Circle [Chapter 4]

Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang
Sub Cast : Kwon Yuri, Lee Sunny, Jessica Jung, Im Yoona, Choi Sooyoung, Choi Siwon (as Siwon Hwang), Kim Hyoyeon
Genre : Yuri, Drama, Sad, Chaptered
Rated : 16+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!

The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Selasa, 28 january 2016

Author POV

Seorang gadis berambut blonde terlihat sedang menikmati pemandangan dari rootrop. Pikirannya sedang kacau sekarang. Ia merasa lelah dan ingin menyerah. Terlalu sulit rasanya hidup sendiri dengan dilanda rasa rindu setiap hari, ia merindukan sebuah kasih sayang dari orang lain. Ia ingin bermanja seperti orang lain pada umumnya. Tidak ada alasan untuknya tetap hidup. rasanya ia ingin mengakhirinya segera dan berkumpul bersama keluarganya didunia baru.

Flashback

“eomma, aku lapar” taeyeon menghampiri eommanya yang sedang memasak didapur.

“sabar sayang, sebentar lagi masakan eomma selesai. Kita juga harus menunggu appa. Jadi bisakah taetae bersabar?” sang eomma mengecilkan api dan menghampiri taeyeon yang memasang wajah cemberut.

“tapi taetae lapar, perut taetae terus mengeluarkan suara eomma” taeyeon semakin cemberut.

“eomma tahu, hanya sebentar sayang. Taetae tahu orang sabar itu disayang tuhan. Taetae ingin tuhan menyayangi taetae?” Tanya eomma taeyeon. Taeyeon hanya mengangguk dengan wajah masih cemberut.

“kalau begitu taetae harus bersabar. Apapun yang terjadi taetae harus bersabar” sang eomma kembali berkata.

“Jika kelak taetae merasa sulit untuk hidup maka taetae harus tetap bersabar. Jika taetae berhasil bersabar tuhan akan memberikan suatu hadiah besar untuk taetae” ujar eomma taeyeon membuat taeyeon kini tidak berwajah cemberut.

“hadiah apa itu eomma?” Tanya taeyeon penasaran.

“sesuatu yang besar. Sesuatu yang berasal dari hati terdalam taetae” uja sang eomma. Membuat taeyeon bingung.

“maksud eomma?” Tanya taeyeon tidak mengerti.

“tuhan akan memberikan hadiah apa yang taetae sangat inginkan” jelas eomma dengan bahasa yang dapat taeyeon mengerti.

“jika taetae bersabar, apa tuhan akan memberikan taetae mobil remot?” Tanya taeyeon.

“tentu saja” jawaban sang eomma membuat taeyeon tersenyum lebar. Sang eomma ikut tersenyum melihat senyum lebar putrinya.

“kalau begitu taetae akan bersabar, taetae mau bermain dengan miyoung saja” ujar taeyeon lalu berlari pergi meninggalkan eommanya. eomma menggelengkan kepanya sambil tersenyum melihat kelakuan putrinya itu

.

.

“youngie ayo bermain” ajak taeyeon pada miyoung yang sedang menonton dengan wajah cemberut. Miyoung tidak menjawab.

“miyoung ayo bemain” ajak taeyeon kembali namun tetap tidak ada respon.

“miyoung marah pada taetae” Tanya taeyeon karena miyoung mengacuhkannya.

“taetae bilang tidak mau bermain” jawab miyoung masih menatap layar tv.

“itu tadi karena taetae sangat lapar, tapi sekarang taetae bisa menahannya” taeyeon menjelaskan pada miyoung. Namun yang diajak bicara kembali tidak merespon membuat taeyeon menghela nafas.

“arasseo, mianhae youngie. Unnie tidak akan melakukannya lagi. Unnie akan selalu bermain dengan miyoung, taetae tidak akan menolak bermain lagi” ucap taeyeon meminta maaf.

“……………………”

miyoung masih tidak merespon. Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikiran taeyeon untuk membuat miyoung kembali tersenyum dan ceria seperti biasanya. Taeyeon tersenyum jahil. Taeyeon semakin mendekat kearah miyoung dan menyerang miyoug dengan menggelitikinya.

“taetae hahahahaha~ hentikan” ucap miyoung karena tidak tahan dengan rasa gelinya. Miyoung sampai berbaring dari duduknya karena rasa geli itu sementara taeyeon mengunci tubuh miyoung dengan menduduki paha miyoung

“taetae akan berhenti jika miyoung memaafkan taetae” ucap taeyeon masih menggelitiki miyoung.

“taetae! Hahahaha aku-hahah memaafkan taetae-hahahaha” jawab miyoung sambil menahan tawa. Taeyeon akhirnya menghentikan aksinya sambil tersenyum lebar, sementara miyoung sedang mengambil nafas.

“jadi miyoung memaafkan taetae?” Tanya taeyeon ingin memastikan.

Miyoung hanya mengangguk sambil memperlihatkan eyesmilenya. Taeyeon semakin tersenyum lebar mendapat jawaban dari miyoung. Taeyeon mendekatkan wajahnya pada miyoung dan mengecup pipi miyoung membuat pipi itu memerah.

“gomawo youngie, jangan marah lagi pada taetae ya. Jangan pasang wajah cemberut seperti tadi, miyoung lebih cantik saat tersenyum. Taetae sayang miyoung” ucap taetae dengan tulus. Mendengar ucapan taeyeon miyoung semakin memperlebar senyumnya membuat ia semakin cantik.

“ne, miyoung juga sayang taetae” miyoung menjawab ucapan sayang taeyeon.

“appa pulang!” sapa tuan kim yang baru pulang setelah bekerja seharian. Mendengar suara tuan kim, miyoung dan taeyeon pun berlari menghampiri tuan kim sambil berlari.

“APPA!” panggil taeyeon dan miyoung bersamaan.

Tuan kim yang melihat kedua putrinya yang berlari menghampirinya mensejajarkan posisinya siap menerima pelukan dari kedua putrinya.

“omo, appa sangat merindukan kalian. Bagaimana dengan hari kalian, menyenangkan?” Tanya tuam kim melepaskan pelukan keduanya.

“ne!” jawab taeyeon dan miyoung dengan kompak dan bersemangat. Tuan kim tersenyum melihat sikap lucu kedua putrinya itu.

“baiklah, appa membawakan sesuatu untuk kalian berdua. Ini untuk taetae dan ini untuk miyoung” tuan hwang memberikan masing-masing sebuah barang yang dilapisi kantung besar. Taeyeon dan miyoung segera mambuka kantung itu dan mereka terkejut senang melihat isi kantung itu.

“ini mobil remot!” taeyeon dan miyoung kembali berucap kompak. taeyeon dan miyoung membuka kardus mainan itu dan mereka semakin senang melihat mobil remot itu.

“wahh appa ini biru! Aku sangat menyukainya” ujar taeyeon.

“ini PINK! appa aku sangat-sangat menyukainya! Ujar miyoung.

taeyeon dan miyoung pun kembali memeluk tuan kim dengan erat. Nyonya kim yang melihat moment mereka tersenyum lebar.

“baiklah sudah cukup peluk-pelukannya, lebih baik kita makan. Bukankah taetae tadi bilang lapar?” ucap eomma menghentikan moment itu. Taeyeon yang mendengar ucapan sang eomma melepaskan pelukannya.

“ayo makan!” ujar taeyeon lalu berlari menuju meja makan. Sikap dork taeyeon membuat tuan dan nyonya kim juga miyoung tertawa. Merekapun mengikuti taeyeon yang sudah kelewat lapar ke meja makan.

Flashback End

hahh~” taeyeon mengela nafas mengingat masa lalu bersama keluarganya.

Di saat taeyeon ingin menyerah ia selalu teringat akan perkataan eommanya. Taeyeon tersenyum miris mengingat kenangan itu. Air matanya keluar begitu saja tanpa ijin. Saat ia sendiri air matanya selalu menetes
Dengan sendirinya tanpa taeyeon sadari.

“ternyata kau disini. Aku mencarimu dari tadi” ucap seseorang yeoja membuat taeyeon sedikit terkejut.

Taeyeon segera menghapus air matanya dan segera melihat siapa orang yang membuatnya terkejut itu. Taeyeon mengerutkan keningnya saat melihat siapa orang itu. Yeoja itu tersenyum sambil mengangkat tangannya memperlihatkan tempat makan yang ia bawa. Wanita itu adalah tiffany. ia berjalan mendekat kearah taeyeon.

“aku membawa makan siang, tapi ini bukan porsiku. Jadi ayo makan bersama” ujak tiffany.

“kau bisa memakannya bersama temanmu. Mengapa aku harus makan bersamamu” ujar taeyeon.

“bukankah kau juga temanku. Kajja” jawab tiffany lalu menarik tangan taeyeon untuk mengikutinya.

Taeyeon yang ditarik hanya diam membiarkan tiffany menariknya ketempat yang tiffany tuju. Mereka duduk tak jauh dari tempat taeyeon tadi. Tiffany membawanya ketempat yang teduh. Tiffany membukakan bekal yang ia bawa. Tercium aroma yang menggiurkan dari makanan tersebut. Terlihat ada beberapa jenis makanan seperti kimbab, dan beef sandwitch, dll.

“Ayo makan” ujar tiffany.

Tiffany mulai memakan bekalnya namun tidak dengan taeyeon, ia hanya diam memperhatikan tiffany. Melihat tiffany mengingatkannya dengan sang adik. Dia memiliki eyesmile seperti miyoung, ia juga mudah marah. Tiffany yang merasa diperhatikan mengalihkan perhatiannya pada taeyeon membuat pandangan mereka bertemu.

Tanpa sadar tiffany memperhatikan wajah cantik taeyeon. Tiffany memperhatikan taeyeon mulai dari mata, alis, hidung hingga pandangannya mendarat pada bibir taeyeon. Jantung tiffany mulai berdetak dengan kencang, pipi tiffany juga kini mulai memerah.

Deg deg
Deg deg

uhukk uhukk” Tiffany tersedak akibat detak jantungnya sendiri.

Melihat tiffany tersedak taeyeon segera membuka tutup air minum yang tiffany bawa dan memberikan padanya. Tiffany pun menerima dan meminumnya.

“makanya makan pelan-pelan. apa kau sangat lapar?” ucap taeyeon .

“itu-itu karena kau. kenapa kau melihatku seperti itu” jawab tiffany dengan gugup.

“aku? Sudahlah” ucap taeyeon segera bangun dari duduknya.

“mau kemana?” Tanya tiffany ketika melihat taeyeon bangun dari duduknya.

“bukan urusanmu” jawab taeyeon lalu berlalu pergi meninggalkan tiffany yang berteriak.

“hei tunggu, taeyeon tunggu!” teriak tiffany, namun taeyeon mengacuhkannya berpura-pura tidak mendengar.

***

“Tiffany!” panggil seorang pada yeoja yang sedang berdiri didekat pintu kelas hukum. Tiffany mengalihkan pandangannya pada orang yang memanggilnya itu.

“oh, Jessie” ucap tiffany melihat Jessica yang melambaikan tangannya. Jessica mendekat ketempat tiffany berdiri.

“apa yang kau lakukan disini, kau harusnya menungguku didekat kelasku” ucap jessica.

“mian, sebenarnya-“ ucapan tiffany terpotong karena mahasiswa hukum mulai keluar dari kelasnya.

Tiffany menajamkan matanya namun tidak menemukan taeyeon. Saat pintu sudah sepi taeyeon keluar dari kelasnya. Membuat tiffany tersenyum karena berhasil menemukan taeyeon. Sementara jessica yang memperhatikan tiffany hanya mengerutkan keningnya melihat sikap aneh temannya, tiffany seperti sedang menunggu seseorang selain dirinya.

“taeyeon!” panggil tiffany pada taeyeon yang fokus pada jalan.

Taeyeon mengalihkan pandangannya dan melihat tiffany melambaikan tangannya. Namun taeyeon mengacuhkannya dan berlalu pergi meninggalkan tiffany dan jessica. Saat tiffany akan mengejar taeyeon, jessica menahannya.

“kau sedang menunggunya?” Tanya jessica.

“mian Jessie, aku ada urusan dengannya. Kau bisa pulang lebih dulu okay” jawab tiffany lalu berlalu pergi mengejar taeyeon.

“heol“ jessica berkata ambil melihat tiffany yang berlari mengejar taeyeon.

“sica!” panggil seseorang pada jessica. jessica membalikkan tubunya untuk melihat orang yang memanggilnya. Orang itu tersenyum lalu mendekat kearah jessica.

“sica?” Tanya jessica memastikan bahwa ia tidak salah mendengar orang itu memanggilnya seperti itu.

“emm, boleh aku memanggilmu seperti itu? Namamu terlalu panjang” Tanya yuri meminta ijin.

“whatever” jawab jessica singkat lalu mulai melangkahkan kakinya diikuti yuri. mereka berjalan bersama.

“kau pulang sendiri?” Tanya yuri. namun jessica tidak menjawabnya dan hanya tetap fokus pada jalannya.

Saat mereka sampai digerbang seseorang yang berpakaian rapi dengan setelan jas serba hitam menghalangi jalan mereka membuat langkah yuri dan jessica terhenti. Pria berjas itu memberi hormat pada yuri.

“nona tuan kwon meminta saya menjemput anda” ucap pria berjas itu setelah memberi salam.

“aku kira aku belum mengatakan bahwa aku setuju untuk kembali” ujar yuri lalu menggenggam tangan jessica dan kembali melangkahkan kakinya mencoba pergi dari sana. Namun pria itu menghalangi jalannya lagi.

“aku akan kembali sendiri jika aku sudah memutuskan. Katakan padanya” ketus yuri.

“maaf nona, tapi tuan meminta saya untuk membawa anda sekarang” pria itu menolak permintaan yuri.

Pria itu memberi perintah dengan menggerakkan dagunya pada dua orang bawahannya untuk membawa paksa yuri. Yuri berusaha keras menahan pergerakan mereka. Jessica yang panik melihat yuri yang diseret seperti itu akhirnya mencoba mencari sesuatu untuk menyelamatkan yuri.

Jessica melihat sebuah kayu yang berukuran 40cm lalu membawanya dan mendekat kearah yuri. ia ayunkan kayu itu dan tepat mengenai bahu pria berjas itu membuatnya kesakitan dan berakhir pinsan. Yuri yang melihat kesempatan untuknya kabur, ia pun menendang kemaluan milik pria satunya yang berada disebelahnya. Pria itu terkapar lemas karena kesakitan.

Yuri mendekat kearah jessica dan menggenggam tangan itu kembali lalu mereka berlari bersama mencoba kabur dari tempat itu.

“nona!” panggil pria yang memberi perintah pada bawahannya itu.

Ia pun mengejar yuri dan jessica meninggalkan anak buahnya yang terkapar. Yuri dan jessica berlari kearah pasar. Yuri dan jessica sedikit kesulitan berlari karena banyaknya orang, begitupun pria berjas itu yang kesulitan mencari yuri dan jessica. Melihat situasi ini membuat yuri mendapatkan ide, ia melihat sebuah mobil yang menjual tobokki dan yuri pun membawa jessica kesana untuk bersembunyi di belakang mobil tersebut. Pria berjas itu kehingan jejak dan kembali berlari kearah lain membuat yuri membuang nafas lega. Yuri dan jessica sama-sama menarik nafas, mereka berhasil kabur dari pria berjas itu.

***

Taeyeon berdiri di halte menunggu bus datang, sementara tiffany baru saja sampai. Ia telihat sangat lelah karena sejak tadi ia berlari mengejar taeyeon.

“mengapa kau berjalan cepat sekali, hahh hahh” tiffany membungkukkan badan sambil tangannya memegang pahanya menyanggah tubunya yang lelah.

Saat tiffany bertanya terlihat bus yang taeyeon tunggu kini telah tiba. Tanpa mempedulikan tiffany taeyeon masuk bus itu diikuti tiffany. Taeyeon mengeluarkan kartu transportasi dan mendekatkan pada alat yang tak jauh dari sang sopir, setelah itu ia masuk dan mencari tempat duduk yang kosong. Saat tiffany akan ikut menghampiri kursi yang taeyeon duduki sang sopir menghentikan tiffany.

“nona kau belum bayar, tolong keluarkan kartu transportasimu” ujar sopir itu. Tiffany yang ditegur hanya memasang wajah bingung, ia tidak memiliki kartu transportasi.

“Bisakah aku membayar uang tunai?” Tanya tiffany pada sopir itu.

“kau tidak punya kartu transportasi? Kalau begitu kau boleh keluar nona” ucap sopir itu.

“tapi aku tidak bisa keluar begitu saja. Aku bilang aku akan membayar dengan uang tunai” ujar tiffany tidak menerima pengusiran dari sopir itu.

“tapi kami tidak menerima uang tunai, jadi tolong segera keluar nona” usir sopir itu.

Taeyeon hanya memperhatikan kejadian itu, ada rasa kasihan melihat tiffany yang sudah memasang wajah cemberut karena mendapat pengusiran dari sopir itu. Taeyeon pun menghela nafas dan bangkit dari duduknya menghampiri tiffany.

“nona tolong cepat keluar, kau membuat waktu kami terbuang sia-sia” ujar sopir itu mulai emosi.

“tapi aku-“ ucapan tiffany terpotong oleh taeyeon.

“aku akan membayar untuk nona ini” ujar taeyeon lalu kembali kekursinya.

Tiffany yang mendapat pertolongan tersenyum lebar. Ia menghampiri taeyeon dan duduk disampingnya. Taeyeon sungguh tidak mengerti mengapa ia melakukannya padahal dirinya merasa terganggu jika berada didekat tiffany. Ia merasa ada yang aneh dengan dirinya jika berdekatan dengan gadis itu, karena itu taeyeon tidak suka jika dekat-dekat denganya.

“gomawo” ucap tiffany berterimakasih pada taeyeon. Taeyeon kembali mengacuhkan tiffany. Ia memasang earphone miliknya dan memandang keluar jendela.

Bus pun kini telah berhenti, taeyeon segera turun dan diikuti tiffany. Taeyeon melangkahkan kakinya menuju café tempatnya bekerja. Merasa tidak nyaman karena tiffany terus mengikutinya taeyeon menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, tiffany yang tidak sadar taeyeon menghentikan langkahnya terus berjalan dan berakhir menubruk taeyeon. Tiffany mengangkatkan wajahnya membuat wajah mereka sangat dekat. Pandangan mereka kembali bertemu.

Tiffany menelan ludahnya melihat wajah taeyeon sedekat ini, kulit taeyeon benar-benar putih seperti susu. Jantung tiffany kembali berdetak kencang. Sementara taeyeon juga ikut terkejut dengan kedekatan mereka yang bisa dibilang sangat dekat, ini pertama kalinya ia melihat tiffany sedekat ini. Taeyeon memperhatikan wajah tiffany dengan seksama.

Saat pandangannya mengarah pada mata tiffany, taeyeon merasa begitu nyaman dan enggan mengalihkan pandangannya. Ia sangat menyukai mata itu. Jantung taeyeon juga tak kalah berdetak cepat seperti milik tiffany.

Karena mengahalangi jalan seseorang tak sengaja menubruk punggung tiffany membuat tiffany jatuh kedalam pelukan taeyeon, begitupun taeyeon yang ikut memegang tiffany mencegahnya untuk jatuh. Jantung tiffany semakin berdetak kencang dari sebelumnya begitupun taeyeon. Tiffany yang takut taeyeon mendengar debaran jantungnya, ia pun menjauh dari taeyeon dan menyisakan kecanggungan diantara mereka.

“ke-kenapa kau mengikutiku” Tanya taeyeon gugup berusaha menghilangkan kecanggungan diantara mereka.

“itu karena a-ada sesuatu yang harus aku katakan padamu” jawab tiffany tak kalah gugup. Jantungnya masih berdebar.

“kalau begitu katakan sekarang padaku, aku harus segera pergi bekerja” ujar taeyeon.

“emm daddy memintaku membawamu kerumah untuk makan malam bersama. Daddy ingin berterimakasih padamu” ucap tiffany. Taeyeon mengerutkan keningnya.

“aku tidak bisa, aku sibuk. Katakan padanya tidak perlu berterimakasih dan lupakan makan malamnya” jawab taeyeon dengan dingin dan kembali melangakahkan kakinya menuju PinkBlue café meninggalkan tiffany

***

“tadi itu benar-benar membuatku tegang. Ini pertama kalinya aku melakukan hal gila seperti itu” ujar jessica antusias.

Mereka sedang berjalan menuju tempat yang yuri tuju untuk mengisi perut mereka yang kelaparan akibat lelah berlarian.

“emm, kau sangat hebat tadi. Kau benar-benar mengayunkan kayu itu dengan keras sica. Kita berhasil kabur karenamu” puji yuri pada jessica.

Merekapun sampai ditempat yang yuri tuju. Jessica yang melihat tempat itu mengerutkan keningnya.

“tempat apa ini?” Tanya jessica.

“ini Bluepink café, aku dengar makanan disini cukup enak dan harganyapun cukup murah. Sebenarnya temanku bekerja disini juga” ucap yuri menjelaskan.

“ayo masuk” ajak yuri pada jessica.

Merekapun masuk kedalam bersama-sama. Saat mereka sedang mencari tempat duduk yang kosong jessica melihat seseorang yang tidak asing menurutnya. Jessica pun mendekati meja orang itu, yuri yang melihat jessica berjalan kearah lain akhirnya memilih mengikuti jessica.

“tiff?” panggil jessica saat sudah sampai dimeja itu.

Orang itu membalikkan tubuhnya karena merasa ada yang memanggilnya. Dan betapa terkejutnya ia melihat jessica yang ada dibelakangnya.

“Jessie? apa yang kau lakukan disini?” Tanya orang itu yang ternyata adalah tiffany.

“harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Kau sendiri?” Tanya jessica pada tiffany.

“tidak, aku bersama seseorang. Dia bekerja disini” jawab tiffany.

“maksudmu taeyeon?” Tanya yuri yang berada dibelakang tubuh jessica kini menampakkan wajahnya. Tiffany yang melihat yuri datang begitu terkejut.

“kenapa-kau ada disini?” Tanya tiffany pada yuri.

“aku datang bersamanya” jawab yuri menunjuk jessica dengan dagunya.

Tiffany yang mendengar jawaban yuri sangat terkejut. Pasalnya jessica sangat membenci yuri, lalu bagaimana bisa mereka datang bersama? Saat di kampus jessica selalu mengajak tiffany ataupun seohyun pergi saat melihat yuri, ia bilang moodnya selalu jelek jika melihatnya. Lalu mengapa mereka bersama?

“seriously?” Tanya tiffany pada jessica meminta kepastian.

Jessica hanya menjawab dengan mengangguk. Tiffany yang melihat jessica mengangguk hanya bisa memasang mimik wajah sulit dipercaya. Jessica tersenyum melihat wajah bodoh tiffany.

“dia temanku. Aku bilang akan mengenalkannya padamu bukan? Kalau begitu aku akan mengenalkannya sekarang padamu. Tiff ini temanku yuri”

“amazing, bagaimana bisa?” ucap tiffany tidak percaya jessica mengatakan yuri adalah temannya.

“kapan aku bilang kalau kita berteman” ujar yuri dan mendapat tatapan mengerikan dari jessica membuat yuri hanya bisa menelan ludahnya sendiri.

“boleh kami bergabung?” Tanya jessica pada tiffany.

Tiffany menjawab dengan mengangguk. Jessica dan yuri pun duduk bersama tiffany. Kini mereka sedang makan bersama sambil berbincang kecil. Tak lama tiffany menghentikan aktivitas makannya saat mendengar suara yang ia tunggu-tunggu sejak tadi.

Tiffany POV

Akhirnya. Akhirnya aku bisa melihatnya bernyanyi lagi. Setelah mendengar ia bernyanyi 4 hari yang lalu aku merasa ketagihan untuk kembali mendengar suaranya yang indah nan merdu itu, suaranya seperti candu untukku.

Kudengar ia menyanyikan lagu Gemini milik member snsd. Ia bernyanyi sambil memejamkan matanya. Dia benar-benar menghayati saat menyanyikannya. Kulihat perlahan ia membuka matanya dan saat itulah pandangan kami bertemu untuk kesekian kalinya hari ini, meskipun begitu aku menyukainya. Aku menyukai saat pandangan kami bertemu meski sedikit membuatku tidak nyaman akan deguban jantungku yang selalu berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

Aku tersenyum padanya. Aku memberikan senyuman terbaikku untuknya saat ini. Kulihat ia membalas senyumanku sebelum beberapa detik berkutnya ia segera mengganti kembali ekspresinya lalu memandang kearah lain membuatku kecewa.

Taeyeon POV

Aku mulai menginjakkan kakiku dipanggung kecil ini. Music mulai terdengar untuk mengiringi nyanyianku. Aku mulai bernyanyi dengan sepenuh hati dengan memejamkan mataku. Appa dan eomma sangat menyukai suara merduku terutama Miyoung, ia sangat-sangat sangat menyukai suaraku karena itu menjadi penyanyi adalah impianku. Namun setelah insiden keluargaku dan hilangnya miyoung, aku menghapus impian itu dan beralih ingin menjadi seorang anggota kepolisian atau jaksa, karena itu aku mengambil kelas hukum.

Perlahan aku membuka mataku.
Dan lagi..

Aku kembali melihatnya.

Aku tidak mengerti mengapa dia selalu terlihat olehku. Saat aku membuka mataku dialah orang yang selalu kulihat setiap kali, itu membuatku tidak nyaman. Aku juga tidak mengerti mengapa aku selalu tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya dan berakhir dengan deguban jantungku yang berdetak kencang.

Kulihat ia tersenyum dengan sangat cantik memperlihatkan eyesmile yang ia miliki, membuatnya semakin cantik. Dan aku menyukainya-tidak taeyeon apa yang pikirkan?! Tapi dia memang sangat cantik dengan senyum itu.

Aku membalas senyuman itu. Heii apa yang kau lakukan taeyeon?! Sadar dengan apa yang sudah kulakukan aku segera menghilangkan seyuman itu dari wajahku dan mengalihkan pandanganku kearah lain. taeyeon sebenarnya ada apa denganmu? Sadarlah!!!

Author POV

Taeyeon telah selesai bernyanyi. Taeyeon berjalan menghampiri meja tiffany dan langsung menarik tangan tiffany dengan kasar dan membawanya keluar.

“hei! Apa yang kau lakukan?! tiff!” ucap jessica ketika melihat taeyeon menarik tiffany dengan kasar.

Taeyeon membawa tiffany kebelakang café. Taeyeon melepaskan genggamannya dan menatap tiffany dengan tajam. Sementara tiffany meringis kesakitan karena taeyeon menariknya dengan sangat kasar.

“sebenarnya apa maumu? Mengapa kau mengikutiku? Mengapa kau selalu muncul dihadapanku?!” taeyeon meninggikan suaranya membuat tiffany terkejut.

Mata tiffany mulai memerah mendengar taeyeon berteriak padanya. Tiffany tidak pernah diperlakukan seperti ini, hanya jessica yang selalu berteriak padanya. namun saat taeyeon yang melakukannya entah mengapa dia merasa sakit. Tiffany hanya diam menahan air matanya.

“jawab aku tiffany!! Kau, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main dengan orang sepertimu!” teriak taeyeon.

Mendengar taeyeon yang kembali berteriak tiffany tidak bisa menahan air matanya lagi. Air mata itu mulai turun. Tiffany mencoba berbicara.

“mengapa kau selalu berteriak padaku, tidak bisakah kau berbicara dengan lembut? Apa kau sangat membenciku?” ucap tiffany sambil menahan tangis.

Melihat tiffany yang meneteskan air matanya karena dirinya membuat taeyeon merasa hatinya ikut menangis, ditambah mendengar tiffany berkata seperti itu. membencinya? Tidak. Dia tidak membencinya hanya saja dia merasa tidak nyaman dengan apa yang jantungnya lakukan ketika taeyeon melihat tiffany. Dia benar-benar tidak mengerti. Ini adalah pertama kalinya jantung taeyeon berdetak seperti itu.

“jadi kau benar-benar membenciku?” ucap tiffany kembali karena tidak mendapat jawaban dari taeyeon.

Taeyeon hanya bisa diam dan melihat kearah lain. Dia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Air mata tiffany kini semakin deras.

“aku-aku hanya ingin menjadi dekat denganmu. Aku tidak punya-hiks teman selain Jessie. Tapi tampaknya-hiks kau tidak menyukaiku. Maaf karena aku selalu mengganggumu-hiks dan membuatmu tidak nyaman, aku tidak akan melakukannya lagi. Akan kupastikan-hiks kau tidak akan melihatku lagi” ucap tiffany lalu berlalu pergi meninggalkan taeyeon.

Taeyeon hanya bisa diam ketika mendengar tiffany berucap seperti itu. Dia merasa hatinya menjadi kosong ketika mendengar ucapan tiffany. Taeyeon mengalihkan pandangannya menatap punggung tiffany yang berlari menjauh pergi. Ketika punggung tiffany sudah tidak terlihat lagi jessica dan yuri datang.

“ternyata kau disini, dimana tiffany?” Tanya jessica pada taeyeon.

“pergi” jawab taeyeon lemas masih dengan pandangan yang masih mengarah pada jalan dimana terakhir kali ia melihat tiffany menjauh.

“mwo?! Aish jinja! Yuri aku harus pergi, bye” ucap jessica lalu ikut menghilang seperti tiffany.

“sebenarnya ada apa denganmu, kau tidak pernah bertindak sekasar itu pada orang lain taeng” ucap yuri pada taeyeon ketika ia mengingat bagaimana taeyeon menarik tiffany dengan kasar.

“molla,aku juga tidak tahu mengapa aku bertindak seperti itu padanya” jawab taeyeon lalu menghela nafas panjang

***

Rabu, 5 february 2014

Sudah 1 minggu lebih atau lebih tepatnya 7 hari telah berlalu. seperti yang tiffany janjikan pada taeyeon, taeyeon tidak pernah melihat tiffany selama 7 hari ini. Tiffany benar-benar memegang ucapannya dengan baik. Namun meskipun begitu taeyeon tidak merasa senang sama sekali, justru ia seperti kehilangan sesuatu yang membuatnya tidak bersemangat menjalankan aktivitasnya setiap hari.

Ada perasaan rindu pada gadis eyesmile yang membuat harinya berisik namun juga membuat nyaman hatinya. Meski pada awalnya ia berusaha menolak rasa itu. Namun kini ia sedikit menyesal telah bersikap kasar pada tiffany. Biasanya tiffany selalu menghampiri taeyeon dan berkata dengan cerewet membuat hari taeyeon menjadi berisik terutama saat jam istirahat, tapi kini hari-harinya terasa kosong dan sepi. Taeyeon tidak menyukai keadaan seperti ini. Rasanya seperti saat ia sadar dari komanya saat insiden itu, ia merasa kesepian meskipun disekelilingnya ada banyak orang.

Begitupun dengan tiffany, selama 1 minggu ini ia hanya mengurung diri saat dikamar dan hanya berdiam dikelas saat di kampus. Tiffany yang ceria dan aktif kini menjadi lebih diam dan tidak banyak bicara. Tiffany selalu pergi kekampus sangat pagi agar ia tidak bertemu taeyeon. Jessica yang melihat perubahan tiffany merasakan ada yang tidak beres antara sahabatnya dengan taeyeon, pasalnya tiffany berubah seperti itu setelah kejadian taeyeon menarik kasar tiffany dan berakhir dengan tiffany yang menangis dikamar seharian.

“Kau akan berangkat sepagi ini?” Tanya jessica yang baru saja bangun dari tidurnya ketika melihat tiffany yang sudah berpakaian rapi dan membawa ranselnya.

“emm” jawab tiffany singkat.

“kalau begitu sarapan dulu, kau ingin sereal atau roti? Aku akan membuatkannya untukmu” ujar jessica.

“tidak perlu, aku tidak lapar. Aku pergi” jawab tiffany menolak tawaran jessica lalu pergi keluar apartemen.

***

“baiklah cukup sampai disini pembelajaran hari ini. Jangan lupa untuk mengerjakan tugas yang kuberikan tadi. Aku harap kalian mengumpulkannya dengan tepat waktu. Tiffany bisa bantu aku untuk menyimpan barang milikku ini ke mejaku. Aku ada rapat bersama dosen lain” ujar dosen kim junsu dan juga meminta tiffany untuk membantunya menyimpan beberapa buku, dan alat tulis miliknya.

“ne” jawab tiffany.

Tiffany membawa barang-barang milik dosen kim dan berjalan menuju kantor dosen. saat ruang dosen tinggal beberapa meter lagi tiffany menghentikan langkahnya. Matanya melebar melihat siapa yang ada dihadapannya itu.

Tiffany POV

Oh tuhan bagaimana ini, dia ada dihadapanku. Apa yang harus aku lakukan? saat aku sedang berfikir keras ia melihatku dan menghentikan langkahnya. Pandangan kami bertemu, namun aku langsung memalingkan wajahku.

Aku harus pergi.

Aku sudah berjanji tidak akan membuatnya melihatku lagi. aku membalikkan tubuhku, sanking terburu-burunya sampai aku tidak memperhatikan sekelilingku dan menabrak seseorang yang ada dibelakangku dan berakhir dengan jatuhnya barang-barang yang ku bawa.

“hei apa kau tidak punya mata?” ucap seseorang yang ku tubruk tadi. Dia terlihat marah.

“maafkan aku, aku tidak sengaja” ucapku padanya.

Dia hanya memasang wajah tidak suka dan berlalu pergi. Aku segera memungut barang-barang dosen kim yang berserakan dilantai. Tiffany kau benar-benar bodoh!

Taeyeon POV

Aku menarik nafas dalam ketika pembelajaran hari ini telah usai. Aku merasa ada yang tidak beres dengan tubuhku akhir-akhir ini. Aku merasa tubuhku semua sakit, aku rasa tubuhku akan terserang flu. Tenggorokkanku juga sakit. Huff~. Kulihat yuri datang kekelasku sambil melambaikan tangannya.

“taeng, yang lain menunggu dikantin” ucap yuri padaku.

“kau duluan saja, aku akan mampir ke perpus dulu. Ada buku yang harus aku cari” jawabku.

“baiklah, jangan terlalu lama. Kami menunggumu okay?” ucapnya.

Aku menjawab dengan mengangguk, yuripun berjalan pergi meninggalkanku. Aku melanjutkan aktivitasku membereskan barang-barangku dan berjalan menuju perpustakaan. Setengah perjalanan sudah kutempuh, saat aku menegakkan pandanganku aku menghentikan langkahku.

Dia.

Setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihatnya lagi. Ada perasaan senang saat melihatnya, aku pasti sudah gila bukan.

Kulihat ia membelalakan matanya. Saat pandangan kami bertemu ia memalingkan pandangannya membuatku sedih. Dia segera membalikkan tubuhnya dan menabrak seseorang yang ada di belakangnya. Kulihat ia meminta maaf pada orang itu. Saat orang itu pergi tiffany segera memungut barang-barangnya yang berserakan dilantai. Aku segera menghampirinya.

Saat aku akan memungut sebuah pulpen disaat yang bersamaan ia juga berniat memungutnya membuat tangan kami saling bersentuhan. Pandangan kami kembali bertemu dan tiffany kembali memalingkan pandangannya. ia segera menarik pulpen itu dan bangkit lalu pergi meninggalkanku begitu saja. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang berjalan menjauh.

Mengapa aku merasa begitu sedih akan sikapnya padaku tadi? Aku benar-benar tidak mengerti akan diriku ini, bukankah ini yang aku inginkan membuat dia menjauh dariku. Tapi mengapa sekarang aku tidak merasa senang sama sekali, yang kurasakan justru hanyalah kekosongan. Aku pasti benar-benar sudah gila.

***

Author POV

Kini bel sudah berbunyi menandakan bahwa jam pembelajaran sudah selesai. Taeyeon mengemas barang-barangnya dengan lemas. Taeyeon tidak punya gairah sama sekali hari ini. Saat taeyeon baru akan keluar dari pintu kelasnya, taeyeon melihat jessica yang berdiri tak jauh darinya.

“bisa kita bicara?” Tanya jessica dengan sikap dinginnya.

“ne” jawab taeyeon.

“sebenarnya ada masalah apa antara kau dan tiffany? Apa yang katakan padanya saat kau menariknya di cafe saat itu” Tanya jessica.

“…………………………… tidak ada apa-apa diantara kami” taeyeon menjawab setelah ia terdiam sejenak.

“jika tidak ada apa-apa tiffany tidak mungkin menangis seharian setelah ia pulang dari café itu. Kau sebenarnya apa yang kau katakan padanya?” ucap jessica.

Mendengar jawaban jessica bahwa tiffany menangis seharian membuat hati taeyeon tak tenang. Taeyeon hanya bisa diam tidak bisa berkata-kata.

“aish jinja! Kau dan tiffany sama saja. Jika kau dan tiffany tidak mau mengatakannya padaku maka selesaikanlah terutama kau. kau yang menariknya dengan kasar aku yakin kaulah yang bermasalah disini. Aku tidak suka melihat tiffany menjadi pemurung seperti sekarang, kembalikan sifat cerianya. Jadi aku mohon segera selesaikan masalahmu taeyeon-ssi” ujar jessica lalu pergi meninggalkan taeyeon.

Taeyeon terdiam. Ia sudah menyakiti orang lain. Ia hanya ingin menghilangkan rasa nyaman yang tiffany berikan padanya. Saat taeyeon sedang berfikir keras, tak lama yuri datang kelas taeyeon.

“kukira kau sudah pergi. Sedang apa kau disini sendirian? Taeng kau melamun?” ucap yuri, taeyeon tidak merespon sama sekali ia.

“taeng” panggil yuri hati-hati sambil duduk disamping taeyeon lalu memegang pundak taeyeon. Yuri merasa khawatir melihat ekspresi aneh taeyeon.

“yul eotteohkhae?” Tanya taeyeon membuat yuri tidak mengerti.

“ne? sebenarnya apa yang kau bingungkan, katakan padaku mungkin aku bisa membantumu” ujar yuri dengan lembut.

“setelah sekian lama kini aku merasakan kembali rasa nyaman seperti yang diberikan keluargaku. Aku senang ada orang yang bisa memberikan rasa itu padaku. Itu yang aku butuhkan selama ini. tapi yang tidak bisa kuterima adalah orang itu. Dia hanyalah orang asing bagaimana bisa dia memberikan rasa itu begitu saja” ucap taeyeon.

“orang itu tiffany?” Tanya yuri dengan hati-hati. taeyeon menolehkan kepalanya dan memandang yuri dengan ekspresi bagaimana kau bisa tahu.

“hanya tiffany yang sedang dekat denganmu” yuri menjawab ekspresi taeyeon tadi.

“taeng, sica sudah menceritakan mengenai tiffany padaku. Sica bilang tiffany menjadi lebih pemurung setelah berbica denganmu saat di café. Aku tidak tahu apa yang kau katakan padanya tapi aku bisa melihat bahwa ini hanya kesalahpahaman. Kau sudah menyakiti orang lain, kau bukan orang seperti itu taeng. Tiffany memanglah orang asing tapi apa salahnya untuk menerima. Kurasa kau hanya teringat akan miyoung dalam diri tiffany bukan? Ia memiliki umur yang sama dengan miyoung. kau hanya tidak bisa menerima itu. bukankah bagus jika kau mempunyai teman yang bisa memerikanmu kenyamanan?” yuri memberi nasihat.

Taeyeon mendengarkan ucapan yuri dengan seksama. Yuri benar ia hanya tidak bisa menerima orang asing yang bisa memberikan kenyamanan seperti yang keluarganya berikan masuk dalam kehidupannya. Taeyeon menyadari kesalahannya

***

Kamis, 6 february 2014

Taeyeon POV

Trengggg trengggg

Aku mendengar suara alarm yang aku pasang tadi malam. Aku segera mematikannya agar tidak mengganggu tidur sahabatku. Aku beranjak dari Kasur lipatku lalu merapikannya. Hari ini aku bangun sangat pagi, karena aku harus berangkat ke kampus pagi-pagi. Jessica bilang tiffany akhir-akhir ini selalu berangkat sangat pagi ke kampus karena itu aku juga harus datang lebih pagi darinya, dan juga ada sesuatu yang harus aku lakukan sebelum pergi ke kampus.

Aku berjalan menuju toilet dan membasuh mukaku. Setelah itu aku pergi menuju dapur dan segera mengeluarkan bahan-bahan yang akan ku masak dari kulkas. Hari ini aku merasa semangat untuk menjalankan aktivitasku. Aku tidak tahu mengapa, bukankah itu aneh

Aku segera melakukan aktivitasku untuk membuat nasi goreng kimchi, sambil memasak senyum tak lepas dibibirku. Setelah selesai aku memasukannya kekotak nasi.

Selesai.

Aku harap dia menyukainya.

***

Tiffany POV

“kau akan berangkat sekarang?” Tanya Jessie padaku.

Aku hanya menjawab pertanyaannya dengan mengangguk. Aku sedang malas berbicara hari ini. moodku benar-benar buruk. Aku tidak tahu mengapa ucapan wanita kasar itu begitu berpengaruh padaku hingga aku menjadi seperti ini. sudahlah tiffany kenapa kau terus memikirkan wanita jahat itu.

stupid!

Akupun segera memakai sandalku.

“tidak sarapan?” Tanya Jessie kembali.

“eoh” jawabku singkat lalu berjalan pergi dari apartemen.

“semoga harimu menyenangkan!” teriaknya.

Aku hanya mengabaikannya dan tetap melangkahkan kakiku. Setelah keluar dari gedung aparteman aku segera menghentikan taxi dan menaikinya.

“LS university” ucapku pada sopir taxi.

Taxipun mulai melaju dengan kecepatan sedang. Aku menolehkan pandanganku keluar kaca. Cuacanya tidak secerah biasanya, seperti suasana hatiku saat ini. wanita jahat itu aku benar-benar membencinya. Ya benar aku membencinya.

“nona kita sudah sampai” ucap sopir itu menyadarkanku dari pikiranku.

Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sampai aku tidak sadar bahwa aku sudah sampai di LS. Aku membayar biaya taxi dan segera kaluar dari taxi itu. kulangkahkan kakiku masuk menuju gedung LS. Tanpa sadar aku kembali mengingat apa yang wanita kasar itu katakan padaku.

“Kau, sebenarnya apa yang kau inginkan dariku. Aku tidak punya waktu untuk bermain-main dengan orang sepertimu!”

“siapa yang bermain-main. Apa aku terlihat seperti anak kecil yang suka bermain-main? Dasar tidak berperasaan” aku berbicara dengan diri sendiri.

Sepanjang perjalanan aku terus berbicara sendiri dan mengutuk wanita kasar itu. saat jarak kelasku tinggal sekitar 12 langkah lagi aku menegakkan pandanganku kedepan dan betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang terus kukutuk sejak tadi ada di hadapanku sambil bersender pada pintu kelasku.

Ia menolehkan kepalanya melihatku. Apa ini mimpi? Mana mungkin ini mimpi, ini mungkin khayalan tiffany karena kau dari tadi sedang memikirkannya. Aku menarik nafasku dalam.

“bukankah ini masih terlalu pagi untuk berada di university?” ucap wanita kejam itu.

Oh tuhan dia berbicara! Daebakk aku rasa aku benar-benar sudah gila. Ku lihat ia melangkah mendekat. Rambutnya kini terlihat lebih panjang dari sebelumnya. Dia memakai celana hitam pendek dengan atasan t-sirt hitam yang dilapisi jaket dan dipadukan dengan sepatu hitam. Dia masih telihat cantik meski hanya berpakaian biasa saja

15091103

“kenapa kau menatapku seperti itu, kau pikir ini mimpi?” ucap wanita itu dan mengarahkan telunjuknya dan jempolnya kedahiku.

Ptukk

“aww!” ucapku meringis karena dia baru saja menyentil jidatku. Aku menggosok jidatku.

“Ya! Kau-“ aku menghentikan ucapanku.

Sakit.

Ini bukan mimpi atau khayalan,ini kenyataan! Aku langsung membalikkan tubuhku tapi ia menahanku dengan memegang lenganku

“mulai sekarang jangan memalingkan tubuhmu lagi dariku” ujarnya. Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya tidak mengerti.

“ikut aku” ujarnya kembali menarikku namun kali ini lebih lembut dari sebelumnya.

Aku hanya membiarkannya membawaku. Dia membawaku keatap gedung. Kami duduk ditempat dimana aku membawanya duduk beberapa hari yang lalu. Dia melepaskan genggamannya ditanganku dan membuka sebuah kotak makan. Aku mengerutkan keningku tidak mengerti akan sikapnya. Apa maksudnya ini?

“nasi goreng kimchi. Aku meluangkan waktu berhargaku untuk membuat ini jadi kau harus menghabiskannya” ujarnya.

Aku hanya diam mencoba mencerna apa yang dia ucapkan. Kulihat dia menghela nafas. Lalu menatapku dengan serius.

“apa kau tidak bersungguh-sungguh ingin menjadi temanku? Jika kau bersungguh-sungguh seharusnya kau tidak menyerah saat aku bersikap seperti itu padamu. Maksudku-mian. Aku tidak tahu kalau yang aku lakukan padamu itu menyakitimu” ucapnya.

WHAT?

Apa yang dia ucapkan itu sungguh-sungguh?! Benar-benar sulit dipercaya! Apa kepalanya baru saja terbentur?

“jadi jangan mencoba menghindar atau memalingkan tubuhmu dariku lagi”

Taeyeon POV

“jadi jangan mencoba menghindar atau memalingkan tubuhmu dariku lagi” pintaku padanya.

Dia hanya diam dan memasang wajah flatnya. Dia pasti sulit memaafkanku. Namun dugaanku salah, dia tersenyum dengan sangat cantik menampilkan eyesmilenya lalu mengambil sendok yang kusiapkan dan memakan masakanku. Dia makan dengan lahap, dia makan dengan sangat lucu.

“pelan-pelan kau bisa tersedak. Kau menyukainya?” ucapku dengan hati-hati.

“emm, ini sangat enak. Ini pertama kalinya aku memakan nasi goreng kimchi. Sebenarnya aku tidak suka nasi goreng kimchi, saat melihatnya aku merasa jijik” ucapnya membuatku terkejut. Aku langsung membawa kembali kotak makan itu tapi aku malah mendapat pukulan darinya.

“kenapa kau mengambil makananku? aku belum selesai bicara, awalnya memang merasa jijik tapi saat merasakan rasanya tidak seburuk yang kupikirkan. Lagipula ini masakan pertamamu untukku kau juga sudah meluangkan waktu berhargamu untuk memasak ini. jadi termakasih banyak taeyeon-ah” ucapnya sambil tersenyum lalu kembali merebut kotak makan yang ada ditanganku dan memakannya kembali.

***

“Hei~kau tidak tahu jam berapa sekarang?” ujar yuri yang baru saja tiba. Beberapa saat yang lalu jessica menelepon yuri dan memintanya untuk datang ke sungai han.

“Tentu aku tahu, maaf aku membuatmu merasa terganggu” ujar jessica dengan sangat menyesal.

Hahh~ aku hanya tidak tahu harus menghubungi siapa lagi selain dirimu. Lagipula kau sendiri yang menawarkan untuk berteman dan saling mencurahkan hati satu sama lain. Karena itu aku menghubungimu”

Yuri hanya diam melihat jessica. Yuri bisa melihat wajah lemas jessica. Jessica pasti sedang ada masalah menurutnya.

Yuri duduk disebuah bangku yang ada dibelakang mereka lalu menepuk tempat disebelahnya menyuruh jessica untuk duduk disana. Jessica mengikuti permintaan yuri dan duduk disebelahnya.

Hening.

Untuk beberapa saat mereka hanya diam menikmati pemandangan malam yang indah di sungai han.

408072_2451914949325_82573043_n1

“Ada masalah? Karena aku sudah disini kau bisa menceritakan semua padaku” ujar yuri.

“Aku sedang mencintai seseorang” jessica menjawab pelan pelan.

“Lalu?”

“Aku menyatakan cintaku padanya”

“Jadi dia menolakmu?” tanya yuri hati-hati takut jessica semakin sedih. Jessica hanya mengangguk.

“Dia mencintai orang lain” ucap jessica.

“Sepertinya kau sangat mencintainya. Tapi kau tahu, tidak semua orang yang kita cintai bisa kita miliki. Meski kita dapat memilikinya itu juga belum tentu baik untuk kita”

“…………..” jessica hanya diam mendengar pendapat yuri.

“Aku ingin melupakannya” jessica berbicara sambil menatap yuri.

“Kau pasti bisa melupakannya, aku percaya itu sica. Kau hanya perlu mengabaikannya dan fokus dengan tujuanmu sekarang. Mungkin bukan dia yang terbaik, suatu saat kau pasti akan menemukan seseorang yang kau sebut terbaik untukmu” yuri menyemangatinya tak lupa ia berikan senyuman untuk memberikan kekuatan untuk gadis didepannya itu.

“Kau benar, tapi terkadang itu sulit untuk dilakukan. Aku mencintainya sudah sangat lama, bagaimana mungkin aku bisa melupakannya semudah itu” jessica menghela nafas panjang.

“Memang akan sulit, tapi aku yakin kau bisa sica. Kau belum mencoba. Kau hanya perlu mencobanya terlebih dahulu sampai batas akhirmu. Dan jika kau tetap tidak bisa, maka datanglah padaku lagi dan aku akan membantumu” ujar yuri.

“Thanks yul. Tapi bukan hanya itu masalahnya. Masalahnya adalah seseorang yang dia cintai” jessica menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia merasa prustasi mengingat kejadian itu.

“Maksudmu?” yuri mengerutkan keningnya tidak mengerti.

“Pria itu mencintai adiknya sendiri” jessica mengucapkannya dengan suara lemah.

“Mwo?! Ini benar-benar gila sica! Bagaimana bisa-oh tuhan” yuri merasa tak percaya atas apa yang jessica katakan padanya.

“Itulah yang membuatku merasa prustasi. Aku cukup dekat dengan adiknya. Aku tidak bisa membiarkan ini yul”

“Lalu bagaimana dengan adiknya, apa dia tahu soal ini?” tanya yuri. Jessica menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

“Kau tidak akan membiarkan ini begitu saja kan?” tanya yuri kembali.

“Tentu, tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan agar dia berhenti mencintai adiknya”

“Kau tahu cinta tidak bisa hilang begitu saja jika tidak ada keinginan dari orang tersebut untuk berhenti mencintai, begitupun denganmu. Akan sulit untuk membuatnya berhenti mencintai adiknya jika dia tidak ingin melakukannya. Kau hanya perlu menyadarkan posisinya dimana dia seharusnya berada”

Yuri menggenggam tangan lembut milik jessica membuat jessica menatapnya.

“Aku yakin kau bisa melakukannya. Aku tidak akan membiarkanmu berjuang sendiri, aku akan membantumu”

Jessica bisa melihat ketulusan disana. Ia sangat berterimakasih pada tuhan karena mempertemukannya dengan orang sebaik gadis depannya itu.

“Gomawo yul” mereka tersenyum satu sama lain.

Tiba-tiba sesuatu mengejutkan mereka. Sesuatu yang indah baru saja mengejutkan mereka.

banpo-bridge-seoul

Mereka saling menatap dan tertawa.

“Indah bukan?” tanya yuri.

“Sangat” jessica terpana dengan keindahan itu.

“Ingin jalan-jalan sebentar sebelum kembali?” ajak yuri. Yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.

Merekapun berjalan-jalan sambil mengobrol ringan, sesekali jessica tertawa melihat sikap konyol yuri.
Untuk sesaat mereka melupakan masalah yang sedang mereka hadapi.

***

Minggu, 16 february 2014

Setelah hari itu taeyeon dan tiffany menjadi dekat, dimana ada taeyeon maka ada tiffany begitupun sebaliknya. Kedekatan mereka bahkan membuat sahabat-sahabat taeyeon sedikit iri. Namun mereka berusaha menerima tiffany saat melihat taeyeon yang mulai sering tersenyum akhir-akhir ini.

Saat ini mereka sedang berkumpul di café Bluepink tempat taeyeon bekerja. Karena hanya taeyeon yang tidak bisa meluangkan waktu pada hari minggu, karena itu mereka memutuskan berkumpul disana.

“sudah selesai?” Tanya sunny pada taeyeon.

“ne, ini waktuku untuk beristirahat” jawab taeyeon yang baru selesai bernyanyi dan duduk disamping tiffany.

Tiffany memberikan air minum untuk taeyeon. Taeyeon yang melihat perlakuan tiffany itu menyunggingkan senyumnya, taeyeon menerimanya dengan senang hati dan meminumnya.

“uri taeyeon, akhir-akhir ini terlihat lebih sering menampakkan senyumnya, tiffany pasti sangat berdampak padamu?” ujar sooyoung menggoda taeyeon. Mendengar ucapan sooyoung membuat taeyeon tersedak.

Uhukk uhukk!

Tiffany langsung menepuk punggung taeyeon untuk menghentikan batuk taeyeon,membuat wajah taeyeon memerah.

“hei wajahmu memerah” ujar yoona ikut menggoda taeyeon.

“hentikan, kau membuat taeyeon malu. Memangnya kenapa kalau taeyeon lebih sering tersenyum bukankah itu bagus?” bela tiffany.

“wow lihat siapa yang membela. Cuitt cuitt~” jessica ikut menggoda.

Mereka terus menggoda taeyeon dan tiffany sampai wajah taeyeon dan tiffany menjadi merah padam karena malu. Terutama yoona dan sooyoung terlihat puas menggoda mereka berdua.

“taeyeon?” panggil seseorang pria pada taeyeon.

Teayeon menolehkan kepalanya melihat siapa yang baru saja memanggilnya. Taeyeon mengerutkan dahinya melihat siapa pria itu.

“nickhun” ucap taeyeon

“jadi benar itu kau? sudah lama tidak bertemu denganmu. aku tidak menyangka kau masih mengingatku” ujar nickhun.

“tentu saja, aku tidak akan melupakan wajah sialanmu” jawab taeyeon memasang wajah flat. Sementara sahabat-sahabat taeyeon hanya saling memandang tidak tahu siapa pria itu.

“hahaha, kau bisa saja. Ku kira kau masih menikmati masa komamu tapi ternyata-“ ucap nickhun tersenyum. Taeyeon mengepalkan tangannya menahan emosi.

“masa koma bukan sesuatu yang harus dinikmati, aku tidak tahu kalau kau masih tetap bodoh seperti dulu. Sanking bodohnya sampai orang tuamu mengirimmu pergi” balas taeyeon.

Nickhun yang mendengar ucapan taeyeon menahan emosi. Jika bukan karena taeyeon, orang tuanya tidak mungkin mengirimnya keluar negeri.

“ah aku juga ikut berduka atas kematian keluargamu, aku sangat kasihan pada mereka. Bagaimana bisa kau hidup dengan baik disaat mereka terbunuh dengan mengenaskan. Mereka pasti menyesal telah melahirkanmu” balas nickhun sambil tersenyum mengejek.

Mendengar ucapan nickhun membuat taeyeon tidak bisa menahan emosinya lagi. Taeyeon berjalan mendekat dan segera menghajar wajah nickhun dengan keras. Yuri, sooyoung, tiffany, jessica, yoona, dan sunny terkejut melihat taeyeon yang menghajar nickhun. Mereka segera melerai taeyeon dan nickhun.

“yya! Aish brengsek kau! lepaskan! akan kubunuh kau” ujar taeyeon mencoba melepaskan diri dari tiffany, yuri dan sunny yang mengamankannya.

“berani sekali kau memukulku. Akan kubalas kau!” ujar nickhun yang juga berusaha melepaskan diri dari pengamanan teman-teman taeyeon, hidung nickhun mengeluarkan darah dan pelipisnya juga memar. Perkelahian taeyeon dan nickhun menjadi pusat perhatian para tamu café.

“sebelum kau membalasku akan kubunuh kau lebih dulu!” taeyeon membalas perkataan nickhun.

Tiffany yang berada disamping taeyeon merasa pertengkaran ini tidak akan berakhir karena itu ia segera berinisiatif untuk menenangkan taeyeon. Ia menahan pundak taeyeon dan membisikan sesuatu mencoba menenangkan taeyeon.

“tenangkan dirimu tae” ujar tiffany.

Taeyeon menolehkan kepalanya melihat tiffany. Apa ia tak salah dengar? ia baru saja mendengar tiffany memanggilnya dengan sebutan tae. Air mata taeyeon berkumpul dipelupuk matanya. Ia merindukan nama itu, nama yang selalu digunakan keluarganya. Taeyeon langsung melepaskan diri dari teman-temannya dan berlari pergi keluar café. Tiffany segera mengejar taeyeon namun yuri menahan tiffany.

“biarkan dia sendiri tiffany” ujar yuri.

Tiffany hanya memandang punggung taeyeon yang berlari menjauh dari café

***

Taeyeon POV

Aku berlari sekencang mungkin tanpa tahu kemana aku berlari, aku hanya mengikuti langkah kakiku membawaku.

“bagaimana bisa kau hidup dengan baik disaat mereka terbunuh dengan mengenaskan. Mereka pasti menyesal telah melahirkanmu”

Kata-kata itu masih terngiang dikepalaku. Tuhan sebenarnya apa salahku mengapa kau memberikanku cobaan seperti ini. aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan lagi, semua yang coba kulakukan selalu berakhir salah. Mengapa kau membiarkanku hidup jika hanya akan berakhir seperti ini.

“tenangkan dirimu tae”

Aku merindukan mereka. Aku merindukan bagaimana mereka memanggilku dengan nama itu. mengapa tak kau ambil saja nyawaku tuhan. Tidak ada alasan untukku hidup, tidak ada yang dapat menenangkanku dan memberikanku pelukan ketika aku terpuruk. Mengapa kau begitu kejam padaku, WAE?! Setidaknya pertemukan aku dengan miyoung jika dia masih hidup atau setidaknya berikan aku alasan mengapa aku harus tetap bertahan hidup.

Kuhentikan kakiku. Kulihat sekeliling. Ah aku berada di persimpangan jalan lampu lalu lintas. Banyak orang yang menunggu lampu menyebrang menyala, dan akhirnya lampu yang ditunggu-tunggu menyala juga. Mereka mulai menyebrang termasuk aku. aku menghentikan langkahku saat aku sudah berada ditengah penyebrangan.

Kepalaku terasa berat, pandanganku berputar, orang-orang disekitasku semua terlihat berputar. Pandanganku dari berputar berubah menjadi mengabur. Kucoba untuk memperjelas pandanganku dan saat pandanganku kembali jelas, mataku melebar dan air mataku kembali menetes. Orang itu, aku sangat mengenal orang itu. orang kurindukan ada di depanku sedang berdiri tak jauh dariku.

“appa” panggilku.

Lalu seketika pandanganku menjadi gelap dan aku tidak tahu apa yang terjadi setelahnya

***

Author POV

Disebuah ruangan serba putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring, tubuhnya sangat kurus karena sudah 2 tahun ini yang masuk ke tubuhnya hanyalah cairan infus. Tak hanya itu ia juga menggunakan alat bantu nafas buatan agar gadis itu bisa bertahan hidup. para dokter hanya bisa pasrah akan kondisi gadis ini, jika dilihat dari kondisinya kemungkinan gadis ini sadar hanya 1%.

Tak lama suster pun datang suster untuk memeriksa keadaan gadis itu. suster itu mengganti cairan infusan milik gadis itu dengan cairan yang baru. Saat suster itu sedang membenarkan selimut gadis itu, ia melihat gerakan dari jari gadis itu. suster itu terkejut dan langsung memanggil dokter. Dokter yang dipanggil segera datang untuk melihat keadaan gadis itu. gadis itu mulai membuka matanya dengan perlahan dan lemas.

Rabun.

Itulah yang gadis itu lihat, ia tidak bisa melihat dengan jelas. Gadis itu mengerutkan keningnya berusaha memperjelas penglihatannya.

“kau bisa melihatku?” tanya sang dokter.

Pandangan gadis itu kini mulai menjelas, ia bisa melihat dua orang yang berpakaian putih disampingnya.

“nak, kau bisa melihatku?” Tanya dokter itu kembali.

Gadis itu hanya megangguk. Ia benar-benar tidak punya tenaga, tubuhnya terasa lemas semua. Ia merasa tubuhnya tidak bisa bergerak.

***

3 minggu berlalu. Kondisi gadis itu mulai membaik, nafas oksigen sudah mulai dilepas menyisakan infusan saja.

“sebuah keajaiban bahwa anak ini bisa sadar kembali, tapi karena dua tahun sudah berlalu seluruh fungsi otot-ototnya menurun karena itu ia harus melakukan terapi” ucap sang dokter sambil memandang gadis yang sedang memejamkan matanya itu pada seorang detektif kepolisian.

“lalu bagaimana dengan mentalnya? Maksudku dia tidak berbicara ataupun mengeluarkan suara sejak ia sadar hingga sekarang” Tanya detektif itu pada dokter.

“itu juga yang ingin saya katakan. Mentalnya sedikit terganggu karena itu ia tidak berbicara sepatah katapun hingga sekarang. Tidak seharusnya anak berusia 8 tahun melihat pembunuhan keluarganya dengan kedua matanya, terlebih lagi ia mendapat kekerasan hingga ia koma. Hal itu tidak seharusnya dialami anak berusia 8 tahun, itulah yang menyebabkan mentalnya terganggu. Mungkin ini akan menyebabkan trauma kedepannya detektif” dokter itu menjelaskan.

“ya kau benar dok, tidak seharusnya anak berusia 8 tahun mengalami hal seperti ini. aku tidak mengerti mengapa pelaku mekakukan itu. ini seperti pembunuhan berdasar dendam jika melihat cara pelaku membunuh. pelaku menembak diseluruh tubuh dan kepala korban. Pelaku menembak bukan karena ingin korban cepat mati melainkan seperti ingin perlahan membuat korban merasakan kesakitan sebelum mati” ujar detektif itu.

Tanpa mereka sadari gadis itu mendengar apa yang mereka bicarakan. Gadis itu meneteskan air matanya tanpa ekspresi mendengar ucapan detektif yang menjelaskan bagaimana pembunuh itu membunuh orang tuanya, membuatnya kembali teringat kejadian itu. gadis itu memejamkan matanya menahan tubuhnya yang bergetar.

“appa … eomma” ucap gadis itu dengan suara berbisik

***

“anak-anak kita kedatangan keluarga baru dipanti asuhan ini. Ayo perkenalkan dirimu” ujar seorang wanita dewasa pada gadis kecil berumur 11 tahun yang berdiri disampingnya. Kini mereka berasa dihalaman panti asuhan karena anak-anak yang lain sedang bermain disana.

“………………………..” gadis itu tidak melakukan perintah wanita dewasa itu.

wanita itu tersenyum mengerti akan sikap gadis itu karena detektif telah memberitahukan kejadian yang dialami gadis itu dan keluarganya.

“dia kim taeyeon, ibu harap kalian bisa memperlakukan taeyeon dengan baik. Ayo ajak taeyeon bermain juga” ujar wanita dewasa itu.

“taeyeon ibu harap kau bisa berbaur dengan yang lain juga okay” ucap wanita itu pada taeyeon sambil mengelus puncak kepala taeyeon, setelah itu wanita itu masuk kedalam panti asuhan meninggalkan taeyeon dan anak-anak yang lain.

Taeyeon yang ditinggalkan hanya bisa diam ditempat, ia tidak tahu harus berbuat apa. Tempat ini dan orang-orang disini benar-benar asing untuknya.

“jangan dekat-dekat dengannya, kudengar keluarganya dibunuh dan hantunya bergentayangan. Jika kalian dekat dengannya kalian pasti akan mati juga”

“mengapa dia harus kemari. Apa dia ingin membunuh kita semua?”

“kudengar dialah yang membunuh orang tuanya”

Taeyeon yang masih berdiam ditempat mendengar ucapan-ucapan mereka dengan jelas meski mereka tidak berbicara dengan keras. Taeyeon yang mendengar perkataan itu hanya bisa menahan air matanya. Mereka tidak tahu apa-apa mengapa mereka berbicara seperti itu. taeyeon tidak menyukai tempat dan orang-orang disini. Taeyeon tidak membutuhkan mereka. Taeyeon hanya membutuhkan appa dan eommanya.

“appa, eomma … aku takut” ucap taeyeon sangat pelan seperti suara berbisik

***

Bugh bugh

“Ya! cepat berikan buku tugasmu!” teriak seorang namja lalu kembali memukuli taeyeon.

Taeyeon tidak membalas ataupun melawan namja itu bersama teman-temannya yang memukuli dirinya, taeyeon hanya berusaha melindungi tasnya dari apa yang mereka inginkan. Namja itu menarik paksa tas taeyeon hingga tas itu sobek. Namja itu menendang perut taeyeon sehingga taeyeon terjatuh sambil terbatuk-batuk.

“jika kau memberikannya saat aku meminta semua ini tidak akan terjadi. Inilah yang akan kau dapat jika kau melawanku. Ayo pergi teman-teman” ujar namja itu setelah mendapat apa yang ia mau.

Namja itu bersama teman-temannya pun pergi meninggalkan taeyeon yang kini terduduk melihat tas satu-satunya yang ia miliki kini telah rusak. Buku dan alat tulis yang taeyeon bawa berserakkan ditanah. Taeyeon hanya menatap barang-barang miliknya yang berserakan dengan tatapan kosong. Ia sudah sering diperlakukan seperti ini, ini sudah menjadi hal biasa untuknya selama ia menginjakan kaki di junior high school.

Air matanya sudah habis. Ya air matanya sudah habis sejak ia menangis beberapa tahun yang lalu karena ia harus menerima bahwa ia hidup sebatang kara mulai saat ini.

Bibirnya sobek, pelipisnya memar, tubuhnya pun sakit. Semua memang terasa sakit, tapi tidak sesakit hatinya selama bertahun-tahun ini. taeyeon bangkit dari duduknya dan merapikan barang-barangnya lalu memasukannya kedalam tas yang tidak terkena sobekan. Setelah itu ia berdiri dan berjalan melanjutkan tujuan utamanya sejak awal dengan tanpa ekspresi.

‘jiwaku sudah mati, hatiku sudah mati, duniaku sudah mati. Semua sudah berakhir’

Taeyeon membuka matanya perlahan. Ia segera bangkit dari tidurnya dan memposisikan dirinya untuk duduk.

hahh~ ternyata mimpi. Any. Mimpi yang benar-benar nyata” ujar taeyeon pada diri sendiri.

Taeyeon mengerutkan keningnya ketika melihat sekeliling ruangan. Terdapat tirai disebelah kanan dan kiri taeyeon dan tempat ini berbau obat-obatan. Banyak orang berjas putih ataupun yang tidak berlalu lalang. Taeyeon melihat tangannya dan terdapat kabel infusan. Ini rumah sakit. Taeyeon yang tadinya lupa sekarang ingat bahwa beberapa saat yang lalu ia tak sadarkan diri.

hahh~ aku benci rumah sakit”

Taeyeon segera melepaskan infusan yang terpasang ditangannya lalu bangkit dari duduknya

***

Yuri baru saja selesai membayar administrasi milik taeyeon dan kembali ketempat taeyeon dirawat. Saat yuri sampai disana yuri tidak melihat taeyeon, yuri pun pergi menuju toilet dengan terburu-buru berharap taeyeon ada disana.

“OMO! Yul kau membuatku terkejut” ujar tiffany yang baru saja keluar dari pintu toilet.

“apa taeyeon ada didalam?” Tanya yuri pada tiffany.

“anya, bukankah taeyeon ada ditempat tidurnya” ucap tiffany.

“dia tidak ada disana” ujar yuri membuat tiffany kaget.

“apa dia sudah sadar?” Tanya tiffany.

“sepertinya begitu, tapi dia tidak ada disana. Kita harus mencari taeyeon, kita berpencar aku akan mencoba mencari taeyeon disini dan kau cari taeyeon dihalaman. Mungkin dia ada disana” ujar yuri. Tiffany mengangguk. Merekapun berpencar mencari taeyeon.

Kini langit sudah berganti menjadi gelap sejak beberapa jam yang lalu. Tiffany berlari mencari taeyeon disekitar area rumah sakit namun hasilnya nihil. Taeyeon sedang dalam keadaan yang kurang sehat, tubuhnya pasti lemas untuk pergi jauh dari rumah sakit pikir tiffany. Tiffany yang awalnya berlari kini menjadi berjalan karena ia mulai merasa lelah. Tiffany memutuskan untuk mencari taeyeon dilingkungan yang tak jauh dari rumah sakit.

tiffany menghentikan langkahnya saat melewati sebuah tempat bermain anak-anak. Tiffany menyunggingkan senyumnya. Akhirnya ia menemukannya. Meski keadaan disana tidak cukup terang tiffany bisa melihat taeyeon sedang duduk di ayunan sambil memegang sebuah botol minuman.

hahh~ kau disini. Aku mencarimu bodoh” ujar tiffany lalu duduk di ayunan satunya.

Taeyeon tidak menjawab dan kembali meneguk soju yang ia pegang. Tiffany segera merebut soju itu dari tangan taeyeon.

“kau gila? Bagaimana bisa kau minum soju dengan kondisi seperti itu?” ujar tiffany. Taeyeon tersenyum miris.

“sejak awal aku memang sudah gila. Kembalikan” taeyeon merebut kembali minuman itu dari tiffany. Saat taeyeon akan kembali meminumnya tiffany merebutnya kembali.

“kau hanya akan membuat dirimu semakin sakit. Jangan seperti ini, ayo pulang” tiffany bangkit dari duduknya dan menarik pelan tangan taeyeon agar ia ikut bangkit.

“memangnya kenapa jika aku semakin sakit? Jika itu memang terjadi dan aku mati bukankah itu bagus. Setidaknya aku tidak akan tersiksa seperti ini” ujar taeyeon menghentikan aksi tiffany untuk membuat taeyeon bangkit.

Tiffany menampar taeyeon dengan sangat keras. Taeyeon membelalakan matanya tidak menyangka tiffany akan menamparnya.

“jadi kau ingin mati? Kalau begitu mati saja sana. Haruskah aku carikan pisau untukmu? Atau mungkin racun? Tali? atau haruskah aku mencekikmu?!” ketus tiffany.

“Tip-pany” taeyeon benar-benar terkejut dengan respon tiffany.

Tiffany tidak bisa menahan emosinya, bagaimana bisa taeyeon berbicara seperti itu. Ada perasaan sakit dan sedih mendengar kata seperti itu dari bibir manis itu.

“ada begitu banyak cara jika kau ingin mati tae, tapi tidakkah kau memikirkan orang-orang disekitarmu. Yuri, sunny, sooyoung, yoona, jessica, dan juga aku. tidakkah kau memikirkan kami? Kami menyayangimu, aku menyayangimu tae meski aku tahu kita baru saja saling mengenal. Kau pikir bagaimana perasaan kami saat kami kehilanganmu nanti” ujar tiffany dengan nada yang rendah tidak seperti sebelumnya.

“kau tidak mengerti. Kau tidak tahu bagaimana sulitnya aku menjalani kehidupan kejam ini selama ini. ini terlalu sulit untukku. Aku sudah berusaha tapi aku tidak bisa. Aku tidak punya alasan untuk hidup. dimanapun aku berada aku selalu merasa sendiri meski mereka sedang ada disisiku aku tetap merasa kesepian. Mereka tidak bisa mengobati lukaku dan rasa sepiku. Aku sudah berusaha tippany, selama ini aku sudah berusaha. Aku berusaha untuk tersenyum dan melupakan segalanya tapi setiap kali aku melakukannya hatiku semakin teriris dan sakit. Kejadian itu aku masih mengingatnya dengan jelas, bagaimana eomma tergeletak dengan darah berceceran dan appa yang berusaha melindungiku. Suara tembakan itu, masih terngiang di telingaku hingga sekarang. Kau pikir bagaimana bisa aku bertahan setelah kejadian itu. bagaimana bisa aku melupakannya? Aku bahkan kehilangan adikku. Aku tidak tahu apa dia masih hidup atau tidak. Wae? Mengapa tuhan melakukan semua ini padaku, apa salahku sampai aku harus mengalami semua ini?! wae wae wae?!” taeyeon mengeluarkan semua yang mengganjal dalam hatinya, ia merasa prustasi dengan beban hidup yang harus ia pikul.

Air mata taeyeon tumpah begitu saja setelah mengeluarkan semua isi hatinya. Tiffany segera memeluk taeyeon yang duduk diayunan dengan memposisikan kepala taeyeon keperutnya. Air mata tiffany ikut mengalir mendengar beratnya beban taeyeon selama ini. kini keingintahuannya sejak ia pertama bertemu taeyeon sudah terjawab, arti mengapa senyum cantik itu menyiratkan kesedihan ia mengerti sekarang.

“aku mengerti tae, meski aku tidak tahu bagaimana perjalanan hidupmu selama ini tapi aku bisa merasakan kesedihan itu dari matamu. Tapi meskipun begitu tak seharusnya kau menyerah begitu saja. Apa kau pikir Orang tuamu diatas sana tidak akan sedih melihatmu hidup seperti ini? aku tahu kau tidak ingin mati, jika kau memang ingin mati kau akan melakukan hal buruk pada dirimu sejak awal. Tapi lihat dirimu kau menjalani hidupmu dengan sangat baik hingga sekarang” tiffany memeluk taeyeon sambil mengelus rambut taeyeon dengan sayang.

“aku lelah. Neomu himdeureo” taeyeon memejamkan matanya berusaha menahan agar air matanya tidak keluar lebih banyak.

“aku mengerti, tapi kumohon jangan menyerah tae” tiffany semakin memperdalam pelukannya.

Taeyeon sangat merindukan pelukan hangat seperti ini. setelah sekian lama ia bisa merasakannya lagi, dan orang yang memberikan pelukan hangat itu adalah tiffany. Tiffany terlalu memberikan kenyamanan untuk taeyeon.

“Aku akan membantumu. Mulai saat ini kau tidak akan merasa sendiri ataupun kesepian. Jika yang lain tidak bisa mengobatimu biarkan aku mencoba untuk melakukannya. Akan kupastikan akulah yang akan mengobati lukamu. Aku akan selalu ada untukmu meski kau tidak membutuhkanku. Aku akan menjadi sahabat dan juga keluarga untukmu. Jika kau membutuhkan pelukan datanglah padaku, jika kau membutuhkan sandaran datanglah padaku. Kau bisa berbagi bebanmu padaku, aku akan menanggungnya bersamamu” tiffany mengatakannya dengan tulus. Taeyeon melepaskan pelukan tiffany dan menatapnya.

“tip-ppany…”

“Jadi jangan menyerah dan berjuanglah bersamaku” tiffany mengatakannya sambil tersenyum.

Taeyeon yang sejak tadi berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh terlalu banyak kini tidak bisa menahannya lagi begitu mendengar ucapan tulus tiffany. Taeyeon segera menundukkan kepalanya tidak ingin tiffany melihat betapa lemahnya taeyeon.

Air matanya mengalir lebih deras hatinya merasa tersentuh akan perkataan tiffany. Taeyeon menggigit bawah bibirnya agar tidak menangis mengeluarkan suara.

“menangislah. Kau tidak perlu menahannya. Sekuat apapun manusia ada kalanya ia harus mengeluarkan air mata. Jadi menangislah karena menangis bukan berarti kau lemah” tiffany kembali memeluk taeyeon.

Mendengar ucapan tiffany membuat tangis taeyeon meledak. Taeyeon menangis sambil mencengkeram baju tiffany. Sudah lama taeyeon tidak menangis seperti ini sejak ia bangun dari komanya dan harus menerima bahwa dirinya sebatang kara. Tiffany memperdalam pelukannya berharap dapat memberikan kekuatan untuk taeyeon dan berharap taeyeon bisa merasakan bahwa dirinya tidak sendiri melainkan ada tiffany yang akan selalu ada untuknya.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue

Ada yang nunggu author?? Acungkan tangan ✋ hhe 😁
Maaf ya author baru bisa update, ada beberapa hal yang menghambat author untuk update..
Author pingin ucapin terimakasih pada para reader yang setia sama author pemula ini hhe.. Sekali lagi terimakasih untuk kesetiaan kalian, komen kalian, suport kalian, terimakasih banyak 😂..

Oh ya kalian udah liat ini??

screenshot_2017-01-04-06-56-53-1

Njirrrrt !!!!
Author seneng setengah mati liatnya 😆.. Wallpaper hp tippany itu gambar taeny!!!!! Wkwkwkwkwk 😎

Taeny fighting!!! Hhe 😘
LS selalu mendukung kalian wkwkwk ✊

Okee sampai disini aja cuap2annya. Author harap para reader pada suka sama ceritanya ya.. Mudah2an masih pada tertarik sama ff author hhe..

Sampai jumpa next time !!!

Annyeong !!! 😘👋


121 thoughts on “Circle [Chapter 4]

  1. mereka baik asiiik, terbawa susana nyesek bacanya knpa hidup tae begitu sulit dan membatin sekali , dan siapa adik tae knpa sampe sekarang masih teka teki , makin penasaraaan

    Like

  2. Tumben Yul bijak. Ngasih nasehat ke taetae.
    Nah kan, YulSic mulai sering ketemuan.
    Dari teman bisa jadi demenan bwahaha..😂

    Hiksss masa kecilnya taetae sungguh sangat menyedihkan.
    OMG Fany main tampar.
    #PLAKKKKK.. “kagak papa sih, biar taetae sadar”.

    Like

  3. Heum taeyeon semakin buat risau.cara saling memaafkannya lucu ya dr mulai taeyeon buat nasi kimichi itu menyenangkan karena dia membuatnya dgn rasa bahagia dan gadis eyesmile berdampak baik skrg tuk tae tae..
    Ni mengharukan..siapapun pasti terkejut mendengar nm y yg biasa dipanggil oleh keluarga nya kini da yg menyebutnya kembali

    Miyoung ..itu saudara kandung nya taeyeon kahh..ku harap tidak karena chemistry taeny tu sangat lekat tuk dapar bersama

    Like

  4. Krain nick ad ap2 ny m tae. Tryta cm mns2n doank… Hufttt.. Kshn tae, jgn sdh y, g jg sdh bca ny… Bkin mewek… Hiks hiks,, jgn sdh y, kn ad pany..

    Like

  5. Uri tae, jantungny mereka berdetak lebih kencang itu krn mereka saudaraan ya? Bukan cinta ya? Huaa pengenny karna cinta tp 😭😭

    Like

Leave a comment