.

Taeyeon POV

Tiffany.

Pikiranku tak pernah lepas dari bayangan dirinya. Bagaimana kelak dirinya dan diriku. Semuanya akan segera berakhir. Waktuku hanya sampai besok pagi saat matahari terbit.

Aku bisa merasakan tubuhku yang terasa lemah dan panas. Semua tubuhku terasa sakit. Dan itu semua karena waktuku tak lama lagi, hanya tinggal menghitung jam dan semua akan berakhir.

BRAKK!!

Suara itu berhasil membuatku mengalihkan pandanganku menuju sumber suara. Disana ada tiffany yang baru saja menutup pintu kamarku dengan keras.

“Pany-ah ada apa? Kau sakit?” tanyaku menghampirinya.

Kulihat matanya memerah, pipinya basah. Ia terlihat seperti sudah menangis.

“Hei, katakan padaku ada apa? Kau menangis?” saat tanganku akan menyentuh wajahnya berniat menghapus air yang membasahi pipi itu tiffany mengenyahkan tanganku.

“Tiffany..” lirihku.

Sebenarnya ada apa ini?

Aku bisa melihat tatapan emosi darinya. Apa aku melakukan kesalahan?

“Pembohong” lirihnya sambil menatapku. Air matanya kini menetes kembali. Kucoba untuk menghapus air mata itu namun ia kembali menolak.

“Kau, bagaimana bisa kau mempermainkan hatiku begitu saja. Kau keterlaluan” ucapnya.

“Apa maksudmu, Aku tidak mengerti?”

Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang ia bicarakan.

Mempermainkannya? Aku?

Dia melempar selembar photo tepat mengenai wajahku.

Terkejut? Ya, sangat. Tiffany tak pernah sekasar ini padaku.

“Lalu apa itu? Kau masih tak mengerti?”

Kuambil photo yang yang ia lemparkan padaku di lantai. Mataku terbalalak melihat ini.

Apa dia pikir ini aku? Aku tidak mungkin melakukan hal seperti ini dibelakangnya.
Bagaimana-apa ini yang dimaksudkan hari penentuan nasibku itu?

Apa ini ujian akhir yang menentukan apakah tiffany menjadi penyelamat atau pembunuhku?

“Tiffany ini bukan aku, kau tahu-”

“Lalu kau pikir siapa dia?!”

“Aku tidak tahu”

“Hanya kau yang memiliki warna rambut seperti itu disekolahku taeyeon, aku tahu fisikmu!”

“Jika kau tahu seharusnya kau tahu kalau itu bukan aku”

“Berhenti berbohong padaku taeyeon! Ji eun melihatmu berciuman dengannya”

“Aku tidak berbohong! Aku tidak melakukan itu. Kau tahu aku hanya dirumah.”

“Kau bisa berteleport!”

“Tapi aku tidak melakukan itu, aku tidak berbohong pany-ah”

“Benarkah? Lalu katakan padaku apa kau mencintaiku?”

“Aku-” aku menghentikan ucapanku. Aku tidak bisa mengatakan aku mencintainya.

“Kau tahu perasaanku tiffany” ucapku menyakinkannya.

“See? Kau tak mencintaiku! Mengapa aku baru sadar sekarang, selama ini kau tak pernah mengatakan bahwa kau mencintaiku atau menjawab pernyataan cintaku”

“Seharusnya kau bisa merasakan bagaimana perasaanku padamu tiffany. Aku punya alasan mengapa aku tak pernah mengucapkan hal itu”

“Katakan alasannya padaku!” pintanya.

“Aku tidak bisa! Tolong mengertilah dan percayalah padaku” pintaku padanya.

Kau tidak tahu pany-ah, jika aku mengatakan kata cinta padamu maka kau akan mati. Bagaimana bisa aku membiarkan itu terjadi.

“Taeyeon jika kau tak mencintaiku seharusnya kau katakan sejak awal, mengapa kau melakukan ini padaku. Kau membuat perasaanku semakin tumbuh karenamu. Atau mungkin ini hanya karna doa ku? Menginginkan seseorang yang peduli, menyayangiku dan selalu ada disisiku membelaku kapanpun, dan juga…. menerimaku apa adanya. Apa karena doaku itu?”

Aku menutup mataku. Rasa sakit kini mulai kurasakan kembali bahkan lebih sakit lagi. Tapi semua itu tak ada bandingannya dengan rasa sakit dihatiku, aku kembali merasakan sakit kesekian kalinya. Apa ini pertanda bahwa aku akan berakhir?

Ku buka mataku perlahan dan menatap tiffany. Tubuhku terasa semakin lemah, aku harus segera mengakhiri ini.

“Geurae, jika kau lebih percaya pada mereka dari pada mempercayaiku. Kau bahkan tak melihat langsung pany-ah. Berfikirlah sesukamu” ucapku lalu melangkahkan kakiku untuk keluar dari kamarku.

“Aku membencimu taeyeon, aku harap aku tidak pernah bertemu denganmu. Aku membencimu!!” teriak tiffany.

Kuhentikan langkahku. Air mataku menetes mendengar perkatannya itu. Pada akhirnya ia sama seperti yang lainnya. Kembali menyakitiku bahkan lebih

Author POV

Keyakinan bahwa tiffany adalah penyelamatnya kini enyah dari pikirannya, justru tiffany adalah kebalikannya.

Taeyeon membalikkan tubuhnya sambil tetsenyum gentir.

“Gomawo pany-ah pada akhirnya kau menyakitiku seperti yang lainnya. Terimakasih karena kau memutuskan untuk membunuhku dari pada menyelamatkanku. Terimakasih karena kau telah memberikan cintamu padaku dan membuat kenangan-kenangan indah untukku. Aku takkan melupakannya”

Setelah mengatakan itu taeyeon menghilang dari tempat itu.

Sementara tiffany hanya bisa menangis. Ia meluruhkan tubuhnya untuk duduk dilantai. Ia tak bisa menyanggah tubuhnya, ia terlalu sedih..

“Taeyeon-ahh” lirih tiffany sambil menangis.

Treeeetttt
Treeeetttt

Tiffany menghentikan tangisnya begitu mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Dengan kasar ia hapus air matanya dan bangun dari duduknya. Ia buka pintunya dan terlihat ji eun dan suzy ada di sana.

“Tiffany maafkan aku. Aku mengkhawatirkanmu tadi” ujar suzy.

“Kembalilah aku sedang ingin sendiri” ujar tiffany.
Saat ia akan menutup pintunya suzy dengan cepat menahannya.

“Ada yang ingin ku katakan mengenai photo tadi” ujar suzy. Tiffany kembali membuka pintunya sambil mengerutkan keningnya

“Sebenarnya wanita dalam photo itu bukan taeyeon tapi chaeyeon, dia baru saja mencat rambutnya” ucap suzy.

“Ne, aku kira itu taeyeon. Maafkan aku” kini ji eun membuka suara.

Tiffany POV

Taeyeon..

Jika itu benar lalu bagaimana dengannya. Aku baru saja menyakitinya. Ya tuhan apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku begitu bodoh??

Dengan segera aku masuk kedalam rumah untuk mencari dirinya.

“Taeyeon!!” panggilku.

Kucari diseluruh ruangan dan dia tidak ada disini. Apa mungkin disekolah?

Aku pergi ke sekolah dan berlari menuju kelasku

Brakk!!!

“Taeyeon!!”

Kosong. Tak ada siapapun.
Dimana dia? Kemana aku harus mencarinya?

‘Taeyeon dimana kau? Kemana aku harus mencarimu?’

Kenapa aku begitu bodoh mempercayai mereka dibandingkan dirimu, rasa cemburu terlalu menyelimutiku sampai aku tidak bisa mengontrol
Sikap dan ucapanku.

“Taeyeon aku mohon kembalilah, maafkan aku” lirihku sambil meneteskan air mata.

Aku teringat akan ucapan terakhirnya.

‘Gomawo pany-ah pada akhirnya kau menyakitiku seperti yang lainnya. Terimakasih karena kau memutuskan untuk membunuhku dari pada menyelamatkanku. Terimakasih karena kau telah memberikan cintamu padaku dan membuat kenangan-kenangan indah untukku. Aku takkan melupakannya’

Apa seseorang pernah menyakiti dirinya?

Lalu apa maksudnya bahwa aku memutuskan untuk membunuh dari pada menyelamatkannya?

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

‘Dan berhenti berkata bahwa kau menyakiti atau hampir membunuhku, aku yakin kau tak akan membiarkan itu terjadi bukan?’

‘Itu takkan pernah terjadi, kau harus percaya padaku apapun yang terjadi tetaplah percaya padaku’

‘Jika kelak sesuatu terjadi maka tetaplah percaya padaku, apapun itu’

‘Anya, aku sangat bahagia karenamu pany-ah. Gomawo keurigo mianhae’

‘Cobalah dan jangan menyerah begitu saja. Jangan hanya membuka hatimu untukku karena-‘
‘Karena itu, aku mohon padamu. Setidaknya lakukan ini demi aku’

‘Jawabanku adalah ada. Siapa dia? Dia adalah kunci kehidupanku dimasa depan. Kenapa? Aku tidak tahu dengan pasti, tapi saat berdekatan dengannya aku merasa sesuatu berdetak disini, aku juga merasa hangat, dan saat bibir kami menyatu itu seperti candu untukku. Melihat senyumnya membuatku senang setengah mati. Aku harap aku akan selalu bersamanya, mengingatnya dan mengingat setiap moment yang kami ciptakan bersama. Ya aku sangat mengharapkan itu’

‘Sebentar lagi salju mencair, aku takan membiarkan itu tanpa membuat kenangan bersamamu, kita tak tau apa kita masih bisa bersama dimusim sakju berikutnya kerena itu kita akan bersenang-senang dan banyak membuat kenangan-kenangan indah hari ini disini’

‘Arasseo, suatu saat kau pasti akan merindukan aegyo-ku ini. Lihat saja nanti’
‘Itu tidak akan terjadi, akan kupastikan itu wew’
‘Syukurlah, aku harap apa yang kau katakan itu benar’

‘Pany-ah jika suatu saat aku harus kembali apa yang akan kau lakukan?’

‘Apa kau pikir kita bisa selamanya bersama?’

‘Eiii~ kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Kau manusia sedangkan aku malaikat. Manusia tidak kekal sedangkan malaikat, kau tahu? Mungkin ada beberapa persen malaikat yang bisa mati juga’

Jika dipikir-pikir ucapan-ucapannya itu sedikit aneh. apa disetiap perkataan yang taeyeon saling berkaitan dan ada arti tersembunyi?

‘Terimakasih karena kau memutuskan untuk membunuhku dari pada menyelamatkanku’

Oh tuhann!! Apa yang sudah kulakukan!

.

.

Author POV

Kini matahari telah digantikan oleh bulan, langit berubah menjadi gelap. Namun tiffany masih belum bisa menemukan taeyeon. Ia sudah mencari kemana-mana namun tetap nihil.

Hahh hahh taeyeon dimana kau kumohon beri aku kesempatan” lirih tiffany meneteskan air matanya.

Tiba-tiba tiffany teringat sesuatu.

‘Aku menyukai tempat ini, dimana salju bergelimang dan membuat orang-orang bahagia karenanya. Apa aku bisa datang lagi kemari bersamamu?’

Apa mungkin di pyongyang resort?? Mungkinkah?

Tiffany dengan segera menuju mobilnya dengan terburu-buru. Ia harap tebakannya benar bahwa taeyeon ada disana.

Ia terus berfikir, taeyeon datang saat ia berdo’a ketika firt snow tiba, suhu tubuh taeyeon yang dingin, dan saat taeyeon mengatakan salju akan segera mencair tiffany bisa melihat gurat kesedihan disana, dan juga sikap taeyeon yang semakin terasa aneh seiring berjalannya waktu. Apa itu berhubungan dengan musim dingin?

Mengapa ia baru terfikir sekarang?

Jika itu memang benar maka pagi ini adalah akhir ia melihat taeyeon. Salju sudah mencair bahkan hampir tidak tersisa.

Itu berarti jika taeyeon tidak ada di pyongyang maka semuanya selesai.

“Kumohon taeyeon kajima-hiks”

Tiffany mempercepat laju mobilnya bahkan melebihi batas normal, ia tak peduli keselamatannya yang ia penting sekarang adalah taeyeon. Ia harap dirinya belum terlambat.

.

.

Tiffany kini telah sampai, ia edarkan pandangannya. Langit kini sudah mulai terlihat sedikit terang, ia harus cepat. Tiffany berlari ketempat dimana ia bermain sky dengan taeyeon.

“Taeyeon!!!” panggil tiffany.

“………………..”

Namun tiffany tidak menyerah ia berlari ketempat dimana ia dan taeyeon membuat boneka salju. Dan ia melihat seseorang yang memiliki sayap sedang berjongkok mendekap lututnya sambil memperhatikan boneka salju yang ia dan taeyeon buat.

“Taeyeon!!” panggil tiffany sambil berlari menghampirimya.

“Bonekanya mencair, boneka milikku bahkan tak berwujud” lirih taeyeon tanpa mengubah posisinya.

“Taeyeon, maafkan aku” ucap tiffany diiringi isakan. Taeyeon bangkit dari posisinya dan menatap tiffany dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Kumohon maafkan aku, beri aku kesempatan. Aku melakukan kesalahan. Kumohon jangan pergi tetaplah disisiku” pinta tiffany.

“……………………”

“Maafkan aku karena menyakitimu dan lebih mempercayai mereka dibandingkan dirimu, itu kesalahanku taeyeon kumohon”.

“……………………”

Matahari kini mulai siap menunjukkan cahayanya.

“Rasa cemburuku terlalu besar sampai aku tak bisa mengontrol diriku. Maafkan aku tae”

“…………………….”

“Maaf karena aku baru menyadarinya bahwa aku adalah kunci kehidupanmu. Hidup dan matimu ada ditanganku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, apa sudah terlambat?”

“…………………….”

“Kumohon bicaralah, kajima tae. Tetaplah disisiku, aku-” tiffany menghentikan ucapannya karena menahan tangis.

“Aku …. Aku mencintaimu taeyeon karena itu jangan pergi!!” teriak tiffany.

Kini taeyeon meneteskan air matanya, ia tak tahu harus berbuat apa. Ia tak bisa untuk berada disisi tiffany seperti yang dipintanya.

Taeyeon melangkahkan kakinya mendekati tiffany, ia hapus air mata itu dengan lembut.

“Uljima”

Tiffany menggenggam tangan taeyeon yang berada dipipinya. Rasa dingin yang biasa ia rasakan saat taeyeon menyentuhnya kini tidak ada lagi dan itu semakin membuat tiffany takut bahwa taeyeon akan meninggalkannya.

“Kajima, apa kau akan pergi bersama musim dingin?” tanya tiffany masih dengan isak tangisnya.

“………………….”

“Taeyeon-hiks” tanpa taeyeon jawab tiffany tahu jawabannya. Ia peluk tubuh taeyeon dengan erat berusaha mencegahnya pergi.

“Aku mencintaimu kumohon jangan pergi. Apa itu tidak cukup untuk membuatmu tinggal disisiku?”

Taeyeon tidak bisa berkata-kata. Ia tak tau harus menjawab apa.

Karena tak ada respon tiffany melepaskan pelukannya dan menatap taeyeon, ia sentuh pipi itu yang ikut mengeluarkan air mata seperti dirinya.

“Aku tak bisa merelakanmu pergi” ujar tiffany.

“Tiffany maafkan aku, kita takkan pernah bisa bersam-”

Tiffany menghentikan ucapan taeyeon dengan ciumannya. Ia tidak ingin mendengar apa yang akan dikatakan taeyeon, karena ia tahu kemana arah taeyeon berbicara.

Taeyeon terdiam, matanya terbelalak. Tiffany melumatnya dengan lembut dan perlakuan itu akhirnya taeyeon balas sambil menutupkan matanya.

Mereka saling melumat dalam tangis sampai tak menyadari bahwa kini sang surya matahari telah menampakkan dirinya. Mereka melepaskan ciuman itu dan menyatukan kening mereka.

“Saranghae” ucap tiffany.

“Nado-”

“Nado saranghae” lanjut taeyeon.

Kalung mereka menyatu dengan sendirinya, dan munculah suatu cahaya yang berasal dari kalung yang mereka pakai. Dengan perlahan tubuh taeyeon terangkat keatas dan tubuhnya mulai sedikit demi sedikit menghilang.

“Taeyeon!!” teriak tiffany. Tangan mereka masih saling menggengam bahkan tiffany menggenggamnya dengan erat tak ingin melepaskan tangan itu.

“Pany-ah”

“Kajima jebal!!!! Taeyeon-ah kajima” teriak tiffany. Air matanya keluar sangat deras.

“Aku akan kembali, aku takkan pergi. Jadi sampai saat itu tiba bisakah kau menungguku?” ucap taeyeon.

Tiffany menggelengkan kepalanya, ia tak ingin taeyeon pergi.

“Tiffany, lihat aku dan dengar aku baik-baik!” ujar taeyeon dengan nada sedikit membentak agar tiffany mau mendengarnya.

“Apapun yang terjadi aku akan kembali meski dengan wujud berbeda, akan aku pastikan aku akan kembali dan takkan melupakanmu. Maukah kau menungguku hingga saat itu tiba?”

Tiffany tak bisa berkata-kata, ia hanya bisa mengangguk dengan air mata yang deras mengalir. Melihat itu taeyeon memperlihatkan senyumnya dengan sangat cantik.

“Aku akan kembali, saranghae tiffany hwang”

Dengan perlahan tubuh taeyeon semakin terangkat dan genggaman merekapun kini lepas seiring terangkatnya taeyeon. Perlahan tubuh taeyeon berubah menjadi butiran-bituran debu.

“ANDWAE !!! TAEYEON!!!”

Tiffany meluruhkan tubuhnya ditanah. Hatinya terasa sakit saat ia tahu kini taeyeon telah menghilang, menghilang dari dunianya. Air matanya tak mau berhenti.

Setelah dirasa pikirannya sudah terkontrol ia teringat apa yang diucapkan taeyeon tadi

‘Apapun yang terjadi aku akan kembali meski dengan wujud berbeda, akan aku pastikan aku akan kembali dan takkan melupakanmu. Maukah kau menungguku hingga saat itu tiba?”

‘Benarkah kau akan kembali?’

‘Aku akan kembali, saranghae tiffany hwang’

“Aku percaya padamu taeyeon, aku akan menunggumu. Karena itu aku mohon tepati janjimu” dengan kasar tiffany menghapus air matanya.

***

3 tahun kemudian.

“Tiff, kau lihat pria yang disana?”

Suara itu berhasil membangunakan tiffany dari lamunannya, ia menolehkan pandangannya pada seseorang yang temannya tujuk. Terlihat pria itu sedang memperhatikannya dan memberikan senyumannya pada tiffany.

“Dia nickhun, dia sangat menyukaimu sejak kau menginjakkan kaki di kampus ini”

“Aku tidak tertarik, katakan padanya untuk menjauh dariku”

“Ayolah tiff, ini kesekian kalinya kau bicara seperti itu saat ada seseorang mendekatimu”

“Aku sudah bilang sampai kapanpun aku takkan menerima satupun dari mereka, seseorang sudah mengisi hatiku jess” ucap tiffany.

“Maksud orang yang bernama taeyeon itu? Ini sudah tahun ke tiga bukan, kau yakin ia akan datang padamu?”

“Aku percaya padanya”

“Mungkin ia hanya mempermainkanmu saja. Banyak orang seperti itu tiff”

“Dia berbeda jess, kau tak tahu dia. Hanya aku yang tahu siapa dia. Jadi berhentilah memanipulasi otakku untuk berhenti menunggunya karena aku sudah berjanji untuk menunggunya dan sampai kapanpun aku akan menunggunya. Hanya dia” setelah tiffany berkata seperti itu pada jessica ia bangkit dari duduknya dan pergi dari kantin.

Ia berjalan keluar gedung perkuliahan ia ingin menenangkan dirinya. Pikirannya terus melayang memikirkan malaikat yang pernah hadir dihidupnya itu.

Ia sangat merindukannya, sangat. Ia tidak pernah bisa tidur nyenyak, makan dengan baik, ia juga lebih sering melamun mengingat setiap kenangan yang mereka ciptakan.

Ia ingin sekali segera kembali bertemu dengannya, memeluknya dan menciumnya.

Lelah?

Ya, terkadang rasa lelah menunggu taeyeon muncul dalam benaknya. Namun karena rasa cintanya yang besar untuk malaikat itu berhasil membuatnya bertahan hingga saat ini.

Tiffany terus berjalan dengan termenung dengan pikirannya hingga tanpa sadar sebuah bola meluncur dan mengenainya.

Dugg!!

Dan setelah itu yang ia lihat hanya gelap dan ia tak ingat apapun lagi.

.

.

Tiffany POV

Bau.

Aku mencium bau obat-obatan yang begitu menyengat indra penciumanku. Dengan perlahan aku membuka mataku dan kulihat beberapa orang ada dididepku.

“Honey, kau baik-baik saja?” tanya daddy.

“Dimana ini?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaan daddy sambil bangkit mendudukan diriku.

“Kau pingsan saat sebuah bola mengenai kepalamu. Kau pingsan selama 3 hari honey” ucap daddy cemas.

3 hari? Wow apa benar aku pingsan selama 3 hari?

“Anda tak perlu cemas tuan, seperti yang saya katakan benturannya tidak berakibat fatal, ini semua hanya karena stress saja” ujar dokter yang berdiri didekat daddy.

“Ada apa denganmu honey? Apa yang membuatmu stress, kau berubah sejak 3 tahun lalu. Katakan pada daddy”

Aku tak bisa mengatakannya. Karena jika aku mengatakannyapun takakan ada yang percaya padaku.

Sejak kejadian berakhirnya musim dingin aku akui kalau aku berubah diriku, menutup diriku, hatiku. Dan yang lebih mengejutkan lagi semua orang tak ada yang mengingat taeyeon. Mereka bahkan mengira aku gila saat itu. Hanya aku satu-satunya yang mengingatnya. Dan itu sedikit membuatku stress. Ditambah dengan rasa rinduku yang semakin besar setiap harinya semakin membuatku stress.

“Tak apa dad, aku baik-baik saja. Bisakah aku pulang hari ini dok?” ucapku mengalihkan pembicaraan.

“Kau sudah boleh pulang jika aku mau” ucap dokter itu.

“Dad aku ingin pulang” pintaku.

“Baiklah daddy akan mengurus check out-mu dulu” ujar daddy lalu keluar dari kamar pasienku.

Hahh~tae bogoshipeo” lirihku menitihkan air mata.

Segera kuhapus air mataku dan bangkit bersiap-siap untuk keluar dari rumah sakit ini. Setelah selesai aku keluar dari ruang rawatku dan melangkahkan kakiku menuju lobi.

Namun saat diperjalanan mataku menangkap sesuatu. Sesuatu yang berhasil membuat diriku merinding.

Kim Taeyeon.

Nama itu terpampang dipintu ruangan khusus pasien VIP. Tubuhku bergetar. Benarkah itu taeyeon yang aku kenal?

Aku harus memastikan.

Kubuka perlahan pintu itu. Dan disanalah dia.

Dia sedang duduk diranjangnya sambil menatap keluar jendela.

“T-taeyeon” lirihku.

Ia mengalihkan pandangannya kearahku. Tiba-tiba senyum merekah dari bibirnya. Dan itu berhasil menggetarkan hatiku.

Kubalas senyum itu memperlihatkan eyesmileku yang sangat ia suakai.

‘Apapun yang terjadi aku akan kembali meski dengan wujud berbeda, akan aku pastikan aku akan kembali dan takkan melupakanmu. Maukah kau menungguku hingga saat itu tiba?’

Kim taeyeon, akhirnya kita bertemu kembali. Meski aku yang menemukanmu lebih dulu itu tak apa. Karena yang terpenting kita kini kembali bertemu. Terimakasih karena telah menempati janjimu.

Perjuanganku untuk menunggu tak sia-sia.

Terimakasih malaikatku, kim taeyeon.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

The End

Annyeong reader maaf membuat kalian nunggu lama *pedebangetngirareadernungguauthor
Hahhaha..

Maaf ya karena terlalu panjang, kalau author pendekin gak kebayang alur cepetnya.

Kalau para reader ada yang gak dingerti silakahkan tanya di komenan kalian.

Maaf kalau banyak typo soalnya gak author baca ulang..

Jangan lupa komennya yaww….


122 thoughts on “My Beautiful Angel [Twoshoot 2/2]

  1. Ending luar biasa.diuji bener cinta kedua nya.heum malaikat dan manusia.tp skrg taeny uda bisa bersama selamanya.
    Meski nanggung thor,pertemuannya yg pertama semenjak kejadian ..moment nya hnya kedua nya dpt ingat kenangan bersama yg begitu manis.
    Buat author makin kreatif lg berimajinasi y yg luar biasa karya y aq masih newbie tp ku tau talent authornim ga di ragukan.gomawo

    Like

      1. Tidak tp ku hnya petualang ingn menikmati karya” kreatif dr authornim.semoga slalu dpt pencerahan menuangkan alur luar biasa lg.ahhh ..belum semua karya mu ku read tp sungguh itu kn aq slesaikan jg menikmati nyaa

        Like

Leave a reply to Lean G.G 💞 Cancel reply