[Squel] My Beautiful Angel (4/?)

squel-my-beautiful-angel

Main cast: Tiffany Hwang, Kim Taeyeon
Genre: Yuri, Romance, Chaptered
Rated: 18+
Author: TNEYisREAL08

WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Sebelumnya author harap kalian baca ini ff saat sudah berbuka puasa ya.. Karena disini ratednya 18+. Author udh mengingatkan jadi dosanya tanggung sendiri wkwkwkwk ✌😅

Author POV

Flashback

“Aku akan kembali, saranghae tiffany hwang”

Dengan perlahan tubuh taeyeon semakin terangkat dan genggaman merekapun kini lepas seiring terangkatnya taeyeon. Perlahan tubuh taeyeon berubah menjadi butiran-bituran debu.

“ANDWAE !!! TAEYEON!!!”

Tiffany meluruhkan tubuhnya ditanah. Hatinya terasa sakit saat ia tahu kini taeyeon telah menghilang, menghilang dari dunianya. Air matanya tak mau berhenti. Keraguan muncul dalam pikirannya apakah ia sanggup hidup tanpa taeyeon yang biasanya selalu berada disisinya, menemani harinya?

Hingga tangisnya mulai mereda dan pikiran juga emosinya sudah mulai bisa terkontol ia berniat bangkit dari posisi duduknya, saat ia akan berdiri sesuatu menyilaukan matanya, ia menghampiri dimana benda itu tergeletak sambil mengerung dan mempertajam matanya. Bukankah itu.. Sebuah kalung?

Tiffany mengambil benda itu dan memeluknya. Air matanya kembali menetes mengetahui benda apa itu. Ia merasa benar-benar kehilangan sekarang.

“Taeyeon-ah-hiks” lirih tiffany terisak.

Ya, kalung itu adalah kalung milik taeyeon. Kalung couple milik mereka berdua, saksi cinta mereka. Segala pemikiran muncul dalam kepalanya mengapa kalung itu harus disini. Mungkinkah ini petanda buruk? Ataukah taeyeon segaja meninggalkan kalung miliknya untuk tiffany agar terus mengingatnya dan setia menunggunya?

Namun ia teringat apa yang diucapkan taeyeon tadi.

“Apapun yang terjadi aku akan kembali meski dengan wujud berbeda, akan aku pastikan aku akan kembali dan takkan melupakanmu. Maukah kau menungguku hingga saat itu tiba?”

‘Benarkah kau akan kembali?’

‘Aku akan kembali, saranghae tiffany hwang’

“Aku percaya padamu taeyeon, aku akan menunggumu. Karena itu aku mohon tepati janjimu” dengan kasar tiffany menghapus air matanya.

Flashback End

“Selamat datang Nn. Kim” sambut seorang pekerja disana.

Saat ini taeyeon dan tiffany sedang berada disebuah butik fashion terkenal dikorea yang tidak hanya menyediakan pakaian tapi juga make up dari berbagai brand terkenal. Butik itu juga merupakan langganan keluarga kim sejak dulu hingga sekarang.

Tiffany tercengang saat memasuki tempat itu. Ia memang sering mendengar gosip bagaimana dan seperti apa hebatnya butik ini dan ia tak menyangka bahwa ia kini dapat menginjakkan kaki ditempat ini. Karena yang ia tahu harga-harga pakaian ataupun yang lainnya ditempat ini memiliki harga yang bisa membuat orang-orang mengigit jari.

“OMO!! Nn. Taeyeon apa kabar?” seorang pria tiba-tiba datang.

“Aku baik-baik saja leeteuk oppa dan berhentilah memanggilku nona panggil taeyeon saja” mereka saling berpelukan membuat tiffany mengerutkan keningnya melihat itu. Ada sedikit rasa kesal dalam hatinya dengan adegan berpelukan itu.

“O’ siapa dia?” pria itu bertanya sambil menatap tiffany yang berdiri dibelakang taeyeon.

“Dia temanku” jawab taeyeon.

Perasaan kecewa muncul dalam hati tiffany yang mengenalkan dirinya hanya sebagai teman. Mengapa harus teman?

“Aa~ aku mengerti, ayo aku ingin memperlihatkanmu design terbaruku” pria itu berjalan terlebih dahulu bersama pelayan disana.

“Ayo” ajak taeyeon pada tiffany.

“Mengapa kau mengajakku kemari? Ayo pulang saja” sanggah tiffany. Ia merasa bahwa tempat seperti ini bukan tempat yang cocok untuk dirinya. Ia akui ia bahwa dirinya bukan seorang yang miskin tapi ia juga bukan seorang yang kaya raya seperti taeyeon.

“Oh ayolah. Temani aku saja kalau begitu hmm?”

“Tapi-” perkataan tiffany terpotong dengan taeyeon yang mengenggam kedua tangan tiffany sambil mengelusnya.

“Please~” mohon taeyeon.

“A-arasseo” jawab tiffany yang luluh dengan permohonan taeyeon ditambah dengan sentuhannya.

“Gomawo”

Taeyeon mengajak tiffany menyusuli leeteuk dengan tangannya yang tak lepas menggengam tangan tiffany. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan. Tiffany hanya bisa menahan senyumnya melihat taeyeon yang menggenggam tangannya seperti itu.

“Taeyeon-ssi, ini adalah design terbaru kami. Design yang simple namun berkelas. Pakaian ini akan sangat cocok dipakai tubuh anda” leeteuk menunjukkan sebuah pakaian putih dengan rok mini bercorak macan.

“Emm, pany-ah maukah kau mencobanya untukku?” tanya taeyeon.

“A-aku?”

“Ne”

“Tapi-”

“Ayolah~” rengek taeyeon lalu mendorong tiffany menuju ruang ganti.

Akhirnya tiffany memgikuti apa yang taeyeon minta, ia mengganti pakaian yang disarankan leeteuk pada taeyeon, sementara taeyeon menunggu diluar bersama leeteuk dan satu pelayan wanita lain.

Tululut~ tululut~

“Taeyeon-ssi aku permisi sebentar” ujar leeteuk lalu pergi untuk mengangkat telepon masuk.

Ckrek

Tiffany hanya mengembulkan kepalanya dan dengan malu tak berniat keluar dari ruangan itu.

“Kemarilah biarkan aku melihatmu” ujar taeyeon.

Tiffany menggelengkan kepalanya tak ingin keluar dari tempat itu. Saat taeyeon menghampirinya dan mencoba menarik tangan tiffany sesuatu yang keras seperti mendorong tubuh taeyeon dengan keras membuat taeyeon masuk ruangan itu.

Brakk!

Deg

Wajah mereka sangat dekat ditambah dengan posisi mereka dimana taeyeon menghimpit tiffany dipojok ruangan. Kedua tangan taeyeon berada didinding sejajar dengan leher tiffany.

Deg

‘Benarkah? Kalau begitu kemarilah biar aku melihatnya’

‘Tidak! aku mau disini saja’

Sebuah sekelebat entah itu bayangan ataupun mimpi, terlintas seorang gadis bersama dirinya yang sedang berada di toko pakaian.

‘Ayo cepat keluar, biarkan aku melihatmu!’

‘Tidak mau! Ini memalukan!’

Brakk!

Punggung dirinya membentur dinding ruang itu dengan keras sedangkan gadis itu mendarat dipelukannya.

“Ahh” ringis taeyeon saat bayangan itu muncul.

“Tae gwaenchana?”

‘Pany-ah gwaenchana?’

‘Pany-ah?’ tanya taeyeon dalam hati.

Taeyeon hanya mencengkeram sedikit kepalanya. Ia merasa kepalanya berdenyut sakit. Bahkan keringat mulai membasahi dahinya yang putih itu.

“Taeyeon-ah” tiffany meraih wajah taeyeon membimbing untuk menatapnya. Perlahan taeyeon membuka matanya dan menatap tiffany dengan sayu.

“Gwaenchana? Apa sebaiknya kita pulang saja?” tanya tiffany. Taeyeon bisa melihat betapa tiffany mengkhawatirkannya, terlihat dari ekspresi yang tiffany tunjukkan untuk dirinya. Ia mengelus lembut keringat yang ada didahi taeyeon.

“Aah, a-aku baik-baik saja” jawab taeyeon mencoba tersenyum manis. Ya setidaknya ia merasa lebih baik sekarang.

“Ayo kita pulang saja” ajak tiffany kini mengelus pipi taeyeon.

“Aku baik-baik saja, aku hanya kurang istirahat. Kau tau aku orang sibuk sekarang” taeyeon terkekeh.

“Tapi-”

“Heii, lihatlah kau sangat cantik dengan pakaian itu” taeyeon mengalihkan pembicaraan. Ia membalikkan tubuh tiffany menghadap cermin dan merapikan pakaian dan rok tiffany yang sedikit berantakan dari belakang.

Taeyeon tersenyum manis terpesona dengan gadis dihadapannya itu. Tiffany hanya bisa tersenyum malu dengan pujian yang taeyeon berikan untuknya. Ia merasa kupu-kupu sedang berterbangan dalam perut langsingnya itu.

Tiffany sedikit tersentak saat merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya, dilihatnya taeyeon memeluknya dari belakang sambil menatapnya dari cermin.

“Lihatlah, kau benar-benar cantik dengan pakaian itu, jika kau menjadi seorang model aku rasa pakaian itu akan laku keras karenamu” taeyeon menyimpan dagunya dipundak tiffany.

“Berhenti memujiku seperti itu. Kau membuatku malu” tiffany berkata sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Ahhaha aku hanya mengatakan yang sejujurnya” taeyeon meraih tangan tiffany agar ia bisa melihat wajah tiffany.

“Aku rasa aku menyetujui ucapanmu sekarang, bahwa malaikatpun mungkin akan jatuh cinta padamu” taeyeon tersenyum memperlihatkan gigi rapinya lalu keluar dari ruang ganti itu.

“Bisa kau carikan tas yang cocok untuk pakaian yang dipakai gadis itu?” pinta taeyeon pada pelayan yang baru saja datang.

“Ne, nona” pelayan itu memberikan sebuah tas hitam.

“Emm, memang bagus. Wahh aku tidak salah pilih tempat bukan? Tidak hanya barang2 yang berkualitas tapi karyawannyapun semua berkualitas dalam fashion” taeyeon terkekeh sambil melihat tas hitam yang diberikan pelayan itu.

“Baiklah aku ambil ini” taeyeon memberikan tas itu pada tiffany dan kembali berjalan ke arah dimana bermacam-macam alas kaki terpajang.

Ia berjalan pelan sambil melihat-lihat, hingga akhirnya ia melihat sebuah sepatu hitam yang menarik perhatiannya. Taeyeon membawa sepatu itu dan berjalan kearah tiffany yang berada dibelakang sedang melihat-lihat sepatu juga.

“Pany-ah ayo duduk” taeyeon menarik tiffany mengajaknya duduk. Ia berjongkok dan melepas sendal hak tiffany.

“Tae-aku bisa sendiri”

“Tidak, aku ingin memakaikannya untukmu” ujar taeyeon. Ia memakaikan sepatu itu dengan hati-hati dan telaten.

“Chaa~ cobalah berdiri” tiffany mengikuti permintaan taeyeon dan melihat kearah cermin.

“Lihatlah kau benar-benar cantik pany-ah” puji taeyeon lalu memasang sebuah blazer hitam dipundak tiffany.

mixxo4-1

“Baiklah aku ambil semuanya, pakaiannya, tas, sepatu dan blazernya” ucap taeyeon lalu memberikan kartu kreditnya. Pelayan itupun pergi untuk menyelesaikan administrasi dikasir.

“Taeyeon aku ganti pakaianku sebentar” saat tiffany akan pergi taeyeon menahannya.

“Pakai saja, aku membelikan itu semua untukmu”

“Ne?”

“Aku ingin mengajakmu berkencan. Makan malam bersama, maukah?” tanya taeyeon memegang kedua pundak tiffany.

Mendengar itu jantung tiffany berdegub kencang, ia bahkan merasa seluruh tubuhnya terasa lemas, untungnya ia bisa mengendalikan diri dan tak berakhir pinsan.

“Pany-ah” panggil taeyeon karena tiffany tak menjawabnya.

“E-eoh, tentu saja aku tak mungkin menolak ajakanmu tae” tiffany mengatakan itu sambil tersipu malu.

.

.

“Selamat datang Nn. Kim silahkan ikuti saya” ucap seorang pelayan pada taeny saat mereka telah tiba direstaurant. Mereka mengikuti pelayan itu dari belakang.

“Silahkan” pelayan itu menunjukkan meja yang dipesan taeyeon beberapa hari lalu dan pergi meninggalkan mereka sesuai arahan taeyeon.

Taeyeon menarik salah satu kursi untuk tiffany duduk, Tiffanypun duduk dan taeyeonpun ikut duduk bersama tiffany.

“Tae mengapa disini tak ada pelanggan satupun? Hanya ada kita disini” tiffany merasa heran karena restaurant itu sangat kosong akan pelanggan dan hanya ada mereka berdua.

“Tentu saja tidak akan ada siapapun disini. Karena aku menyewa tempat ini hanya untuk kita berdua” taeyeon berkata sambil terkekeh.

“Kau gila? K-kau menyewa restaurant besar ini hanya untuk sebuah makan malam?” tiffany merasa tak percaya dengan apa yang dia dengar, pasalnya ia biasanya melihat ini di drama atau di film-film saja.

“Ini bukan makan malam biasa pany-ah, ini sangat special untukku”

“Apapun yang berhubungan denganmu selalu special untukku” taeyeon berkata sambil tersenyum.

Perkataan itu membuat hati tiffany berbunga-bunga dan tersenyum malu. Taeyeon memang tidak berubah, ia memang selalu romantic seperti dulu saat dirinya menjadi penyelamatnya.

Tak lama hidanganpun datang, pelayan mengeluarkan menu appetizer, main course dan dessert, tak lupa minuman wine yang menemani romantisnya malam ini.

Mereka mulai memakan menu appetizer terlebih dahulu sebelum memakan steak menu main course yang taeyeon pesankan.

“Em, ini benar-benar enak. Aku tidak tahu jika steak disini benar-benar enak. Bumbunya benar-benar meresap” ujar tiffany.

“Ahaha tentu saja, aku benar-benar memesan tempat yang tak salah bukan?”

“Emm. Terimakasih untuk dinnernya tae” tiffany mengangkat tangannya yang memegang gelas wine meminta untuk bersulang.

Tringg!

Mereka bersulang dan meminumnya sambil saling memandang satu sama lain. Tak lama tiba-tiba seluruh lampu yang ada direstaurant itu padam dan tersorotlah lampu yang hanya menyinari meja makan mereka. Tiffany hanya diam terkejut dengan kejadian itu, sedangkan taeyeon hanya tersenyum menatap ekspresi tiffany.

Sebuah alunan music mulai terdengar dan taeyeon bangkit dari mejanya dan mendekat kearah tiffany yang menatapnya bingung.

“Berdansalah bersamaku cantik” taeyeon mengulurkan tangannya mengajak tiffany untuk berdansa dengannya.

“T-tapi aku tidak bisa berdansa” tiffany ragu untuk menerima uluran tangan itu.

“Kau hanya perlu mengikuti langkahku, gwaenchana”

Perlahan tiffany membalas uluran tangan taeyeon dan taeyeon membawanya ke tempat dansa dengan cahaya sorot yang mengikuti mereka. Taeyeon membawa tangan kiri tiffany kepundaknya dan menggenggam tangan kanannya, sementara tangan kiri taeyeon berada dipinggang langsing tiffany.

Mereka mulai berdansa perlahan dengan tiffany yang mengikuti gerakan taeyeon. Sepanjang berdansa tiffany hanya menunduk, ia takut kakinya menginjak kaki taeyeon.

“Relakslah pany-ah. Rasakan dan nikmati gerakannya. Biarkan tubuhmu bergerak sesuai alunan musik” ujar taeyeon karena melihat tiffany yang terus menunduk memperhatikan langkah taeyeon.

“A-aa ne”

Tiffany mencoba untuk relaks dan mengikuti saran taeyeon. tiffany melihat taeyeon terus menatapnya dan itu membuat dirinya menjadi salah tingkah, ia hanya berusaha menatap kearah lain. Ia tak bisa menahan dirinya jika taeyeon menatap dirinya seperti itu.

“Mengapa tidak menatapku? Apa restaurant ini lebih menarik dibandingkan dengan seseorang yang ada dihadapanmu ini pany-ah?”

“Kenapa kau berbicara seperti itu?”

“Kalau begitu tatap aku. Seseorang kau cintai”

Tiffany terdiam dan hanya menatap taeyeon yang menatapnya dengan tatapan teduh dan .. cinta? Entahlah tapi tatapan taeyeon sekarang seperti tatapan malaikatnya menatapnya dulu, dan itu adalah tatapan cinta dari malaikatnya itu. Pandangan tiffany terkunci pada seseorang yang sangat ia cintai itu. Mereka masih terus berdansa dengan saling memandang.

“Aaaa” ringis taeyeon saat merasakan sakit dikakinya. Tiffany dengan refleks sedikit menjauh.

“Ya tuhan! taeyeon maafkan aku” tiffany menutup mulutnya benar-benar menyesal karena baru saja menginjak kaki taeyeon dengan sepatu haknya itu. akhirnya yang ia takut-takutkan terjadi juga.

“Gwaenchana-gwaenchana, aku hanya terkejut saja” ia berusaha agar tiffany tak merasa bersalah, meski ia harus akui itu sedikit menyakitkan.

Taeyeon kembali berdiri tegak dan mendekat kearah tiffany untuk kembali melanjutkan dansa mereka yang belum selesai tapi tiffany berjalan mundur.

“Hentikan saja, aku sudah bilang kalau aku tidak bisa berdansa”

“Hei aku tidak apa-apa”

“Aku tidak ingin berdansa lagi, aku baru saja menyakitimu” taeyeon kembali mendekat dan menggenggam tangan tiffany.

“Aku mohon, aku sudah lama mengiginkan ini. Berdansa bersama seseorang yang sangat berarti untukku”

“T-taeyeon-ah”

“Karena itu berikan aku kesempatan, hmm” taeyeon kembali membawanya ketengah dan kembali berdansa.

“Kau terlihat seperti seorang bidadari dibawah cahaya rembulan pany-ah, benar-benar cantik” tiffany hanya sedikit menundukkan wajahnya karena malu, ia merasa wajahnya memanas dengan pujian dari taeyeon.

“Aku rasa seorang malaikatpun kalah dengan keindahanmu. Aku sangat bersyukur bisa mengenal seorang malaikat versi manusia dihidupku”

“Berhenti menggodaku tae, kau membuatku malu” tiffany mamukul pelan dada taeyeon karena taeyeon memujinya terus.

“Aku tidak mengodamu..”

Chuu~

Tiffany membelalak terkejut dengan kecupan singkat yang taeyeon lakukan padanya. Gerakan dansa mereka terhenti dan mereka hanya saling memandang ditempat.

“Aku mengatakan seperti apa yang aku lihat, jika kau mengatakan padaku bahwa aku adalah malaikat dan penyelamatmu maka kau salah besar pany-ah. Kaulah malaikat disini. Kau sangat cantik dan indah dari apapun yang ada didunia ini, kaulah penyelamatku. Kau kembali membawa keceriaanku dan mewarnai hidupku, kau membawaku bangun dan mengenalkan indahnya dunia. Terimakasih karena kau hadir dalam hidupku”

“T-tae”

“Dan malam ini aku sudah memutuskan segalanya. Aku ingin mengakhiri penantianmu dan membuka hatiku untukmu”

“Saranghae Tiffany Hwang”

Mata tiffany mulai basah dan kini menetes, ia tak percaya setelah sekian lama akhirnya ia bisa mendengar kalimat itu dari seseorang yang ia cintai itu. ia bahkan tak bisa berkata sanking senangnya dan terharu. Ia berharap bahwa ini kenyataan dan pendengarannya tidak salah.

“Aku harap kau masih ingin bersamaku meski aku tahu betapa bayak hatimu tersakiti karena sikapku ini. Tapi kali ini aku serius dengan perkataanku”

“Aku ingin membawamu kedalam pelukanku, apa masih ada harapan untukku bersamamu?”

“………………………”

Taeyeon memaksakan senyumnya saat tiffany tak meresponnya sama sekali, tiffany hanya menunduk.

“Tidak apa-apa aku mengerti, uljima” ujar taeyeon sambil membawa wajah tiffany untuk menatapnya. Ia hapus air mata tiffany sambil tersenyum menyakitkan.

“Kau pasti lelah menungguku, maafkan aku. aku harap kau bahagia apapun pilihanmu, karena bahagiamu adalah bahagiaku juga”

“Baboya” ujar tiffany.

“Ne?”

“Aku belum menjawabmu tapi kau sudah berbicara seperti itu, apa hanya itu perjuanganmu untuk mendapatkanku?”

“B-bukan begitu. Aku hanya-“

“Yes I do” tiffany memotong perkataan taeyeon.

“………………”

Taeyeon bisa merasakan matanya yang memanas, ia benar-benar bahagia sekarang. Ia kira tiffany benar-benar menolaknya. Tiffany berhasil membuat dirinya merasa jatuh dan naik melayang disaat bersamaan.

“Kalau begitu maukah kau memakai ini untukku” taeyeon mengeluarkan sebuah kotak merah dan membukanya.

Terlihat sebuah cincin emas putih yang ia yakini itu pasti sangat mahal, pasalnya cincin itu benar-benar indah.

Screenshot_2017-05-12-20-44-17-1

“Taeyeon-itu-“

Taeyeon membawa tangan kanan tiffany dan memakainya dijari manis tiffany dengan sangat hati-hati dan lembut. Cincin itu sangat pas dijari milik tiffany, melihat itu taeyeon tersenyum puas dengan apa yang ia usahakan. Ia benar-benar gugup setengah mati takut jika cincin yang ia belikan tidak cukup dijari tiffany.

“Cincin ini sangat pas dan cocok dipakai olehmu” taeyeon mengelus tangan tiffany sambil menatapnya dalam.

“Mulai malam ini kau milikku tiffany, dan aku juga milikmu. Jadi mari kita saling menjaga hati ini hingga maut memisahkan kita”

Bugg

Tubuh taeyeon sedikit terdorong kebelakang akibat pelukan tiffany. Ia menyimpan dagunya dipundak taeyeon, ia bisa merasakan wangi farfum taeyeon yang begitu menggoda. Ia semakin memeluk taeyeon dengan erat seolah tak ingin kehilangan sosok ini untuk kedua kalinya.

“Bahkan tanpa kau berkata seperti itu, aku akan selalu menjaga hatiku untukmu. 3 tahun sudah berlalu dan selama itu pula aku menjaga hatiku karena kau mengatakan akan kembali apapun yang terjadi. Bahkan jika 10 tahun atau 1000 tahunpun, hatiku akan selalu milikmu”

“Aku sangat mencintamu tae” lanjut tiffany.

Taeyeon tersenyum lebar mendengar itu meski ia sedikit tidak mengerti akan apa yang tiffany katakan. Hanya saja makna yang ia bisa ambil bahwa hati tiffany akan selalu untuknya.

“Terimakasih karena sudah bersabar menungguku. Aku juga mencintaimu pany-ah, neomu” taeyeon membalas pelukan tiffany dan mengecup leher tiffany yang terekpos membuat tiffany membelalak dan melepaskan pelukannya menatap taeyeon.

“Apa yang kau lakukan tadi?” tanya tiffany.

“Mwo?”

“Kau mencium leherku tadi”

“Ne? A-itu benarkah aku melakukan itu?” taeyeon pura-pura tidak tahu.

“Berhenti berpura-pura bodoh, kenapa kau melakukan itu?” tiffany mengerutkan keningnya.

Posisi mereka masih belum berubah, tangan tiffany masih melingkar dileher taeyeon karena pelukannya tadi, begitupun taeyeon yang masih memegang pinggang tiffany.

“M-Maafkan aku, aku tahu aku tidak sopan. Aku tidak akan melakuk-“

“Mengapa hanya sebuah kecupan? Tidak lebih?” tiffany berkata sambil menyimpan telunjuknya dibibir taeyeon, membuatnya terdiam dan sedikit membelalak akan ucapan tiffany.

“Aku ingin lebih dari sebuah kecupan”

Chuu~

Tiffany menyatukan bibir mereka dan melumat bibir taeyeon dengan pelan. taeyeon yang tadinya sedikit terkejut kini mulai kembali tersadar. Ia tutup matanya dan perlahan membalas lumatan dari tiffany. Ia bawa tubuh tiffany untuk semakin mendekat dengannya. Mereka saling melumat bibir atas dan bawah mereka secara bergantian dan kembali melumat dan bertukar lidah, hingga mereka kini mulai melepaskan pagutan bibir mereka dan menempelkan dahi mereka bersamaan, membutuhkan oksigen saat ini.

“Aku rasa aku harus mengantarmu pulang sekarang, atau daddymu akan mengamuk padamu sayang” lirih taeyeon terkekeh.

“Aku masih merindukanmu”

“Nado, tapi aku tidak ingin daddymu memarahimu dan menghukummu”

“Jika aku seorang yang memiliki kekuatan, aku ingin menghentikan waktu sekarang juga”

“Ahaha, aku janji akan menemuimu besok setelah rapat selesai” tiffany menjauhkan kepalanya menatap taeyeon.

“Promise?”

“Ya, promise” ujar taeyeon dan kembali mengecup singkat bibir tiffany membuatnya kembali tersenyum.

***

“HUAA! Tiff lihat ini!” teriak jessica sambil menunjukkan handphonenya pada tiffany yang sedang focus dengan sarapannya dikantin kampus.

KIM CORP. SIAP MENEROBOS PASAR FASHION

TTS-Holler-Album-Photobook-Scans-taetiseo-37580617-500-369

Ahli waris Kim Corp. Kim taeyeon yang baru-baru ini telah kembali menjalani aktivitas diperusahaan kini dikabarkan akan meluncurkan project baru yang dapat mengguncang dunia. Perusahaan besar ini tidak hanya memiliki usaha dalam bidang alat elektronik dan makanan tapi juga akan menjalar kebidang fashion, seperti apa yang telah dikatakan Calon presdir Kim Corp. beberapa hari yang lalu

“Sebenarnya Kim Corp. sedang merencanakan sebuah project baru dari sebelumnya. Jika Appaku dahulu hanya mempertahankan dan focus pada apa yang kami telah kami miliki, maka aku akan mengeluarkan sesuatu yang baru. Dunia sudah semakin modern terutama dalam bidang fashion dan aku rasa ini saatnya kami masuk kedalam pasar fashion juga”

Project ini mendapatkan respon positif dari berbagai pihak termasuk masyarakat dan membuat saham Kim Corp.yang sempat menurun akhr-akhir ini kembali melonjak naik. Bersamaan dengan itu Kim Corp. juga akan meluncurkan produk-produk elektonik dan makanan terbaru mereka. Dan dikatakan semua itu akan diluncurkan bersamaan dhari pembukaan peluncuran project baru itu. (17/04/30)

“Daebakk! Dia benar-benar keren tiff! Dalam sekejap dia bisa kembali menaikan saham perusahaan yang sempat menurun. Setelah kupikir-pikir dia benar-benar cute dan tampan, tidak hanya itu dia juga pintar dan pasti sangat kaya bukan” kagum jessica tak henti memuji-muji taeyeon.

“Aku tau itu, dia lebih dari hebat Jessie dan berhenti memujinya berlebihan seperti itu. kau harus ingat kalau seseorang yang kau puji itu adalah kekasihku!” kesal tiffany yang merasa cemburu karena sahabatnya terus memuji-muji kekasihnya.

“What?! Kau bilang kekasih?!” refleks jessica berteriak, dengan cepat tiffany menutup mulut jessica.

“Sssstttt”

“Sejak kapan tiff?” kini jessica mengecilkan suaranya bahkan terdengar seperti berbisik.

“Tadi malam. Dia mengajakku dinner dan dia memintaku menjadi kekasihnya”

“Wahhh daebakk! Kau benar-benar beruntung. Bagaimana cara dia menembakmu?”

“Emm, dia mengajakku berdansa dan menyatakan cintanya disana. Lihatlah~” Tiffany memperlihatkan cincin pemberian dari taeyeon yang ia pakai dijarinya.

“O MY GOD TIFF APA INI BERLIAN?” tiffany menjawab dengan sebuah anggukan.

“Daebak, kalau saja aku bertemu dengannya lebih dulu mungkin dia akan bersamaku dan aku akan menjadi nyonya penguasa duni-AWW!” ucapan jessica terpotong karena merasakan pukulan dikepalanya.

“Berhenti berangan-angan jessie. She is mine, remember it” ketus tiffany kesal. Ia merasa panas dengan perkataan tamannya itu meski ia tahu bahwa temannya hanya menggodanya saja.

.

.

“Baiklah kita akhiri rapat hari ini. Aku ingin kalian segera menyelesaikan setiap atas apa yang aku minta dan segera laporkan padaku”

“Saham kini sudah kembali naik dan stabil. Jadi aku harap terobosan baru kita ini tidak akan membuat kecewa para investor dan para pemegang saham yang sudah mempercayai kita. Jadi mari kita lakukan yg terbaik”

Semua orang yang ada diruang rapat menyetujui perkataan atasannya itu, mereka memberikan tepuk tangan salut atas kerja keras atasannya itu yang baru saja kembali menginjakkan kaki di perusahaan ini.

Ia tersenyum sebelum akhirnya ia keluar dari ruang rapat bersama sekretarisnya yang setia mengikutinya kemanapun.

“Presdir kita memiliki acara makan siang dengan para investor” sekretaris park memberitahu atasannya itu.

Seseorang yang dipanggil presdir itu menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap sekretarisnya itu. Ia mengerutkan keningnya.

“Paman bukankah sudah aku katakan untuk tidak memanggilku presdir, panggil saja taeyeon lagipula aku belum menjadi seorang presdir”

“Tentu saja tidak bisa presdir, bagaimanapun ini adalah peraturan sejak dulu. Lagipula presdir tidak lama lagi akan menjadi seorang presdir” jawab sekretaris park.

“Paman bilang sudah menganggapku dan hyunie seperti anak kandung sendiri, kalau begitu jika aku meminta paman untuk memanggilku taeyeon saja sebagai seorang anak bukan seorang terlahir dari keluarga Kim Corp. apa paman akan menurutinya?”

“Presdir-”

“Aku tidak suka saat paman memanggilku dengan nama presdir”

“Maafkan saya jika pre-maksudku nona tidak menyukainya. Tapi saya tidak bisa memanggil anda dengan sebuah nama saja”

“Kalau begitu panggil aku seperti dulu”

“Baiklah nona”

Taeyeon tersenyum lebar saat mendengar sekretaris park memanggilnya nona seperti dulu. Meski ia mengharapkan sekretaris park memanggilnya seperti orang tuanya memanggilnya tapi setidaknya itu lebih baik dari pada panggilan presdir.

“Oh ya, sebenarnya aku memiliki janji siang ini. Apa paman bisa menggantikanku untuk makan siang bersama investor?”

“Ye?”

“Katakan pada mereka kalau kondisiku tidak baik”

“Maksud nona tidak baik karena terlalu rindu dengan nona tiffany?”

“YA TUHANN” taeyeon menutup mulutnya dengan kedua tangannya terkejut.

“Bagaimana bisa paman tau itu dengan sangat jelas?” bisik taeyeon.

“Tentu saja saya tau itu, itu terlihat sangat jelas saat rapat tadi, anda terus menerus menatap waktu dan menuliskan nama tiffany terus menerus dalam buku catatan anda”

“Benarkah aku melakukan itu? Daebakk! Aku rasa aku benar-benar membutuhakan dirinya sekarang paman. Jadi makan sianglah bersama investor” setelah mengatakan itu taeyeon berlari sekencang mungkin. Sikap childish taeyeon berhasil membuat sekretaris park tertawa.

“Dia telah kembali presdir kim jaejoong. Kim taeyeon yang selalu ceria, cerdas dan childish telah kembali” lirihnya menatap taeyeon yang kini mulai menghilang dari pandangannya.

.

.

Tiffany POV

Pembelajaran telah usai dan kini para mahasiswa mulai menghilang satu persatu diruangan ini. Kuraih handphoneku sebelum aku mengikuti mereka untuk menghilang dari ruangan ini. Kuhubungi kontak seseorang yang kurindukan sejak kemarin.

Tutt tutt tutt

Tutt tutt tutt

‘Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif-‘

Kumatikan sambungan telepon dan kembali menghubunginya untuk yg kedua kalinya, dan hasilnya tetap sama. Kenapa dia tak memgangkat teleponku sejak tadi? Apa terjadi sesuatu? Apa dia baik-baik saja?

Segala pemikiran negative terus bermunculan dalam benakku. Perasaanku tak enak seolah terjadi sesuatu padanya. Ya tuhan aku mohon semoga dia baik-baik saja.

“Tiff”

“Are you okay?” tanyan jessica sambil menghampiriku.

“Ya, hanya saja dia tak bisa kubungi sejak tadi. Perasaanku tak enak”

“Mungkin dia sibuk, dia seorang presdir perusahaan besar tiff, remember?”

Hahh~ kau benar mungkin aku terlalu berlebihan mengkhawatirkan dirinya”

“Jika dia sudah selesai dengam pekerjaannya aku yakin dia akan segera menemuimu”

“Kau benar”

“Kalau begitu ayo kita pulang”

“Emm”

Aku bangkit dan keluar dari ruanganku bersama jessie, saat kami sampai gerbang kampus sesuatu menarik perhatianku. Aku rasa ada yang aneh disini. Sejak aku keluar dari ruangan sampai aku disini kulihat mahasiswa ataupun mahasiswi banyak yang berkerumun dan membicarakan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apa itu.

“Jessie tidakkah kau merasa ada yang aneh dengan orang-orang disini?”

Tak menjawab, tapi jessie segera memperhatikan lingkungan sekitar disini. Dia mengerutkan keningnya dan menatapku.

“Kau benar, apa sesuatu terjadi?” aku menaikan bahuku menandakan bahwa aku tidak tahu.

“Ayo kita tanyakan” ajakku.

Kami mendekati beberapa mahasiswa yang sedang menggerumbun membicarakan sesuatu. Entah apa yang aku rasakan sekarang, aku tidak pernah sepenasaran seperti ini dengan urusan orang lain. Tapi entah mengapa kali ini aku benar-benar ingin tahu.

“Permisi apa terjadi sesuatu? Aku lihat orang-orang disini banyak mengerumbun membicarakan sesuatu” tanyaku pada sekelompok gadis itu.

“O’ tiffany unnie, apa unnie tidak tahu bahwa ada hot news pagi ini? Lihatlah” gadis itu memberikan handphonenya dan seketika mataku melebar melihat berita itu.

O MY GOD

“Tiff bukankah itu-” ujar jessica ragu.

“Aku harus pergi” ujarku lalu berlari pergi meninggalkan mereka dan juga jessie disana yang sedang tercengang.

.

.

Taeyeon POV

“Make me love you~”

“Make me-oh tuhan aku lupa mengaktifkan handponeku” dengan segera kuaktifkan handphoneku dan banyak sekali pesan dan panggilan masuk. Belum sempat aku baca pesan itu sebuah telepon kembali masuk.

“Ne paman”

Dengan refleks aku mengerem mobilku secara mendadak membuat mobil-mobil dibelakang emosi dan mengelakson keras. Mataku terbelalak terkejut bukan main. Bagaimana bisa..

“Nona, kau baik-baik saja? Saat ini perusahaan sedang ramai oleh reporter. Dimana anda?”

Tanpa menjawab pertanyaannya aku segera kembali menjalankan mobilku berniat menuju perusahaan.

Sepanjang perjalanan menuju perusahaan handphone milikku terus berdering tanpa henti hingga akhirnya akupun menjawab telepon itu.

“Yeobsaeyo”

“Kim taeyeon-ssi benarkah ini nomor milik kim taeyeon presdir Kim Corp?”

“Maaf anda salah sambung” dengan cepat kututup teleponnya dan menaikan kecepatan mobil yang kukendarai.

Make me love you

Make me love you

Dering telepon kembali menyala dan nomor asing yang tak kukenali seperti sebelumnya kembali terlihat, dengan cepat kumatikan handphoneku dan melemparnya kekursi disampingnya.

“Tenanglah dan pikirkan jalan keluarnya” lirihku menenangkan diri sendiri.

Sesampainya, aku memarkirkan mobil jauh dari pintu masuk perusahaan yang disana juga banyak para reporter berkerumbun.

Hahh~ seharusnya aku tidak melakukan itu” aku benar-benar menyesali perbuatanku saat dikampus itu, aku tidak berfikir jauh bahwa tindakannya itu bisa menghancurkan perusahaan dan juga tiffany.

Kembali kunyalakan mobilnya dan melajukan kembali menjauh dari tempat yang penuh dengan reporter.

.

.

Author POV

“Terimakasih” ujar tiffany lalu segera turun dari taksi.

Saat ini ia sedang didekat Kim Corp. Ia ingin bertemu taeyeon memastikan bahwa kekasihnya itu baik-baik saja. Ia ikat rambur panjangnya dan berjalan menuju kerumbunan itu. Ia harus masuk.

‘Semoga mereka tidak mengenalku tuhan, tolong aku’

Semakin ia mendekat ia genggam tangannya mengepal menahan rasa gugupnya dan hingga akhirnya ia berasa disana. Berjalan cepat dan cepat dan akhirnya..

Huff~ terimakasih tuhan”

Tidak ada yang menyadari dirinya. Ia sangat bersyukur untuk itu. Dan sekarang yang harus ia lakukan adalah menemui taeyeon. Ia segera berjalan menuju resepsionis hingga sebuah suara menghentikan langkahnya.

“Tiffany-ssi”

“Sekretaris Park?”

“Dimana nona?”

“Bukankah dia disini?”

“Beberapa saat yang lalu nona pergi untuk menemuimu”

“Tidak, aku tidak bertemu dengannya. Ya tuhan”

“Lebih baik kita bicara didalam” ajak sekretaris park dan membawa tiffany keruanganya.

.

.

“Bagaimana bisa itu tersebar. Aku yakin saat itu suasana taman sedang sepi”

“Ya, tapi semua itu bisa saja terjadi apalagi ditempat terbuka seperti itu”

“Kalau begitu dimana taeyeon? Banyak reporter dimana-mana dia pasti sedang kebingungan diluar sana, aku harus menemuinya sekretaris park”

“Jangan khawatir, nona taeyeon bukan orang seperti itu. Dia anak yang cerdas dan nona pasti akan segera mencari jalan keluar yang baik. Saya yakin nona taeyeon saat ini sedang berada ditempat yang aman, saya sangat mengenal nona taeyeon”

Tiffany hanya tersenyum dan mengangguk menyetujui perkataan sekretaris park. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Ia benar-benar tak habis fikir, baru saja mereka kembali bersama namun ujian untuk cinta mereka sudah kembali hadir membuat semuanya terasa kacau.

“Paman aku permisi ke toilet” ia bangkit dan pergi menuju toilet.

Tak lama ponsel milik sekretaris park bergetar menandakan panggilan masuk, ia lihat disana tertera nomor sangat asing untuknya, iapun mengangkatnya.

“Yobsaeyo” ucap sekretaris park.

“Paman”

“Nona? Dimana anda sekarang? Apa nona baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja. Saat ini aku sedang berada di villa”

“Tetaplah disana nona. Saya akan segera menemui anda”

“Paman apa ada kabar mengenai tiffany?”

“Dia datang ke perusahaan, untunglah tidak ada yang menyadari itu. Dia aman bersama saya jadi jangan khawatir”

“Reporter tidak tau siapa wanita yang ada difoto itu, mereka hanya tau bahwa dia menimba ilmu disana. Sejauh ini tiffany aman. Karena itu paman bisa kau jauhkan dia dari hal-hal yang bebau dengan diriku?”

“Jika dia terus berkeliaran disekelilingku itu akan membahayakannya, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya”

“Saya mengerti”

“Gomawo paman”

“Apa nona ingin berbicara dengannya?”

“Tidak, jika aku mendengar suaranya mungkin aku akan semakin merindukannya”

“Baiklah”

“Bicaralah dengannya baik-baik dan antarkan dia dengan selamat tanpa siapapun yang tau, setelah itu datanglah kemari ada yang ingin aku diskusikan”

“Dan juga tolong lindungi hyunie, aku yakin ia saat ini menjadi incaran reporter juga”

“Aku mengerti” ucap sekretaris park lalu mematikan teleponnya dan tiffanypun kembali keruangan itu.

“Nona sebaiknya anda pulang dan beristirahat dirumah”

“Tidak, aku tidak bisa. Aku harus bertemu dengannya lebih dulu. Aku tidak bisa tenang sebelum aku melihatnya”

“Nona menghubungiku tadi, dia memintaku untuk menjauhkan anda dari lingkungannya untuk sementara hingga situsasi kembali mereda. Dia sangat mencemaskan anda”

“Jika dia mencemaskanku seharusnya dia menemuiku. Aku begitu mengkhawatirkannya, pikiranku terus tak bisa tenang sama sekali dan sekarang sekretaris park memintaku untuk pulang dan beristirahat”

“Apa sekretaris park kira aku bisa beristirahat dengan tenang dalam kondisi seperti ini? Aku mohon pertemukan aku dengannya sebentar saja. Aku yakin kau tahu dimana dia sekarang” lanjut tiffany.

Sekretaris park terdiam sejenak memikirkan apa yang tiffany katakan tadi.

“Baiklah” sekretaris park menyetujui permintaan tiffany.

.

.

Author POV

“Kim taeyeon pewaris Kim Corp. Maupun dari pihaknya yang lain masih enggan membuka suara mengenai gambar yang beredar itu. Lalu bagaimanakah respon masyarakat perihal kejadian ini? Berikut ulasannya”

“Jika benar itu dia sungguh memalukan. Bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu dengan wanita dialam terbuka?”

“Mungkin karena dia kaya raya, segala apa yang diinginkannya selalu terkabul jadi dia tak memiliki rasa malu”

“Aku tak bisa berkomentar lebih hanya saja jika itu adalah pilihannya apa boleh buat? Kita tak bisa memaksakan hati bukan? Lagipula itu masalah pribadinya”

“Benar-benar memalukan. Dia telah mencoreng nama baik korea selatan pada dunia. Melakukan hal seperti itu dengan wanita diluaran? Bagaimana jika anak-anak yang melihat, dia benar-benar bukan contoh yang baik”

“Aku tidak tahu apa-apa mengenai dirinya selain cantik dan cool, tapi yang aku dengar bahwa dia juga orang yg cerdas, ramah dan senang membantu. Dia tampak sempurna bagi siapapun yang menilainya, tapi bagaimanapun semua orang mempunyai kekurangan, begitupun dirinya”

“Orang seperti itu wajib diusir dari negara kita in-“

Tlitt

Taeyeon segera mematikan layar tv yang menyiarkan suatu berita mengenai dirinya, sakit rasanya mendengar mereka yang terus menerus menghina dan mencaci dirinya meskipun ada beberapa yang membela dirinya. Ini semua bukanlah keinginannya, sejujurnya ia tak menginginkan ini. Namun mau bagaimana lagi perasaannya hanya tumbuh untuk seorang wanita. Itu datang dengan sendirinya.

Hahh~” ia menarik nafas sambil menyenderkan punggungnya ke sofa. Menatap langit-langit dengan pikiran kosong. Ia tak bisa berfikir sama sekali saat ini. Pikirannya kacau dan penuh dengan kekhawatiran.

“Aku tidak pernah bertindak tanpa berfikir, tapi saat itu entah mengapa aku melakukannya sesuai apa yang aku mau”

“Benar-benar ceroboh kau Kim Taeyeon. Kau membuat banyak orang dalam masalah sekarang”

Hahh~ aku merindukannya” taeyeon mengatakan dengan mata terpejam, membayangkan tiffany berada disampingnya memberikan pelukan untuk dirinya.

Ting tong

Ting tong

Mata taeyeon kembali terbuka mendengar suara bel pintu.
Ia segera bangkit dan membuka pintu itu dan-

Bugg

Taeyeon sedikit berjalan mundur akibat dorongan dari seseorang yang memeluknya dengan keras dan erat, ia benar-benar terkejut melihat siapa yang memeluknya itu.

Apa ini mimpi?

Apa karena aku begitu merindukannya hingga aku membayangkan dirinya dalam kehidupan nyataku?

Itulah yang taeyeon pikirkan saat ini. Ia bisa merasakan jantungnya yang berdegub kencang bukan main.

“P-pan-y-ah?”

“Aku benar-benar mencemaskanmu” ujar tiffany sambil memeluknya erat tak ingin melepaskan bahkan sedetikpun.

“………………….” taeyeon hanya diam tak menjawab. Ia tak bisa berkata-kata, ia terlalu senang bisa bertemu dengan pujaan hatinya itu.

Beberapa detik kemudian sekretaris park muncul dan memberi hormat sambil memberikan senyuman. Taeyeon hanya bisa tersenyum kembali pada sekretaris park lalu membalas pelukan tiffany dengan erat dan lembut.

“Neomu bogoshipeo” lirih taeyeon.

.

.

Diam..

Dua insan yang sedang berada disebuah kamar mewah hanya berdiam tak melakukan apapun. Mereka hanya saling memandang dan dalam diam, tak satupun dari mereka membuka suara.

“Pany-ah” panggil salah satu dari mereka memecahkan keheningan.

“Emm”

“Pany-ah” panggilnya lagi.

“Emm”

“Pany-ah”

“Wae?” tanya tiffany karena kekasihnya terus memanggilnya.

“Geunyang” jawabnya lalu tersenyum pada sosok yang sedang memandangnya itu. Yang dipanggil membalas senyum itu dengan malu.

Taeyeon mengulurkan tangannya mencoba menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik kekasihnya itu. Ia usap pipi kekasihnya dan ia bisa lihat betapa jelas wajah khawatirnya disana.

“Maafkan aku” tangan yang tadi mengelus pipi kini beralih menggenggam tangan tiffany.

“Mengapa minta maaf”

“Karena aku membuat situasi seperti ini”

“Jika saja aku berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak mungkin semua takkan menjadi berantakkan seperti ini. Aku hampir membawamu dalam bahaya masyarakat dunia, dimana mereka akan memujimu dan seketika mencacimu” lanjutnya.

“Aku tidak pernah berfikir seperti ini. Berfikir terlebih dahulu sebelum membawamu kedalam duniaku. Maafkan aku” taeyeon memandang tiffany dengan penuh penyesalan.

“Pany-ah lebih baik kita-”

“Jangan pernah katakan itu” potong tiffany. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini dan ia tak ingin mendengar apalagi jika itu terjadi.

“Kau hanya sedang kalut dengan perasaanmu. Semua bukan salahmu, aku yang memilih jalan ini. Aku memilihmu taeyeon. Kita bisa menghadapinya bersama-sama”

“Tolong jangan buat penantianku sia-sia, aku mencintaimu tae” tiffany kini menggenggam tangan taeyeon dengan erat menyakinkan agar taeyeon mengubah pemikirannya.

Taeyeon hanya diam menatap tiffany dengan penyesalan. Tiffany mungkin benar bahwa dirinya sedang kalut sekarang, ia harus berfikir dengan sungguh-sungguh sebelum mengambil keputusan.

Hahh~ maafkan aku. Kau benar pany-ah, aku juga mencintaimu” sesal taeyeon. Tiffany segera memeluk taeyeon memberinya kekuatan, begitupun taeyeon yang membalas pelukan itu dan menyimpan dagunya dibahu tiffany sambil menghisap aroma tubuhnya yang sangat ia sukai dari gadisnya.

“Jangan pernah mengucapkan kata perpisahan apapun yang terjadi. Mari kita saling percaya dan menguatkan tae. Mengapa kita harus berpisah demi orang lain jika kita saling mencintai? Hanya ikuti kata hati dan jangan pedulikan orang-orang”

“Eoh, arasseo” taeyeon tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya dan mengecup leher jenjang tiffany yang sedikit terekspos.

“Ya’~” ujar tiffany yang merasa geli karena tindakan taeyeon. Ia menjauhkan diri menatap taeyeon yang tersenyum jahil.

“Wae? Ingin yang lebih?” canda taeyeon mengingat kejadian di restaurant saat ia memintanya menjadi kekasih dirinya.

Tiffany sedikit terkejut namun harus ia akui jika hatinya memang menginginkan itu. Ia tersenyum malu sebelum akhirnya ia membalas pertanyaan itu.

“Bolehkah?”

Taeyeon terkekeh sebentar sebelum akhirnya ia mendekatkan wajahnya pada tiffany, dirasa semakin dekat dan mendekat tiffany maupun taeyeon mulai memejamkan mata mereka hingga akhirnya..

10 cm..

6 cm ..

4 cm ..

2 cm ..

Dan ..

Tok tok tok

Suara ketukan pintu menyadarkan mereka membuat mereka berdua saling menjauhkan diri menatap asal suara. Taeyeon meringis kesal karena ia hampir saja merasakan kembali bibir seksi itu sampai seseorang yang ia tahu sekretarisnya mengganggu adegan romantis mereka.

“Nona?”

“Owh please pany-ah~” rengek taeyeon.

Tiffany menahan senyum melihat sifat kekanak-kanakkan taeyeon. Setelah sekian lama akhirnya ia kembali melihat sisi taeyeon yang seperti anak kecil, membuatnya teringat akan kenangannya saat taeyeon menjadi seorang malaikat. Betapa sering taeyeon bersikap seperti seorang bocah didepannya.

Chuu~

Taeyeon yang mendapat sebuah kecupan dari tiffany hanya bisa tersenyum senang memperlihatkan gigi rapi miliknya layaknya bocah 5tahun yang diberi permen.

“Pergilah sekretaris park memanggilmu” ujar tiffany

“Arasseo” taeyeon bangkit dan kembali mengecup bibir seksi kekasihnya itu.

“Tunggu disini, aku harus membicarakan sesuatu dengan paman” pinta taeyeon setelah mengecup tiffany. Yang dikecup tersenyum dan mengangguk mengerti dan taeyeonpun keluar kamar menemui sekretaris park.

“Paman” panggil taeyeon dan duduk diruang tengah dimana sekretaris park sedang duduk.

“Perusahaan mungkin sedang kacau sekarang, saya harus pergi”

“Paman, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan”

“Apa itu? Jika saya bisa menjawab maka saya akan menjawabnya”

“Emm, Masalah ini bukan hal sepele bagi masyarakat mengingat hal seperti ini adalah hal ilegal dikorea. Apa scandal ini bisa menurunkan saham? Maksudku-lalu apa yang harus aku lakukan, semua ini bukanlah keinginanku”

“Mungkin pemikiran anda benar, saya baru saja mendapatkan telepon bahwa ada saham sedikit menurun dan itu menyebabkan para pemegang saham marah, jika seperti ini maka Kim Corp mungkin akan mengalami ketidakseimbangan. Dan juga para investor yang ingin menarik kembali investasi ini karena respon masyarakat. Terkadang nasib anda ditentukan oleh para pemegang saham. Tapi anda bisa membuat itu terkendali didalam genggaman anda nona. Kaulah pemegang kekuasaan disini, dan saya yakin anda tahu jalan keluar masalah ini”

“Baiklah aku sudah membuat keputusan. Akan kubuktikan pada mereka bahwa kemampuan berbeda dengan hati” ujar taeyeon. Sekretaris park tersenyum mendengar jawaban anak sahabatnya itu.

“Tolong siapkan rapat pemegang saham sesegera mungkin” pinta taeyeon.

“Baiklah akan segera saya laksanakan”

“Pany-ah!” panggil taeyeon.

“Ada apa tae?” tiffany menghampiri taeyeon dan duduk disebelahnya.

” pulanglah bersama paman, kau akan aman bersamanya”

“Shireo! Aku masih ingin bersamamu disini. Lagipula bukanlah lebih mencolok jika aku pergi bersamanya? Sekretaris park menjadi sorotan saat ini juga bukan”

“Nona tiffany benar, sebaiknya kami tidak bersama. Jika ada yang melihat mungkin nona tiffany akan dalam bahaya”

Hahh~ baiklah, kalau begitu tolong hati-hati paman”

Sekretaris park memberi hormat dan pergi dengan diantar pasangan taeny sampai pintu keluar. Setelah itu taeyeon menghempaskan dirinya disofa sambil menutup matanya, namun ia kembali membuka matanya saat merasakan sebuah tangan melingkar diperutnya sambil menyandarkan kepalanya dibahunya.

“Aku tahu kau pasti merasa stress dengan semua ini. tidak hanya satu yang harus kau pikirkan. Maafkan aku, aku tak bisa membantu sama sekali”

“Heii mengapa berbicara seperti itu? dengan kau berada disisiku itu sudah sangat membantu. Kau adalah penyemangatku, vitaminku dan terakhir cinta terakhirku” ujar taeyeon lalu mendekap tiffany membawanya lebih mendekat.

“Dasar penggobal, apa kau juga seperti ini ada mantan-mantanmu itu?”

“Wahh sepertinya ada yang cemburu disini” goda taeyeon.

“Ya!”

Chuu~

“Jangan berteriak telingaku sakit” taeyeon terkekeh.

“Ya’ kim-“

Chuu~

“Sssttt” taeyeon meletakkan telunjuknya dibibirnya menyuruh tiffany untuk tidak berbicara.

“Kau bilang masih ingin bersamaku disini, kalau begitu ayo kita lakukan sesuatu yang biasa sepasang kekasih lakukan”

“M-mwo?” entah mengapa tiffany merasa gugup dengan ajakan taeyeon. sesuatu yang biasa sepasang kekasih lakukan? apa maksudnya adalah seks?

“Jangan pikirkan apapun dan hanya focus padaku disini”

“S-sekarang?”

“Tentu, sebelum waktu menyuruhmu kembali pulang. Aku sudah lama ingin melakukan itu dan aku ingin melakukannya denganmu, hanya denganmu”

“T-tapi ini masih terlalu awal-maksudku-bukankah lebih baik jika kita melakukannya setelah aku benar-benar resmi menjadi milikmu” ujar tiffany dengan kegugupannya. Taeyeon sedikit mengerungkan dahinya tak mengerti.

“kau yakin ingin melakukannya sekarang?”

“Pany-ah sebenarnya-“ ucapan taeyeon terhenti melihat sikap aneh tiffany yang tiba-tiba membuat huruf silang didadanya saat taeyeon sedikit mendekat padanya. Taeyeon menahan senyum mengerti dengan apa yang tiffany maksud tadi, sepertinya ada yang salah faham disini.

Dengan gerakan cepat taeyeon melingkarkan sebelah tangannya pada perut langsing tiffany membawanya mendekat. Ia bisa lihat wajah terkejut dan pucat tiffany, ia hampir saja tak bisa menahan tawanya saat ini. melanjutkan aksi godanya taeyeon menyelipkan rambut tiffany dibelakang telinga dan mengusap pipi tiffany dengan tatapan nakal.

“Wae? Shireo?”

“B-bukan begitu-“

“Kalau begitu ayo lakukan”

“N-ne?”

Taeyeon perlahan menidurkan tiffany disofa dan membuat dirinya berada diatas tubuh tiffany. Wajah tiffany kini sudah merah karena gugup taeyeon bisa merasakan itu dari tangan tiffany yang mencengkeram pakaian dipundaknya.

“Pertama apa yang harus kita lakukan?” tanya taeyeon dengan tatapan penuh gairah.

“M-me-mengapa bertanya p-padaku, kau tahu apa yang harus kau l-lakukan”

“Emm, bagaimana jika memasak bersama, lalu makan bersama, dianjutkan bermain games bersama?” tanya taeyeon.

“N-ne?” tanya tiffany tak mengerti.

“Apa kau mau menonton bersama juga?”

“M-menonton?”

“Ne, kita akan melakukan seperti sepasang kekasih lakukan pada umumnya, memasak bersama, makan bersama, menonton bersama dan mungkin bermain games bersama?”

“A-aaa ne” jawab tiffany. Hanya itu yang bisa ia katakan, ia benar-benar malu karena telah berfikir yang tidak-tidak tadi. Ia bisa merasakan wajahnya yang sangat memanas, ia yakin wajahnya sudah berwarna merah tomat karena menahan malu.

“Wajahmu memerah pany-ah, apa kau berfikir bahwa kita akan melakukan seks?”

“M-mwo?” tiffany semakin terkejut dan malu karena taeyeon menyadari itu. Taeyeon terkekeh sejenak.

“Aku tahu batasan-batasan yang tidak seharusnya aku lakukan pany-ah” ujar taeyeon mengacak poni tiffany lalu pergi meninggalkan tiffany diruang tengah.

“Mengapa aku bisa berfikir seperti itu! benar-benar memalukan” sesal tiffany sambil memukul kepalanya pelan bagaimanapun ia tak ingin merasakan sakit.

.

.

“Emm, hanya ada bahan-bahan ini saja didalam lemari es, apa yang bisa dibuat dengan bahan-bahan ini?” rutuk taeyeon ketika melihat tidak ada apapun dalam lemari es miliknya.

“Ada apa?” tanya tiffany yang baru saja tiba di pantry.

“Sepertinya rencana pertama gagal, tidak ada apapun disini selain bir”

“Heol, villa sebesar ini tak memiliki stok bahan-bahan untuk dimasak?”

“Ya’ urusan dapur itu bukan urusanku, aku hanya menyuruh dan menikmati hasilnya. Kau lihat tanganku ini? Tanganku tidak boleh cacat atau terluka sedikitpun” bela taeyeon.

“Whatever” tiffany memutar bola matanya sambil berjalan keluar dari pantry mendengar ocehan taeyeon.

“Baiklah kalau begitu delivery saja” taeyeon berbicara sendiri.

.

.

Trengg!

Suara minuman kaleng saling beradu menciptakan suara dalam keheningan. Mereka berdua meminum minuman itu sambil menikmati pemandangan pantai dari lantai atas rumah itu. seketika keheningan menyelimuti mereka hingga akhirnya salah satu dari mereka memecahkan keheningan itu.

“Tae”

“Emm?”

“Melihat sunset disini sangat indah, terlihat sangat jelas” ujar tiffany sambil memeluk dirinya sendiri.

“Emm”

“Tae”

“Emm?”

“Boleh aku menanyakan sesuatu?”

“Apa itu? katakan saja” ujar taeyeon sambil memainkan minuman kaleng yang dipegangnya.

“Jika situasi membuatmu harus memilih antara perusahaan dan aku, apa yang akan kau pilih?”

Taeyeon seketika menghentikan kegiatannya yang memainkan minuman kaleng itu, lalu tersenyum kecil masih dengan posisi yang sama. Tiffany yang melihat itu mengerutkan keningnya tak mengerti.

“Pany-ah, apa kau sedang meragukanku?” tanya taeyon yang kini menatap tiffany.

“Tidak! Bukan begitu maksudku-“ tiffany terkejut dengan pertanyaan yang taeyeon lontarkan untuknya. Ia rasa pertanyaanya tadi menyinggung perasaan taeyeon. namun seketika ia melihat tatapan serius itu berubah menjadi senyuman manis.

“Tidak apa-apa aku mengerti pany-ah” taeyeon mengacak-acak puncak kepala tiffany.

“Geokjeongma, aku bisa menyelesaikan semuanya tanpa meninggalkan salah satu dari pertanyaanmu” taeyeon terkekeh.

“Jadi kau tidak bisa memilih satu dari kami?” kecewa tiffany. Ia merasa sedikit kecewa karena bukan dirinya yang taeyeon pilih.

“Ya. Jika aku meninggalkan perusahaan dan memilihmu maka aku akan menjadi miskin. Lalu bagaimana caraku untuk menghidupimu dan keluargaku? Aku adalah tulang punggung keluarga”

“Aku tidak bisa menafkahi seseorang hanya dengan cinta. Jika orang bilang hidup susahpun tak apa asalkan dengan cinta maka menurutku itu salah. Dijaman sekarang ini tak ada yang lebih berharga dari uang, bahkan uang bisa menguasai dan mengubah dunia”

“Aku tidak mau orang-orang yang aku cintai hidup susah karena diriku” taeyeon menggenggam tangan tiffany membuat mereka saling manatap.

“Jadi jangan khawatir, karena aku akan melakukan yang terbaik dan takkan mengecewakanmu. Jadi percayalah padaku jika kau memang mencintaiku”

Tiffany kini mengerti maksud taeyeon, kekecewaannya kini telah menghilang. Taeyeon bukanlah orang yang hanya memikirkan dari sebelah mata, dia adalah tipe orang yang berfikir panjang kedepan. Sejujurnya jawaban taeyeon sedikit menyentuh hatinya dan hal seperti itulah yang selalu membuat dirinya semakin jatuh untuk wanita yang ada dihadapannya ini.

“Aku percaya padamu karena aku mencintaimu, sangat mencintaimu” tiffany mengatakan itu sambil tersenyum.

“Terimakasih pany-ah” tiffany menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Ada beberapa masalah diperusahaan karena scandal ini, aku akan mengadakan negoisasi dengan para pemegang saham dan investor. Besok rapat akan diadakan dan mungkin aku akan sibuk untuk sementara”

“Aku mengerti, tapi aku mohon untuk tidak memforsir tubuhmu dan membuat dirimu sakit”

“Aku akan mengingat itu. Mungkin akan sulit untuk kita bertemu. Untuk sementara menjauhlah dari kehidupanku hingga susana mulai mereda. Dengan begitu kau akan aman. Serahkan semuanya padaku biarkan aku yang menyelesaikan semuanya hinggan tuntas. Saat semua sudah selesai maka aku akan menemuimu”

“Baiklah, aku akan menunggumu” taeyeon tersenyum bahagia karena tiffany mengerti akan apa yang ucapkannya, tadinya ia khawatir jika apa yang dikatakannya itu akan tiffany tolak mentah-mentah.

“Jika sesuatu terjadi dan kau membutuhkanku tolong hubungi aku” pinta tiffany.

“Tentu. Aku pasti akan sangat merindukanmu” jawab taeyeon.

“Kalau begitu selesaikan semua dengan cepat agar kita bisa kembali bersama”

“Akan aku usahakan untukmu” jawab taeyeon terkekeh lalu masuk kedalam meninggalakan tiffany.

Hahh~ aku bahkan akan lebih merindukanmu” lirih tiffany sambil melirik taeyeon yang menghilang.

“Mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini tuhan. Apa yang harus aku lakukan-” tiba-tiba ia tiffany merasakan sebuah selimut menyelimutinya.

“Tidak perlu melakukan apapun dan cukup berada disampingku” sebuah suara membisik ditelinga tiffany. Ia bisa merasakan sebuah tangan yang melingkar dipundaknya membuatnya semakin hangat.

“Tanpa kau meminta aku akan melakukannya tae”

“Jadi apa yang sedang kau pikirkan? Kuharap kau tidak berfikir yang aneh-aneh karena scandal itu”

“Tentu saja tidak akan, aku hanya memikirkan apa yang harus aku lakukan karena aku semakin hari semakin mencintaimu, aku semakin jatuh untukmu”

“Aku tidak tau kalau kau bisa menggombal juga pany-ah”

“Aku tidak menggombal, aku serius”

“Arasseo, lebih baik kita kedalam saja. Hari sudah semakin gelap dan dinginnya udarapun semakin menusuk”

“Tapi aku masih ingin disini. Bukankah kau bisa menghangatkanku” tiffany membalikkan tubuhnya membuat mereka saling menatap.

“Mwo?”

“Wae? Tidak mau?”

“Tentu saja tidak” jawab taeyeon lalu mendekapnya.

“Aku tidak ingin masuk agar kau terus memelukku”

“Pany-ah jika seperti ini terus aku takkan bisa menggendalikan diriku, aku rasa kita harus segera menikah” mendengar itu tiffany menatap taeyeon tak percaya.

“Wae? Tidak mau?” tanya taeyeon membalikkan kembali pertanyaan tiffany.

“Ya’~ jangan bercanda seperti itu. Aku akan sangat menantikan itu” tiffany memukul pelan dada taeyeon karena malu.

“Kalau begitu aku harus segera menyelesaikan semua dengan cepat dan menikahimu” taeyeon terkekeh lalu mengecup singkat bibir tiffany.

“Kau harus memegang kata-katamu”

“I swear”

Mereka terkekeh bersama sambil menyatukan kening mereka bersama. Sesekali taeyeon mengecup bibir sexy tiffany yang selalu membuatnya tergoda.

“Aku ingin melihat sunset bersamamu lagi”

“Itu ide yang bagus, ayo lakukan itu nanti”

Taeyeon kembali menpertemukan bibir mereka saat mereka baru saja memulai lumatan dalam ciuman mereka, tiba-tiba sebuah dering telepon menghentikan kegiatan mereka.

“Tunggu sebentar tae” ujar tiffany menjauhkan wajahnya dari taeyeon dan mengangkat teleponnya.

“Yes dad?”

“…………………”

“Tidak dad, aku sedang dirumah temanku”

“………………….”

“Arasseo dad” tiffany menutup teleponnya dan menatap taeyeon sedih.

“Sepertinya kau harus pulang sekarang” tiffany hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Aku tidak meminta ijin tadi, daddy sedikit marah karena itu”

“Kalau begitu bersiap-siaplah untuk pulang”

Merekapun kembali masuk kedalam dan bersiap untuk pulang, namun tiffany mengerutkan keningnya saat melihat taeyeon keluar dari kamar dengan memakai sebuah jaket dan topi ditambah dengan sebuah kacamata hitam yang menggantung dikerah lehernya.

“Tae kau akan pergi?”

“Ya, aku akan mengantarmu”

“Tidak, tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri”

“Tetap saja tidak bisa, aku harus memastikan kau pulang dengan selamat”

“Semua akan baik-baik saja. Lagipula tidak ada yang tau jika itu aku”

“Tapi ini sudah malam”

“Matahari baru saja terbenam 1 jam yang lalu. Ini belum malam tae”

“Pany-ah jebal. Biarkan aku mengantarmu untuk terakhir kali” taeyeon tidak tau apa ia bisa melakukan ini atau tidak dimasa depan. Karena yang ia tahu bahwa ia akan sangat sibuk dengan scandal ini.

“Baiklah”

.

.

“Maaf aku mengantarmu dengan mobil jelek seperti ini” ujar taeyeon karena ia memakai mobil KIA Sportage.

“Kau mengatakan itu karena kau selalu memakai mobil sport. Ini bukan mobil jelek, banyak orang yang tak mampu membeli mobil seperti ini. Kau seharusnya bersyukur tae masih memiliki apa yang kau punya”

“Aigoo sepertinya aku salah bicara sampai mendapat ceramah malam dari kekasihku”

“Ya’ aku serius. Jadi jangan menghambur-hamburkan uang yang kau miliki. Lebih baik jika kau membagikan pada orang-orang yang tak mampu. Banyak dari mereka untuk makanpun sulit, mereka membanting tulang hanya untuk makan saja, mereka tidak bisa sepertimu yang bisa membeli apapun yang kau mau” taeyeon terdiam mendengarkan apa yang tiffany coba sampaikan padanya. Ia merasa tersinggung, karena sejujurnya ia memang suka mengeluarkan uang secara percuma, apalagi jika itu untuk orang yang ia sayang.

“Kau terlahir dari keluarga kaya karena itu kau tidak tau. Aku pernah mengalami hal itu, saat daddy dipecat secara sepihak dan itu membuat keluargaku hidup dalam kesulitan. Kau tau seberapa berat daddy bekerja hanya untuk memberi makan mom dan aku? Aku bahkan pernah hanya makan 1 potong roti dalam 1 hari”

Taeyeon hanya diam memperhatikan tiffany, ia tidak tau jika kekasihnya itu pernah mengalami kehidupan seperti itu. Ia berfikir sejenak mengingat kehidupannya selama ini. Sejak kecil ia selalu dimanjakan dengan uang hingga kebiasaan itu masih terikat dengan dirinya sampai sekarang.

“Aku.. Minta maaf. Aku memang selalu dimanjakan dengan uang sejak aku kecil. Aku akan berusaha meminimalisir sifat itu”

“Aku senang dengan responmu. Aku kira kau akan marah karena aku berbicara seperti itu padamu”

“Tidak, aku senang kau berbicara seperti itu. Kau hanya ingin aku menjadi manusia yang baik bukan. Gomawo chagiya” taeyeon menggenggam tangan kiri tiffany dan menyatukan jari mereka.

“Tapi jika aku menghamburkan uang untukmu, itu tidak apa-apa kan?”

“Ne?”

“Arasseo, kalau begitu aku akan mengubur niatku untuk menikahimu secara meriah, tidak perlu ada resepsi”

“Ya’ kau serius?”

“Tentu saja. Kau bilang untuk tidak menghamburkan uang” tiffany merasa mati kutu dengan apa yang baru saja ia ucapkan tadi. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya sambil memasang wajah cemberut. Ia selalu menginginkan pesta pernikahan yang sangat meriah, tapi ia rasa itu takkan pernah terjadi.

Taeyeon yang menyadari ekspresi tiffany hanya bisa menahan tawanya. Ia rasa ia berhasil menggoda tiffany.

“Aku hanya bercanda sayang” Taeyeon mengecup pipi tiffany.

“Tae fokuslah, kau sedang menyetir”

Taeyeon meminggirkan dan menghentikan mobilnya. Dengan gerakan cepat ia mendekatkan tubuhnya pada tiffany membuat punggung tiffany menyandar pada pintu mobil.

“Jika kau membiarkanku mencium lehermu maka akan kubuatkan pesta meriah untuk pernikahan kita” bisik taeyeon menggoda.

“N-ne?” wajah tiffany memerah membayangkan apa yang taeyeon katakan tadi.

“Ahahha aku hanya bercanda sayang, wajahmu benar-benar memerah” taeyeon menjauh dan kembali duduk normal dan tertawa, ia kembali menjalankan mobilnya.

Bugg!

“Aww” ringis taeyeon. Tiffany baru saja melempar tasnya kearah kepala taeyeon.

“Berhenti bermain-main dengaku taeyeon, mengapa kau senang sekali menggodaku. Kau membuatku berfikir yang tidak-tidak, dasar menyebalkan!” tiffany memalingkan wajahnya dan hanya menatap pemandangan jalan.

“Kau.. Marah?”

“…………………”

“Kau benar-benar marah?”

“………………….”

“Arasseo, aku akan diam” tanpa taeyeon sadari tiffany sedikit tersenyum.

Sepanjang perjalanan kini hanya suara mesin mobil yang menemani mereka tak ada satupun dari merka berdua yang membuka suara. Hingga akhirnya mereka sampai sesuai gps yang taeyeon pasang.

“Terimakasih sudah mengantarku” ujar tiffany dan bersiap untuk keluar. Saat ia akan membuka pintu mobil taeyeon menahannya.

“Pany-ah,aku benar-benar minta maaf” ujar taeyeon.

“Tidak apa-apa, lupakan saja”

“Tapi ekpresimu seperti mengatakan sebaliknya. Aku janji tidak akan melakukannya lagi. Aku akan melakukannya langsung tanpa menggodamu” tiffany membulatkan matanya mendengar apa yang taeyeon ucapkan tadi.

“Kau bilang apa? Langsung?”

“Ya, kau marah karena aku selalu menggodamu kalau begitu ya sudah aku akan langsung melakukan yang aku mau tanpa harus menggoda”

“Mwo?”

“Bukankah itu yang kau mau”

“Ya!” kesal tiffany.

“O my god pany-ah kau membuat telingaku sakit” taeyeon mengusap-usap telinganya.

“Dasar kau byuntae!” tiffany memukul taeyeon berkali-kali sedangkan taeyeon mengamankan kepalanya dengan kedua tangannya.

“Aww, pany-ah appo~” rengek taeyeon masih dengan posisinya yang menerima pukulan itu.

“Rasakan ini byuntae!” tiffany semakin keras memberi pelajaran untuk kekasihnya yang byun itu.

Merasa tak kuat dan sakit taeyeon mengunci kedua pergelangan tangan tiffany dan menguncinya dikursi yang tiffany duduki membuat taeyeon duduk dipangkuan tiffany.

“Ya! Lepaskan!”

“Shirheo! Aku kesakitan pany-ah”

“Lepaskan atau aku takkan mau bertemu denganmu lagi” ancam tiffany. Refleks mendengar perkataan tiffany membuat dirinya melepaskan genggamannya, dan tiffany kembali memukuli taeyeon. Namun aksinya ia hentikan karena melihat respon taeyeon yang hanya diam menerima pukulan itu sambil menutup matanya, seolah dirinya pasrah.

“Tae, jeongmal appo?” sesal tiffany karena taeyeon hanya diam saja. Perlahan taeyeon membuka matanya dan kembali duduk ditempatnya.

“Masuklah. Daddymu sudah menunggu” ujar taeyeon sambil memainkan handphonenya, entah apa yang sedang ia lihat di handphonenya itu.

“Taeyeon maafkan aku” tiffany merasa menyesal. Mungkin kali ini ia terlalu berlebihan mambalas sikap taeyeon yang menggodanya tadi.

“Tidak. Aku yang salah. Maafkan aku, aku takkan melakukan itu lagi. Aku akan lebih menjaga sikapku”

“Kenapa kau berbicara seperti itu”

Seketika taeyeon teringat masa lalunya. Ia akui ia sangat suka menggoda seseorang dan ia juga kekanak-kanakkan. Dan itu adalah salah satu sikapnya yang tidak disukai mantan-mantannya selain karena memanfaatkan dirinya.

Dan perkataan tiffany tadi membuatnya takut, kata-kata itu adalah ancaman yang sering ia dengar dan itu sedikit membuka luka lamanya terbuka.

“Tae”

“Masuklah”

“Tae”

“Aku tidak mau daddymu semakin marah”

“Tae please” tiffany menggenggam tangan taeyeon.

“Aku harus segera pergi. Aku tidak mau ada yang menyadariku disini”

“Hahh~” tiffany mengehela nafas, tidak biasanya taeyeon bersikap seperti ini. Pasti ada sesuatu yang menyinggungnya.

“Tae look at me”

“Please masuklah” merasa jika taeyeon takkan mau menuruti permintaannya tiffany bangkit dan duduk dipangkuan taeyeon, ia mengarahkan taeyeon untuk menatapnya.

“Aku benar-benar minta maaf, tadi aku hanya mencoba membalas sikap jahilmu. Aku tau ada sesuatu yang menyinggungmu. Katakan padaku agar aku bisa memahami masalahmu”

“A-aku…” taeyeon menghentikan perkataannya, ia ragu untuk menceritakan ini.

“Katakan saja, aku akan mendengarkan dengan baik. Tak perlu takut” ujar tiffany seolah tau apa yang taeyeon pikirkan.

“Kata-kata itu.. Adalah kata yang sangat aku takutkan. Jika kau benar-benar tak ingin menemuiku lagi lalu bagaimana aku? Apa yang harus aku lakukan tanpamu?”

“Tae-”

“Mereka sering mengancam itu, aku kira mereka hanya bercanda jadi aku menghiraukan itu dan aku baru sadar tadi. Selain memanfaatkanku ternyata sikapku membuat mereka merasa jiji padaku. Apa aku separah itu untuk menjadi manusia? Kata-kata itu benar-benar membuatku takut. Aku tidak ingin kau pergi pany-ah” taeyeon mengatakan itu dengan mata yang mulai basah. Tiffany bisa merasakan betapa takut dan traumanya taeyeon kehilangan seseorang. Ia baru saja membuka luka kekasihnya itu.

“Aku takkan pernah meninggalkanmu. Bukankah sudah aku bilang sampai kapanpun aku takkan pergi tanpamu? Aku serius dengan perkataanku. Tae tataplah mataku dan carilah jika dimataku ada kebohongan. Bertahun-tahun aku menunggu dan sekarang aku dengan mudah melepaskanmu apa kau pikir itu masuk akal?”

“Saat kau ada disampingku kau tau betapa jantungku selalu berdegub dengan sangat kencang? Bahkan saat inipun begitu, dan itu terkadang membuatku salah tingkah. Aku suka saat kau menggodaku hanya terkadang aku selalu malu dengan sikap salah tingkahku, aku suka sikap kekanak-kanakanmu. Aku mencintai semua yang ada pada dirimu. Justru akulah yang seharusnya takut kau pergi, kau kaya, cerdas, cantik kau adalah wanita idaman diluar sama” mata taeyeon yang tadi basah kini menetes.

“Mulai sekarang ayo kita saling percaya satu sama lain. Jangan ada kebohongan dalam kisah cinta kita. Jika ada yang tidak kau sukai tentang diriku maka katakan dan aku akan berusaha mencoba merubahnya, begitupun aku” pinta tiffany dan menghapus air mata taeyeon. Ia memperlihatkan jari kelingkingnya meminta taeyeon untuk saling berjanji. Taeyeon menerima perjanjian itu dengan melilitkan kelingkingnya pada kelingking tiffany.

“Aku mencintaimu dengan sepenuh hati. Apapun yang ada pada dirimu aku akan menerima dan menyukainya. Terimakasih sudah mau menerimaku pany-ah, saranghae”

Tiffany tersenyum dan mendekatkan wajahnya perlahan, ia bisa merasakan deru nafas taeyeon yang menerpa wajahnya. Hingga akhirnya mereka mulai memejamkan matanya dan..

Chuu~

Untuk kesekian kalinya mereka kembali mempertemukan bibir mereka, mendiamkan bibir mereka beberapa saat untuk saling merasakan kehangatan sentuhan masing-masing. Taeyeon melingkarkan tangannya dipinggang tiffany dan mulai melumatnya dengan lembut. Tiffany membalas sambil meremas jaket dipundak taeyeon.

Mereka melumat secara bergantian, lumatann yang dipenuhi dengan decakan saliva, saling menghisap satu sama lain. Ciuman taeyeon kini beralih kearah leher jenjang milik tiffany, ia menyingkitkan rambut tiffany agar bisa menciumnya dengan bebas, tiffany membiarkan itu dan hanya meremas rambut pirang taeyeon sambil mendesah.

“Ahh tae~”

Taeyeon melumat dan sesekali mengecup dan itu membuat tiffany merasa geli.

“Ahaha hentikan tae kau membuatku geli” tiffany berkata sambil menjauhkan taeyeon dari lehernya. Mereka menatap sambil tersenyum dan kembali menyatukan bibir mereka.

‘Sailing into the night~’

Sebuah dering telepon menyadarkan mereka. Dengan segera tiffany yang menyadari nada dering itu milik handphonenya segera mengangkat telepon itu.

“Ya dad”

“Tiffany apa daddy harus menghukummu?!”

“No dad! I’m so sorry. Aku sudah didepan rumah dad. Ada sedikit kekacauan tadi diperjalanan”.

Tutt tutt tutt

“Hallo dad? Yeobsaeyo?” tiffany melihat layar handphonenya dan ternyata daddnya sudah memutuskan teleponnya.

“Cepatlah, atau daddy akan menghukummu” ujar taeyeon.

“Baiklah”

Chuu~

Untuk terakhir kalinya tiffany mengecup singkat tepat dibibir taeyeon.

“Cepat selesaikan semua dan kembali bertemu boo”

“Arasseo. Tunggu aku, akan aku selesaikan dalam waktu 7 hari”

“Baiklah, aku harus masuk sekarang. Bye boo”

“Bye”

Tiffany keluar dari pintu pengemudi. Ia melambaikan tangannya sebelum akhirnya masuk kedalam. Taeyeon membalas lambaian itu, setelah tiffany masuk taeyeon segera menyalakan mesinnya dan memajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.

***

Tiffany POV

“Emm~” Erangku yang baru saja bangun dari tidur lelapku.

Kupaksakan diriku untuk bangun dan berjalan menuju toilet, kuikat rambut panjangku dan mencuci mukaku. Saat mataku mendarat dicermin sesuatu berhasil menarik perhatianku, sebuah bercak merah berada dileherku.

Tiba-tiba kejadian kemarin saat dimobil kembali teringat dalam pikiranku, dimana taetae menghisap dan mengecup leherku. Masih jelas terasa bagaimana rasa geli itu menjalar ketubuhku.

Huff~ sadarlahh tiffany. Wajahku terasa panas” ujarku tersenyum malu

“Kalau begitu aku harus segera menyelesaikan semua dengan cepat dan menikahimu”

Kata kata itu masih terngiang, benarkah taetae akan melamar dan menikahiku? Apa bisa kami menikah, dan membuat keluarga kecil yang bahagia?

Tok tok tok

“Honey cepatlah, sarapan sudah siap”

“Yes dad, i’m coming” ujarku

Setelah mandi dan bersiap aku menyusul daddy yang sedang duduk dimeja makan sambil membaca koran.

“Honey, daddy harap kau meminja ijin daddy terlebih dahulu jika ingin pergi ketempat lain”

“Ya dad, aku minta maaf untuk semalam” ujarku mengekpresikan wajah sesalku. Sejujurnya aku sama sekali tidak menyesali perbuatanku, karena aku sedang bersamanya.

“Dan juga jika kau ingin bermain atau mengerjakan tugas lebih baik lakukan disini”

“What? O’dad mengapa dad bersikap seperti ini? Apa dad mencoba mengekangku?” aku tidak suka saat daddy seperti ini? Ada apa dengannya? Apa yang membuat dad bersikap seperti ini?

“Apa ada yang mengatakan hal buruk tentangku? Bukankah daddy memberiku kebebasan beberapa tahun lalu?”

“Daddy bukan mengekangmu, tapi jamanlah yang membuat daddy seperti ini. Lihatlah jaman sekarang, pergaulan semakin bebas. Terlebih lagi mengenai scandal yang sedang ramai itu. Daddy tidak ingin kau seperti itu”

Deg!

Perkataan daddy benar-benar membuatku mati kutu. Jika daddy tau akulah wanita yang dibicarakan dalam scandal itu apa yang akan terjadi padaku?

Maafkan aku dad, tapi aku benar-benar mencintainya. Aku tak bisa melepaskannya, aku harap dad bisa mengerti.

***

Author POV

“Hingga saat ini Kim Taeyeon ataupun pihak perusahaan masih belum memberikan konfirmasi apapun”

Taeyeon mematikan tv dan menyandarkan tubuhnya disofa. 3 hari sudah berlalu namun sekretaris park masih belum mengabarinya mengenai rapat pemegang saham.

Ia meraih handphonenya yang berada di meja dan melihat layar handphone tersebut. Disana ada dirinya dan sang kekasih yang sedang gila-gilaan bersama. Itu adalah selca mereka beberapa hari yang lalu.

Untitled-1

Ia tersenyum melihat wallpaper yang terpasang di handphonenya itu, ia sangat merindukan tiffany, sangat merindukannya.

‘Make me love you.. Make me love you’

Suara dering telepon menyadarkan taeyeon yang sedang bernostalgia bersama kekasihnya, tiffany. Dilihatnya disana tertera nama paman park dan iapun mengangkatnya.

“Yeobsaeyo paman”

“Nona, para pemegang saham menolak untuk menghadiri pertemuan. Saya rasa mereka memang telah mengetahui semuanya”

Taeyeon mendengarkan dengan cermat apa yang dikatakan sekretaris park. Seketika matanya melebar, ia sungguh tak percaya dengan apa yang disampaikan sahabat appanya itu.

“Jika memang mereka tak ingin bertemu maka aku akan bertindak sendiri. Paman tolong siapkan konverensi pers secara diam-diam”

“Nona jangan bilang anda-”

“Ya. Akan kuselesaikan semuanya sendiri”

“Baiklah jika itu keinginan anda nona” taeyeonpun menutup teleponnya.

***

Tiffany POV

KimTae ❤

Sekali lagi kupandang kontak dirinya. Ingin sekali rasanya aku menghubunginya, tapi aku tak bisa. Ia pasti sedang sibuk mengurus scandal itu. Tak ada kabar apapun mengenai dirinya, bahkan di medsospun tak ada kabar darinya selain gosip mengenai scandal itu. Ia bagaikan ditelan bumi.

Hahh~ 7 hari telah berlalu. Tapi rasanya ini seperti 700 tahun. Bagaimana bisa dia tak menghubungiku walau sebentar” ketusku sambil menatap foto dirinya yang ada digaleriku.

Tak ingin ambil pusing akupun menyimpan handphoneku dan berjalan keluar, saat ia melewati ruang keluarga disana ada daddynya yang sedang menonton acara tv. Aku menghampirinya dan duduk disamping daddyku sambil memakan snack yang aku beli beberapa hari yang lalu.

“Apa yang sedang daddy lihat? Sejak tadi daddy hanya memindah-mindahkan chanel tv”

“Daddy sedang mencari saluran yang seru”

Ketika daddy masih memindahkan saluran tv tiba-tiba sesuatu menarik perhatianku.

“Tunggu dad!” aku membawa remot tv yang dipegang daddy dan memindahkan kembali ke chanel sebelumnya. Seketika mataku melebar. Sosok yang aku rindukan ada disana. Dia..

Mengadakan konverensi pers?

“Presdir Kim mengadakan konverensi pers?” ujar daddy ikut tertarik dengan konverensi yang ditayangkan oleh siaran tv tersebut, aku memperhatikan dirinya dengan seksama. Disana ada dirinya dengan kemeja putih dipadu dengan sebuah rok merah. Dia sangat cantik dan mempesona disana, dia lebih terlihat seperti seorang selebriti.8

photo

Sangat mempesona bahkan sampai membuat mataku diam membeku dan hanya melihatnya. Jantungku bahkan rasanya hampir berhenti melihat dirinya yang tampil memukau dengan berani.

“Pertama aku Kim Taeyeon ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada semuanya yang datang kemari. Aku tahu keadaan sedang tidak baik karena scandal yang beredar, karena itulah aku mengadakan konverensi pers hari ini. Aku ingin meminta maaf atas apa yang terjadi karena gambar itu”

“Aku benar-benar meminta maaf karena mengacaukan keadaan” ia kembali membungkukkan diri.

“Meminta maaf? Apa maksud permintaan maaf itu adalah anda mengakui itu?” salah seorang reporter mengacungkan tangan dan bertanya. Mendadak suasana menjadi ricuh.

“Aku ..” ragu dengan apa yang ingin ia katakan, ia menghentikan perkataannya dan menunduk.

Beberapa detik ia seperti itu hingga akhirnya ia kembali menegakkan wajahnya sambil tersenyum manis.

.

.

.

.

Tbc

.

.

Annyeong my readerr!!i’m back 😆
Maaf banget baru muncul lagi dan datang-datang bawa cerita yg panjang dan itupun gak tau seru gak tau gak.

Author banyak kesibukan disini. Meski begitu author tetap lanjutkan ceritanya meski sedikit-sedikit. Author harap para reader disini masih ingat jalan ceritanya dan masih feel juga sama alur ceritanya.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian wahai readerku~ author benar-benar penasaran dengan respon kalian.

Okee.. See you next time 😘💋😁✋


165 thoughts on “[Squel] My Beautiful Angel (4/?)

  1. waaaaah scandal memisahkan mereka lagiiii, baru jga merka bersatu sudah ada masalah yg menghampiri, gimana yah reaksi appa tiffany kalo tiffany terlibat scandal itu, apa yg mau tae katakaaaaaaaaan

    Like

  2. Bang Tae sukak bikin klepek-klepek lah gila si dia. Btw skandal 😥 but Indonesia kapan ya legalin LGBT wkwkwkwk

    Like

  3. Scandal..heum taeny itu real.paparazi bener” kepo bget la.pdhl tu hidup mereka yg senang susah jalaninnya mereka sendiri.antar kesel dgn baper jg taeny jd menjauh sementara gini thor

    Like

Leave a comment