[Squel] My Beautiful Angel (2/?)

squel-my-beautiful-angel

Main cast : Tiffany Hwang, Kim Taeyeon
Genre : Yuri, fantasy, Romance, Oneshoot
Rated : 17+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

“Ini makan malam anda nona” ucap suster yang mengantarkan sarapan untuk taeyeon. ia menyimpan nampan makanan itu dimeja dan setelah itu ia keluar dari kamar taeyeon.

Tiffany mengambil nampan itu dan duduk disisi ranjang.

“Menu makan malam ini ada nasi, ikan goreng, sup dan buah. Aku akan menyuapimu”

“Aaaa~” ucap tiffany sambil menyodorkan sendok yang berisi nasi dan lauknya. Namun taeyeon hanya diam, wajahnya memerah.

“A-aku bukan anak kecil. Aku bisa sendiri” ucap taeyeon dengan terbata-bata.

“Benarkah? kau pengguna tangan kanan dan tangan kananmu tidak boleh digerakan. Kau yakin bisa makan dengan tangan kiri?”

“A-aku akan mencoba. Kau hanya perlu memberikan sendok yang sudah kau isi dengan nasi dan lauk”

“Baiklah, ini” tiffany memberikan sendok itu pada jari taeyeon untuk dipegangnya.

Saat sendok itu dalam perjalan menuju mulut taeyeon nasi dan lauk itu jatuh karena tangan taeyeon yang tidak seimbang memegang sendok itu. Saat sendok itu masuk kedalam mulut taeyeon ia terdiam. tiffany hanya bisa menahan tawa melihat itu.

“Apa kau sedang membodohiku? Tidak ada apa-apa disendok ini”

“Anya, nasi dan lauknya jatuh taeyeon. biar aku saja yang melakukannya untukmu” tiffany merebut sendok itu namun taeyeon menahannya membuat tangan mereka bersentuhan.

Taeyeon bisa merasakan hangatnya tangan itu sampai menjalar keseluruh tubuhnya. Ia juga bisa merasakan halusnya tangan itu sampai membuat jantungnya berdegub kencang.

‘Dia memiliki kulit yang halus’ pikir taeyeon.

Taeyeon segera menyadarkan dirinya dan menjauhkan tangannya dari tangan tiffany.

“Aku bisa mencobanya lagi” ucap taeyeon.

“Taeyeon-ah, kau berjanji akan membiarkanku membantu tanpa kau menolak. Biarkan aku melakukan ini untukmu, hemm?” ujar tiffany dengan nada lembut. Tidak ada nada kesal, marah atau apapun itu, yang taeyeon rasakan hanyalah kelembutan.

“






”

tiffany memungut nasi dan lauk yang tadi terjatuh dan membuangnya.

“Aaaa” ucap tiffany menyodorkan sendok itu. Dengan ragu taeyeon membuka mulutnya. Wajahnya memerah membuat tiffany gemas. Ia merasa senang akhirnya taeyeon tidak menolaknya.

.

.

“Tidurlah yang nyenyak, kau harus banyak istirahat” ucap tiffany sambil membenarkan selimut agar menghangatkan taeyeon dimalam yang dingin ini.

“Bagaimana denganmu? Aku harap kau tidak berniat tidur disampingku” taeyeon berkata dengan dingin membuat tiffany tergelak dengan ucapannya.

“Eihh geureom, jangan khawatir aku berniat untuk tidur disofa”

“Ide yang bagus”

“Selamat malam taeyeon” ucap tiffany dengan lembut dan-

Chuu~

Taeyeon terpaku dengan tindakan tiffany yang mencium keningnya itu. ia bisa merasakan jantungnya yang kembali berdegub kencang, wajahnya memanas, dan bibir itu terasa sangat lembut ketika bersentuhan dengan keningnya.

“Jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku” tiffany berkata sambil tersenyum meski taeyeon tidak dapat melihatnya. Setelah itu tiffany berbaring disofa ikut mengistirahatkan tubuhnya.

09.00 pm

10.00 pm

11.00 pm

Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 01.24 am, namun taeyeon masih belum bisa menutup kedua matanya.

Taeyeon POV

Jantungku masih berdegub kencang. Wae?

Mengapa dia melakukan itu?

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku merasa sesuatu yang dahsyat menghantam hatiku, perasaan rindu, senang dan sedih sedang kurasakan karenanya. Aku merasa menginginkan hal yang lebih.

Sejak pertama aku mendengar suaranya jantungku berdegub kencang. Sebenarnya perasaan macam apa ini?

Aku bahkan tidak bisa tidur hanya karena sebuah ciuman selamat malam dikening. Bahkan hyunie sering melakukan itu padaku, tapi saat ia yang melakukan itu mengapa perasaanku seperti ini?

Kugelengkan kepalaku untuk mengenyahkan pikiranku. Tidak seharusnya aku memikirkan hal tak penting seperti itu. Kupejamkan mataku mencoba untuk membuat diriku terlelap, namun hasilnya tetap nihil. Aku tak bisa tidur. Ada perasaan takut dan tak tenang untuk tertidur, aku selalu bermimpi buruk saat terlelap. Dan biasanya aku akan memeluk hyunie agar aku bisa tertidur, tapi dia tidak ada disini, diranjang ini hanya ada aku sendiri.

“Taeyeon-ah”

Suara itu berhasil mengejutkanku. Aku merasakan sebuah langkah yang mendekat kearahhku.

“Kau tidak tidur?”

“A-aku tidak bisa t-tidur” ah sial! Mengapa suaraku gugup seperti ini?!

“Mengapa tidak membangunkanku?” kini aku bisa merasakan ranjangku yang sedikit bergoyang. Sepertinya dia sedang duduk diranjangku.

“Geunyang”

“Kemarilah” aku bisa merasakan dia sedikit mengangkat kepalaku untuk menjadikan lengannya sebagai bantal dan memelukku. Jantungku semakin berdetak kencang seolah-olah ingin keluar dari tempatnya.

“Saat aku tidak bisa tidur, mommy selalu melakukan ini untukku. Kau tahu, itu membuatku merasa nyaman, dan tenang. Dan akhirnya akupun tertidur” ucapnya sambil mengelus rambutku dengan lembut.

Ingin sekali aku menolaknya tapi ragaku tidak bisa bekerjasama dengan hatiku. Ini bahkan melebihi kata nyaman, dan perasaan inilah yang tidak ingin aku rasakan. Mungkinkah aku-?

“Mengapa kau melakukan ini? Mengapa kau bersikap baik padaku? Aku bahkan sudah berbuat kasar padamu”

“Karena kau pernah melakukan hal yang sama padaku. Kau membantuku, mengubahku-”

‘dan mencintaiku dengan tulus’ lanjut tiffany dalam hati.

“Apa yang pernah kau lakukan padaku takkan pernah bisa kubayar taeyeon. Meskipun begitu aku ingin membalas semua yang pernah kau lakukan padaku-“

‘temasuk cinta tulusmu itu’

“Apa kita pernah bertemu? Apa yang sudah kulakukan padamu?”

“Emm, dimasa yang lalu. Saat kau bukanlah seorang manusia. Banyak hal yang kau lakukan untukku, aku bahkan tak bisa menyebutkannya”

“Apa kau sedang mengarang cerita? Jika aku bukan manusia lalu apa aku?”

“Malaikat. Malaikat yang sangat cantik sampai semua yang melihatmu tak bisa mengalihkan pandangannya darimu”

Wajah taeyeon memerah mendengar itu, hatinya terasa menghangat.

“Lalu bagaimana denganmu?”

“Aku? emm
 mungkin melebihi itu” ucapnya sambil terkekeh. Ia semakin memelukku membuatku semakin dekat dengannya. Hidungku bahkan menyentuh kulitnya. Dan ini berhasil membuat mukaku terasa semakin memanas. Aku menyukai hal seperti ini.

“Tidurlah ini sudah sangat malam. Aku tidak ingin kau semakin parah. Semoga mimpi indah taeyeon-ah”

Aku tak membalas perkataannya dan mulai memejamkan mataku, dan akupun terlelap dalam pelukannya.

***

“Baiklah saya rasa sudah cukup untuk hari ini” ucap soyou. Lalu membantu tiffany untuk mendudukan taeyeon dikursi yang tersedia disana.

“Sejauh ini sudah ada kemajuan. Nona harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran” saran soyou.

“Dokter, pasien Go Ah Ra mengalami masalah” panggil suster pada soyou, dengan segera soyou pergi meninggalkan taeyeon dan tiffany ditempat fisioterapi .

“Hahh hahh hahh” taeyeon memejamkan matanya berusaha meredakan rasa lelahnya. Seluruh tubuhnya basah oleh keringat perjuangannya dalam fisioterapi . Hingga akhirnya ia membuka matanya saat merasakan sesuatu yang menyentuh keningnya.

“Kau pasti lelah, keringatmu lebih banyak dari biasanya” ucap tiffany sambil mengelap keringat diwajah taeyeon dengan sapu tangannya. Taeyeon bisa merasakan aroma strawberry dari sapu tangan itu.

“Ini minumlah” tiffany menyentuh tangan taeyeon untuk menggenggam aqua botol yang sudah ia persiapkan, tak lupa ia juga sudah memberikan sedotan pada aqua itu. taeyeon menerimanya dan segera meminumnya.

2 minggu telah berlalu, dan selama itu pula perlakuan tiffany padanya selalu lembut bahkan melebihi kata lembut, ia tadi bahkan membimbing sedotan itu pada mulut taeyeon. bukanlah tiffany sangat perhatian? Meski taeyeon masih bersikap dingin padanya dan membuat tiffany kesal, namun gadis itu tak pernah menunjukkan bahwa dirinya kesal ataupun marah dengan sikap taeyeon. Dan itu sedikit membuat hati taeyeon menghangat dengan perlakuan lembut tiffany.

Selama itu pula tiffany tak pernah meninggalkan sisinya, ia terus berada disamping taeyeon tanpa lelah. Tiffany selalu bercerita mengenai kehidupannya dan terkadang membuat lelucon kecil hanya untuk membuat mood taeyeon membaik. Setiap malam tiffany akan memeluk taeyeon sampai ia terlelap dan setelah itu ia akan pindah untuk tidur disofa, mengingat taeyeon yang tak ingin dirinya tidur diranjang. Dan semua perlakuan tiffany membuat taeyeon tak suka namun disisi lain juga membuatnya nyaman, tenang, dan hangat. Taeyeon tidak suka itu, perasaan seperti itu taeyeon sangat tidak menyukainya. Karena itu ia selalu bersikap dingin dan kasar pada tiffany hingga saat ini.

“Kau lapar? Ingin sesuatu?” tanya tiffany penuh dengan perhatian.

“Tidak, aku hanya ingin membersihkan diriku dan beristirahat” jawab taeyeon datar.

“Arasseo, kajja kita kembali keruanganmu dan membersihkan dirimu” ucap tiffany setelah membawa kursi roda dan menyimpannya didekat taeyeon.

Tiffany membimbing tangan taeyeon untuk melingkar dilehernya, taeyeon tidak menolak bagaimanapun juga ia membutuhkan bantuan gadis itu dan ia pun sudah berjanji untuk tidak menolak. Dengan perlahan taeyeon mengangkat tubuhnya dengan tiffany sebagai menyanggahnya. Namun kakinya terlalu lemah dan lelah membuat taeyeon hampir meluruh tapi untungnya tiffany menahannya.

Deg deg

Deg deg

Deg deg

Taeyeon bisa merasakan nafas yang menerpa wajahnya membuat mukanya memerah ditambah dengan sepasang tangan yang melingkar dengan pas di pinggangnya. Begitupun tiffany yang tak bisa menahan debaran jantungnya. Wajah mereka sangat dekat, hanya dengan sedikit memajukan wajahnya saja bisa membuat bibir mereka saling bersentuhan.

Sudah lama tiffany tak memandang wajah gadis yang dicintainya sedekat ini. Taeyeon tak berubah ia tetap cantik dan menawan seperti taeyeon yang pernah hadir sebagai malaikatnya. Gadis ini memiliki fisik yang sama rambut hitam panjang nan berkilaunya, kulit putih dan mulusnya juga bibir tipisnya, semua sama tak ada yang berubah.

“M-maafkan aku, kakiku terasa sangat lemas” ucap taeyeon yang lebih dulu mendapatkan kewarasannya.

“E-eoh gwaenchanayo, kau pasti terlalu berlatih dengan keras sampai kakimu terasa lemas” tiffany membenarkan posisi mereka dan membantu taeyeon untuk duduk dikursi rodanya.

Tiffanypun membawa taeyeon keruangannya. Saat diperjalanan terdengar suara dering handphone yang membuat tiffany menghentikan perjalanan mereka untuk kembali. Dengan segera tiffany meraih handphonenya. Ia menggigit bibirnya mengetahui siapa yang menelponnya itu.

“Taeyeon-ah, bisa kau tunggu sebentar? Aku harus mengangkat telepon dulu” taeyeon hanya mengangguk, tiffany pun menjauh dari posisi taeyeon.

“Yeobsaeyo?”

“Tiffany sebenarnya apa yang kau lakukan?!” tiffany menjauhkan handphone miliknya begitu mendapat teriakan dari sang penelpon.

“Mianhaeyo dad” tiffany yakin daddy nya pasti sudah mengetahui semuanya. Ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya begitu membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya nanti.

“Katakan pada daddy mengapa kau mengambil cuti kuliah dan berbohong pada daddy?!”

“Maafkan aku dad, temanku sedang dirawat dirumah sakit. Keluarganya sedang diluar negeri karena pekerjaannya. Aku tidak bisa membiarkan dia sendiri dirumah sakit dad. Rumah sakit sangat mengerikan” jelas tiffany.

“Lagipula ini tidak akan lama dad, jika keluarganya sudah kembali aku akan menarik cuti kuliahku dan kembali dan mengenai kebohonganku. Itu karena aku yakin daddy takkan mengijinkanku”

“Kalau begitu mengapa kau tidak memberitahu daddy yang sebenarnya?”

Tanpa tiffany sadari taeyeon mendengar perkataan tiffany dengan jelas meskipun mereka berjarak cukup jauh. Namun bagaimanapun juga orang buta pasti memiliki pendengaran yang lebih tajam dari manusia normal lainnya.

‘Dia mengambil cuti kuliah?’

‘Dia bahkan berbohong pada ayahnya’

‘Dan semua itu karenaku? Wae?’

‘Sebenarnya siapa dia? Dan apa artinya aku untuknya sampai dia melakukan hal sampai seperti itu?’

Taeyeon terus bertanya dalam hatinya.

***

Tiffany POV

“Tiffany!”

Segera kuengedarkan pandanganku keseluruh penjuru kantin dirumah sakit. Aku tersenyum ketika berhasil menemukannya, akupun segera menghampirinya.

“Heol. Kau membuatku menunggu 15 menit guys” ucapnya sambil memasang wajah jengkel.

“Mian Jessie, aku harus menyuapi taeyeon tadi. Mianhae hmm?”

“Ah-arasseo. Ini tugas beberapa hari lalu sebelum kau memutuskan untuk cuti” jessica memberikan buku miliknya.

“Gomawo, kau memang sahabatku tercinta ummuahh” tiffany berkata dengan diakhiri fly kiss.

“Ne, dan kau berjanji akan meneraktirku” tagih jessica.

“Arrasseo. Aku akan meneraktirmu tapi tidak sekarang”

“Wae?”

“Kau ingin aku meneraktirmu makanan rumah sakit?”

“Kau benar, mungkin lain kali”

“Tiff, kau tidak menyesali keputusanmu? kau memutuskan cuti dan kau juga membuat daddymu marah hanya karena si taeyeon itu” tiffany tersenyum mendengar pertanyaan itu.

“Tentu tidak, aku melakukan apa yang hatiku katakan. aku akan melakukan apapun untuknya seperti dia melakukan apapun untukku. Dia segalanya bagiku Jessie, aku tidak bisa melepasnya begitu saja setelah penantian panjangku selama ini. Aku hanya ingin berada disampingnya sampai ia melihat kembali, dan jika saat itu tiba ia tetap menginginkan aku pergi maka aku akan melakukannya”

“Cintamu pasti sangat besar padanya sampai kau berkorban seperti itu karenanya, padahal dia selalu bersikap kasar padamu. Jika ia tetap menginginkanmu pergi kau tak perlu khawatir tiff, dibelakangmu masih ada ribuan namja tampan yang mengantri” ucap jessica menghibur tiffany.

“Kau benar Jessie, hanya dengan menunjukkan telunjukku mereka akan berlari padaku” tiffany berkata sambil tertawa.

“Bolehkah aku bertemu dengannya? Kau sudah berjanji akan mengenalkannya padaku”

“Tidak sekarang, ia masih tidak ingin bertemu orang asing. Suatu saat Jessie, saat ia sudah kembali kepelukanku aku akan mengenalkannya padamu”

“Heol, aku rasa itu akan sangat lama” jessica terkekeh.

“Jessie mian, aku harus segera kembali. Taeyeon tidak suka ditinggal sendirian lama-lama”

“Arasseo. Aku juga harus segera pergi. Seobangku sudah menunggu dilobi”

Merekapun berpamitan saling memeluk satu sama lain. Sebelum kembali keruangan taeyeon, tiffany pergi menuju kasir untuk membeli minuman seperti yang dipesanankan taeyeon.

.

.

Taeyeon POV

‘Lagipula ini tidak akan lama dad, jika keluarganya sudah kembali aku akan menarik cuti kuliahku dan kembali dan mengenai kebohonganku. Itu karena aku yakin daddy takkan mengijinkanku’

Beberapa hari ini aku terus memikirkan dirinya. Mengenai perlakuannya dan setiap perkataannya. Setiap yang ia lakukan selalu berhasil menggetarkan hatiku. Pelukannya disetiap malam seperti candu disiang hari, suaranya lembutnya selalu membuat sebagian dalam diriku senang, setiap sentuhannya selalu berhasil membuat jantungku berdegub kencang. Dan aku merindukannya saat ia tak ada disisiku seperti sekarang ini, padahal ia baru saja pergi sekitar 15 menit yang lalu.

Aku tahu perasaan seperti ini. Ini sama seperti perasaanku saat pertama kali jatuh cinta pada dia yang pernah menyakitiku. Ini bukan hal yang baik, sadarlah taeyeon! Dia sama seperti mereka, dia pasti bersikap seperti itu karena ada tujuan terselubung dalam dirinya. Mungkin ia mengincar uang seperti para wanita jalang itu.

Kau tak boleh tertipu taeyeon.

Sadarkan dirimu dan jangan sampai terpengaruh dengan permainannya Kim Taeyeon.

“Maaf aku pergi terlalu lama, aku harus mengantri untuk membeli pesananmu”

Dia kembali.

“Ini pesananmu, susu hangat kesukaan taeyeon” ucapnya sambil terkekeh. Ia memberikan susu itu ketanganku.

“Kau tidak menaruh racun atau apapunkan kedalamnya?” tanyaku ingin membuatnya kesal dan pergi. Bagaimanapun juga aku harus waspada padanya, aku tidak tahu sifat aslinya, bisa jadi dia seorang wanita jahat yang menginginkan harta bukan? Aku Kim Taeyeon pewaris Kim Corp.

“Tentu tidak taeyeon, aku hanya memasukan hatiku kedalamnya”

“




..”

Mwoya? Dia bilang hati?

Hah! Aktingnya benar-benar hebat. Hampir saja aku tertipu dengan aktingnya. Dia pantas menjadi pemain drama.

“Kalau begitu buang ini dan belikan aku yang baru”

“Taeyeon-ah”

“Apa perlu aku yang pergi membelinya sendiri?”

Author POV

“Apa perlu aku yang pergi membelinya sendiri?”

Tiffany terdiam, hatinya sakit. Taeyeon pasti sangat tidak menyukainya sampai seperti itu. Tiffany bisa merasakan matanya yang memanas, bahkan kini mulai menetes.

“A-arasseo, aku akan membeli yang baru” taeyeon bisa merasakan suara tiffany yang sedikit bergetar.

‘Dia menangis?’ ucap taeyeon dalam hati.

Entah mengapa ia merasa ikut sedih dan menyesal telah membuat gadis itu seperti ini. Taeyeon hanya bisa memasang wajah datarnya.

“Taeyeon-ah”

“Apa kau sangat membenciku?”

Deg

Benci?

Entahlah, ia hanya takut untuk dekat dengan orang asing dan kembali menyukainya dan berakhir menjadi yang terhianati lagi.

“Kau benar-benar ingin aku pergi?”

“





”

“hahahahah seharusnya aku sudah tahu jawabannya-hiks. Aku menanyakan hal yang bodoh bukan?” tiffany mencoba untuk tertawa meski hatinya sakit seperti sedang diiris.

“Kau. Mengapa kau melakukan ini padaku? Kau bersikap sangat lembut padaku seolah aku adalah berlian berharga. Aku bahkan tidak mengenalmu. Tapi kau datang dan berkata banyak hal aneh, kau bilang kita pernah bertemu, aku penah menyelamatkanmu dan kau berhutang padaku. Kau bahkan mengatakan hal yang sangat gila, kau bilang dipertemuan sebelumnya aku seorang malaikat. Kau pikir aku anak kecil yang percaya pada dongeng-dongeng bodoh seperti itu?!” teriak taeyeon.

“Kau mendekatiku karena hartaku bukan? Kau sengaja mencari kelemahanku untuk mendekati dan menarik hatiku. Katakan berapa yang inginkan?! 10 juta won? 50 juta won? Atau 1 milyar won?”

Tiffany semakin meneteskan air matanya. Ia menahan isak tangisnya, hatinya benar-benar hancur lembur karena wanita didepannya ini.

“Jadi selama ini kau berfikiran seperti itu setelah apa yang aku lakukan padamu? Kau pikir aku wanita murahan yang terobsesi dengan uang? Kau menyakitiku taeyeon, keu menyakiti harga diriku. Dan Semua yang aku katakan bukanlah sebuah dongeng taeyeon-hiks”

“Mungkin kau tak akan ingat itu-any kau mungkin takkan pernah ingat itu sampai kapanpun. Dan semua yang aku lakukan adalah ketulusan taeyeon, tidakkah kau merasakannya? Kau bahkan lebih berharga dari sebuah berlian untukku. Kau bagaikan sebuah mawar, indah dan banyak yang ingin memillikinya. Aku hanya ingin menjadi duri yang melindungi mawar itu. Melindunginya dari orang-orang yang ingin mencabutnya untuk memanfaatkan keindahannya, dijual dan dijadikan hiasan. Semua yang aku lakukan itu karena aku-“ taeyeon mendengar dengan seksama setiap kata yang tiffany lontarkan, ia merasa terharu mendengar semua perkataan dari gadis itu, ia bisa merasakan ketulusan dari ucapannya.

“Aku-“

“Aku menyukaimu taeyeon-any .. aku mencintaimu taeyeon-ah” seketika air mata taeyeon menetes begitu saja. Dia tak bisa berkata apa-apa hingga akhirnya ia merasakan sesuatu menyetuh bibirnya.

Tiffany menciumnya.

Taeyeon hanya bisa membelalak, seluruh tubuhnya serasa mati rasa. Tiba-tiba sekelebat bayangan muncul dalam kepalanya.

‘Aku-aku mencintaimu, saranghae’ ucap seorang gadis.

Chuu~

Bibir mereka saling bersentuhan beberapa saat hingga akhirnya seseorang yang taeyeon tahu adalah dirinya mulai menggerakkan bibirnya untuk mengulum bibir manis gadis didepannya itu. Gadis itupun ikut membalas perlakuan taeyeon.

Tangan taeyeon mulai melingkar sempurna dipunggung gadis itu dan mengelusnya lembut memberikan kenyamanan.

Mereka saling mengulum bibir atas dan bawah mereka secara bergantian dengan lembut tanpa ada nafsu yang menyelimuti mereka.

‘Gomawo — ‘ taeyeon tersenyum lemah nan tulus dan kembali menciumnya.

Gadis itu menyambut ciuman itu dengan baik. Lumatan demi lumatan mereka lakukan kembali.

‘Kuharap kaulah yang akan menjadi penyelamatku. Kau hanya perlu berada disisiku, mencintaiku dengan tulus tanpa menyakitiku sampai musim salju berakhir. Dengan begitu aku akan kembali hidup sebagai manusia’

Tiffany hanya menempelkan bibirnya sambil meneteskan air matanya, ia hanya berfikir jika ini adalah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya atau tidak sama sekali. Ia akan mengakhiri penantiannya, melihat betapa taeyeon begitu membencinya dan menginginkan dirinya pergi. Hatinya tidak bisa bertahan menahan sakit ini lagi setelah ia harus menahan sakit karena rasa rindunya pada taeyeon selama 3 tahun ini. Ia hanya akan berdoa semoga gadis yang dicintainya itu bisa mendapatkan kebahagiannya meski itu bukanlah dirinya.

Tiffany menjauhkan dirinya dari taeyeon yang diam membeku. Ia segera menghapus air matanya dengan kasar meski akhirnya air mata itu kembali turun membasahi pipi mulusnya.

“Kau tidak perlu khawatir, tak lama lagi kau takkan bertemu denganku. Seohyun menelponku bahwa ia akan kembali dalam 12 hari lagi. aku tidak akan menunggu sampai kau bisa kembali melihat, aku akan pergi secepatnya seperti yang kau inginkan, kau hanya perlu bersabar sebentar lagi” tiffany berusaha tegar. Setelah itu tiffany keluar dari ruangan menyesakkan itu. Ia membutuhkan dirinya sendiri, ia ingin menenangkan hati dan pikirannya.

“






.”

Sementara taeyeon masih membeku untuk beberapa saat hingga akhirnya tangisnya meledak, hatinya sakit karena telah menyakiti perasaan gadis yang berhasil menghangatkan hatinya itu ditambah dengan bayangan-banyangan aneh yang selalu muncul dipikirannya. Ini sangat menyesakkan.

“Wae?”

“Mengapa aku seperti ini? Mengapa ini begitu menyesakkan?”

“Eomma appa tolong aku, jebal-hiks”

Air mata semakin deras mengalir tanpa persetujuannya, ia menangis sambil memukul dadanya berusaha menghilangkan perasaan nyeri dan sesak yang saat ini ia rasakan.

***

Satu minggu kini telah berlalu, dan semenjak hari itu sikap tiffany berubah 100%, bukan berubah menjadi kasar atau semacamnya. Ia berubah menjadi pendiam tidak secerewet biasanya, ia hanya akan berbicara seperlunya, tidak ada obrolan panjang lebar ataupun lelucon yang keluar dari bibir gadis yang memiliki suara lembut itu.

Meski perlakuan tiffany masih perhatian padanya, tapi taeyeon merasakan ada perbedaan yang besar disana. Dan semua itu semakin membuat hati taeyeon sedih, bukankah seharusnya ia senang? Dengan begitu perasaan yang tak membuatnya nyaman itu bisa ia enyahkan dengan mudah. Namun bukan itu yang ia rasakan justru sebaliknya, rasanya air matanya selalu ingin keluar mengingat gadis itu akan pergi dalam waktu 5 hari lagi. Dan ia tak suka dengan kenyataan itu.

Tiffany Hwang..

Ia akui gadis itu berhasil menghangatkan hatinya yang telah lama beku, menggetarkan hatinya yang telah lama membatu, dan yang paling luar biasa gadis itu berhasil membuat taeyeon berfikir untuk membuka hatinya walau ia masih ragu karena rasa takutnya yang lebih besar.

Gadis itu luar biasa hebat.

‘Aku rasa aku menyukainya’

“Ini sudah malam waktunya tidur taeyeon” taeyeon yang sedang melamun kini tersadar karena gadis yang sedang dilamunkannya itu.

“E-eoh”

Taeyeon mulai membaringkan tubuhnya, ia bisa merasakan tiffany yang sedang merapikan selimut untuk membuat dirinya hangat. Ia senang dengan perlakuan itu.

“Selamat malam taeyeon” ucap tiffany lalu berlalu pergi menjauh.

Tak ada ciuman selamat malam seperti biasa ia lakukan setiap malam, tak ada pelukan hangat yang menenangkannya disetiap malam. Seperti itulah selama satu minggu ini dan itu selalu membuat taeyeon tak bisa terlelap disetiap malam.

“Kau tak menemaniku? Kau biasanya mencium keningku dan memelukku setiap malam” ucap taeyeon.

Tiffany menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap taeyeon.

“Aku tidak akan melakukan itu lagi taeyeon, aku tidak ingin ada kesalahpahaman dalam pikiranmu mengenai diriku. Bukanlah kau tak suka aku tidur diranjang itu?”

Taeyeon tergelak dengan jawaban tiffany, ia merasa sesuatu menusuk hatinya.

“Ah benarkah? aku tidak ingat aku pernah berkata seperti itu. Geurae, good night” taeyeon memiringkan posisi tidurnya membelakangi tiffany.

“Sailing into the night, Eodumppunin bamhaneul arae”

Handphone tiffany berbunyi menandakan ada telepon masuk dengan segera ia mengangkat telepon itu.

“Eoh minho-ssi. Ah anya aku punya waktu luang sekarang” ucapnya pada seseorang yang menelponnya sambil berjalan keluar dari ruangan itu.

Seperti itulah, sejak kejadian itu pula tiffany menjadi dekat dengan banyak pria dan panggilan masuk sering terdengar, dan itu membuat taeyeon geram dan kesal seperti malam ini, ingin sekali ia melarang tapi ia tak punya hal untuk itu.

.

.

Tik tik tik

Selama 5 jam ini ia hanya diam mendengarkan setiap detik yang dikeluarkan jam dinding yang ada diruangan ini. Sama seperti hari-hari sebelumnya ia tak bisa menutup matanya, pikirannya kalut. Ingin rasanya ia menghentikan perasaan ini, ia tak tahan lagi. Sudah berhari-hari ia tak bisa memejamkan matanya barang 1 menit. Ia membutuhkan pelukan itu.

“Tiffany?” panggil taeyeon.

“



..”

‘Sepertinya dia sudah tertidur, aku tak boleh menganggu tidur nyenyaknya, dia pasti lelah karena harus mengurus wanita buta sepertiku’ pikir taeyeon.

“Aku membutuhkan udara segar” lirihnya.

Taeyeon mendudukan dirinya dan menurunkan kakinya. Ia bisa merasakan dinginnya lantai. Taeyeon tersenyum bersyukur disaat seperti ini kakinya sudah mulai bisa digerakkan walau belum bisa diajak untuk berlari. Dan ia juga mensyukuri otaknya yang encer sehingga ia bisa mengingat setiap gambaran ruangan ini dan berhasil keluar dari ruangan itu.

Ia berjalan perlahan-lahan sambil memegang tembok tanpa arah tujuan, ia hanya ingin pergi mencari udara segar untuk menenangkan pikiran kalutnya. Tiba-tiba taeyeon mendengar suara langkah kaki yang tak jauh darinya.

“Permisi, boleh aku tahu siapa disana?” tanya taeyeon dari jauh. Orang itu mendekat kearah taeyeon.

“Jiyeon disini”

“Ah ne Jiyeon-ssi bisakah kau mengantarku keatap rumah sakit?”

“Aku tidak bisa melihat, jadi aku tidak tahu jalan menuju kesana” lanjut taeyeon agar yeoja itu mau mengantarnya.

“Arasseoyo unnie, kau bisa pegang tanganku” ucapnya menuntun taeyeon menuju tempat yang taeyeon inginkan.

Kini mereka sudah sampai diatap rumah sakit, taeyeon tidak menyangka perjalanannya cukup jauh dan harus mengeluarkan kekuatannya sampai ia mengeluarkan keringat dimalam yang dingin ini.

“Gomawoyo jiyeon-ssi” ucap taeyeon saat mereka sudah duduk dibangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Ne unnie, kau baik-baik saja?”

“Gwaenchanayo, aku hanya belum terbiasa menggerakkan kakiku selama itu ditambah aku harus menaiki tangga. Maaf menyusahkanmu”

“Gwaenchanayo unnie, tapi mengapa unnie ingin kemari? Disini sangat gelap dan dingin”

“Bagiku dimanapun aku berada semua tetap sama, semua gelap dan dingin. Aku hanya ingin mencari udara segar”

“Unnie terlihat memiliki masalah, ingin berbagi?” taeyeon terkekeh mendengarnya.

“Aku tidak terbiasa bercerita pada orang asing”

“Kalau begitu anggap aku bukan orang asing, aku sudah membantumu membawamu kemari saat waktu menunjukkan pukul 2 dini hari”

“Eii, kau sangat pandai berbicara jiyeon-ssi. hahh~”

“Saat ini aku tidak tahu harus berbuat apa, aku menyadari jika aku mulai menyukainya tapi sisi lain aku juga takut padanya. Semua orang yang aku cintai menghianaiku. Yang aku pelajari dari masa laluku yaitu tak ada yang namanya cinta, ketulusan, dan kesetiaan. Karena itu aku tak ingin merasakan hal seperti itu lagi, aku tidak ingin merasakan sakit lagi. Lalu dia datang dan mengubah semuanya lalu menggoncang pendirianku, setiap perlakuan lembutnya dan perkataannya selalu berhasil membuatku hangat. Tapi rasa masa laluku selalu terbayang-bayang dalam benakku, aku takut. Tanpa aku sadari semua perlakuanku selalu kasar dan menyakitinya hingga ia –“ taeyeon menghentikan perkataannya sejenak.

“Sikapnya berubah sejak hari itu. kau tahu apa yang aku rasakan? Rasa sakit kembali aku rasakan, mengenai sikapnya yang berubah, saat mendengar dirinya yang berbicara dan saling tertawa dalam telepon bersama orang lain. Ini benar-benar membuatku gila. Aku bersikap seperti itu selama ini karena aku tak ingin merasakan sakit itu lagi, tapi sekarang justru aku meraskannya. Ini lucu bukan?” taeyeon merasakan matanya yang memanas. Ia hanya bisa terkekeh mencoba untuk tegar.

”Unnie, seharusnya kau tidak memaksakan perasaanmu. Jika kau mencintainya maka kau harus mulai membuka hatimu untuknya. Tidak semua orang seperti itu, pasti dari sekian banyak orang akan ada yang satu yang berbeda. Begitupun dengannya. Jika unnie tidak mencoba untuk menjalaninya bagaimana unnie bisa tahu apa ia tulus atau tidak?”

“Jangan jadi seorang pengecut yang hanya bisa menyakiti. Masa lalu memang harus dijadikan pelajaran tapi bukan berarti unnie harus terpaku dengan masa itu. Dengan masa lalu itu unnie pasti bisa merasakan mana yang namanya ketulusan dan mana yang tidak tulus. Jangan memendam dan membuat diri unnie sakit. Itu hanya akan membuatmu semakin terpuruk”

“Haruskah aku melakukannya?”

“Apa dia pernah menyatakan perasaannya?”

“Ne”

“Pikirkan baik-baik unnie, aku tidak memaksamu untuk membuka hatimu. Setiap pilihan mempunyai resiko”

“Aku harus segera kembali atau eunjung akan memarahiku habis-habisan. Apa unnie ingin kembali? Aku akan mengantarmu”

“Gwaenchanayo, aku masih ingin berada disini. Aku masih memerlukan udara segar”

“Baiklah, sampai jumpa unnie senang bertemu denganmu”

“Nado. Terimakasih atas bantuan dan nasihatmu”

“Ne, unnie annyeong!” jiyeonpun kini menghilang dari balik pintu menyisakan taeyeon sendirian yang kambali memasang wajah sedih.

Taeyeon POV

Haruskah?

Tapi hatiku masih berat untuk kembali membukanya. Tapi sejujurnya ada perasaan ingin memiliki dirinya. Tapi perasaan takutku lebih besar dari apapun itu.

Jika dia memang serius dengan perasaannya padaku tak seharusnya ia dekat dengan para namja itu. aisshh jinja!! Ini benar-benar membuatku gila!

‘Jika unnie tidak mencoba untuk menjalaninya bagaimana unnie bisa tahu apa ia tulus atau tidak?’

Jiyeon benar, aku harus mencobanya. Tuhan bantu aku, semoga pilihanku ini bukanlah pilihan yang salah.

***

Tiffany POV

Hmmmm~

Aku membuka mataku dengan perlahan dan bangun. Kugerakkan tubuhnya yang terasa pegal karena tidur disofa ini.

“Jam berapa ini?” kulihat kini waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Satu jam lagi waktunya untuk taeyeon melakukan periksaan ulang.

“Taeyeon ireon-“ mataku terbelalak saat menyadari dia tak ada diranjangnya.

Dimana dia?

Aku pergi mencarinya dipenjuru ruangan ini dan dia tetap tak ada. Rasa khawatir kini semakin melandaku. Aku berlari keluar untuk mencarinya.

“Suster apa kau melihat taeyeon?” tanyaku pada suster.

“Tidak agasshi, nona taeyeon mungkin ada dikamarnya”

“Dia tidak ada disana, aku sudah mencarinya. Dia menghilang!”

“Ne? Saya akan segera melaporkan pada dokter kang dan meminta bantuan untuk mencarinya” suster itupun berlari pergi.

Aku hanya bisa menggigit jariku, aku sangat mengkhwatirkan gadis itu. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya? Dia tidak bisa melihat, kakinyapun belum bisa berjalan selancar manusia sehat.

“Apa mungkin dia ada diatap” tanyaku pada diri sendiri. Dengan segera aku berlari, aku tidak tahu mengapa pikiranku menuju atap rumah sakit, aku hanya mengikuti feelingku saja.

Brakk!!

“Taey-“ aku menghentikan panggilanku saat melihat seseorang yang sedang meringkuk disebuah kursi. Perlahan aku mendekatinya.

“taeyeon” panggilku. Kukira ia sedang tertidur namun dugaanku salah ia hanya meringkuk tanpa memejamkan matanya. Wajahnya benar-benar pucat. OMG!

“W-wasseo? Kenapa lama sekali? Aku menunggumu s-sejak tadi” taeyeon berkata dengan nada gemetar.

Aku bantu ia untuk bangun. Tubuhnya benar-benar dingin. Sebenarnya sejak kapan dia ada disini?

“Taeyeon-ah tubuhmu benar-benar dingin, wajahmu juga pucat. Gwaenchana? Sejak kapan kau disini? Kau tahu aku dari tadi mencarimu, aku kira sesuatu yang buruk terjadi padamu”

Bukannya memberi jawaban ia hanya tersenyum.

“Terimakasih sudah mengkhawatirkanku tiffany” aku bisa melihat raut wajahnya yang sedang menahan sakit.

“Taeyeon gwaenchana? Eoh?” kupegang pipinya yang benar-benar dingin. Tiba-tiba cairan merah meluncur dengan tiba-tiba dari hidung gadis itu.

“Omo! Taeyeon hidungmu berdarah!”

Dan seketika tubuhnya ambruk membuatku semakin cemas bukan main karenanya.

.

.

Author POV

“Ia hanya kelelahan. Dan dilihat dari tensi darahnya yang rendah, apa nona taeyeon tidak tidur beberapa hari ini?”

“A-aku tidak tahu itu”

“Sepertinya memang seperti itu, kau bisa lihat lingkaran hitam dibawah matanya. Sepertinya insomnianya kambuh. Tapi seharusnya itu tak terjadi karena agasshi selalu memeluknya disetiap malam seperti apa yang nona seohyun lakukan, tapi kenapa sekarang?”

“Apa maksudmu dok?” tanya tiffany tak mengerti.

“Ne, sejak nona taeyeon sadar dari komanya ia selalu mengalami gangguan tidur. Ia takkan pernah bisa terlelap. Hingga saat itu nona muda memeluk nona taeyeon dan saat itulah ia bisa tertidur”

‘Kau tak menemaniku? Kau biasanya mencium keningku dan memelukku setiap malam’

Tiffany teringat akan ucapan taeyeon saat itu, mengapa ia tak menyadarinya? Ia merasa dirinya benar-benar bodoh karena terlalu ego dengan perasaan kecewanya. Seharusnya ia tak bersikap seperti itu, taeyeon sedang membutuhkannya saat ini.

Tiffany duduk dipinggir ranjang menatap gadis yang selalu berhasil membuat hatinya semakin jatuh untuk gadis itu. ia benarkan tatanan rambut gadis itu, dan tangannya kini turun untuk menyentuh pipi dingin itu. ia menyesali perbuatannya.

“Maafkan aku taeyeon. Seharusnya aku melindungimu” lirih tiffany.

Dengan perlahan ia dekatkan wajahnya untuk mencium kening gadis itu. ia tahan ciuman itu beberapa detik sebelum akhirnya ia berbaring disamping taeyeon sambil memeluknya. Tiffany menempatkan wajahnya ditekuk leher taeyeon.

“Mianhae, keurigo saranghae” lirih tiffany.

Tanpa tiffany sadari seseorang yang sedang dipeluknya tersenyum senang.

‘Nado saranghae, tippany’ ucap taeyeon dalam hati.

***

Taeyeon POV

“Emm~” erangku.

Tiba-tiba bayangan kemarin muncul membuatku tersenyum sendiri dalam eranganku.

‘Mianhae, keurigo saranghae’

Dia masih menyukaiku, masih ada kesempatan untukku bukan? Aku senang sekali mendengar pengakuannya. Hatiku sedang berbunga-bunga sekarang. Aku harus melakukan sesuatu untuknya.

“Kau sudah bangun?” aku bisa mendengar nada khawatir darinya membuatku semakin senang.

“E-eoh. Jam berapa ini?” ucapku kembali memasang wajah datarku.

“Jam 8 malam, kau tidur seharian taeyeon” kurasakan kasurnya yang bergoyang, dia duduk didekatku.

“Gwaencana? Apa ada yang sakit?” ia menyentuh pipiku sambil mengelusnya membuat jantungku berdegub kencang.

“Aku baik-baik saja”

Author POV

Hening..

“T-tiffany aku akan memberimu kebebasan besok, kau tak perlu kemari dan mengurusku”

“N-ne? W-wae?”

“Kau sudah kukurung cukup lama disini. Kau bisa menggunakan harimu besok untuk refressing. Kau harus kembali pukul 7 malam. Sebelum waktu menunjukkan pukul 7 kau tak boleh kemari, jadi bersenang-senanglah”

‘Taeyeon-ah kau pasti sangat membencimu sampai kau menggunakan alasan itu untuk menyuruhku pergi’ ucap tiffany dalam hati.

“Arasseoyo” jawab tiffany singkat.

“Aku membawakan makan malam, kau pasti lapar karena seharian tidur”

“Ne, aku sangat lapar”

“Menu malam ini ada daging, japchae, dan sup rumput laut”

“Aaa” ucap tiffany meminta taeyeon membuka mulutnya. Taeyeon menurut dan memakannya dengan lahap. Cara makan taeyeon sangat lucu menurutnya, lihatlah dia seperti fakir miskin yang tak makan berhari-hari.

“Pelan-pelan taeyeon-ah” ucap tiffany sambil membersihkan nasi yang menempel disudut bibir taeyeon. taeyeon terdiam dengan apa yang tiffany lakukan tadi, jantungnya serasa akan meledak karenanya. Tiffany yang melihat taeyeon terdiam membuat dirinya merutuk diri sendiri. Seharusnya ia tidak melakukan itu, bagaimanapun taeyeon sangat tidak menyukainya.

“M-mafkan aku” ucap tiffany dengan cepat.

“G-gwaenchana” lirih taeyeon dengan gugup.

“Taeyeon kau harus kembali tidur, ini sudah malam”

“E-eoh” taeyeon segera membaringkan dirinya. Seperti biasa tiffany akan merapikan selimut itu untuk menutupi tubuh taeyeon dari udara malam yang dingin.

‘Apa aku bisa tidur malam ini?’ tanya taeyeon dalam hati. Mengingat tiffany tak pernah memeluknya lagi seperti malam-malam sebelumnya. Ia harap ia bisa terlelap, tapi tanpa sebuah pelukan ia tak pernah bisa memejamkan matanya

“Kemarilah”

Sulit dipercaya, taeyeon hanya bisa membelalakkan matanya tak percaya. Tiffany sedang memeluknya, seperti malam-malam sebelumnya. Dan itu berhasil membuat taeyeon senang setengah mati.

“Mengapa kau tak pernah mengatakan kalau kau tak bisa tertidur tanpa sebuah pelukan?” tanya tffany.

“Geunyang”

“Geunyang? Hanya itu?”

“Boleh aku memelukmu?”

“Ne?”

Tanpa mengulang perkataannya taeyeon melingkarkan tangannya dipinggang tiffany dan semakin mendekatkan wajahnya ditekuk leher jenjang tiffany membuat wajah tiffany terasa panas dan memerah. Jantungnya kini sedang berirama seperti diskotik. Namun sebenarnya ia senang, ia merindukan pelukan seperti ini dimana taeyeon dulu selalu memeluk dan memberikan ciuman setiap saat.

“Tetaplah seperti ini dan jangan pergi. Tidurlah diranjangku”

“Bersamaku” lanjut taeyeon dengan lirih, namun tiffany masih mendengarnya dengan jelas. Seketika senyum tiffany merekah. Rasanya ada beribu kupu-kupu kini ada didalam perutnya, hatinya sedang berbunga-bunga sekarang.

Gadis ini, Kim Taeyeon. Selalu berhasil membuat hatinya merasakan sakit dan juga bahagia. Sakit yang begitu mendalam dan bahagia yang sangat luar biasa.

“Good night Taeyeon-ah” tiffany mencium kening taeyeon.

“Neodo” balas taeyeon dan semakin mengeratkan pelukannya.

***

“Kau yakin baik-baik saja kutinggal sendiri?” tanya tiffany meyakinkan taeyeon berharap ia mengubah keputusannya.

“Aku akan baik-baik saja. Pergilah sebelum aku merubah pikiranku”

“Akan lebih baik jika kau mengubah pikiranmu”

“Eiiii~, ppalli Kaaa. Aku ingin sendiri sekarang” ucap taeyeon lalu membaringkan tubuhnya. Tanpa taeyeon sadari wajah tiffany kini menjadi murung, ia merasa sedih melihat taeyeon yang bersikeras menginginkan dirinya pergi.

Gadis yang sedang duduk diranjangnya itu benar-benar sudah mengumbang-ambing hatinya. Semalam ia bersikap manis membuat ia bahagia setengah mati, dan sekarang seketika ia menghancurkan kebahagiannya dalam sekejap, ia merasa seperti hatinya diremas.

“Arasseoyo, aku pergi” tiffany membalikkan tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan itu.

‘Kumohon panggil aku, jangan biarkan aku pergi tae’

‘Jebal’

“Tippany” panggil taeyeon.

Dengan segera tiffany membalikkan tubuhnya sambil memasang senyum cantiknya meski taeyeon tak bisa melihat itu.

“Selamat menikmati kebebasanmu, selamat bersenang-senang” taeyeon berkata sambil tersenyum.

Senyum cantik itu kini menghilang dari wajah tiffany. Sebenarnya apa yang ia harapkan? Sampai kapanpun ia takkan pernah bisa berharap lebih. Karena ia tahu taeyeon tak menyukainya, ia ingin dirinya pergi dari kehidupan taeyeon. terlihat kini hanya tinggal 2 hari lagi dan ia akan segera pergi seperti permintaanya, dan sampai saat ini gadis itu tak pernah menarik ucapannya yang meminta dirinya untuk pergi, itu semakin membuat dirinya sedih.

‘Bisakah aku hidup tanpanya nanti?’

Itulah pertanyaan yang selalu muncul dalam pikiran tiffany selama ini. bisakah? Sanggupkah? Ia hanya bisa berdoa semoga ia bisa melewati semua dengan baik.

Tiffany kembali melanjutkan niatnya untuk pergi dari ruangan itu, setelah tiffany menghilang dibalik pintu dengan cepat taeyeon bangun meraba dinding dekat ranjangnya, ia mencari tombol darurat.

treett

Taeyeon bisa mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dari luar.

Brakk!

“Periksa keadaan-nona taeyeon?” soyou yang awalnya terkejut karena takut sesuatu terjadi pada pasiennya kini menjadi heran, taeyeon sedang duduk dengan wajah datarnya. Ia terlihat baik-baik saja, tapi mengapa tombol daruratnya berbunyi?

“Maafkan aku membuat kalian berlari kemari, bisa tolong hubungi sekertaris Park untukku” ucap taeyeon tanpa rasa bersalah karena membuat soyou dan para suster berlari kencang keruangan ini. taeyeon hanya memasang wajah datarnya sambil menyodorkan handphone miliknya.

Soyou dan para suster hanya bisa membuang nafas kasar, tapi ada perasaan lega bahwa pasien terpentingnya baik-baik saja.

“Ne nona, seulgi-ah tolong bantu nona taeyeon dan yang lainnya ikut aku untuk kembali memeriksa pasien yang belum kita cek” soyou memberi arahan.

“Ne” jawab mereka serempak.

“Kalau begitu kami permisi nona” ucap soyou dan merekapun meninggalkan tempat itu.

“Sedang apa kau? apa kau tidak mendengar doktermu? Ppalli bantu aku” ucap taeyeon karena tak mendengar suara pergerakkan apapun dari gadis yang bernama seulgi itu.

“”N-ne? jeoseonghamnida nona” ucap seulgi gugup. Kegugupannya bukan main, ternyata rumor-rumor yang beredar mengenai pewaris Kim Corp ini tidak salah. Menurut rumor Pewaris Kim Corp itu memiliki wajah yang sangat menawan, cantik, lucu, sombong, angkuh, dan menyeramkan. Ia hampir saja terpesona dengan kecantikkan wanita itu sebelum suaranya berhasil membuat tubuhnya gemetar. Suaranya terdengar sangat dingin dan angkuh.

Seulgi mengambil handphone dan mencari kontak sekertaris Park seperti yang taeyeon minta.

Tutt tutt tutt

“Ne, Presdir Kim”

“Heol. Aku belum menjadi presdir”

“Bagaimanapun juga pada akhirnya anda akan menjadi seorang presdir” ucap sekertaris Park sambil terkekeh.

“Kau boleh pergi sekarang” ucap taeyeon pada seulgi.

“Ne” jawabnya dan pergi meninggalkan taeyeon.

“Sekertaris Park aku ingin meminta bantuanmu. Bisakah?”

“Tentu presdir, apapun”

“Aku ingin menyatakan perasaanku pada seseorang, aku ingin kau menyiapkan sesuatu seperti merias ruanganku menjadi lebih romantis”

“Hahahaha presdir tentu saja, jadi siapa wanita beruntung itu?”

“Wow kau tidak mengatakan pria?”

“Saya mengenal anda sangat baik presdir, begitupun dengan keluarga anda. Saya sudah mengabdikan diriku pada keluarga Kim selama 20 tahun” taeyeon tersenyum mendengarnya.

“Namanya Tiffany Hwang. Kau tidak melarangku untuk menyukainya?”

“Aku tidak punya hak untuk melakukan itu, lagipula saya selalu mendukung anda presdir. Baiklah kapan anda akan melakukan adegan romantis itu presdir?”

“Emm, malam ini. Jadi tolong siapkan semuanya sebelum pukul 7 malam”

“Ne, aku akan menugaskan putraku untuk melakukannya”

“Sekeretaris Park, bagaimana keadaan perusahaan dan adikku sekarang?”

“Perusahaan sudah mulai membaik dan nona seohyun dia terlihat stress dengan pekerjaannya. Dia bahkan tidak tidur selama 2 hari ini presdir”

“hahh~ Seharusnya dia tidak perlu merasakan hal seperti itu. aku benar-benar merasa bersalah padanya”

“Jika anda merasa seperti itu anda harus segera kembali presdir. Nona seohyun sangat cerdas seperti anda, dia dengan cepat dapat memahami pekerjaannya, dia bahkan tak mengeluh sama sekali”

“Bisakah kau buat dia untuk tidak terlalu memforsir dirinya. Aku tidak ingin dia sakit”

“Ne, oh ya presdir mengenai donor kornea. Kami sedang berusaha mencarinya juga jadi anda tak perlu khawatir, anda pasti akan kembali melihat”

“Gomawoyo Sekertaris Park”

“Anda tak perlu berterimakasih ini memang sudah tugasku. Presdir saya harus menghadiri makan malam sekarang”

“Ah ne, kalau begitu. Tolong jaga adikku sekretaris Park”

“Ne presdir”

.

.

“Chanyeol-ah eottae?”

3

Chanyeol hanya bisa membuka mulutnya karena terpesona. Taeyeon selalu tampak memukau apapun yang ia pakai dan apapun keadaannya. Ia tak pernah bisa memungkiri bahwa gadis ini selalu berhasil menarik perhatiannya.

“A-anda sangat cantik”

Taeyeon tersenyum kecil mendapat pujian itu.

“Aku akan memakai pakaian ini malam nanti”

“Ah ne, pakaian itu sangat cocok untuk anda pakai”

“Chanyeol-ah kau sudah menemukan keberadaannya?”

“Ne, dia sedang di CafĂ© Flantous”

“Kalau begitu ayo kita kesana, aku ingin melihatnya”

“Ne”

“Kalau begitu aku akan mengganti pakaianku dulu. Tunggu aku diluar”

Setelah taeyeon mengganti pakaiannya merekapun pergi dari rumah sakit, dan tentunya taeyeon sudah mendapat ijin dari pihak rumah sakit.

.

.

“Hahh~ sekarang apa yang harus aku lakukan?” ini sudah ke 7 kalinya ia menghela nafas. Ia merasa bosan bukan main. Ia tidak tahu apa yang ia harus lakukan. Ia tidak mungkin pulang kerumahnya mengingat daddynya yang sedang marah padanya hingga saat ini.

“Taeyeon-ah bogoshipeo” lirihnya.

Padahal baru beberapa jam ia meninggalkan gadis itu, bukan meninggalkan lebih tepatnya gadis itu mengusirnya. Tapi ia sudah merindukannya, ia tak bisa membayangkan bagaimana ia akan hidup tanpa gadis itu.

“Aku harus belajar melepasnya perlahan”

Tiba-tiba ia mendapat sebuah ide, ia membuka tasnya dan mencari sesuatu. Ia keluarkan benda kotak berukuran 5.5 inch lalu menghubungi seseorang.

“Yeobsaeyo” tersengar suara dari seberang sana.

“Minho-ssi..”

.

.

“Dia sedang menelepon seseorang”

Taeyeon menganggukkan kepalanya. Saat ini mereka sedang berada didalam mobil dekat Café Flabous memperhatikan tiffany yang sedang duduk disana. Taeyeon meminta chanyeol untuk mengatakan apa saja yang tiffany lakukan.

“Pakaian apa yang dia pakai?”

Chanyeol memperhatikan tiffany dari atas sampai bawah dan ia benar-benar takjub.

801dayz%5bscan%5dsure201601-7_n

Gadis yang ada dicafe itu benar-benar sempurna. Ia berfikir bagaimana mungkin gadis itu menyukai seorang wanita? Pasti banyak pria yang mengejarnya. Hal ini semakin membuat dirinya takut akan apa yang terjadi nanti malam.

Apakah gadis itu akan menerima pernyataan cinta taeyeon?

Jika tidak, maka taeyeon pasti akan kembali merasa sakit. Ia tak ingin melihat air mata itu kembali muncul dari gadis yang selama ini ia sukai.

“Ia menggunakan pakaian putih polos dan sebuah terusan rok coklat polos. Dia terlihat sangat cantik dan-“ chanyeol menghentikan ucapannya ragu untuk melanjutkan.

“Dan?” tanya taeyeon ingin tahu kelanjutannya.

“Dan seksi?” ucap chanyeol sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.

“Jinja? Ya! Jangan menatapnya berlebihan. Dia milikku, arasseo?!”

“Ne, jeoseonghamnida”

“Sekarang apa yang dia lakukan?”

“O-o seorang pria datang dan duduk bersamanya”

Taeyeon terdiam. Hatinya terasa memanas. Sebenarnya siapa pria itu?

“Mereka tertawa bersama” ucap chanyeol.

“Pria itu-pria itu menggenggam tangan tiffany agasshi” ia berkata dengan ragu.

“Nona, sebaiknya kita kembali saja” ajak chanyeol, ia tak boleh membiarkan taeyeon terus disini. Ia juga tak sanggup untuk mengatakan setiap apa yang mereka lakukan. Karena ia melihat tiffany tersenyum merekah pada pria itu.

“Sirheo. Aku ingin tahu apa yang mereka lakukan. Jadi katakan apa yang kau lihat padaku. Semuanya. Jangan ada yang terlewat”

“Tapi nona-“

“Lakukan!” teriak taeyeon membuat chanyeol tak bisa menolak.

“M-mereka keluar dari cafĂ© dan-dan masuk kedalam mobil yang pria itu bawa”

“Ikuti mereka” taeyeon berkata dengan dingin. Chanyeol bisa melihat raut wajah taeyeon yang menyeramkan menurutnya, taeyeon pasti sedang menahan amarahnya sekarang.

.

.

“Aku sangat senang kau menelponku tadi. Kau tahu betapa terkejutnya aku saat melihat namamu tertera dilayar handphoneku?”

“Kau berlebihan minho-ssi” ucap tiffany sambil sedikit tersenyum.

“Aku serius. Ini pertama kalinya kau menghubungiku lebih dulu” Tiffany hanya tersenyum lalu memalingkan wajahnya menatap keluar jalanan.

“Jadi kemana kau akan membawaku pergi?” tanya tiffany.

“Taman hiburan”

“T-taman hiburan?”

Minho hanya mengangguk. Setelah menempuh perjalanan selama 1,5 jam merekapun kini telah sampai. Minho membukakan pintu untuk tiffany membuatnya tersipu. Tiffany dan minho kini sudah berada didalam taman hiburan. Tiffany terlihat sangat antusias disana.

“Minho-ssi ayo naik The Conquistador!” ajak tiffany menarik tangan minho agar mengikutinya.

lotteseoul4

Mereka berlari untuk membeli tiket dan berbaris mengantri untuk dapat menaiki permainan itu. Selama mereka menaiki The Conquistador hanya jeritan dan tawa yang terdengar. Sejenak tiffany merasa senang sekarang dan sedikit melupakan wanita yang terus nerkeliaran dipikirannya sejak tadi.

“Ini benar-benar mengasyikkan!” ucap tiffany

“Eoh kau benar, bagaimana jika kita coba naik Flumeride ”

lotteflumeride

Tiffany mengangguk sambil memperlihatkan senyum merekah dan eyesmile cantiknya itu membuat minho semakin terpesona dan semakin jatuh untuk gadis itu.

Kini mereka sudah duduk diperahu yang akan menampung mereka dalam permainan itu. Tiffany menarik nafas sebelum akhirnya perahu itu mulai berjalan.

Byurrr!!

“Hahahaha itu benar-benar mengasyikan” ucap tiffany saat mereka sudah turun dari perahu itu. Melihat tiffany yang kebasahan karena cipratan dari air tadi dengan segera ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan berniat mengelap ait itu.

Namun tiffany justru dengan refleks menjauh membuat minho sedikit kecewa.

“A-aku bisa sendiri minho-ssi” tiffany berusaha mencairkan suasana yang menurutnya sedikit canggung. Minho mengangguk sambil tersenyum sambil memberikan sapu tangan miliknya.

“Aku akan memgembalikannya nanti” tiffany kembali tersenyum pada minho.

“Wow ada apa ramai-ramai disana? Ayo kesana” ajak tiffany.

Ternyata ada band FTisland yang berada diatas panggung yang tak terlalu besar, mereka sedang berbincang-bincang dengan para penonton dan penggemarnya.

“Jadi ada yang berani kedepan untuk bernyanyi?” tanya Lee Hong Ki.

“Ya kau yang mengangkat tanganmu, kemarilah” pintanya.

Tiffany hanya menatap tak percaya pada pria yang ada disampingnya itu. ia sedang mengangkat tangannya. Iapun berjalan menuju panggung seperti permintaan si penyanyi.

“Siapa namamu tampan?”

“Minho”

“Jadi lagu apa yang kau ingin nyanyikan?”

“A thousand years dari Christina Perri”

“Baiklah silakan” hong kipun menjauh dari panggung itu membiarkan minho untuk bernyanyi.

Lantunan music mulai terdengar dan minhopun akhirnya mulai bernyanyi. Semua orang menikmati nyanyiannya termasuk tiffany, ia tidak tahu jika minho memiliki suara yang cukup bagus. Hingga akhirnya lantunan music mulai terhenti.

“Woww, itu nyanyian yang bagus kawan, kau sangat menghayati lagu itu” riang hong ki.

“Ne, sebenarnya aku menyanyikan itu untuk seseorang”

“Siapa dia? Apa dia ada disini?”

“Ne, aku menyanyikannya untuk Tiffany Hwang, wanita yang sudah lama aku cintai” seketika semua orang bersorak mendengar pengakuan minho, sedangkan tiffany ia hanya bisa membelalakan matanya.

Minho turun dari panggung dan menghampiri tiffany yang membeku, semua orang memberikan jalan pada minho hingga akhirnya ia berada didepan gadis yang dicintainya itu.

“Tiffany, aku sudah sangat lama menyukaimu, kau adalah cinta dalam pandangan pertama. Aku berusaha mendekatimu dan akhirnya kita menjadi dekat, banyak perjuangan yang harus aku lakukan untuk bisa dekat denganmu. Aku tahu ada banyak pria yang lebih tampan dariku yang mengantri dibelakangmu. Tapi aku harap kau memilihku dan memberiku sebuah kesempatan”

“Aku akan membuktikan bahwa aku pantas untukmu, aku akan membuatmu selalu tersenyum. Aku sudah lama memendam ini dan hari ini aku akan mengakhiri rasa terpendamku”

“Tiffany maukah kau menjadi kekasihku?” minho mengeluarkan mawar merah yang ia sembunyikan. Semua orang bersorak mendengar penyataan cinta itu.

“Terima! Terima!” sorak mereka serompak.

Tiffany merasakan matanya yang memanas, ia merasa terharu dengan perkataannya. Pria didepannya ini tidak hanya tampan tapi juga memiliki kepribadian yang baik, ceria, dan sopan, tidak seperti seseorang yang selalu berhasil melukai hatinya beberapa waktu ini.

‘Ini adalah kesempatanku untuk melupakannya’

Tanpa menjawab pertanyaan itu, tiffany menerima bunga itu sambil tersenyum membuat minho tersenyum lebar. Dengan cepat minho memeluk tiffany. Sorak-sorak orang disana semakin keras melihat adegan romantic itu.

“Kisseuhae! Kisseuhae! Kisseuhae!”

Minho hanya tersenyum canggung mendengar sorak pengunjung yang memintanya untuk mencium gadis yang kini resmi menjadi kekasihnya itu. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya. Tiffany yang melihat itu hanya bisa pasrah memejamkan matanya. Orang-orang semakin antusias dan senang melihat itu namun ada satu orang yang sejak tadi memperhatikan mereka dengan hati tidak senang, ia hanya memasang wajah datarnya.

“N-nona” panggil chanyeol yang mengkhawatirkan taeyeon.

“Ayo kembali, aku punya jadwal fisioterapi siang ini” taeyeon membalikkan tubuhnya dan berjalan perlahan, dengan segera chanyeol menyamakan langkahnya dan menuntun taeyeon. chanyeol bisa merasakan betapa sakit hatinya jika berada diposisi gadis itu, ia bahkan sudah merasakan rasa sakit itu melihat taeyeon yang memasang wajah datarnya seolah tak terjadi apapun.

Namun sebenarnya hati taeyeon menjerit dan menangis. Kejadian dimasa lalunya kini terulang kembali meski ia tahu dirinya tidak mempunyai ikatan apapun dengan gadis itu. Tapi yang ia tahu gadis itu mengatakan jika dirinya mencintai taeyeon, tapi lihatlah sekarang.. bukankah ini sama saja dengan penghianatan?

‘Kukira kau berbeda, ternyata kau sama saja. Aku membencimu Tiffany Hwang’

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tebecehh Come!!!

.
.
Annyeong reader!! 😄✋

Akhirnya author comeback and bawa squel MBA.. Author harap kalian gak demo ke author setelah baca part ini hhe ✌😁

Maafkan author yang baru publish sekarang ya.. Author kerjanya lembur terus, begitu nyampe kost-an author harus masak nasi dan mandi. Begitu pas lagi lanjutin ff eh si kantuk datang menggoda author dan berakhir author yang tertidur didepan komputer.

Duhh ko jadi curcol ya hha .. 😁

Okee readerku and LS TERCINTA berikan respon kalian mengenai chapter ini, mau itu kritik saran atau reaksi kalian setelah baca nihh ff.

Okke see you next time đŸ˜˜đŸ˜â€đŸ’™đŸ’ž


189 thoughts on “[Squel] My Beautiful Angel (2/?)

  1. Kasiaan tae giliran udah mau nerima buka hatinya tiffany malah nlp ama minho
    Eh tp kasian juga tiffany
    Nunggunya udah lama kok lama babget malah bertahun tahun

    Like

Leave a reply to Lean G.G 💞 Cancel reply