Circle [Chapter 10]

circle-cover-2

Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang, Kwon Yuri, Jessica Jung
Sub Cast : Choi Sooyoung, Lee Sunny, Im Yoona, Seo Ju Hyun, Choi Siwon (as Siwon Hwang)
Genre : Yuri, Drama, Sad, Chaptered
Rated : 17+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!

The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Minggu, 18 Mei 2014

Author POV

Pagi hari disebuah ruangan terdapat 4 orang gadis yang sedang duduk. Suasana ruangan itu sangat menegangkan dan penuh kecanggungan bagi dua orang diantara 4 orang tersebut. Mereka berdua hanya menundukkan kepala mereka tak berani menatap dua orang lainnya yang sedang duduk menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Sejak kapan?” kini gadis berkulit tanned memecahkan keheningan.

“……………………..”

“Ya’kalian tak ingin menjawab? Apa kalian sadar dengan apa yang baru saja kalian lakukan tadi?” emosinya.

“Yul” panggil gadis berambut blonde menenangkan gadis berkulit tanned itu.

“Sica mereka melanggar asusila. Kau melihatnya sendiri” ujar yuri. Tiffany yang merasa tersinggung dengan ucapan yuri kini memberanikan diri membuka suara.

“Mwo? Melanggar asusila?”

“Kami menjalin hubungan ini karena kami memiliki perasaan yang sama. Lalu apa hubungannya dengan kalian? Bukankah kalian melanggar sebuah privasi” lanjut tiffany dengan kesal.

“Mwo?” yuri dan jessica tak percaya mendengar ucapan tiffany.

“Apa kalian sadar dengan tindakan kalian? Penyuka sesama jenis? Itu tidaklah benar tiff. Sadarlah” ujar yuri.

“Dan juga kau taeyeon. Bagaimana bisa kau melakukan hal menjijikan seperti tadi? Kau lebih tua darinya seharusnya kau mencontohnya dengan prilaku yang baik. Sadarlah taeng, kau hanya terlalu terbawa suasana karena merindukan miyoung. Kau terlalu melihat sosok miyoung pada tiffany. Ini tidak benar taeng”

Taeyeon hanya diam, apa yang yuri katakan memanglah benar. Seharusnya ia menjadi contoh yang baik. Tak seharusnya ia membawa tiffany dalam hubungan seperti itu.

Tiffany menyadari ekspresi taeyeon, dan rasa takut mulai menghampirinya. Ucapan yuri bisa membuat taeyeon terpengaruh, taeyeon tipe orang yang lebih mementingkan perasaan orang lain dibandingkan dirinya sendiri.

Tiffany bangkit dari duduknya dan mulai membuka suaranya kembali.

“Aku mencintai taeyeon dan taeyeon juga mencintaiku. Kami melakukannya atas dasar cinta, lalu apa masalahnya disini? Aku tahu kalian adalah sahabatku, tapi bukan berarti kalian berhak mencampuri hubungan kami”

“Aku yang memulai, aku yang menggoda taeyeon jadi jangan salahkan dan sudutkan taeyeon seperti itu” lanjut tiffany.

“Pany-ah” lirih taeyeon menatap tiffany yang menahan tangis.

“Bagaimana mungkin kau-” jessica menutup mulutnya mendengar bahwa tiffany yang menggoda taeyeon, ia benar-benar tak bisa mempercayai sahabatnya itu.

“Aku mohon untuk tidak mencampuri hubunganku dengan taeyeon. Dan berhenti mengatakan bahwa aku hanya mengingatkan taeyeon pada adiknya. AKU BUKAN ADIKNYA” tifany menekan kata ‘aku bukan adiknya’. Dia sudah muak dengan kata itu. Kata-kata itu mengiris hatinya.

“Pany-ah tenanglah” taeyeon mencoba menenangkan kekasihnya. Ia ikut bangkit dan memutar tubuh tiffany untuk menatapnya.

“Apa yang dikatakan yuri tidak semuanya salah, bukankah-”

“Mwo? Kau ingin mengakhiri hubungan kita?!” tiffany mengenyahkan tangan taeyeon yang ada dilengannya.

“………………”

“Jadi benar? Hah~ mengapa terlihat mudah dimatamu untuk mengakhiri hubungan ini? Apa kau tidak bisa merakan perasaanku yang begitu besar padamu?” tiffany meneteskan air matanya yang sudah ia tahan sejak tadi. Rasa sakit dihati taeyeon mulai tumbuh melihat tiffany yang meneteskan air matanya.

Ini bukanlah hal yang mudah untuk taeyeon juga. Tapi ia sekarang bingung harus berbuat apa lagi.

“Pany-ah aku.. Aku-” perkataan taeyeon terpotong karena tindakan tiffany yang menciumnya dengan begitu mendadak didepan Jessica dan yuri yang membelalak melihat tindakan itu.

Tiffany melumat bibir taeyeon beberapa detik sebelum melepaskannya kembali.

“Look at me” pinta tiffany.

“Katakan jika kau juga mencintaiku tae. Kita baru saja memulai, apa kau akan membiarkannya berakhir secepat ini? Lalu bagimana dengan mimpi kita? Kau menyuruhku untuk berjuang bersamamu” tiffany berkata lembut.

Taeyeon bisa merasakan matanya kini mulai memanas. Ia memiliki mimpi bersama tiffany bahkan ia sendiri yang meminta tiffany untuk berjuang bersamanya, lalu apa sekarang? Ia malah memilih untuk mengakhirinya hanya karena dua sahabatnya mengetahui hubungan mereka.

“Berhentilah memikirkan perasaan orang lain, kau juga perlu memikirkan perasaanmu tae”

“………………………..”

Tak mendapat respon apapun dari taeyeon membuat tiffany kini melepaskan tangannya yang berada diwajah taeyeon. Taeyeon hanya diam dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan. Tiffany sedikit menjauh dan menutup bibirnya dengan punggung tangannya mencoba menghentikan tangis karena rasa sakit yang sedang ia rasakan.

“Maafkan aku” lirih taeyeon membuat semua perhatian tertuju padanya.

Taeyeon berjalan menghampiri tiffany dan menyatukan jari mereka lalu membawa tiffany kebelakang tubuhnya.

“Ini pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini. Setelah sekian lama akhirnya aku menemukan seseorang yang bisa membuatku melupakan masa laluku yang sangat kelam. Aku.. Aku tak pernah mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku kesepian dalam kegelapan yang penuh dengan darah, tapi dia datang padaku menghampiriku dan mengulurkan tangannya membawaku kembali dalam terang. Dia memberikan perhatian yang berbeda membuatku merasa tak sendiri” ujar taeyeon menatap yulsic yang masih terdiam.

“Aku tahu tiffany terlihat seperti miyoung, tapi dia bukanlah miyoung dan aku sudah mencaritahu itu. Aku juga tahu seharusnya aku sebagai seseorang yang lebih tua memberikan contoh yang baik untuknya, tapi bagaimana ini? Aku sudah terlalu mencintainya. Kami saling mencintai”

“Bukankah semua orang berhak mencintai? Lalu mengapa kami tak bisa? Kami hanya mencintai gender yang sama”

“Taeng hubungan seperti itu takkan berhasil” kini jessica membuka suara.

“Kalau begitu biarkan waktu yang menjawab masa depan kami. Aku dan tiffany akan menghadapinya bersama. Kajja” taeyeon mengajak tiffany untuk pergi meninggalkan yulsic yang tercengang mendengar jawaban taeyeon.

“Yul” panggil jessica.

“Tidak sica ini salah. Mereka adalah sahabat kita, sudah seharusnya kita meluruskan mereka”

“Lalu apa yang akan kau lakukan? Mereka sedang dimabuk cinta, mereka takkan mendengarkan apapun yang kau katakan”

“Dan juga tiffany. Dia anak keras kepala. Dia tidak suka diatur” lanjut jessica.

“Kalau begitu aku akan berbicara dengan taeng” yuri memberikan pendapatnya. Ia sudah mengenal taeyeon cukup lama, ia yakin bisa membuka mata taeyeon lebar-lebar dan kembali kejalan yang seharusnya.

.

.

Taeyeon dan tiffany saling terdiam. Mereka hanya berdiri berdampingan menunggu bus yang mereka tuju datang. Tiffany sesekali melirik kearah taeyeon yang hanya diam seperti memikirkan sesuatu.

Senyum malu terukir diwajah tiffany ketika ia mengingat apa yang taeyeon katakan pada jessica dan yuri. Ia benar-benar senang karena taeyeon memilihnya, memilih untuk saling mempertahankan dan saling mencintai.

Tak lama bus yang mereka tunggu datang. Merekapun masuk dan mengambil kursi belakang ke dua. Merasa bosan karena taeyeon terus diam akhirnya tiffany berinisiatif untuk mencari perhatian taeyeon.

Ia pertemukan jari-jari mereka lalu menggenggamnya erat, dan perlakuan itu berhasil menarik perhatian taeyeon.

“Memikirkan apa?” tanya tiffany.

“Tidak ada”

“Bohong”

“Hanya memikirkan sesuatu”

“Apa itu?”

“Emm.. maaf soal tadi”

“Tadi? Saat kau akan mengakhiri hubungan kita?”

“Bukan maksudku..” taeyeon menghentikan perkataannya sejenak, ia sedikit bingung bagaimana menyampaikannya pada tiffany.

“Emm.. Itu.. Soal dikamar…mu” taeyeon berkata dengan malu karena perbuatannya.

Tiffany tersenyum mengingat kejadian itu. Sejujurnya ini adalah pertama kalinya seseorang menyentuhnya seperti itu. Ia selalu membatasi dan tau batasan tapi saat bersama taeyeon tadi ia seperti kehilangan kewarasannya dan membiarkannya begitu saja.

Ia sandarkan dagunya dipundak taeyeon sambil menatapnya tersenyum.

“Bukankah kita melakukannya atas dasar cinta” bisik tiffany.

Taeyeon terdiam tak tahu harus merespon seperti apa. Tapi yang pasti ia merasakan debaran tak biasa dan juga perasaan yang aneh diperutnya, seolah ada beribu-ribu kupu didalam yang terus mengetuk meminta untuk keluar.

Taeyeon mengalihkan pandangannya keluar jendela agar tiffany tak melihatnya yang sedang tersenyum. Ia tak bisa menahan senyumnya dan ia tak ingin kekasihnya beranggapan yang tidak-tidak karena dirinya yang tersenyum.

“Aku tahu kau sedang tersenyum byuntae” goda tiffany sambil membawa wajah taeyeon untuk menatapnya.

“Aku harap kau tidak berfikir aneh tentangku” taeyeon tersenyum canggung.

“Aku hanya berfikir kalau kau ternyata seorang byuntae”

“Pany-ah~” rengek taeyeon tak ingin dikatai byuntae.

“Lagipula itu semua kau yang memulai. Kau menggodaku dengan hanya memaki handuk saja” lanjut taeyeon membela diri.

“Arasseo. Tapi kau tetap harus bertanggung jawab. Kau sudah menyentuhku jadi jangan berani-berani meninggalkanku”

“Itu tidak bisa dikatakan menyentuh, kau harus membiarkanku menyentuh semuanya”

“Ya'” tiffany membelalak tak percaya. Seorang kim taeyeon yang pendiam berbicara seperti itu.

“Eii aku hanya bercanda. Tentu saja aku akan bertanggung jawab. Saranghae” bisik taeyeon diakhir kalimatnya.

“Nado” balas bisik tiffany lalu memeluk lengan taeyeon sambil menyandarkan kepalanya. Merekapun tersenyum bersama dengan lebar.

***

Rabu, 21 mei 2014

Author POV

“Hai yul, sica” sapa yoong pada yulsic yang baru saja bergabung dengan teman-temannya yang lain dikantin.

“Dimana taeng dan tiffany?” sunny bertanya.

“Entahlah kami tidak bertemu dengannya” jawab jessica karena yuri tak jawab dan hanya diam.

“Sudah 2 hari mereka tak bergabung. Apa mereka sedang bertengkar dengan salah satu dari kita?”

“……………….”

“Hai semua” sapaan itu berhasil menarik perhatian mereka.

“O’tiff taeng, kami baru saja membicarakanmu. Dari mana saja kalian 2 hari ini?” ucap sooyoung.

“Maafkan aku. Ada beberapa urusan” jawab taeyeon bergabung duduk dan diikuti tiffany yang duduk disamping taeyeon.

“Urusan apa sampai tak muncul selama 2 hari. Melanjutkan aksi lovey dovey kalian?” ujar yuri.

“Apa maksudmu yul” ujar tiffany pura-pura tak mengerti.

“Neo, bukankah kau sangat bersenang-senang dengannya. Ahh-ahh” yuri tersenyum mengejek pada tiffany.

“Yul kita perlu bicara”kini taeyeon membuka suara. Ia tak bisa membiarkan sikap yuri yang seperti itu.

“Geureom kajja” yuri bangkit dan pergi diikuti taeyeon dari belakang.

“Hei apa maksud perkataan yuri unnie?” tanya seohyun. Semua hanya mengangkat kedua bahu mereka membuat tiffany membuang nafas lega.

.

.

“Berhenti bersikap seperti itu yul” ujar taeyeon saat mereka telah sampai diatap gedung.

“Bagaimana jika aku tak bisa? Taeng dengarkan aku”

“Hubunganmu dan tiffany takkan berhasil. Kau seorang wanita begitupun tiffany. Aku akan membiarkanmu berhubungan dengan siapapun tapi tidak dengan tiffany. Dia wanita”

“Kau tidak mengerti yul, kau tidak tahu bagaimana perasaanku”

“Taeyeon-ah”

“Aku tidak bisa melepaskan tiffany begitu saja. Kau tidak tahu apa yang aku alami yul, kau tidak tahu bagaimana kehidupanku. Kau berbicara seolah semua itu mudah”

“Taeng”

“Aku tak pernah sedikitpun merasa bahagia hidup selama ini, yang kurasakan hanyalah kecemasan, ketakutan dan kesepian. Aku tak pernah merasakan hidup yang sebenarnya”

“Kau tahu sendiri bagaimana mereka menghentikan pencarian dan penyelidikan. Aku tak tau harus bagaimana lagi untuk melanjutkan hidupku. Miyoung-satu satunya yang aku miliki takkan pernah bisa aku temukan. Aku-” taeyeon mulai merasakan matanya yang memanas dan basah.

“Hatiku selalu teriris setiap aku bangun dari tidur dan menemukan kenyataan bahwa aku hanyalah sendiri, sebatang kara. Hatiku telah lama beku dan hanya rasa sakit yang sering aku rasakan”

“Tapi dia datang bahkan membuat jantungku berdetak hangat bahkan sejak pertama kali kami bertemu. Dia memberikan perhatian lebih padaku. kau tahu apa yang dia katakan? Dia memintaku untuk berjuang bersamanya dan mencoba untuk membuatku tak sendiri ataupun kesepian. Memintaku untuk datang kepadanya jika aku membutuhkannya. Dia berjanji akan menjadi keluarga dan teman untukku. Dia menghidupkanku kembali dari kejamnya dunia” taeyeon meneteskan air matanya begitupun dengan yuri yang membayangkan setiap perkataan taeyeon.

“Yul, aku sudah pernah kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidupku, aku tak ingin merasakannya lagi. Aku tak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Biarkan aku merasakan kebahagiaan ini hemm? Kau sahabat terdekatku, tolong mengertilah dan bantu aku” taeyeon meremas pelan kedua lengan yuri yang terdiam.

“Aku benar-benar mencintainya” lirih taeyeon.

Bisa ia lihat kesungguhan dibalik mata taeyeon. Ia tahu bagaimana sulitnya taeyeon menjalani kehidupannya yang sebatang kara dan ia tak ingin merebut kebahagian sahabatnya itu, tapi …

“T-taeng..” lirihnya.

.

.

Hari ini tiffany memutuskan untuk pulang sendiri. Taeyeon memiliki jadwal kerja hari ini, dia tak bisa menemaninya. Dan juga jessica, ia tidak bisa pulang bersamanya, rasanya sangat canggung membuatnya tak nyaman. Karena itu ia memilih untuk menghindar.

“Aku benci hari dimana tae harus bekerja. Aku akan merindukannya”

“Princess Hwang!”

“O’ oppa!” tiffany berjalan mendekati oppanya.

“Bagaimana bisa oppa ada disini? Oppa bilang akan sibuk 1 minggu ini”

“Ya, tapi oppa punya sedikit waktu untuk makan siang”

“Tapi aku sudah makan. Oppa ajak jessie saja, aku tidak lapar”

“Oh ayolah temani oppa hemm? Oppa akan berikan kau 1 barang yang sangat kau sukai” siwon mengangkat-angkat kedua alisnya.

“Heol, oppa mulai lagi” tiffany memutar matanya. Ia sedang tak mood apapun, ia hanya ingin pulang dan memandang foto kekasihnya saja.

“Lakukan itu pada jessie” ujar tiffany sambil berlalu pergi.

“Eits tunggu princess, kau akan membiarkan oppa kelaparan?”

“Eoh, oppa bisa pergi dengan jessie” tiffany kembali bersiap untuk melangkahkan kakinya namun siwon kembali menahan tiffany dan memutar tubuh tiffany dengan kasar.

“Akh-”

“Berhenti membawa nama jessie! Apa kau tidak lihat aku ingin makan bersamamu!” teriak siwon sedikit kesal.

“O-oppa” Ia benar-benar tak percaya oppanya memperlakukannya seperti tadi ditambah dengan berteriak.

“Pany-ah!”

Siwon dan tiffany mengindahkan padangan mereka kearah asal suara.

“Taetae!” tiffany melepaskan tangan siwon kasar dan berlari kearah taeyeon. Ia lingkarkan tangannya dilengan taeyeon bersembunyi dibalik punggung kekasihnya tak ingin melihat oppanya.

“Aku membencimu oppa!” teriak tiffany.

“Princess maafkan oppa, oppa hanya kesal karena kau terus menerus menjodohkan oppa dengan jessie”

“Kenapa oppa harus kesal? Aku tahu oppa menyukainya!” ketus tiffany.

‘Dia menyukai sica?’ Taeyeon mengerutkan keningnya mendengar ucapan tiffany.

“Mwo?” siwon ikut terkejut ditambah bingung.

“Aku tahu oppa menyukai jessie. Oppa bilang oppa menyukai seseorang yang tinggal seatap dengan oppa”

Siwon mengusap wajahnya prustasi. Ia tak menyangka tiffany bisa mengetahui ini.

“Kau membacanya?”

“YA-AISHH!!” teriak siwon kesal.

“Hua~ aku benci oppa!!” balas tiffany mendapati teriakan kembali dari siwon. Ia tak pernah diperlakukan seperti ini oleh oppanya.

Ia berlari kencang sambil terisak meninggalkan taeyeon dan siwon. Dan itu membuat siwon terkejut.

“Princess tunggu!”

Disaat siwon akan mengejarnya seseorang menahannya membuat siwon menatap sosok itu.

“Biar aku yang mengejarnya” ujar taeyeon. Setelah itu ia berlari meninggalkan siwon.

.

.

Hahh~ hahh~” taeyeon menghentikan larinya saat matanya menangkap seseorang yang sedang ia cari.

Sosok itu sedang duduk diterminal bus sambil terisak dan sesekali menghapus air matanya sendiri dengan tangannya. Taeyeon mulai berjalan pelan menghampiri dan mendudukan dirinya disamping tiffany.

Ia bawa tangan tiffany dikepangkuannya dan mengelusnya membuat tiffany menatapnya.

“Taetae” lirihnya.

“Aku tidak tahu kalau kau sejelek itu saat menangis” taeyeon berkata sambil tersenyum menatapnya.

“Taetae jahat!” tiffany melepaskan tangannya yang sedang taeyeon elus dan memukul taeyeon beberapa kali.

“Aaaa appo-appo pany-ah~” rengek taeyeon membuat tiffany menghentikan aksi pukulnya.

“Nappeun neoman” lirih tiffany lalu memalingkan wajahnya tak ingin menatap taeyeon.

“Eii eii aku hanya bercanda Nn. Hwang” taeyeon menusuk-nusuk lengan tiffany beberapa kali sebelum akhirnya ke pipi.

“Ya’!” teriak tiffany kesal dengan tingkah taeyeon.

“Arasseo, mian” jawab taeyeon singkat lalu bangkit dari duduknya berniat pergi.

“Taetae~” tiffany menahan taeyeon yg bersiap pergi. Dia memang sedang kesal tapi ia juga tak mau taeyeon meninggalkannya.

Taeyeon tersenyum dan kembali duduk. Ia hapus jejak air mata tiffany yang masih terlihat.

“Oppamu dia hanya kesal karena kau membaca privasinya” ujar taeyeon.

“Dia berteriak padaku”

“Semua orang membutuhkan privasi. Begitupun kita .. Seperti itulah”

“Tapi aku benci orang yang berteriak. Aku benci oppa” ketus tiffany

“Kalau begitu kau juga membenciku? Aku pernah meneriakimu. Ingat?”

“Itu.. Berbeda. Kau kekasihku”

“Dan diapun oppamu”

“Kau terlalu terbiasa dengan lingkungan yang memanjakanmu, tanpa ada teriakan dan hanya ada kelembutan”

“Taetae”

“O’ apa itu?” taeyeon membawa tangannya kebelakang telinga tiffany seperti mengambil sesuatu lalu membawanya kembali kehadapan tiffany dengan mengepalkan tangannya.

“Ada apa?” tiffany penasaran.

Taeyeon membuka kepalan tangannya dan terlihatlah satu bungkus milk candy.

“Uljima keurigo..” taeyeon mengayunkan jarinya membentuk sebuah bibir tersenyum sambil menampakkan senyumnya.

Tiffany tersenyum manis melihat tingkah taeyeon yang menurutnya romantis?

“Kau pikir aku anak kecil?” tiffany menghilangkan senyumannya.

“Yasudah” cuek taeyeon dan berniat menyimpan permen itu kembali kedalam saku celananya.

“Ya'” tiffany menahan tangan itu.

“Wae? Bukankah kau tidak mau?”

“Kau sudah memberikannya padaku, kau tidak boleh mengambilnya kembali” ujar tiffany merebut permen itu lalu memakannya.

“Dasar kau” kekeh taeyeon sambil mengusap puncak kepala tiffany dengan sayang.

Tanpa mereka sadari seseorang memperhatikan mereka sejak tadi. Bahkan ia tak mengedipkan matanya dan hanya berfokus pada mereka.

“Wanita itu.. Mungkinkah?” lirihnya yang kini menatap taeyeon yang sedang tersenyum bersama tiffany.

***

Minggu, 25 Mei 2014

Ting tong

Ting tong

“Ehmm~” erang seorang yeoja saat mendengar suara bel apartemennya berbunyi.

Ting tong

Ting tong

Ia menutup kepalanya dengan bantal berharap tak mendengar suara yang mengganggu tidur cantiknya itu. Ia masih benar-benar mengantuk.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Ting tong

“Ya’! Aishh!!” kesal yeoja itu melempar batal yang menutupi kepalanya tadi kesembarang arah.

Ting tong

Ting tong

“Ya’ orang brengsek macam apa yang datang dipagi hari seperti ini?! Akan kuhajar kau!” rutuk yeoja itu.

Ia bangkit dari ranjang kesayangannya dengan kesal dan berjalan kepintu apartemennya dan membukanya dengan kesal

“Ya! Neo-” ia menghentikan teriakannya ketika melihat sosok yang ada dihadapannya.

“Jessie”

“S-siwon oppa”

.

.

Jessica memberikan minuman kaleng bersoda pada siwon dan mendudukan dirinya jauh dari siwon.

“Terimakasih” ujar siwon.

“…………”

“Apa tiffany masih tidur?”

“Aku tidak tahu. Dia tak disini”

“Mwo?” siwon terkejut.

Ini masih sangat pagi, kemana tiffany pergi sepagi ini? Segala pemikiran negative muncul dalam pikirannya.

“Dia menginap dirumah taeyeon, sahabat kami” jessica mengerti raut wajah khawatir siwon.

“Benarkah? Bisa kau berikan alamatnya?”

“Untuk apa menemui tiffany?”

“Apa maksudmu?”

“Jika oppa masih memiliki perasaan pada tiffany maka lupakan dan kembali kerumah sakit saja” jessica berkata dengan dingin.

“Kau semakin menyebalkan saja jessie” siwon terkekeh.

“Berkacalah sebelum mengatakan sesuatu. Kau melebihi aku”

“Tapi bagaimana ini aku tak bisa melakukan itu. Akan kubuat tiffany jatuh kedalam pelukanku”

Ppffftt … Ahahahhahhahahah”

Siwon mengerutkan keningnya melihat sikap aneh jessica. Menurutnya ini sama sekali tak lucu tapi jessica tertawa begitu keras membuatnya berfikir ‘apa dia sudah gila?’

“Omo, mianhae aku tak bisa berhenti tertawa ahaha, ini benar-benar lucu” ujar jessica.

“Tapi bagaimana ini? Oppa kau takkan pernah berhasil. Kau tahu kenapa? Karena tiffany sudah memiliki seseorang dalam hatinya”

“Mwo?” siwon terkejut bukan main.

Untuk pertama kalinya jessica merasa lega karena tiffany kini memiliki perasaan pada orang lain walau itu pada sahabatnya, setidaknya tiffany takkan jatuh pada pria yang ada dihadapannya ini.

“Tiffany sedang jatuh cinta, dan dia ‘sangat mencintainya'” jessica menekan kata ‘sangat mencintainya’ membuat siwon emosi. Bisa ia lihat siwon yang mengepalkan tangannya dengan erat.

“Jadi jangan mengejarnya lagi. Kalian tidak ditakdirkan bersama, sadarlah oppa” setelah mengatakan itu ia bangkit dan pergi meninggalkan siwon yang terdiam menahan emosi.

.

.

Drrrttt drrrttt

Drrrttt drrrttt

Seorang gadis berkulit putih yang sedang tertidur lelap kini terbangun karena getaran handphonenya. Dengan malas ia ambil handphonnya dan mengangkat teleponnya.

“Yeobsaeyo?”

Drrrttt drrrttt

Drrrttt drrrttt

Ia menjauhkan handphone miliknya karena masih merasakan getaran. Ia lihat layar handphonenya dan mendesah.

“Alarm” lirihnya lalu mematikannya.

Ia kembali memejamkan matanya dengan memposisikan dirinya menyamping. Ia bawa selimut untuk lebih menutupi dirinya karena ia merasa kedinginan.

Namun ia membuka matanya saat merasakan sebuah tangan yang melingkar diperutnya.

“Emm hangat” racau gadis yaang melingkarkan tangannya diperut gadis berkulit putih.

Ia sandarkan kepalanya pada punggung gadis berkulit putih mencari kehangatan lebih.

“Kau sudah bangun?” tanya gadis berkulit putih.

“Aku kedinginan, apa disini tidak ada penghangat?” gadis itu semakin mengeratkan pelukannya.

“Tentu saja ada” gadis berkulit putih itu membalikkan tubuhnya dan membawa gadis itu kedalam dekapannya.

“Benar-benar hangat” gadis itu terkekeh.

“Aku rasa aku harus bangun. Akan kusiapkan sarapan untuk kita”

“Kalau kau pergi aku akan kedinginan tae”

“Jadi kau ingin kita tetap seperti ini?”

“Emm” lalu mengecup leher gadis bernama tae.

“Ahaha apa yang kau lakukan pany-ah” ia merasa geli. Ia jauhkan kekasihnya itu dari dekapannya.

“Morning kiss”

“Mwo?”

“Aku bilang morning kiss tae”

“Apa yang akan aku dapatkan jika aku memberikan itu padamu?” goda taeyeon tersenyum nakal.

“Ya’ byun” tiffany mendorong kepala taeyeon menjauh darinya.

“Ya’aku lebih tua darimu, kau benar-benar-” taeyeon menghentikan perkataannya saat sebuah ide muncul dikepalanya.

“Kau benar-benar tidak sopan ya. Akan kuberi pelajaran kau” tanpa aba-aba taeyeon menggelitiki tiffany.

“Ahahahahhahah” tawa tiffany.

Taeyeon bangkit dari tidurnya dan terus menggelitiki tiffany.

“Ahahahhahahah jebal-aha hajima-ahhaha”

“Shireunde~” jahil taeyeon semakin mengelitiki tiffany

“taetae hahahahaha~ hentikan”

Deg!

‘Youngie ayo bermain’

Sebuah bayangan muncul dalam ingatan tiffany. Ia melihat seorang gadis kecil yang berwajah buram mengajaknya gadis kecil lainnya untuk bermain. Ia tak bisa melihat wajah itu dengan jelas

Deg!

‘Taetae hahahahaha~ hentikan’

Ia melihat dua gadis itu saling tertawa, gadis yang mengajak bermain itu menggelitiki gadis satunya.

Chuu~

Tiffany tersadar saat merasakan sebuah kecupan dibibirnya.

“Gwaenchana? Kau tiba-tiba diam” taeyeon khawatir.

“Emm, aku hampir buang air kecil disini” bohong tiffany menampakkan senyumnya.

“Apa kau pakai popok?” canda taeyeon.

“Any” tiffany mengalungkan tangannya dileher taeyeon.

Ia tidak tahu sejak kapan posisi mereka seperti ini, taeyeon sedang berada diatasnya sekarang.

“Sepertinya aku semakin mencintaimu, eotteokhae?” ujar taeyeon. Mereka tersenyum bersama.

Taeyeon mulai mendekatkan wajahnya. Mengerti akan itu tiffany memejamkan matanya. Ia bisa merasakan sebuah nafas yang menerpa wajahnya dan kini sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.

Kecupan-kecupan dan lumatan ringan kini mulai mereka lakukan. Mereka melakukannya dengan penuh kelembutan dan perlahan.

‘Taetae? Kenapa nama itu sama..?’pikir tiffany.

.

.

“Make me love you, make me love-”

Tok tok tok

Taeyeon mengehentikan aktivitas memasak dan bernyanyinya saat sebuah ketukan pintu terdengar. Ia berjalan dan membuka pintu itu.

“Siwon oppa?”

Siwon membelalak saat melihat taeyeon yang membuka pintu rumah itu.

‘Jadi tiffany menginap dirumahnya?’

“Aku dengar tiffany menginal disini?”

“Ne, dia sedang-”

Bug

Taeyeon menatap siwon dengan tajam saat sosok itu masuk kedalam tanpa ijinnya ditambah dengan dia yang menubruk tubuhnya.

“Cihh~” kesal taeyeon.

“Bagaimana bisa tiffany betah tinggal disini?” sindir siwon.

“Benar-benar kecil, bau dan juga kotor”

“Ya’ jaga ucapanmu” kesal taeyeon.

“Apa kau tak punya sopan santun?” lanjut taeyeon.

“Dimana tiffany?”

“Disana?” siwon menunjuk satu kamar dan masuk begitu saja membuat geram.

“Princess ireona” siwon membangunkan dengan lembut.

“……….”

“Pany-ah”

Tiffany POV

“Princess ireona” kudengar seseorang memanggilku dan membangunkanku dengan lembut.

Taetae memang penuh kelembutan. Haruskah aku beri hadiah?

“Pan-” dengan cepat kulingkarkan tanganku dilehernya dan membawanya mendekat.

“Emm~ sudah selesai memasaknya?” tanyaku tanpa membuka mataku. Dia bilang akan memasakan sesuatu yang special untuk sarapan kali ini.

Tapi..

Sejak kapan tae berambut pendek seperti pria?

“…………………”

Kubuka mataku karena tak mendapatkan responnya lalu-

“Akhhhhh!!!!”

Author POV

“Akhhhhh!!!!”

Dengan refleks terkejutnya tiffany menendang siwon dan mendudukkan dirinya menjauh.

“Akh-appo” ringis siwon.

“Oppa?”

tiffany mengalihkan pandangannya pada seseorang yang sedang berdiri didekat pintu kamar.

“T-taeyeon”

Taeyeon hanya diam sejenak dan berlalu pergi melanjutkan aktivitas memasaknya.

“Kenapa oppa ada disini?”

“Tentu saja menemuimu”

“Tapi aku tidak ingin bertemu oppa, aku benci oppa” ketus tiffany membuat siwon merasa goresan dihatinya.

“Princess jangan seperti itu, maafkan oppa” siwon meraih kedua tangan tiffany.

“Pany-ah bukankah kau bilang lapar? Cepat mandi lalu makanlah” teriak taeyeon tanpa melihat kearahnya.

Sebenarnya taeyeon selalu melirik apa yang mereka lakukan, dan saat siwon meraih tangan tiffany tadi taeyeon merasa tak nyaman. Lagipula siwon memiliki perasaan lebih pada adikknya tiffany. Dan ia tak bisa membiarkan itu.

“Ne tae” tiffany sedikit mengeraskan suaranya.

Ia lepaskan tangan siwon lalu bangkit berniat untuk membersihkan dirinya.

Siwon mengerutkan keningnya mendengar jawaban tiffany. Tiffany bukan orang yang suka diatur, ia akan marah kalau seseorang mengaturnya. Tapi apa yang baru saja dilihatnya tadi?

Tiffany baru saja mengiyakan perkataan orang lain dengan mudah dan tanpa emosi.

“Kau sepertinya pintar memasak” ujar siwon menghampiri taeyeon.

“…………..”

“Kau.. Menyukainya?” tanya siwon.

Taeyeon membelalak. Ia tahu maksud siwon. Ia tenangkan dirinya sebelum berbalik menghadap siwon.

“Menyukai? Apa maksudmu oppa?” ia bepura-pura tak mengerti.

“Kau tahu maksudku, tiffany”

“Aaa itu, tentu saja. Dia anak yang baik, siapa yang tak menyukainya”

“Kau pintar berbicara”

“Berhentilah berbicara yang tidak-tidak. Aku masih bisa bersabar dengan ketidak sopananmu. Tapi tidak jika kau berkata hal aneh. Jadi berhenti selagi aku bersikap baik. Aku masih menghormatimu karena kau adalah oppa tiffany” ujar taeyeon.

“Mwo?”

“O’ oppa kenapa masih disini?” ujar tiffany yang baru saja selesai mandi.

Ia hanya menggunakan sehelai handuk yang membuatnya terlihat seksi. Kulit putihnya terekspos membuat dua insan disana membuka mulutnya..

Taeyeon yang menyadari ekspresi siwon yang seolah terpesona dengan tiffany akhirnya bertindak.

“Ya’ cepat pakai bajumu, aku sudah lapar” taeyeon mendorong tiffany untuk masuk kamar untuk memakai pakaiannya.

Brakk

Taeyeon menutup pintu sedikit keras karena refleks.

“Aku ingin mengajak tiffany hang out” ujar siwon pada taeyeon.

“Kenapa oppa berkata padaku. Katakan itu pada tippany” taeyeon memutar matanya. Ia kembali pada aktifitasnya. Ia bawakan sarapan mereka.

“Bagaimana ini oppa? Aku hanya membuat 2 porsi saja”

“Aku bisa makan bersama tiffany”

“Baiklah”

“Apa yang kau buat tae? O’ nasi goreng?”

“Eoh. Aku juga membuat telur goreng”

“Benarkah? Oppa kenapa masih disini?”

“Oppa ingin mengajakmu jalan-jalan. Sebagai permintaan maaf atas sikap oppa kemarin”

Tiffany menatap taeyeon sejenak yang tersenyum simpul lalu menatap siwon lagi.

“Baiklah. Tapi oppa harus menanggung biayanya. Semua”

“Arasseo princess” siwon tersenyum senang sambil mengacak-acak rambut tiffany.

Taeyeon mengalihkan pandangan kesalnya pada makanan yang sudah ia siapkan. Ia tak mau melihat adegan so sweet mereka. Rasanya hatinya terbakar melihat itu.

“Oppa ayo makan-O’ hanya ada dua?” ucap tiffany yang melihat hanya ada dua piring.

“Aku hanya membuat dua porsi. Aku tidak tahu jika oppamu akan kemari, kau bisa makan berdua bersamaku. Biarkan oppamu memakan yang satunya”

“Tidak apa-apa, aku akan makan bersama oppa”

Tanpa tiffany sadari raut wajah kecewa kini terlihat diwajah taeyeon. Entah mengapa ia merasa terpukul dengan penolakan itu. Jika saja siwon tak memiliki perasaan lebih pada tiffany mungkin ia takkan seperti ini.

Mereka sarapan sambil berbincang kecuali taeyeon yang terdiam. Ia hanya fokus pada makannya.

“Mau kemana?” tanya tiffany saat taeyeon bangkit dari duduknya sambil memegang piring sarapannya.

“Aku sudah selesai”

“Tapi kau belum menghabiskannya”

Taeyeon hanya tersenyum lalu melanjutkan niatnya. Taeyeon membutuhkan dirinya sendiri sebelum memasang topengnya. Ia keluar dari rumahnya dan menatap luar.

Hahh~” taeyeon menutup wajahnya dengan dengan kedua tangannya.

“Tae”

Taeyeon tersingkap begitu mendengar suara yang sangat ia kenal. Ia putar tubuhnya menghadap asal suara sambil menampakkan senyumnya.

“Eoh pany-ah”

“Gwaenchana?”

“Hemm”

“Ayo kita hang out”

“Hang out?”

“Ne, bersama oppa”

“Ne?” rasa senang yang taeyeon rasakan tiba-tiba mendadak hilang. Ia kira tiffany memutuskan untuk hang out bersamanya dibandingkan dengan oppanya tapi ternyata pemikirannya salah.

“O-o.. Emm kau saja. Aku akan dirumah istirahat”

“Oh ayolah hemm?” tiffany menggenggam tangan taeyeon sambil mengayunkannya pelan memohon.

“Please tae”

“Tidak. Aku tidak mau”

Ia lebih memilih tinggal dirumahnya dibandingkan harus ikut dan kembali merasakan api cemburu. Ia tak suka itu. Bukankah memisahkan kedua kaka beradik terlihat aneh?

“Aishh dasar menyebalkan” kesal tiffany melepaskan genggamannya.

“Oh ayolah jangan seperti itu, aku hanya-” ia hentikan kata-katanya sejenak lalu menarik nafas. Ia tak ingin kekasihnya itu sedih.

“Arasseo-arasseo, aku akan ikut” ia menjawab dengan terpaksa karena melihat ekspresi tiffany yang tidak menyenangkan.

“Emm~ gomawo” tiffany memeluk taeyeon beberapa detik sebelum akhirnya siwon datang.

“Ayo kita berangkat” ujar siwon.

“Ne, oppa taeyeon akan ikut bersama kita”

“Mwo?”

“Kenapa ekspresi oppa seperti itu” tiffany terkekeh melihat ekspresi oppanya yang terlihat terkejut?

“A-apa maksudmu tentu saja dia bisa ikut bersama kita. Kajja”

Sejujurnya ia tak suka pada taeyeon yang harus mengganggu acara dirinya dan tiffany yang sudah ia rencanakan. Ia tak suka pada taeyeon entah mengapa. Namun ada satu alasan, yaitu tatapan taeyeon pada tiffany itu bukanlah tatapan seorang sahabat.

.

.

“Welcome to the heaven” tiffany melebarkan kedua tangannya sambil menghirup udara di mall dimana barang brended berada. Ia berjalan kesana kemari melihat-lihat barang yang diinginkannya melupakan 2 insan yang mengikutinya dibelakang.

“Apa dia memang seperti itu?” tanya taeyeon saat melihat sisi lain dari tiffany.

“Ya, dia akan lupa diri jika berhubungan dengan shopping” jawab siwon.

“Tae, oppa!” panggil tiffany menyuruh mereka mendekat.

Merekapun menghampiri tiffany yang sedang melihat-lihat aksesoris. Banyak toko yang mereka kunjungi bahkan hampir tak ada satupun yang terlewatkan.

“Apa ini bagus untukku?” tanya tiffany memperlihatkan sebuah mini dress.

“Kau sangat cantik dengan pakaian itu princess”

“Any, pakaian itu terlalu pendek pany-ah”

“O’benarkah?” tiffany mengembalikan pakaian itu ketempatnya dan mencari yang lain.

“Bagaimana dengan ini?” tiffany kembali membawa sebuah bolero.

“Kau-” ucapan siwon terpotong.

“Any, kau ingin pamer dadamu, hah? Simpan itu”

Siwon mengerutkan keningnya melihat itu. Taeyeon tampak over protective pada tiffany dan tiffany menuruti semua apa yang taeyeon ucapkan. Itu sangat aneh menurutnya, tiffany adalah anak manja yang tak suka diatur bahkan oleh daddynya sendiri.

“Ini?” tiffany menunjukkan sebuah pakaian dress diatas lutut.

“Yang itu lebih bagus” jawab taeyeon. Taeyeon menyukai pakaian itu karena pakaian itu menutupi seluruh tubuh tiffany, ia hanya tidak ingin orang lain melihat lekuk tubuh kekasihnya jika ia memakai pakaian yg terbuka ataupun yang pas tubuh.

“Baiklah kalau kau suka, aku pilih yang ini” tiffany memberikan pakaian itu pada pelayan mall.

“O’princess ayo pilihkan pakaian untuk oppa” siwon menarik tangan tiffany dan membawanya ketempat dimana pakaian pria berada.

Taeyeon hanya diam dan memperhatikan mereka yang sesekali tertawa. Tiffany mencocokkan kemeja pilihannya pada siwon dan tertawa begitupun siwon. Dan ia tak menyukai kedekatan mereka itu. Ia tak berbuat apa-apa dan hanya diam memperhatikan meski itu membuat hatinya sedikit teriris.

Hahh~ ada apa denganku?” lirihnya pada diri sendiri. Ia memilih untuk mendudukkan dirinya sambil membuka handphonenya untuk bermain game.

Hingga tak lama..

“Tae ayo pilih baju untukmu” tiffany menarik lengan taeyeon dan memilihkan pakaian untuknya. Ia bawa beberapa pakaian dan menyamakan kecocokan pakaian itu dengan tubuh taeyeon.

“Apa yang kau lakukan? Aku tidak mau” ujar taeyeon menjauhkan pakaian itu dari dirinya.

“Oh come on tae, ini kesempatan bagus. Oppa sudah janji akan menanggung semuanya termasuk belanjaan kita. Kau tak bisa menyia-nyiakan ini” ujar tiffany sambil memilih pakain dan mecocokkannya dengan taeyeon kembali.

“Hentikan pany-ah aku tidak mau” taeyeon kembali menjauhkan pakaian itu.

“Tae berhenti menolak okay?” tiffany berkata sambil mencocokkan kembali pakaian itu.

“Aku bukan pengemis pany-ah” taeyeon berkata dengan dingin.

“Taeyeon-ah..” tiffany sedikit membelalakan matanya mendengar ucapan yang sedikit mengiris hatinya itu.

“Princess oppa lapar, ayo makan” siwon sedikit mengeraskan suaranya.

“A-a-ne oppa. Oppa duluan saja kami akan menyusul” jawabnya. Setelah itupun pergi mencari tempat makan yang menurutmya enak. Sementara taeyeon dan tiffany masih berada diposisi yang sama.

“Kenapa berbicara seperti itu? Aku sedang berbuat baik padamu”

“Any, kau sedang merendahkanku tippany”

“Taeyeon-ah”

“Aku bukan orang yang suka memanfaatkan kekayaan orang lain. Jadi jangan memperlakukanku seperti itu lagi” ujar taeyeon lalu berjalan pergi.

“Tunggu tae” tiffany menahannya pergi dengan memegang pergelangan tangan taeyeon.

“Aku minta maaf, aku tidak tau jika perkataanku menyakiti perasaanmu. Tapi aku tak bisa membiarkanmu pergi seperti ini. Mianhae, mianhae tae” tiffany memohon agar taeyeon memaafkannya.

“…………………”

“Taetae jebal”

“Hahh~ kenapa aku selalu luluh dengan kata-katamu. Kau selalu berekspresi seperti itu membuatku merasa bersalah”

Chuu~

Tiffany mencium 2 jarinya dan menempelkannya dibibir taeyeon yang terdiam mendapat itu. Ia terkejut dengan sikap tiffany.

“Disini banyak org, bagaimana jika ada yang lihat?”

“Kalau begitu katakan aku milikmu” tiffany tersenyum manis membuat taeyeon ikut tersenyum luluh karena sosok itu.

“Dasarr” taeyeon mengacak-acak puncak kepala tiffany dengan lembut.

“Kau tidak akan pulang kan? Aku masih ingin bersamamu”

“Baiklah kalau kau masih ingin aku disini”

“Emmm~~ gomawo~” tiffany memasang puppy eyesnya.

.

.

“Kalian lama sekali” ujar siwon pada taeny yang baru saja bergabung dimeja.

“Mian ada sesuatu tadi” jawab tiffany.

“Oppa sudah pesan sesuatu?”

“Eoh”

“Baiklah kita lihat ada apa didalamnya” tiffany membuka buku menu.

“O’ tae bagaimana menurutmu?” tiffany menunjuk salah satu makanan.

“Itu kelihatannya enak”

“Kalau begitu kita pesan. Aku tidak yakin akan menghabiskannya jadi pesan satu saja ya?” tiffany meminta pendapat taeyeon.

“Baiklah”

“Ada yang ingin kau beli?”

“Anya, aku sedang tidak lapar”

“Es krim?” tiffany tersenyum menggoda.

“Geureom”

“Biar aku yang memesannya, aku juga ingin ketoilet” ujar tiffany lalu pergi meninggalkan taeyeon dan siwon.

“………………..”

“………………..”

“………………..”

“Kau pikir kau bisa mendapatkan hatinya?”

Deg!

Taeyeon menatap siwon yang tiba-tiba melayangkan pertanyaan seperti itu.

“Mwo?”

“Kau menyukainya bukan? Ah ani kau mencintainya”

Taeyeon melebarkan matanya saat mendengar pertanyaan itu.

“Apa yang kau bicarakan?” taeyeon berpura-pura tidak mengerti.

“Kau mencintai tiffany lebih dari seorang sahabat bukan?”

“………………….”

Diam, hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Entah apa yang harus ia lakukan dan katakan sekarang pikirannya tiba-tiba menjadi blank. Ia menutup matanya sebentar untuk berfikir sebelum akhirnya ia tersenyum membuka matanya dan menatap siwon.

“Aku memang menyukainya, siapa yang tidak menyukai tippany? Gadis baik, pintar, cantik dan juga manja. Kami semua menyukai dan menyayanginya”

“Kau sangat pintar berbicara taeyeon-ssi. Tak salah mereka menjadikanmu mahasiswa terbaik”

“…………………..”

“Dan aku yakin kau tahu bukan itu maksudku. Tatapanmu dan juga sikap perhatianmu padanya berbeda. Kau masih ingin menyanggahnya?”

“Ya’ menjauhlah darinya. Kau benar-benar menjijikan. Menyukai seorang wanita? Benar-benar-” siwon menghentikan ucapannya.

Taeyeon hanya bisa diam menatapnya tajam sambil mengepalkan tangannya, siwon benar-benar sedang mengejeknya.

“Adikku dia seorang wanita normal yang menyukai pria. Jadi menjauhlah dan jangan banyak berharap”

Taeyeon tersenyum mengejek mendengarnya. Ia terkekeh sejenak membuat siwon mengerutkan keningnya.

“Bagaimana jika apa yang kau katakan salah? Bagaimana jika ternyata dia memiliki perasaan yang sama denganku? Mengapa kau begitu yakin?”

“Aku sangat yakin. Dan jika apa yang kau katakan benar, dia hanya sedang bingung karena ia pernah tersakiti oleh yang lain. Dia hanya bingung dan menjadikanmu pelarian sementaranya”

Taeyeon semakin mengepalkan tangannya dan juga menggertakkan giginya. Ia benar-benar diambang emosi sekarang. Perkataan siwon benar-benar membuatnya kesal dan sakit. Tapi jika ia marah disini maka ia kalah, dan karena itu taeyeon mulai melepaskan cengkeraman tangannya dan tersenyum manis pada siwon, ia memakai topeng sekarang.

“Perkataanmu itu apa sebenarnya kau tunjukkan untuk dirimu?”

“Mwo?” siwon mengerutkan keningnya.

“Kalau begitu kau juga sebaiknya menjauh dari tippany. Kau… Memiliki perasaan lebih juga untuknya”

Terlihat wajah terkejut yang siwon tunjukkan semakin membuat taeyeon tersenyum menang.

“Kau pikir aku tidak tahu? Sikapmu, perhatianmu, tatapanmu juga semua bukanlah perlakuan dari oppa untuk adiknya”

“Neo-”

“Wae? Ingin menyanggah?”

“Kau bahkan lebih menjijikan, seorang oppa yang menyukai adiknya sendiri? Ckckck” taeyeon bangkit dan memasang wajah dinginnya.

“Menjauhlah dan hilangkan perasaanmu itu, sadarkan dirimu oppa. Dia adikmu bagaimanapun juga” setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkan siwon yang sudah memerah, ia ingin pulang. Ia tak bisa terus berada didekat pria itu. Itu hanya membuat dirinya emosi dan ingin menghabisinya saja.

“O’ oppa kemana taetae?” tanya tiffany setibanya.

“O-o dia.. Dia pulang”

“Pulang??”

“Dia merasa tak enak badan karena itu ia pulang”

“Jinja?” raut wajah khawatir tergambar diwajah cantik tiffany.

“Eoh”

“Kenapa dia tidak menghubungiku ataupun mengatakannya padaku” lirih tiffany.

“Eii sudahlah biarkan dia pulang dan beristirahat. Dan makanlah agar tak sakit sepertinya” siwon menarik tiffany agar duduk dikursi.

Tak lama pelayanpun datang dan membawakan menu yang mereka pesan. Merekapun memutuskan untuk menyantap hidangan mereka.

Tiffany POV

Taetae sakit?

Tapi kenapa tiba-tiba? Bukankah tadi dia baik-baik saja? Geundae wae??

“Bagaimana? Enak?”

“Ne? A-ah ne oppa”

Oppa mencicipi makan siangku dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Hahh~ taetae baik-baik saja bukan?

Bagaimana jika dia tak sadarkan diri dijalan dan.. Atau mungkin dia kesakitan dirumah sendirian?

“Emm cobalah pesanan op-”

“Oppa mian, aku harus pergi” aku bangkit dan berlari begitu saja meninggalkan oppa yang terlihat kebingungan.
.

.

Author POV

Taeyeon melempar tas yang ia bawa disembarang tempat dan menidurkan dirinya sembarang dilantai rumah. Rasanya hari ini adalah hari yang berat untuknya. Penat dan juga lelah itulah yang ia rasakan. Seharusnya ia tak ikut dengan kaka beradik itu jika tau akan seperti ini jadinya.

Hahh~ menyebalkan” lirihnya lalu memejamkan matanya berniat mengistirahatkan diri.

Hahh~” tak lama iapun terlelap dalam posisi itu.

BRAKK!

“Taeyeon!” orang itu berlari menghampiri taeyeon dan membawanya kepangkuannya sambil menangis.

“Taeyeon-ah!” tangisnya keras.

Merasa terganggu dan berisik taeyeon membuka matanya kembali dan mengerutkan keningnya melihat siapa yang ada dihadapannya.

“P-pany-ah?”

“Hua~ taetae!” tangisnya semakin mengeras saat melihat taeyeon yang membuka matanya. Ia peluk taeyeon dengan erat membuat taeyeon merasa tercekik.

“P-pa-pany-ah”

“Gwaenchana? Mani appo?” tiffany melepaskan pelukannya dan menatap taeyeon penuh tanya.

“Ne?”bingung taeyeon.

“Oppa bilang kau sakit. Kau baru saja pinsan tae, ayo kerumah sakit”

Taeyeon terkekeh dan bangkit duduk. Ia tatap tiffany yang sedang menangis sambil menahan senyum. Tiffany tampak sangat lucu dengan tangis yang sedang mengkhawatirkannya itu.

“Hei, aku baik-baik saja. Aku ketiduran tadi, Uljima hem?” ia hapus air mata kekasihnya itu.

“Jadi kau benar-benar baik-baik saja?”

“Akh-dadaku sakit aku butuh sebuah pelukan, akh nyamannya” akting taeyeon seolah kesakitan lalu memeluk tiffany dengan melingkarkan tangannyan dipinggang tiffany dan menyenderkan kepalanya didada tiffany.

“Taetae aku serius” tiffany menjauhkan taeyeon darinya.

“Aku baik-baik saja. Aaa aku lapar” taeyeon bangkit dan berjalan menuju pantry berniat untuk memasak sesuatu.

“Ingin makan?”

“Lalu kenapa kau pulang begitu saja?”

“Aaa aku rasa makan ramyeon lebih baik siang ini”

“Taeyeon..”

“Aku hanya ingin pulang, tak ada alasan lain”

“Itu bukan tempat yang cocok untukku pany-ah” lanjut taeyeon.

“Tapi seharusnya kau memberitahuku”

“Arasseo, mianhae” taeyeon menjawab tanpa menghentikan aktivitas memasaknya.

“Jangan lakukan itu lagi tae, kau membuatku cemas bukan main” tiffany bangkit dan berjalan mendejat kearah taeyeon. Ia lingkarkan tangannya diperut taeyeon dan memeluknya erat.

“Aku kira sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku berlari kemari seperti orang tak waras”

Taeyeon menghentikan aktivitasnya dan terdiam. Begitu khawatirkah dia pada dirinya?

‘Dan jika apa yang kau katakan benar, dia hanya sedang bingung karena ia pernah tersakiti oleh lain. Dia hanya bingung dan menjadikanmu pelarian sementaranya’

Kata-kata itu masih terngiang dikepalanya, ada perasaan takut dalam dirinya saat mendengar itu. Namun ia enyahkan pemikiran itu dan memasang senyumnya. Ia balikkan tubuhnya dan menatap tiffany dengan lembut.

“Aku takkan melakukannya lagi. Mianhae” taeyeon mengelus pipi tiffany.

“Kau sudah berjanji. Saranghae tae, kau harus ingat itu dan percaya padaku”

Taeyeon tersenyum senang, perkataan tiffany seolah menjawab rasa takut yang ia pikirkan sejak tadi. Dan itu membuat dirinya tenang.

“Aku percaya padamu karena aku mencintaimu” taeyeon tersenyum manis. Jawaban dan senyuman taeyeon benar-benar membuat rasa senang membuncah dalam diri tiffany. Ia rasa ia semakin mencintai taeyeon.

Chuu~

Tiffany mempertemukan bibir mereka dan melumatnya sambil menarik tekuk leher taeyeon mendekat. Tak ingin menyia-nyiakan ini taeyeon segera membalas lumatan tiffany dan mengelus punggungnya lembut.

Ehm~

Merasa ingin lebih dari sekedar ciuman tiffany membuka kancing kemeja taeyeon dan-

“Pany-ah, aku sedang memasak” taeyeon melepaskan pagutan bibir mereka. Ia baru ingat jika dirinya sedang memasak mie tadi.

“Ouh dasar perusak suasana” kesal tiffany yang sudah byun diubun-ubun membuat taeyeon terkekeh. Ia menjauh dari taeyeon dan mendudukkan dirinya kesal.

“Aku tidak tahu kalau kau begitu agresive pany-ah” ia kembali terkekeh sambil mengangkat mie yang sudah matang dan duduk bergabung bersama.

“M-mwo?”

“Kau baru saja membuka 2 kancing pakaianku” taeyeon menunjuk 2 kancing pakaiannya yang masih dalam posisi terbuka.

“Ya'”wajah tiffany seketika memerah karena malu.

“Ahaha aku becanda. Kemarilah kita makan bersama” taeyeon menepuk-nepuk tempat disampingnya.

Tiffany menurut dan duduk dia samping taeyeon. Ia ambil sumpitnya dan ikut memakan bersama taeyeon.

“Emm, pany-ah”

“Ne?”

“Jika aku memintamu untuk menjaga jarak dengan siwon oppa, apa yang akan kau lakukan?”

“Wae? Kenapa harus?”

“Jawab saja dan jangan banyak bertanya”

“Emm.. Aku harus tau alasannya tae, seolma..”

“Kau cemburu?” lanjut tiffany menebak.

“A-a-anya.. Bukan seperti itu pany-ah. Aku bilang kan jika”

“Tapi kau selalu berfikir dalam bertindak. Kau bertanya seperti itu pasti karena ada sesuatu yang membuatmu tak nyaman. Katakan padaku kalau kau cemburu” tiffany menggoda taeyeon membuat pipinya memerah.

“Bukan seperti. Aku hanya-” taeyeon terdiam sesaat.

“Kalau memang iya apa kau akan melakukannya?” kini taeyeon menatap tiffany serius.

“Taeyeon-ah, dia oppaku. Bagaimana bisa..”

“Aku cemburu pany-ah. Aku tidak suka saat kau terlalu dekat dengannya”

“Dia oppaku tae”

“Aku tahu tapi tetap saja dia seorang namja”

“Taeyeon-ah kau kenakak-kanakan, ayolah”

“Hahh~ kalau begitu lakukan apa yang ingin kau lakukan”

Taeyeon bangkit berniat masuk kedalam kamarnya. Ia sedang dalam mood yang benar-benar buruk. Jika saja ia bisa mengatakan yang sejujurnya bahwa oppanya memiliki perasaan lebih pada tiffany, tapi ia tak bisa melakukan itu, itu hanya akan melukai tiffany.

“Tae tunggu” tiffany menahan pergelangan tangan taeyeon.

“Kau serius dengan apa yang ucapkan tadi? Kau.. Cemburu pada oppaku?”

“Pulanglah pany-ah aku sedang dalam mood yang buruk. Aku ingin sendiri”

“Tae..” tiffany kembali menahan taeyeon yang hendak masuk kedalam kamarnya.

“Aku mengerti. Maafkan aku. Aku akan melakukannya. Jangan marah”

“………………….”

“Jika kau memang tak suka aku dekat dengannya maka aku akan melakukan seperti yang kau minta. Tapi aku mohon jangan bersikap seperti itu dan menyuruhku pulang”

“Pany-ah”

“Aku benar-benar mencintaimu”

“…………………..” taeyeon terdiam menatap tiffany.

“Tippany aku-”

Chuu~

Perkataan taeyeon terhenti saat merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Ia terdiam ketika tiffany melumat bibirnya sambil menangkupkan tangannya diwajahnya.

Sejujurnya ia sangat menyukai ini, ia menyukai saat bibir manis nan seksi itu menyentuh bibir tipis miliknya, dan ia takkan pernah bisa menolak itu kapanpun.

Taeyeon mulai memejamkan matanya dan balas melumat bibir manis kekasihnya dengan sedikit bernafsu, ia dorong tubuh tiffany untuk bersandar ditembok. Tak ada penolakan dari tiffany justru ia mengimbangi permainan taeyeon dengan melumatnya dengan tempo lebih cepat.

“Ahh tae~”

Mendengar nama dirinya disertai desahan membuat taeyeon menginginkan hal yang lebih dari sekedar sebuah ciuman. Nafsu dan hormonnya benar-benar naik secara tiba-tiba.

Ia kembali membawa tiffany masuk kedalam kamarnya sambil melucuti pakaian tiffany sedikit kasar dan melemparnya sembarang. Tak ingin kalah dengan taeyeon tiffanypun melucuti pakaian taeyeon dan membuangnya sembarang. Sesekali mereka melepaskan ciuman mereka saat melepaskan pakaian itu dan kembali berciuman dan melumat.

“Ahh~” desah tiffany saat tangan taeyeon menyenggol dadanya saat akan melepaskan lapisan terakhir yang menutupi dua gundukkan indah itu.

Taeyeon membaringkan tiffany ditempat tidur yang belum mereka bereskan sejak pagi tadi dan melepaskan ciumannya untuk manatap tifffany sejenak.

“Saranghae, tippany saranghae” lirih taeyeon. Tiffany meresponnya dengan senyuman manis dengan memperlihatkan mata bulan sabitnya. Dan detik itu juga mereka kembali menyatukan bibir mereka. Lumatan, hisapan, gigitan dan kecupan mereka lakukan.

“Saranghae” ucap taeyeon disela desahannya lalu ciuman itu beralih kerahang tiffany turun dan turun hingga mendarat tepat dileher jenjang tiffany.

“Ahhssshh”

Taeyeon menghisapnya berkali kali dan berbeda tempat membuat leher tiffany penuh dengan tanda merah karena hisapan taeyeon.

“Ahhhh tae~” desahnya saat merasakan sesuatu yang meremas dada kanannya.

Taeyeon kembali melayangkan kecupan-kecupan kecil dan mulai turun kembali hingga wajahnya kini berada tepat didua gundukkan milik kekasihnya.

“Ehmm~” desah taeyeon saat tiffany menekan kepalanya membuat wajahnya menelungkup dibelahan dada tiffany. Tak ingin membuang kesempatan ia kembali layangkan kecupan dan hisapan ringan disana. Tak lupa ia gerakan kembali jari kirinya yang sedang mendarat digundukkan itu.

“Taehhmm~”

Kecupan itu kini berubah, ia kecup kedua nipple milik kekasihnya sebelum akhirnya melumat dan menghisapnya.

“Akhhh tae-ahhhh~” desahnya penuh kenikmatan sambil meremas rambut kekasih tercintanya.

Taeyeon lepaskan bibirnya dari nipple itu dan beralih menghisap sebelah kiri dan meremas yang kanan membuat tiffany kembali mendesah nikmat. Ia hentikan aksinya dan menatap kedua gundukkan itu, ia terkekeh saat menyadari dua gundukkan itu sudah sangat memerah dan bahkan nipple itu kini membengkak karena ulahnya.

Merasa sudah puas bermain dengan dua gundukkan besar nan indah itu taeyeonpun mendudukkan dirinya berniat melepaskan underwear tiffany. Ia buka perlahan dan menyimpannya sembarang.

“…………………”

Terdiam.

Ya, taeyeon terdiam atau bisa dibilang terkesima dengan pemandangan indah dan sempurna yang ada dihadapannya itu. Ia tak pernah bisa menyangka bahwa dirinya bisa memiliki kekasih sempurna seperti seseorang yang ada dihadapannya ini. Dia benar-benar beruntung..

“Taetae” tiffany mendudukkan dirinya sambil menutup miss v miliknya dengan kedua tangannya.

Ia merasa tak nyaman dan juga malu melihat taeyeon yang menatapnya seperti itu. Dan itu membuat taeyeon tersadar dari aksi terkesimanya.

“Come on pany-ah” taeyeon membawa kedua tangan tiffany untuk berhenti menghalangi pemandangan yang menurutnya sangat indah itu dan-

Chuu~

Seketika wajah tiffany memerah saat bibir tipis kekasihnya itu mengecup miss v miliknya. Dan detik itu juga ia merasa panas diseluruh tubuhnya disertai jantungnya yang sangat-sangat berdegub kencang.

“Saranghae” bisik taeyeon lalu mengecup singkat bibir seksi tiffany lalu bangkit membuka pakaian dalam yang sedang ia gunakan. Tiffany hanya mematung melihat tubuh putih seperti susu milik taeyeon, benar-benar indah menurutnya.

Chuu~

Taeyeon kembali mencium dan melumat bibir seksi tiffany yang sudah memerah karena ciuman berkali-kali darinya sambil menidurkannya kembali dan-

“AKHH!” ringis tiffany saat merasakan sesuatu yang masuk kedalam miss v-nya. Ia cengkeram punggung taeyeon untuk mengalihkan rasa sakit luar biasa yang sedang ia rasakan dibagian bawahnya.

“Mani appo?” khawatir taeyeon karena tiffany kini mengeluarkan benih-benih air dari matanya.

“Mianhae” sesal taeyeon.

Saat ia akan menarik jarinya yang berada dalam miss v tiffany justru tiffany menghimpit tangannya dengan kedua pahanya membuat ia tak bisa menarik tangannya.

“Saranghae tae. Neomu joha keurigo saranghae jeongmal” lirih tiffany dengan deru nafas yang menggebu-gebu sambil menangkupkan kedua tangannya diwajah taeyeon agar saling manatap.

“Saranghae”

Dan detik itu juga mereka kembali melanjutkan aksi making love mereka dengan penuh gairah dan sensual.

***

Kamis, 29 Mei 2014

Author POV

kring

“Selamat datang” sapa pelayan cafe pada seseorang yang baru saja memasuki cafe itu.

Pria itu hanya tersenyum simpul namun masih memperlihatkan kempis pipinya. Ia berjalan dan menghampiri saat menemukan sosok yang ia cari.

“Kau sudah menemukan sesuatu yesung-ah?” tanya pria itu sambil memposisikan dirinya untuk duduk.

“Aku tidak bisa menemukan apapun. Aku hanya bisa memberimu info ini siwon-ah” pria satunya memberikan beberapa lembar foto. Siwon mengambil foto itu dan melihatnya.

Ia mengerutkan keningnya melihat gambar dalam foto itu adalah sang adik dan sahabatnya taeyeon.

“Adikmu tidak pernah menemui siapapun selain teman-temannya dan gadis itu. Aku bahkan tak menemukan adikmu bertemu dengan seorang pria”

“Kau sungguh tidak pernah melihatnya bertemu dengan seorang pria?”

“Ne, adikmu selalu bersama gadis itu setiap saat. Dia bahkan menemani gadis itu yang sedang bekerja”

“Mwo?”

“Beberapa hari ini adikmu tinggal dirumah gadis itu, aku rasa adikmu sedang dalam masalah dengan teman rommatenya”

Siwon hanya terdiam memikirkan kemungkinan yang ada. Jessica berkata bahwa tiffany sudah memiliki kekasih tapi disisi lain ia tak pernah menemui orang lain selain teman-temannya dam gadis itu.

Siwon POV

Apa mungkin sica berbohong padaku agar aku berhenti mengejar tiffany?

Atau mungkinkah… Gadis itu?

Seketika kubulatkan mataku saat menyadari sesuatu yang pernah terjadi. Segala macam memori kembali kuputar dimana saat tiffany yang selalu tersenyum cantik dan manis dihadapan gadis itu, bagaimana tiffany memilihkan pakaian untuknya dengan telaten dan juga .. Ketika tiffany melingkarkan tangan dileherku beberapa hari lalu.

‘Emm~ sudah selesai memasaknya?’

Kalimat itu..

Memasaknya? Bukankah sudah jelas taeyeon sedang memasak saat itu? Hanya dia yang sedang memasak. Lalu mengapa dia melingkarkan tangannya seperti itu?

‘Bagaimana jika apa yang kau katakan salah? Bagaimana jika ternyata dia memiliki perasaan yang sama denganku? Mengapa kau begitu yakin?’

‘Dia merasa tak enak badan karena itu ia pulang’

Raut yang menunjukkan rasa khawatir sangat jelas saat aku mengatakan itu.

Seolma..

Author POV

Dengan langkah cepat ia berlari keluar dari cafe itu membuat yesung kebingungan. Tak ingin membuang-buang waktu ia segera menaiki mobilnya dan melesat pergi dari tempat itu.

.

.

“Sampai kapan kau akan mendiamiku seperti ini? Bukankah seharusnya aku yang melakukan itu?” jessica membuka suaranya.

Ia berdiri tepat didepan tiffany menghalangi kegiatannya yang sedang menonton acara tv.

“Kau menghalangiku jessie”

“Wae? Kau tak bisa menjawab pertanyaanku?”

“Cepat menyingkirlah”

“YA!”

“MWO MWO MWO?!!” teriak tiffany bangkit dari duduknya dengan kesal.

“Neo! Kau bersikap seolah aku yang melakukan kesalahan. Kaulah yang melakukannya bukan aku”

“Na? Aku tidak melakukan kesalahan apapun”

“Mwo? Kau menjalin hubungan lebih dengan taeyeon. Kau lupa?”

Mendengar itu membuat tiffany memutar kedua bola matanya kesal. Inilah kenapa ia selalu menghi dari jessica. Ia tak mau mengungkit-ungkit tentang hubungannya dengan taeyeon karena sampai kapanpun mereka takkan pernah mengerti.

“Hubunganku dengannya bukanlah sebuah kesalahan. Mengapa kau melihat kami dengan sebelah mata saja? Hahh~kau takkan mengerti sampai kau merasakan apa yang aku rasakan. Jadi berhentilah mengatakan hal-hal yang menyakiti perasaanku”

“Kami saling mencintai jessie. Mengapa kau tak bisa melihat itu?” tiffany menghapus kasar air matanya yang menetes tiba-tiba.

“…………………….”

“Kumohon jangan buat aku untuk membencimu jessie”

Ia keluar dari apartemen begitu saja meninggalkan jessica yang terdiam dengan rasa penyesalan dengan apa yang ia ucapkan tadi.

.

.

“Pulanglah taeyeon-ah, sudah malam. Biar paman yang membersihkannya”

“Gwaenchanayo ajusshi, aku sudah terbiasa pulang malam. Ajusshi tau itu” taeyeon kembali mengelap meja.

“Kau sudah bekerja dengan keras selama ini. Kau harus jaga kesehatanmu, ne?”

“Eii gwaenchanayo ajusshi. Aku seorang yang kuat dan tak mudah sakit” taeyeon tersenyum sambil memamerkan otot tangan kecilnya membuat ajusshi itu terkekeh.

“Kalau begitu paman akan melanjutkan cuci piringnya ya. Setelah selesai kau langsung pulang saja, biar ajusshi yang menutup tokonya”

“Ne ajusshi”

Ajusshi itu kembali kedalam dapur, sedangkan taeyeon kembali melanjutkan kegiatan membersihkan meja dan juga menyapu seluruh lantai restoran.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan iapun sudah selesai dengan pekerjaannya.

“Ajusshi aku pulang duluan!” teriak taeyeon lalu pergi dari restoran itu.

Saat ia baru saja keluar dari restoran itu ia melihat sebuah mobil yang tak asing berhenti didekatnya dan keluarlah supir mobil itu.

Ia mengerutkan keningnya melihat siapa yang keluar dari mobil itu dan-

Bugg!!

Ia tersungkur ketanah saat merasakan sebuah pukulan keras mengenai wajahnya. Rasa panas dan perih ia rasakan sekarang. Ia usap sudut bibirnya dan sebuah cairan merah terlihat dari tangannya.

“Cihh” taeyeon tersenyum meremeh. Ia tatap pria itu dengan tajam.

“Neo! Sudah aku bilang untuk menjauhi tiffany!”

“Mwo? Cihh” taeyeon mengabaikan siwon dan kembali melangkahkan kakinya untuk pulang, ia tak ingin mencari masalah apalagi dengan keluarga kekasihnya.

“Ya!” teriak siwon kesal, ia bawa taeyeon berbalik dan mencengkeram kerah pakaian taeyeon membuatnya sedikit menjinjit.

“Kau.. Bagaimana bisa kau membawa adikku dalam hubungan seperti itu? Mau mengancamnya agar menjadi kekasihmu?”

Taeyeon yang tadinya mengerutkan keningnya tak mengerti dengan sikap siwon yang tiba-tiba seperti ini kini akhirnya mengerti. Siwon sudah mengetahui hubungannya dengan tiffany.

“Any, kau salah oppa. Aku bahkan tak melakukan apapun. Tapi dia datang padaku dan mengatakan bahwa dia mencintaiku. Dan aku memiliki perasaan yang sama dengannya”

“Mwo?”

“Wae? Kau merasa kalah dan kesal? Karena itu kau memukulku dan bersikap kasar seperti ini? Bagaimanapun aku juga seorang yeoja oppa” taeyeon melepaskan cengkeraman siwon dikerahnya dan mundur beberapa langkah.

“Bagaimana ini? Kami saling mencintai”

Bugg!!

Taeyon kembali tersungkur mendapatkan pukulan telak yang kini tepat mengenai pelipisya. Dengan gerakan cepat siwon membawa taeyeon bangun dan kembali mencengkeram kerah baju taeyeon.

“Neo! Akhiri atau kau akan mendapatkan akibatnya!” teriak siwon.

Kesal dengan sikap kasar siwon taeyeon kini melayangkan pukulan dengan kepalanya dan tepat mengenai hidung dan mata siwon membuatnya meringis dan melepaskan cengkeramannya dari taeyeon.

“Akh!” ringis siwon.

“Aku sudah berusaha bersikap sopan dan sabar, tapi aku rasa ini sudah terlalu melewati batas oppa. Aku tidak akan melepaskan tippany, dan sebaiknya oppalah yang menjauh dan hapuskan perasaanmu”

“Setidaknya aku masih layak untuknya, karena aku bukanlah kakaknya” setelah mengatakan itu ia pergi kembali dengan niat awalnya.

Siwon hanya terdiam dengan menahan amarah yang besar. Ia tatap punggung taeyeon yang mulai menjauh dan menjauh hingga akhirnya tak terlihat.

“Kau akan menyesalinya” lirih siwon.

.

.

Taeyeon membuka tasnya dan mengambil beberapa lembar tisu. Ia berkaca pada sebuah jendela lalu menghapus darah yang berada disudut bibirnya.

“Akh-” ringisnya saat tangannya tak sengaja menyentuh tulang pipinya.

“Pukulannya lumayan juga” taeyeon terkekeh melihat pelipisnya yang meninggalkan jejak merah lebam.

Sudah lama ia tak pernah mendapatkan pukulan seperti ini. Dan hal ini membuat dirinya kembali teringat akan masa lalunya yang kelam.

Ia kembali berjalan sambil menatap langit. Banyak bintang yang muncul malam ini. Ia berjalan terus tanpa mengindahkan tatapannya dari bintang-bintang itu, hingga Ia pun akhirnya sampai didekat rumahnya dan menatap kedepan. Langkahnya terhenti ketika melihat seseorang sedang duduk didekat pintu rumahnya.

“P-pany?”

Sosok itu mendongakkan wajahnya menatap taeyeon yang memangilnya. Senyumnya merekah dan ia berlari sekencang mungkin dan memeluk taeyeon yang terdiam.

“Bogoshipeo” lirih tiffany semakin mengeratkan pelukannya.

“Aku tahu keurigo nado~” taeyeon kini tersenyum dan membalas pelukan tiffany. Ia elus belakang kepala kekasihnya.

“Tae aku-ada apa dengan wajahmu?” kaget tiffany saat melepaskan pelukannya dan menatap wajah taeyeon yang kini memiliki memar dan luka.

“Aaa ini tidak apa-apa, seorang pelanggan bertengkar jadi aku eraikan mereka ya kau pasti tahu maksudku” bohong taeyeon mengusap tekuk lehernya.

“Kau seharusnya lebih hati-hati, lihat ini wajah cutemu jadi penuh luka. Mani appo?”

“Gwaenchana, lagian ini hanya luka kecil dan memar. Akan sembuh dalam beberapa minggu”

“Tetap saja seharusnya kau lebih hati-hati. Ayo masuk lukamu harus di obati”

Merekapun masuk kedalam rumah taeyeon, dengan cekatan tiffany membawa kotak p3k dan duduk disamping taeyeon.

“Mwoya” kaget tiffany saat membuka kotak p3k. Tak ada apapun, hanya ada obat merah.

“Biar aku beli dulu kalau begitu”

Saat tiffany bangkit taeyeon menahannya membuat ia kembali duduk dengan posisi jatuh kedalam pelukan taeyeon.

“Gwaenchana, ini hanya luka kecil”

“Tapi tetap saja harus diobati. Nanti infeksi dan bisa msninggalkan bekas”

“Baiklah kalau begitu obati aku” taeyeon melepaskan pelukannya dan tersenyum menatap tiffany.

“Aku harus membeli obatnya dulu”

“Kau sudah punya obatnya pany-ah”

“Mwo?”

Chuu~

Taeyeon mengecup bibir tiffany dengan senyum merekah.

“Kau adalah obat untukku, kau vitaminku juga. Hanya cukup berada disampingku maka aku akan baik-baik saja”

“Cheesy” tiffany tersenyum malu.

“Tapi kau jg seperti racun untukku pany-ah”

“Ne?” seketika senyum tiffany menghilang mendengar kata racun itu. Taeyeon terkekeh melihat ekspresi kekasihnya.

“Kau itu bagaikan narkoba untukku, membuatku merasa ketergantungan dan selalu menginginkanmu. Jika kau tak ada maka aku akan gila dan mati karena membutuhkanmu” taeyeon menjelaskan.

“Taetae”

“Karena itu tetaplah berada disampingku”

“…………………”

Tak ada jawaban, tiffany hanya melayangkan senyuman penuh haru dan cinta karena ucapan taeyeon yang begitu menyentuh hatinya.

“Tanpa kau minta aku takkan pernah meninggalkanmu. Apapun itu dimasa depan aku akan selalu bersamamu” ujar tiffany sambil mengelus pipi taeyeon dengan lembut.

“Saranghae”

“Saranghae”

Taeyeon mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir tiffany singkat.

.

.

Dan..

.

.

.

Tbc .. Kawan2 😆

.

Okee author is back.. Ada yang rindu author si keren ini? Heheh *abaikan..
Okee pertama author mau minta maaf pada para readers disini. Author pernah bilang bakal update hari minggu tgl 2 kemarin dan ternyata enggak dan malah baru update sekarang.
Author tiba-tiba buntu alur. Author tau inti2 cerita yang mau ditulis tapi alur pengantar menuju intinyalah yang mentok my readers.. Jadi author minta maaf yang sebesar-besarnya karena tak bisa menepati janji. Mianhae my readers 😫😭

Author juga minta maaf kalau chapt ini kurang panjang, kurang seru atau kurang greget ataupun kurang nge-feel. Tapi mudah2an kalian tetep suka yaa..

Jangn lupa tinggalkan jejak kalian dan like kalau kalian suka. Bukan maksud apa-apa loh, cuman pengen tau respon dan pendapat kalian ttg ff yang author buat ini baik itu segi tulisan ataupun alurnya. Ff author kan msh byk kekurangan yaa siapa tahu ada masukan dari readers disini gtu, hhe..

Oke loph loph ahh buat my readers tercintahh ekkekekek see you next 🕙 hihihi 👋😁


153 thoughts on “Circle [Chapter 10]

  1. Cieleh YulSic, jangan main larang-larang hubungannya TaeNy,ntar kalian bisa kena karma. Siapa tau ntar kalian bisa saling jatuh cinta kek TaeNy😂

    OMG Thor, lo kasih NC. TaeNy anuan😁 hahaha.
    Taetae lebay ya. Ngegombalin Fany. Fany nya malah suka digombalin

    Like

  2. hallooo autohr maaf baru tingfal jejak di chapter ini soalnya baru baca chapter ini wkwkwmwk
    ijin baca ya author

    Like

    1. Iya monggo.. Diijinkan sekali ehhehe tapi berhubung lagi bulan puasa. Klo kamu muslim haral baca saat sedang tidak puasa ya my reader.. Semoga km sk sm semua ff disini dan jgn lupa untk selalu tinggalkan jejak oke?

      Like

  3. “Akh-dadaku sakit aku butuh sebuah pelukan, akh nyamannya” akting taeyeon seolah kesakitan lalu memeluk tiffany dengan melingkarkan tangannyan dipinggang tiffany dan menyenderkan kepalanya didada tiffany.

    Kebayang g sih kl Taeyeon aslinya ky gini.. Hihihi gelu sendiri

    Like

  4. Iy bnr.. Klo ud cnta, mlps ny aj ud ssh.. Nyesek.. Bgs y.. D wttpd gk bls.. D cuekin gt aja. Sktny hti ku.. Brsa d tsuk bribu ribu jrum…

    Like

  5. Cinta yg rumit… Hmmm..
    Klo ud cnta, rsa ny dnia hny mlk br2
    N kau siwon prg lh jgn mgganggu..
    Hufttt… Jgn mghalangi cnta mrka…
    Hmmmm

    Like

      1. Heem taeny mank paling bikin greget paling sweet..Tapi skrg lagi sedih ma brita snsd apa lg napa harus tiff juga 😭😭..*HmMm blom bisa terima dan blom bisa percaya sebelum mreka b’3 ngasi konfirmasi sendri

        Like

        1. Iyaa jgn dulu percaya kalau gitu.. Tp mau gimana lagi. Kita gak bsa nge jaj tippa dll seenak kita, krn kita gak tau kondisi sebenernya disana kek apa. Yang pasti ada alasa kuat masing2.

          Tp kalau dipikir2, kalau sm buat mereka nyaman pasti mrk lanjut kntrak dong.. Khususnya untuk tippa.
          Disaat insiden dia sm gak bertindak lanjut yg ada dia jd kambing hitam dengn gossip2nya, kan sebel..

          Like

          1. Dan yg pasti apapun keputusannya ntar tetep bakal dukung mreka..Tetep hrus yakin itu bakal jd yg terbaik cz mreka juga pasti berat buat ambil keputusan itu..

            Iyaa insiden itu masih ja nggk ilang2..Sm nyebelin bgt 😡😡..Entahlah serba bingung..Moga ja kalopun mank keputusannya ntar tiff mank bener2 nggk lnjut tp berharap dy tetep sering posting di ig ato ada brita2 apa gt entah solo entah film ato apapun itu setidaknya dy nggk menghilang ☹️☹️

            Like

          2. Eiii author punya info ttg mereka. Blm pasti mereka itu out dr snsd. Mrk cmn bilang gak perpanjang kntrak sama SM.
            ditambah seohyun yg nambahin di ig bionya.. Pake girl’s generation..
            Bisa jadi mereka 1 grup namun berbeda agensi kaya shinhwa

            Like

          3. Info apa itu kak..??
            Iyaa wktu itu aps awal2 britanya muncul seo nambahin lagi girls generation di bio ig..Tp abis itu smpe skrg nggk ada kabar apa2 lg..Iyaa moga ja mreka tetep jadi 1 group

            Like

          4. HmMm lega sch baca itu..Dan dari awal q cuma berharap apapun keputusan mreka itu jadi yg terbaik dan tetep slalu dukung mreka..Pas Awal baca brita itu q langsung ngluarin smua koleksi q dr lemari dan q puter satu2 seharian penuh sambil galau nangis juga smbil inget2 awal2 q kenal mreka mulai koleksi smuanya hehe..Q nggk prnh nangs buat idol manapun y cm snsd ini yg smpe bikin q gini

            Like

  6. Ahh makin suka banget sama TAENY walau pun yulsic menentang hubungan mrk tetep pada tujuan TAENY sllu bersama.. dih siwon banci kali kau maen pukul itu muka Tae, hadehh mau di keroyok sone sedunia liat 😆😆

    Like

Leave a comment