Circle [Chapter 12]


Main cast : Kim Taeyeon, Tiffany Hwang, Kwon Yuri, Jessica Jung
Sub Cast : Choi Siwon (as Siwon Hwang), Choi Sooyoung, Lee Sunny, Im Yoona, Seo Ju Hyun,
Genre : Yuri, Drama, Sad, Chaptered
Rated : 18+
Author : Lean.G.G

WARNING!!

The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Senin, 9 Juni 2014

Author POV

“Jessie”

“Hem?” ia menjawab dengan sangat singkat tanpa menghentikan aktivitas sarapannya.

“Are you okay?”

“Eoh”

“Tapi kau terlihat sedang tidak baik”

Mendengar ucapan sahabatnya sekaligus roomatenya itu membuat ia menghentikan aktivitas sarapannya dan perlahan menatapnya dengan dingin.

“Saat aku mengatakan aku baik-baik saja, maka aku baik-baik saja” setelah itu ia bangkit dari meja makan dan berlalu pergi.

“Jessie tunggu aku” ia memakan sarapannya dengan terburu-buru dan berlari mengejar jessica.

“Aku bertanya karena kau tak biasanya seperti ini. sejak kemarin kau terus murung dan tak berbicara sama sekali. Apa terjadi sesuatu? Biasanya kau itu cerewet, kau tahu?”

“Bisakah kau berhenti berbicara? Kau sekarang sangat berisik. Bukankah kemarin-kemarin kau menghindariku? Lalu mengapa sekarang kau terus menempel padaku, hah?”

“Itu…. aku hanya tak tahu harus bersikap seperti apa padamu. Bagaimanapun aku tak bisa berpisah dengan taetae, aku harap kau mengerti akan pilihanku”

“Itu urusanmu dan itu pilihan hidupmu, aku tidak mempermasalahkan itu lagi. Aku hanya bisa berdoa untuk kebahagiaanmu saja. Karena aku tahu bagaimanapun dan apapun yang aku lakukan dan katakan takkan pernah merubah keputusanmu”

“Tunggu” tiffany menahan jessica untuk berhenti berjalan dan menatapnya.

“Jadi… kau menyetujui-maksudku merestui hubunganku dengan tae?”

“Kau tahu ini jam berapa? Kita bisa terlambat bodoh, ayo” ujarnya mengalihkan pembicaraan sambil menarik lengan tiffany agar kembali berjalan.

.

.

“Yul sedang apa kau disini?” tanya taeyeon saat melihat yuri yang sedang berdiri digerbang seperti sedang menunggu seseorang.

“Aku emm.. aku menunggu sica”

“Aaaaa mau aku temani?”

“Aniya!” refleksnya dengan suara agak tinggi.

“Mwoya? Heii kau baik-baik saja?” tanya taeyeon memastikan karena yuri baru saja menggunakan suara tinggi padanya.

“Aaa maksudku-k-kau bisa masuk lebih dulu. Cuacanya sangat dingin hari ini” yuri mencoba mencari alasan.

“Taetae, yul!” suara yang cukup keras terdengar membuat yultae manatap arah sumber suara.

Yuri membulatkan matanya melihat jessica yang kini menatapnya dengan membelalak juga. Entah apa yang sekarang ia rasakan, ia tidak bisa berfikir. Kalimat-kalimat dan perkataan yang sudah ia siapkan seketika lenyap dalam sekejap saat melihat sosok itu.

Deg deg deg

Deg deg deg

Ia bahkan merasa aneh dengan jantungnya. Ia coba layangkan senyum pada gadis yang sedang berjalan mendekat kearahnya, namun senyum itu lenyap saat melihat gadis itu memalingkan pandangannya.

“Tae kau menungguku?” tiffany tersenyum senang sambil melingkarkan tangannya di lengan taeyeon.

“O’ aniyo” jawab taeyeon jujur nan polos membuat tiffany kini merasa kesal.

“Ya’ neo! Mengapa kau menutup teleponku seperti itu? Apa kau mulai bosan padaku? Atau kau bertemu dengan yeoja atau namja tampan dan cantik, hah?” kesal tiffany.

Niatnya untuk memaafkan dan melupakan tindakan taeyeon yang menutup teleponya seperti itu kini ia hapus. Dan sekarang ia akan mengungkit dan memberi taeyeon pelajaran.

Tak ingin mendengar ocehan pasangan taeny dipagi hari, jessica memutuskan melangkahkan kembali kakinya menuju gedung. Ia ingin sendiri, ia menginginkan ketenangan. Yuri yang menyadari jessica pergi memutuskan untuk mengejarnya.

Yuri POV

“Sica”

“…………….” Ia tak meresponku dan terus berjalan.

“Sica tunggu”

Entah ia memang tak mendengar atau sengaja aku tidak tahu itu tapi ada yang harus aku bicarakan dengannya.

Setelah kejadian itu ia menghindariku. Ia tak mengangkat telepon dan membalas pesan singkatku. Dia tak membukakan pintu apartemennya juga untukku, dia benar-benar mulai berjalan jauh dan semakin jauh dariku.

Aku …

Tidak suka itu.

Aku …

“Sica tunggu” kini aku tahan pergelangannya dan membuatnya berbalik menghadapku.

“Ayo bicara”

“Aku sibuk”

“Sica..”

“Kita bisa bicara nanti” ujarnya dingin sambil melepaskan genggamanku pada pergelangannya dan melanjutkan perlajanannya.

“Wae?” lirihku menatap punggunnya yang semakin jauh.

Mengapa rasanya menyakitkan saat ia menolakku? Mengapa hatiku terasa sakit melihatnya berjalan memunggungiku? Wae?

.

.

Author POV

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan membuat pemilik ruangan itu mengarahkan pandangannya saat seseorang masuk kedalam ruangannya.

“Eoh appa” pria itu tersenyum melihat sang appa yang masuk kedalam rungannya.

“Tidak makan siang?”

“Ne, ada beberapa laporan yang harus aku selesaikan sore ini”

“Meski begitu kau harus mengisi perutmu. Kajja kita makan diluar siwon-ah”

“Baiklah kalau begitu” ia tersenyum lalu bangkit menyimpan jasnya dan pergi bersama sang appa.

.

.

Taeyeon POV

Hahh~

Ini adalah kesekian kalinya aku menghela nafasku. Meski tak ada yang aku pikirkan rasanya tetap ada suatu yang mengganjal dalam hatiku. Wae? Perasaanku sekarang benar-benar sedang campur aduk. Ingin berteriak, ingin marah, dan ingin menangis, aku ingin melakukan itu secara bersamaan.

Ya tuhan..

Tolong aku..

Benarkah tippany adalah-

“O TUHAN!” teriakku refleks membalikkan tubuhku saat merasakan sebuah tangan melingkar dipinggangku.

“O my god tippany” kuusap bagian jantungku yang sedang berpacu dengan cepat karena terkejut olehnya.

“Wae? Kau tidak biasanya terkejut sambil berteriak seperti itu” tiffany menjulurkan lidahnya dan tersenyum mengejek.

“Aishh dasar” kuacak-acak tatanan rambutnya.

“Yaa’!”

“Wae wae w-”

Chuu~

“Balasan karena kau merusak tatanan rambutku. Aku sudah merapihkannya serapih mungkin sampai aku terlihat cantik dihadapanmu, tapi kau malah merusaknya” ujarnya menyipitkan matanya seolah kesal lalu mengerucutkan bibirnya membuatku gemas.

Chuu~

Kukecup bibirnya seperti dia mengecupku tadi dan merapihkan tatanan tambutnya yang kurusak sambil tersenyum simpul.

“Dimataku kau selalu cantik. Jadi tak perlu melakukan apapun yang membuatmu kesulitan”

Hahh~ sikapmu yang seperti inilah yang membuatku semakin jatuh untukmu tae” ujarnya lalu memeluk dan mendekapku dengan erat.

Kubalas pelukannya dan mengelusnya..

‘Kalau begitu buktikan olehmu jika perkataanku ini adalah sebuah kebenaran’

Hahh~

Aniya, tiffany bukanlah miyoung.. hahh~

“Kau bawa makanannya kan?” ia melepaskan pelukannya.

Kujawab pertanyaannya dengan mengangguk. Kunaikan daguku mengarah pada kotak bekal yang ada dikursi lantai atap ini. ia belari sambil menarikku untuk duduk.

“Kau lapar sekali ya?” tanyaku padanya karena kulihat ia seperti terburu-buru membuka kotak makan itu.

“Eoh, mani.. terutama karena ini masakanmu tae” ia tersenyum memperlihatkan gigi rapihn dan eyesmilenya.

‘Buka matamu dan perhatikan tiffany dengan baik’

Aku..

Tidak ingin mencari tahu itu. aku tidak ingin tahu. Karena itu..

Aku takkan mancari tahu lebih jauh dan akan melupakan semuanya.

.

.

Author POV

“Bagaimana menurutmu? Kabag. Shin bilang tempat ini murah dan enak” ujar daddy hwang pada putranya.

“Emm ne, tempat ini tidak terlihat seperti luarnya” jawab siwon sambil memakan lagi makan siangnya.

“Bagaimana dengan pekerjaanmu? Apa kau mengalami kesulitan?”

“Animnida, appa”

“Oh ya, bagaimana kabar putri appa? Kau baru menemuinya beberapa hari yang lalu bukan?”

“Dia baik-baik saja dan masih sama seperti orang tak waras saat berkenaan dengan shoping” jawabnya membuat daddy hwang terkekeh mengingat putrinya yang bergitu menyukai shoping.

Hahh~ appa sangat merindukannya. Appa belum sempat berkunjung beberapa minggu ini. anak itu bahkan tak mengunjungi appa”

“Dia hanya sedang sibuk. Emm maksudku appa tau bukan dia itu selalu sibuk dengan sifat malasnya” siwon berkata sambil terkekeh.

“Kau benar, tiffany memang pemalas”

“Sekarang dia tinggal sendiri, dia harus melakukan segalanya sendiri bukan? Dia juga pasti memiliki banyak tugas dari dosennya”

“Tapi setidaknya seharusnya dia menelpon. Apa perlu appa potong uang jajannya agar dia intropeksi?”

“Andwae appa, uri princess akan kelaparan”

“Hahaha kau benar”

“…………………..”

Hening seketika.

Mereka melanjutkan kegiatan makan mereka. Namun terlihat dari wajah siwon yang tak tenang seolah ingin memberitahukan sesuatu pada sang appa.

“Aku.. Aku menemukan keluarganya” lirih siwon namu masih terdengar jelas oleh daddy hwang. Seketika daddy hwang terdiam menatap siwon dengan wajah penuh tanya tak mengerti.

“Keluarga tiffany”

“Kau ..”

“Aku menemukan keluarga terakhirnya. Dia-“

Plakk

“Kau. Bukankah sudah aku bilang untuk tidak melakukan apapun!!” emosi daddy hwang sambil berdiri menatap siwon penuh amarah.

“SAMPAI KAPAN APPA AKAN MENUTUPI INI SEMUA?!”

“HWANG SIWON!”

“Tiffany perlu tahu yang sebenarnya appa, cepat atau lambat pada akhirnya ia akan tahu”

“TIDAK! Tidak jika kau tutup mulutmu!”

“Wae? Mengapa appa melakukannya sampai sejauh ini? sadarlah appa tiffany sudah mati. PUTRI APPA SATU-SATUNYA SUDAH TIAD-“

BUG!

Brak

Prangg!

Daddy hwang memukul siwon hingga tubuhnya tersungkur sekaligus mengenai meja lain membuat alat-alat makan disana ikut terjatuh dan pecah.

“TIFFANY BELUM MATI! DIA BAIK-BAIK SAJA, DIA TAKKAN PERNAH MATI!”

Siwon meringis saat membangkitkan tubuhnya untuk berdiri. Ia paksakan dirinya hingga ia berdiri tegak dihadapan appanya.

“Tiffany memiliki kakak perempuan. Dan aku sudah menemuinya, kukatakan semua padanya”

“HWANG SIWON!!!”

BUG!

Daddy hwang kembali memukul siwon tepat di pelipisnya dan mencengkeram kerah siwon dengan keras. Tak memperdulikan para pelanggan lain yang menatap juga memperhatikan mereka.

“BAHKAN- bahkan walau aku tidak mengatakan yang sebenarnya dia akan tetap mengetahuinya-”

“Siwon-ah hentikan sebelum aku semakin melukaimu” pinta daddy hwang yang kini matanya mulai memerah menahan emosi dan sedih yang bercampur aduk dalam dirinya.

“Selama ini dia ada disekitar tiffany appa, dia bahkan pernah menginjakkan kakinya dirumah kita”

“Mwo?”

“Kim taeyeon. Dia adalah kakak tiffany. Lebih dari 15 tahun dia mencari tiffany-ani, miyoung”

“Kau melakukan ini karena perasaanmu pada adikmu bukan?”

“Appa-“

Daddy hwang melepaskan cengkeramannya dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan siwon yang matanya mulai basah.

.

.

Jessica POV

Ddrrtt

Kubuka phoneku dan membacanya.

From Tiffy:
To Jessie:

Eodiga? Ayo pulang bersama..
Aku menunggumu digerbang kampus bersama taeyeon.

Kubalas pesannnya.

From Jessie:
To Tiffy:

Kau duluan saja, aku ada urusan lain.

From Tiffy:
To Jessie:

Okay..

Ku matikan layar phoneku namun dia getaran kembali kurasakan membuatku kembali menyalakan layar phone dan membaca pesan singkat yang membuat phoneku bergetar.

From Yul:
To Jessie:

Sica aku menunggumu ditaman biasa..

Hahh~ mengapa dia terus bersikap seperti itu?”

Kumatikan layar phoneku dan menatap langit cerah hari ini. langit hari ini sangat cerah tidak seperti suasana hatiku yang bener-benar sedang mendung dan keruh. Rasanya semangat hidupku hilang entah kemana.

Malam itu..

Aku tidak bisa melupakannya bahkan sampai detik ini? Wae? Padahal aku sudah berusaha untuk melupakannya dan menganggapnya tak pernah terjadi tapi..

‘Maafkan aku.. aku akan bertanggung jawab’

Apa maksud perkataannya pagi itu adalah menikahiku? Tapi itu tidak mungkin.. aku ingat dengan sangat jelas apa yang dia katakan saat kami menangkap basah taeyeon dan tiffany yang sedang make love saat itu.

‘Sica mereka melanggar asusila. Kau melihatnya sendiri’

‘Tidak sica ini salah. Mereka adalah sahabat kita, sudah seharusnya kita meluruskan mereka’

Hahh~

Jadi maksud perkatannya adalah bertanggung jawab untuk mengembalikan keperawananku? Itukah? Tapi mana mungkin itu bisa?

“O my god, save me please god” lirihku sambil mengusap wajahku prustasi.

Kutatap ruangan yang sudah sepi sejak 20 menit yang lalu. Kelas sudah bubar tapi aku tidak ingin pergi sekarang, aku masih ingin menyendiri dan tempat inilah yang pas untukku.

“Jessica?”

Kuarahkan pandanganku pada seorang pria yang ada diambang pintu. Kulihat ia tersenyum senang dan berjalan mendekat kearahku. Mwoya?! Dia duduk disampingku begitu saja tanpa meminta ijinku!

“Aku tidak mengijinkanmu untuk duduk disana” ucapku dingin.

“Eii ayolah aku hanya ingin menemanimu”

“Aku tak butuh ditemani, pergilah”

“Heii aku donghae dari jurusan management”

“………………………..”

“Aku sering melihatmu, apa kau sering melihatku juga?”

“Pergilah aku sedang ingin sendiri”

“Aku menyukaimu”

“……………………..”

“Aku menyukaimu jessica jung”

Dia…

Dia bilang dia menyukaiku?

“Aku tahu ini mungkin terlalu mendadak dan bahkan kau belum mengenalku jauh tapi-“

“Sica, aku menunggumu sejak tadi”

Author POV

Yuri berjalan mendekat dengan raut muka yang sulit diartikan. Wajahnya bener-benar datar seolah sedang menahan emosi.

“Ya’ menyingkirlah” ujar yuri.

“Mwo?”

“Aku bilang enyahlah” kasar yuri membuat donghae bangkit karena marah.

hhhh, berani sekali kau-“

“Kaulah yang seharusnya enyah yul”

Deg

Perlahan yuri menatap jessica yang menatapnya dengan raut sedih. Dan saat itu juga ia bisa merasakan hatinya yang sangat sakit mendengar pengusiran dari sahabatnya itu.

“Kau.. banyak yang ingin aku katakan padamu. Mengapa kau selalu menghindariku? Wae? Apa kau benar-benar ingin aku enyah? Selamanyakah?”

“…………………….”

Hening..

Jessica tak bisa menjawab itu. bibirnya tidak mau terbuka dan suaranya tak ingin keluar. Tp satu hal yang ia rasakan. Sejujurnya ia tak ingin kehilangan yuri yang selalu membuatnya nyaman selama ini, ia tak ingin kehilangan sahabat seperti yuri.

“Ne” akhirnya dengan sekuat tenaga ia keluarkan suaranya dengan sangat berat.

“Sica..” lirih yuri dengan mata yang memerah menahan sakit dihatinya.

Dengan gerakan cepat jessica pergi meninggalkan yuri dan donghae yang sama-sama terdiam.

“Sica tunggu!” yuri yang mulai sadar akhirnya memilih mengejarnya dibandingkan pasrah dan menahan sakit.

“Sica kumohon”

Yuri mempercepat langkahnya dan menggenggam pergelangan tangan jessica dan membuatnya membalikkan tubuhnya. Seketika matanya membulat saat melihat wajah jessica yang sudah basah penuh air mata.

“Sica..”

“Hentikan yul, mengapa kau terus melakukan ini? Wae?”

“Aku bilang aku akan bertanggung jawab?”

“Bertanggung jawab apa? Kau akan menikahiku? Apa seperti itu?”

“……………………”

“See.. kau bahkan tak bisa menjawabnya”

“Kita bisa menjalaninya terlebih dahulu sica, seperti taeyeon dan juga tiffany”

“Jawaban apa yang ingin kau dengar, hah?! Aku sangat tahu kau yul, kau tak menyukai hubungan seperti itu. Lalu kau ingin aku menerimanya dan menjalaninya sementara disisi lain kau tak menyukainya. Kau tidak memiliki perasaan padaku yul”

“…………………..”

“Lupakan saja semuanya. Anggaplah semua itu tak pernah terjadi” saat jessica akan membalikkan tubuhnya, yuri menarik tubuh jessica dan-

Chuu~

Terdiam. Membelalak..

Hanya itu yang jessica lakukan saat ini.

“Aku tidak bisa melupakannya. Aku tidak bisa menganggap semua itu tak pernah terjadi”

“……………”

“Meski aku tidak menyukai hubungan seperti itu, tapi kita bisa memulainya perlahan hingga perasaan tak suka itu memudar. Dan mengenai perasaanku padamu.. aku tidak tahu apakah perasaan yang aku rasakan ini adalah perasaan suka terhadap sahabat atau bukan. Tapi saat bersamamu aku selalu merasa nyaman, terkadang jantungku selalu berdebar tak karuan hingga membuatku salah tingkah.”

“Kita bisa menjalaninya perlahan sica.. aku adalah kwon yuri dan aku bukan seorang pecundang yang akan mengabulkan perkataanmu tadi. Jadi biarkan aku bertanggung jawab”

Ia bawa kedua tangan jessica dan mengelusnya. Ia tatap jessica dengan penuh kelembutan dan ketegasan.

“Akan ku perlakukanmu dengan sangat special, akan ku berikan seluruh kasih sayangku padamu seutuhnya, akan kumanjakan kau dengan penuh kasih sayang. Akan kubuat kau menyukaiku-ani mencintaiku’

Sica meneteskan kembali air matanya mendengar perkataan yuri yang terdengar sangat manis dan penuh kepercayaan.

“Dan kau… buatlah aku mencintaimu juga dengan begitu kita bisa bersama dengan saling mencintai” ujar yuri sambil menghapus air mata yang menetes itu.

.

.

“Aku rasa sekarang hobimu adalah makan bukan shoping lagi” taeyeon berkata sambil terkekeh.

“Mwo?” tiffany mengerutkan keningnya tanpa menghentikan aktivitas mengunyahnya.

“Kau akhir-akhir ini selalu memintaku untuk memasakan sesuatu untukmu” taeyeon berkata sambil bangkit dan berjalan menuju pantry kecilnya dan membawakan air minum untuk kekasihnya.

“Kau selalu memintaku membawanya saat kita bertemu, seperti tadi dikampus dan tadi kau memintaku memasak lagi, kau bahkan tak pulang kerumahmu”

“Itu karena masakanmu the best dari siapapun. Dan ini adalah kesempatan untukku agar lebih lama bersama denganmu”

“Jarang-jarang kau memiliki waktu libur kerja di hari seperti ini” tiffany mengerucutkan bibirnya.

“Ya’ jangan pasang wajah seperti itu, kau jelek” taeyeon kembali terkekeh sambil memberikan gelas yang ia bawa tadi.

“Benarkah? kalau seperti ini?” tiffany memperlihatkan eyesmilenya dengan begitu cantik sambil menusukkan kedua jari telunjuknya dipipinya.

“Omonaa~ kyeopta~” taeyeon tersenyum ikut memperlihatkan eyesmilenya sambil mencubit pelan pipi mulus tiffany.

“O’ pany-ah disini” taeyeon menunjuk ujung bibirnya memberitahu tiffany bahwa ada sisa makanan yang menempel diujung bibir tiffany.

“Dimana? Disini?” saat tiffany akan menghapus dengan jarinya taeyeon menahannya dan-

Chuu~

“T-taeyeon-ah” tiffany terkejut sambil menutup bibirnya dengan tangannya.

Siapa yang tidak terkejut? Seseorang membersihkan noda dibibirnya dengan bibir lain.

“Wae? Aku hanya membantumu membersihkannya tanpa membuat kotor tangan kita”

“Kau-kau mengambil kesempatan ya kan?!” tiffany memasang wajah marahnya.

Ia bangkit dan berjalan mendekat kearah taeyeon dengan ekspresi hell fany membuat taeyeon benar-benar merasa takut karenanya.

Bug

Taeyeon terdiam saat tiffany duduk diperutnya setelah mendorongnya mengakibatkan dirinya yang kini diposisi tertidur.

“Neo!-“ tiba-tiba ekspresi hell pany berubah menjadi sangat cantik dan manis dengan senyuman mautnya.

“Kenapa tidak bilang kalau kau ingin menciumku? Aku akan memberikannya untukmu secara percuma”

“M-mwo-“

Chuu~

Tiffany memulai untuk melumat lebih dulu. Ia lumat bibir bawah dan atas taeyeon dengan penuh kelembutan. Perlahan taeyeon memejamkan matanya dan membalas lumatan demi lumatan yang tiffany berikan. Ia balas memimpin dengan menghisap bibir kekasihnya dan mengigitkan meminta untuk memasukkan lidahnya.

Ehm” ringis tiffany walau kenyatannya tidak sakit.

Deg

Tiffany membelalak saat kini posisi dirinya terbalik menjadi berada dibawah taeyeon. Ya, taeyeon baru saja menukar posisi mereka.

“Ayo lanjutkan yang tadi” bisik taeyeon yang sudah bernafsu akibat ulah kekasihnya itu yang tiba-tiba menciumnya dengan penuh gairah.

“Mwoya..” tiffany terkekeh sambil melingkarkan tangannya dilaher taeyeon.

Dan detik itu juga taeyeon membawa tiffany kedalam kamar kecilnya dan ….

.

.

“Aku pulang!” teriak tiffany saat sudah memasuki apartemennya.

“Tiff mengapa kau tidak mengatakan padaku jika kau akan pindah?” ujar jessica menghampiri tiffany.

“Mwo? Siapa kau bilang? Me?” jessica mengangguk.

“Daddymu bilang mulai besok kau akan tinggal dirumah daddy hwang lagi, kenapa tiba-tiba?”

“Mwo?” tiffany bingung. Ia sama sekali tidak tahu apapun mengenai apa yang jessica katakan tadi.

“Daddymu ada dikamarmu”

Tanpa basa basi tiffany berjalan sedikit berlari menuju kamarnya. Dan benar saja, sebagian barangnya sudah dikemas oleh daddy hwang.

“Apa yang daddy lakukan?”

“Oh kau sudah pulang, dari mana saja? Bukankah seharusnya kau sudah dirumah sejak siang tadi? Ini sudah menjelang malam”

“Itu…. mengapa daddy mengemas barang-barangku?” ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

“Mulai besok kau tidak akan tinggal disini lagi, kau akan tinggal bersama daddy”

“Mengapa tiba-tiba? Mengapa daddy tidak membicarakan ini terlebih dulu denganku?”

“Apa daddy perlu persetujuanmu? Daddy adalah orangtuamu”

“Aku sudah besar dad, aku sudah mulai berfikir dan berpendapat. Aku punya keinginan sendiri”

“Daddy tidak bisa memantaumu jika kau disini” daddy hwang kembali mengemas buku-buku yang ada dimeja milik tiffany.

“Aku tidak ingin pindah”

Suara itu berhasil menghentikkan kegiatan daddy hwang yang sedang mengemas barang.

“Jika itu alasannya seharusnya daddy tidak hanya membawaku. Bagaimana dengan Jessie? apa daddy akan membiarkannya sendiri disini?”

“Dia ingin tetap disini, daddy sudah mengajaknya”

“Kalau begitu aku juga masih ingin tetap disini”

“TIFFANY HWANG!”

Seketika suasana menjadi hening. Terkejut? Tentu, itulah yang tiffany rasakan sekarang. Ini adalah pertama kalinya sang daddy tercinta meneriakinya dengan sangat keras. Dan detik itu juga ia merasakan matanya yang mulai basah.

“Apa ini yang ingin dad katakan padaku setelah beberapa minggu tak bertemu denganku?”

“……………………”

Jessica yang tadi mendengar teriakan daddy hwang akhirnya ikut masuk kedalam kamar tiffany.

“Apa yang sebenarnya daddy inginkan? Aku yakin ada alasan lain. Daddy tidak pernah seperti ini bahkan sampai meneriakiku seperti itu”

“Sebenarnya ada apa disini? mengapa daddy dan oppa berubah seperti ini?”

“Cukup tiffany. Cepat kemas barangmu dan kita pergi dari sini!” perintah daddy hwang dan kembali mengemas buku-buku itu.

Tiffany membuka koper dan mengeluarkan semua pakaiannya ke lantai lalu mendekat kearah daddy hwang dan menjatuhkan kardus yang berisi buku-buku yang daddy hwang bereskan tadi membuat daddy hwang dan jessica terkejut.

“TIFFANY!-”

“JIKA DADDY INGIN AKU KEMBALI MAKA BERIKAN ALASAN YANG SESUNGGUHNYA PADAKU!”

“Jika alasan daddy karena sulit mengawasiku, itu semua adalah kesalahan daddy yang terlalu sibuk. Jangan salahkan aku atau siapapun”

Setelah mengatakan itu ia kembali melangkahkan kakinya keluar dari apartemennya.

.

.

Yuri POV

Kupejamkan mataku untuk menikmati udara malam hari ini dibalik jendela kamarku. Mengapa semakin hari rasanya semakin berat masalah yang menghalauku?

Kubuka mataku kembali dan menatap tangan ini. tangan yang menggenggam tangannya dan menghapus air matanya. Melihat tangisnya yang seperti itu membuatku tidak berdaya dan penuh menyesalan dan yang pasti aku rasakan adalah rasa sesak melihatnya meneteskan air matanya.

Seharusnya aku mengontrol diriku dan tidak melakukan hal seperti itu, lihatlah yul karena ulahmu kau menyakiti sahabatmu sendiri.

Kulirik jam dinding yang ada dikamarku.

hahh~ mengapa waktu berjalan dengan sangat cepat?

Kuambil handphoneku dan menulis pesan singkat.

To: Sica
Night’

Hingga beberapa menit kemudia terdengar suara yang menandakan ada pesan masuk.

From: Sica
Eoh

To: Sica
Sedang apa?

From: Sica
Nothing

“Aigoo kenapa dia sangat dingin?”

To: Sica
Sudah makan malam?’

From: Sica
Belum

“Haruskah aku bawakan makan malam untuknya?” tanyaku pada diri sendiri.

“Ide bagus” jawabku lalu bergegas mengambil jaket dan kunci motor.

“Mau kemana kau?” suara itu berhasil menghentikan langkahku.

“Bertemu seseorang” jawabku tanpa menghentikan langkahku.

“Siapa?”

“Apa aku harus mengatakan semuanya?” kini langkahku terhenti tanpa membalikkan tubuhku.

“Ingat kita punya janji makan malam dengan keluarga Heo”

Tanpa menjawabnya ku langkahkan kembali kakiku, dia benar-benar bukan seperti appa. Aku merindukan appa yang dulu..

.

.

Author POV

huff~” taeyeon mengeluarkan nafas lelahnya karena baru saja selesai mencuci dan menjemur pakaiannya. Ini adalah kesempatan dirinya untuk bersih-bersih karena mungkin setelah hari ini ia akan kembali sibuk seperti hari-hari biasanya.

Ia minum satu gelas penuh air putih dan duduk sambil menyalakan layar phonenya.

15 pesan belum dibaca

Ia mengerutkan keningnya saat membuka pesan-pesan itu.

“O my god” lirihnya

Dengan gerakan cepat taeyeon bangun dari duduknya dan segera memakai pakaian hangatnya lalu melesat pergi dari rumahnya.

.

.

Ting tong

Ting tong

“Tunggu sebentar!” terdengar suara dari dalam, seseorang yang menekan bel itu terkekeh.

ckrek

“Y-yul?”

“Malam” ujar yuri sambil mengangkat jinjingan yang berisikan makanan yang ia beli diperjalanan tadi.

Jessica hanya terdiam sejenak mencoba mencerna kembali situasi hingga ia akhirnya menyingkir dari pintu mempersilahkan yuri untuk masuk ke apartemennya.

.

.

Taeyeon POV

Kuhentikan lariku saat melihat dia yang sedang duduk dikursi taman sambil menunduk. Perlahan aku berjalan mendekat dan berhenti didepannya. Bisa kudengar isak tangisnya sekarang.

“Mengapa menunggu disini? mengapa tidak datang kerumahku saja? Mengapa kau masih berdiam disini padahal aku belum juga datang padahal 45 menit sudah berlalu” kulayangkan pertanyaan bertubi-tubi padanya.

Hahh~

Kududukan diriku disampingnya dan ketika itu pula dia memukulku bertubi-tubi membuatku sedikit merasa sakit karena pukulannya yang lumayan cukup keras.

“Awh appo” ucapku sambil melindungi bangian kepalaku.

“Kau.. kau membuatku menunggu dan menangis disini” ujarnya tanpa menghentikan pukulannya.

Dengan gerakan cepat dan kuat ku genggam kedua tangannya untuk berhenti dan..

Chuu~

Kukecup kedua tangannya itu membuatnya berhenti berkata dan hanya menatapku dengan mata yang basah.

“Tanganmu dingin, pipimu juga” ujarku dengan sebelah tangan yang mengelus pipinya sambil menghapus bekas jejak air mata itu.

Kubuka pakaian hangatku dan memakaikannya padanya.

“Aku minta maaf karena membuatmu menunggu, aku benar-benar tidak tahu jika kau mengirimiku pesan. Neo gwaenchana??”

Bugg

Author POV

Tubuhnya sedikit terdorong karena pelukan tiffany. Dia memeluknya dengan erat sambil menenggelamkan wajahnya ditekuk leher taeyeon.

Hiks-“

Taeyeon membawa tangannya kepunggung tiffany dan mengelusnya lembut, ia dekap pula tubuh kekasihnya itu mencoba memberinya kekuatan.

.

.

“Kenapa hanya diam? Kau bilang kau belum makan malam” ujar yuri yang melihat jessica hanya diam.

“Aku tidak lapar”

“Benarkah? ahh bagaimana ini. padahal aku sudah membelikan ini untukmu”

“……………”

“Sica” panggil yuri karena jessica hanya diam tak meresponnya.

“Kau bisa memakannya sendiri”

“Apa kau bisa bersikap biasa lagi? Jika seperti ini kau membuatku bingung”

“……………”

Yuri yang duduk bersebrangan berinisiatif mendekatkan posisi duduknya dan membawa tangannya menggenggam tangan kiri jessica dengan tangan kanannya.

“Bukankah kita akan memulai itu? jika kau seperti ini, kau membuatku bingung tak tahu harus berbuat apa. Aku sedang berusaha sekarang sica”

“Jika kau sudah menghabiskannya kau boleh pulang yul” ujar jessica lalu melepaskan genggaman itu dan bangkit pergi menuju kamarnya.

hahh~” yuri membuang nafasnya dengan keras.

Ia benar-benar merasa prustasi dengan semua ini. Kini masalahnya tidak hanya dengan keluarganya tapi dengan sahabatnya juga. Bingung dan kesal yang ia rasakan sekarang.

***

Selasa, 10 Juni 2014

Jessica POV

Kringgggggg

Ehm~

Kuraba meja disampingku mencoba meraih jam alarm yang kupasang tadi malam. Setelah berhasil mematikan alarm kuregangkan tubuhku sambil mendudukkan tubuhku.

Hahh~

Rasanya tubuhku malas untuk melakukan apapun hari ini. Apa aku bolos saja? Ahh benar lebih baik seperti itu. aku hanya ingin berdiam dirumah saja.

Kubaringkan kembali tubuhku dan menatap langit-langit kamar.

‘Bukankah kita akan memulai itu? jika kau seperti ini, kau membuatku bingung tak tahu harus berbuat apa. Aku sedang berusaha sekarang sica’

‘Kita bisa menjalaninya perlahan sica.. aku adalah kwon yuri dan aku bukan seorang pecundang yang akan mengabulkan perkataanmu tadi. Jadi biarkan aku bertanggung jawab’

’Meski aku tidak menyukai hubungan seperti itu, tapi kita memulainya perlahan hingga perasaan tak suka itu memudar. Dan mengenai perasaanku padamu.. aku tidak tahu apakah perasaan yang aku rasakan ini adalah perasaan suka terhadap sahabat atau bukan. Tapi saat bersamamu aku selalu merasa nyaman, terkadang jantungku selalu berdebar tak karuan hingga membuatku salah tingkah’

“O my god! Apa yang baru saja aku pikirkan?”

Hahh~ ini masih pagi mengapa si hitam itu terlintas dipikiranku sepagi ini?”

“Micheosseo micheosseo micheosseo!” ucapku sambil menenggelamkan wajahku dengan bantal.

“Aishh jinja!” rutukku kesal sambil mendudukkan tubuhku lagi.

Dengan kesal aku bangkit dan pergi menuju toilet yang ada dikamarku. Kubasuh wajahku dan menatap cermin yang sedikit berembun.

Bibir ini..

Kusentuh bibir ini, bibir yang pernah menikmati saat bibir lain menghampiri.

Ciuman malam itu.. aku tidak bisa melupakannya. Bahkan sampai saat ini itu semua masih membayang-bayang dalam pikiranku. Bagaimana bibir itu mengecupnya, melumat dan menghisap.

Jujur saja, sentuhannya begitu memabukkan hingga rasanya aku selalu salah tingkah dengan pikiranku sendiri saat berhadapan dengannya.

Kugelengkan kepalaku mencoba mengenyahkan apa yang sedang kupikirkan dan kembali membasuh wajahku.

Setelah itu kulangkahkan kaki menuju ruang tengah, namun langkah ini terhenti saat melihat sebuah kaki seperti ada seseorang yang sedang tidur disofa. Kerutan didahiku kini muncul ketika aku semakin mendekat kearahnya.

Mungkinkah dia..

Yul?

Author POV

“Y-yul?” lirihnya saat melihat yuri yang sedang tertidur disofa itu.

“Apa yang kau lakukan disini?” ia coba membangunkannya namun ia sama sekali tidak terusik.

Perlahan ia semakin mendekat hingga kini berada didepannya. Yuri terlihat sangat kelelahan terlihat sekali dengan kerutan didahinya bahkan saat sedang tertidur.

Jessica berjongkok dan menekan kerutan itu dengan telunjuknya dan kerutan itu kini menghilang. Ia terdiam sejenak hingga akhirnya matanya mendarat tepat di bibir milik gadis yang masih tertidur itu.

Deg deg

Deg deg

Perlahan ia kembali mengulurkan tangannya dan menyentuh bibir itu. bibir yang pernah mendarat dibibirnya dan memberikan sensasi luar biasa dalam dirinya bahkan hingga kini. Bibir itu rasanya selalu menghipnotisnya. Tanpa ia sadari ia mendekatkan wajahnya secara perlahan dan perlahan, hingga jarak diantara mereka kini tinggal beberapa centi lagi.

Dekat.. dekat .. dekat dan..

hahh~ andwae’ ujar jessica dalam hati.

Ia bawa tubuhnya menjauh namun ia kini malah terduduk dengan posisi bersandar pada yuri yang menatapnya penuh kelembutan.

Ya, yuri baru saja menahan pergelangan tangan jessica membuatnya terduduk dan bersandar pada dirinya.

“Morning” sapa yuri dengan lirih.

Chuu~

Plak!!

“Neo! Apa yang kau lakukan?!” teriak jessica sambil bangkit dari posisi tak nyamannya.

Terdiam. Itulah yang yuri lakukan sekarang saat mendapatkan tamparan keras itu. ia hanya terdiam dengan mata yang kini mulai terasa memanas.

“Neo-“ ucapannya terhenti saat melihat yuri yang bangkit dan berjalan mendekat.

“Sampai jumpa nanti” yuri mengacak-acak rambut puncak kepala jessica sambil tersenyum manis dan cerah. Setelah itu ia berjalan menjauh berniat pergi dari apartemen itu, hingga akhirnya kini ia tak terlihat lagi.

“Waegeurae? Jantungku..” lirih jessica menyentuh bagian jantungnya.

.

.

Buram..

Penglihatan buramnya kini mulai menjadi jelas dan jelas. Senyumnya terukir saat melihat seseorang didepannya sedang tertidur dengan lelap sambil memeluknya. Walau hubungannya sudah jalan berbulan-bulan, tapi yang ia rasakan adalah seperti baru kemarin dirinya dan kekasihnya kini menjalin cinta. Ini terlihat mustahil dan sulit dipercaya.

Ternyata.. Gadis cantik dihadapannya ini memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.

“O tuhan, sekolah” lirihnya saat teringat bahwa hari ini masih hari dimana mereka menimba ilmu.

“Pany-ah ireona” ia coba membangunkan kekasihnya.

“Hei, kita harus bersiap-siap sekolah atau kita akan terlambat”

Bukannya bangun, tiffany justru semakin mengeratkan pelukannya dan bahkan menenggelamkan wajahnya dileher taeyeon. Ia bisa merasakan hembusan nafasnya yang begitu menggelitik.

“Kita harus bersiap-siap” taeyeon menjauhkan dirinya.

“Tak bisakah kita memboloskan saja hari ini dan terus seperti ini sepanjang hari?” kini tiffany membuka suaranya dengan wajah cemberut kecewa.

“Andwae. Itu tidak baik”

“Taetae jebal~” ia memasang puppy eyesnya.

“Andwae!” taeyeon bangkit dengan terpaksa, ia hampir saja termakan godaannya tiffany.

“Neo-jangan lakukan itu lagi, kau terlihat sangat lucu sampai aku rasanya ingin menerkammu” taeyeon berkata dengan cepat tanpa jeda lalu berlari pergi berniat mandi dan membuatkan sarapan untuk mereka.

“Ya! Aish menyebalkan” kesal tiffany.

.

.

Drrtt drttt

Dengan sembunyi taeyeon membuka handphonenya yang bergetar.

From: Pany Pany Tippany
.

Diatap seperti biasa ya.. Saranghae ❤

Ia tersenyum kecil membaca pesan itu lalu membalasnya.

To: Pany Pany Tippany ❤
.

Arasseo 😊.. Aku akan membeli sesuatu untuk makan siang kita dikantin

Ia memasukan handphonenya ke dalam saku dan kembali memfokuskan diri pada materi yang sedang dosennya terangkan.

Drrrrttt drrrttt

Ia tersenyum kembali saat handphonenya kembali bergetar. Ia buka pesan itu dan kembali membacanya.

From: Pany Pany Tippany ❤
.

Plus-plus dengan ppoppo kan? Kau belum memberiku morning kiss 😑. Bibirku rasanya kering karena kau belum membasahinya dengan air liurmu.

Pppfffftttt

Deg

Entah hanya perasaanya atau bukan tapi ia merasakan bahwa ruangannya menjadi sunyi seketika. Dengan perlahan ia menatap kedepan dan dilihatnya semua mahasiswa begitupun dengan dosen itu sedang memperhatikannya.

“Apa ada masalah kim.. Taeyeon-ssi?”

“A-aa animnida, jeoseonghamnida” dengan segera ia bangkit dan membungkuk meminta maaf.

“Jika kau tidak setuju dengan apa yang aku terangkan maka kau bisa menerangkan sesuai pemikiranmu”

“Animnida. jeoseonghamnida” ia kembali membungkuk.

“Kalau begitu tolong perhatikan. Jika diantara kalian ada yang tidak setuju angkat tangan kalian dan kemukakan pendapat kalian tak perlu menertawai”

“Aish baboya” lirih taeyeon merasa malu dengan tingkahnya yang tak ia sadari tadi.

Hingga 25 menit kemudian..

“Baiklah kita akhiri pembelajaran kita hari ini. Selamat beristirahat” ujar dosen itu lalu meninggalkan ruangan.

Taeyeon membereskan barang-barangnya dengan cepat lalu keluar ruangan seperti yang lainnya.

Drrrttt drrrtttt

Ia lihat sebuah nama yang ia kenal muncul dalam layar teleponnya sedang mencoba menghubunginya. Ia gesek tombol hijau yang berada dilayar.

“Yeobsaeyo” sapanya.

“………………………”

“Ne, aku akan segera kesana ajusshi”

Iapun menutup telepon itu. Ia tulis sebuah pesan pada kekasihnya dan setelah itu pergi ketempat dimana ia dan ajusshi itu janjikan.

.

.

“Hei yul” sapa teman-temannya saat yuri bergabung dimeja kantin.

“Dimana taeng, tiff, dan sica?” tanya yuri.

Mereka semua hanya mengangkat bahu mereka menandakan bahwa merekapun tak tahu.

“Hei guys”

Perhatian mereka teralihkan pada satu gadis yang baru saja bergabung.

“Dimana taeyeon unnie tiffany unnie?” tanya seohyun.

“Dia bilang ada suatu urusan mendadak” tiffany berkata dengan wajah kesal.

“Ada apa dengan raut wajahmu? Kau sedang kesal?” sunny kini mengeluarkan pertanyaannya.

“Tentu saja aku kesal, dia sudah-akh sudahlah” tiffany tidak melanjutkan perkataannya. Ia sedang tidak ingin membicarakan itu, membuatnya semakin kesal.

“Tiff, di..mana sica?” yuri bertanya dengan ragu.

“Mengapa bertanya padaku? Kau yang selalu bersama dengannya bukan”

“Tiffany benar” sooyoung menambahkan.

“Ahaha.. Ahhahahah” yuri tertawa garing dengan wajah datarnya.

“Na ganda” lanjutnya sambil berlalu pergi meninggalkan teman-temannya yang menatapnya aneh.

.

.

Kringg Kringg

“Selamat datang” sapa pelayan caffee tersebut.

Taeyeon hanya tersenyum lalu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru mancari ajusshi yang meneleponnya.

“Taeyeon”

Ia alihkan pandangannya ke asal suara dan terlihatlah pria baruh baya dengan pakaian rapinya sedang melambaikan tangan.

Ia berjalan mendekat dan duduk diseberang pria baruh baya itu.

“Terimakasih karena kau bersedia datang taeyeon”

“Animnida, aku sebenarnya sedikit terkejut melihat nama ajusshi ada dilayar teleponku”

“Ahaha tentu saja kau pasti sedikit terkejut”

“Ne, ajusshi tidak biasanya menghubungiku”

“Aku hanya ingin makan siang bersama dengan sahabat putiku saja taeyeon”

“Tapi seharusnya anda membiarkanku mengajak tiffany ajusshi”

“Ah itu.. Sebenarnya tiffany sedang sedikit kesal padaku”

“Ne?”

“Ayo pesan dulu” daddy hwang memberikan buku menu pada taeyeon.

Daddy hwang mengangkat tangannya dan pelayanpun datang.

“Apa yang ingin kau makan taeyeon”

“Entahlah.. Aku tidak lapar sebenarnya”

“Jangan seperti itu. Kau harus mengisi perutmu. Kami pesan menu special makan siang disini” ujar daddy hwang.

Pelayan itupun menuliskan pesanan dan pergi. Hingga 15 menit kemudian pelayan itu kembali dengan membawakan pesanan mereka.

Acara makan siangpun dimulai. Mereka makan dalam kesunyian sejenak.

“Aku dengar kau kehilangan adikmu, kau masih mencarinya?”

“Ah-itu.. Ne”

“Kau sudah menemukannya?”

“Animnida”

“………………………”

“Baru-baru ini siwon menemuimu bukan? Apa saja yang diakatakan padamu?”

“Uhukk-ne?”

“Ayo minum. Siwon menemuimu bukan baru-baru ini?” ujarnya sambil memberikan minum pada taeyeon.

“Ne, siwon oppa menemuiku”

“Dia mengatakan apa padamu?”

“Ne? Dia.. Uhm..”

“Dia mengatakan hal-hal aneh bukan? Dia mengatakan bahwa tiffany adalah adikmu yang hilang?”

“Itu….”

“Kau mempercayainya?”

Taeyeon POV

“Kau mempercayainya?”

Percaya?

Aku.. Tidak bisa mempercayainya dan aku tidak ingin mempercayai itu. Dia mengatakan itu hanya agar hubunganku dan tiffany hancur. Dia menyukai tiffany..

“Mengapa aku harus mempercayai ucapan tak berdasar miliknya?”

Kulihat ia sedikit membelalak mendengar jawabanku namun setelah itu senyuman manis terlihat diwajahnya.

“Baguslah.. Aku harap kau memaklumi sikap kurang ajarnya”

“Taeyeon, sebenarnya ada yang ingin aku katakan padamu. Siwon.. Dia memiliki perasaan lebih pada tiffany” lanjutnya.

Deg

‘Bagaimana bisa dia mengetahuinya?’

“A-ajusshi”

“Karena itulah dia mengatakan hal yang tidak-tidak. Dia berusaha membuat seolah tiffany bukanlah adiknya”

“Maldo andwae” lirihku.

“Jadi bisakah kau tidak mempercayai setiap perkataan anehnya itu? Mungkin dia akan berlaku hal yang lebih”

“Ne, ajusshi tidak perlu khawatir” ujarku menenangkannya.

Setidaknya siwon oppa takkan mengganggu hubunganku dan tiffany karena ajusshi sudah mengetahui perasaannya.

Ya, itu lebih baik.

.

.

Yuri POV

“Apa yang kau lakukan disini sica” ujarku lalu mendudukan diriku disebelahnya yang sedang duduk. Kulihat ia hanya menyendiri dalam ruangan kosong ini.

“Ini” ujarku memberikan minuman padanya.

Diam.

Dia hanya menatap minuman itu sejenak lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela. Dengan inisiatif aku genggam tangan kanannya dan-

Srettt

“S-sica”

Author Pov

Ini sulit dipercaya baginya melihat apa yang baru saja jessica lakukan padanya. Ya, dia baru saja mengenyahkan tangan yuri yang berniat memberikan minuman itu untuk jessica genggam hingga minuman itu terlempar dan bahkan membentur mengenai pelipisnya dengan keras sebelum akhirnya minuman itu jatuh ke lantai.

Entah sadar atau tidak, tapi jessica juga kini membelalak seolah tak percaya akan tindakan yang baru saja ia lakukan.

“Y-yul”

“Ahaha gwaenchana” ia bawa kembali minuman yang jatuh itu lalu memberikannya pada jessica dengan menyimpannya dimeja.

Bersalah? Tentu saja.

Perasaan bersalah muncul dalam benak jessica. Ingin rasanya ia mengelus pelipis itu yang kini mulai terlihat memerah. Benturan itu pastilah sangat keras dan akan meninggalkan luka memar.

“Mengapa kau melakukan ini?” lirih jessica dengan suara gemetar.

“Kau tahu jawabannya sica, aku-”

“MENGAPA KAU BERSIKAP SEPERTI INI?! MENGAPA KAU TERUS BERSIKAP BAIK PADAHAL AKU SUDAH BERSIKAP DINGIN DAN KASAR PADAMU, WAE?!!” ia mengatakannya dengan wajah yang basah karena air matanya.

“S-sica-”

“GEUMANHAE YURI-AH, GEUMANHAE!!” jessica berteriak sambil memposisikan dirinya berdiri.

“Aku tidak bisa sica! Jangan menyuruhku untuk berhenti”

“AKU TIDAK BUTUH RASA TANGGUNGJAWABMU ITU, AKU HANYA INGIN KAU ENYAH DARI HIDUPKU, KAU BAJINGAN YUL! MENGAPA KAU TIDAK MENGERTI-MENGERTI!” ia berkata sambil emosi.

Ia tak bisa berfikir bagaimana bisa yuri tetap bersikap baik padahal dirinya sudah berkali-kali bersikap kasar dan dingin padanya.

“…………………..”

“……………………”

Hening..

Tak ada yang memulai pembicaraan lagi.

Jessica hanya menatap yuri yang menunduk kepala dalam duduknya.

“Aku.. Aku mengerti sica” ujar yuri lalu menegakkan kepalanya.

Membelalak. Itulah yang jessica lakukan saat melihat ekspresi senyum cerah yang yuri berikan.

“Aku sangat mengerti sekarang” ia bangkit dan berdiri. Ia langkahkan kakinya beberapa langkah untuk mendekat.

“Aku minta maaf atas semua sikapku. Terimakasih banyak karena kau mau menjadi sahabatku”

Ia usap kepala itu sambil memasang senyum tampannya. Tak ada ekspresi menyakitkan ataupun sedih. Dia benar-benar terlihat seperti sedang bahagia.

Setelah melakukan itu yuri berbalik pergi meninggalkan jessica yang mematung menatapnya.

.

.

Tiffany POV

Menyebalkan..

Akh dia benar-benar menyebalkan! Liat saja, akan ku beri pelajaran. Bagaimana bisa dia membatalkan janjinya dan meninggalkanku yang menunggunya. Dia bahkan tidak memberiku morning kiss-akh menyebalkan!

Drrrttt drrrrttt..

Kulihat layar handphoneku dan terlihat nama si menyebalkan ada disana, kuabaikan dan kembali memasukannya kedalam tasku.

Drrrttt drrrrttt..

Drrrttt drrrrttt..

Drrrttt drrrrttt..

Drrrttt drrrrttt..

“Aish menyebalkan sekali!” dengan kesal aku mengambil handphoneku dan mengangkat teleponnya.

“Waewaewae?!”

‘Gwaenchana? Ada apa dengan nada suaramu?’

Heol. Dia masih bertanya kenapa?

“Wae?” ucapku kembali tanpa menjawab perkataannya.

‘Eodi?’

“Bus” bohongku.

‘Jinja?’

“Eoh, wae? Aku kir-”

Tutttt~

“What the-hahahha”

Apa-apaan dia? Menutup teleponnya begitu saja? Bagaimana bisa?

Arrghhttt!!!

Aku benar-benar kesal sekarang. Lihat saja kau KIM! Akan kupastikan kau menyesal dan bertekuk lutut padaku!

“Jadi dimana busnya?”

“GABJAGI! Ya!” teriakku karena terkejut saat si menyebalkan itu ada dibelakangku sambil berbisik.

“Kau berbohong padaku pany-ah”

“Ne?”

“…………………….”

“A-aku tidak berbohong, aku memang akan ke terminal bus” ujarku tak ingin terlihat berbohong lalu berjalan meninggalkan dia dan universitas ini.

Tak lama aku sampai diterminal, kulihat dia tak ada. Jadi dia pergi begitu saja? Apa dia tidak bisa merasakan bahwa aku sedang kesal padanya? Aish dasar menyebalkan!

Aku memasuki bus yg baru saja tiba dengan tujuan yang aku tuju, kududukan diriku dikursi belakang ke dua lalu menatap keluar jendela.

Dingin..

Kurasakan sesuatu yang dingin menyentuh kulitku. Kualihkan pandanganku kesebelah dan dia.. Taeyeon duduk disampingku dengan senyum cutenya yang begitu mempesona dimataku. Ia bawa tanganku untuk menggenggam minuman kaleng dingin itu.

“Aku harap minuman itu bisa meredamkan amarah hatimu”

Ia satukan jarinya dengan jariku. Tangannya dingin karena tadi memegang minuman kaleng itu, benar-benar nyaman. Dengan cepat aku mengenyahkannya dan memalingkan wajahku keluar jendela mengabaikan dirinya.

Seperti inilah dia. Selalu berhasil meluluhkan hatiku bagaimanapun keadaannya, dan aku baru saja luluh hanya dengan sebuah minuman kaleng dingin dan kalimat sederhananya. Aku selalu luluh dan semakin jatuh padanya. Menyebalkan! Aku bahkan tidak bisa marah padanya, menyebalkan sekali!

Author POV

Tiffany dan taeyeon kini turun dari bus. Tiffany berjalan lebih dulu dan diikuti taeyeon dari belakang. Mereka tidak berjalan bersama, taeyeon merasa enggan dengan kekasihnya yang sedang marah padanya.

Hingga 6 menit kemudian mereka sampai di apartemen tiffany. Sepi, tak ada siapapun disana kecuali mereka berdua. Dengan dingin tiffany memasuki kamarnya dan menutup pintunya dengan keras.

Brakkkk!

Sanking kerasnya taeyeon sampai refleks menutup matanya. Tiffany sudah pasti sangat marah padanya, itulah yang taeyeon pikirkan.

Hahh~ eotteokhae” lirih taeyeon bingung harus melakukan apa.

Ia berjalan kearah pintu kamar tiffany dan mencoba membukanya, yang dapat ia pikirkan sekarang adalah masuk kekamar itu dan meminta maaf.

Ckrek

“Pany-ah” panggilnya dengan ragu.

Ia sedikit membelalak melihat keadaan kamar itu yang seperti kapal pecah. Ini lebih parah dari apa yang dibayangkan dari cerita tiffany semalam. Hingga matanya menangkap sosok pemilik kamar itu yang sedang berdiri membelakanginya.

“Pany-ah” ia berjalan mendekat kearah gadis itu.

Bukk

Tiffany membalikkan tubuhnya dan memeluk taeyeon begitu saja, sikapnya membuat taeyeon bingung. Bukankah ia sedang marah padanya? Lalu mengapa ia memeluknya sekarang??

“Saranghae” lirih tiffany sambil mengeratkan pelukannya.

“Nado saranghae keurigo mianhae, jeongmal” ucap taeyeon lalu membalas pelukan kekasihnya.

“Kau menyebalkan. Kau pergi begitu saja padahal kita sudah memiliki janji. Dan kau hanya memberikan minuman kaleng dingin dengan perkataan sederhanamu, itu menyebalkan”

“Ne?”

“Menyebalkan karena hanya dengan tingkah kecil dan ucapan sederhanamu itu bisa dengan mudah meluluhkan hatiku. Aku bahkan tidak bisa marah padamu-ahh menyebalkan sekali!” ia berkata sambil memukul satu kali punggung taeyeon dengan pelan.

Taeyeon melepaskan pelukannya dan menatap tiffany. Ia benarkan tatanan rambut tiffany sambil tersenyum manis.

“Aku rasa itu karena kau sangat mencintaiku”

“Ya’ sebenarnya apa yang kau lakukan padaku? Mengapa aku menjadi tergila-gila padamu?”

“Aku? Emm.. Aku hanya melakukan ini”

Chuu~

Taeyeon mengecup pipi tiffany membuat wajahnya merah, entah karena malu atau apa.

“Wajahmu memerah” taeyeon menahan senyumnya menampilkan sikap kalemnya.

“Jinja? Ahh eotteokhae” lirihnya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Sementara taeyeon terkekeh melihat itu. Dengan inisiatif ia bawa kedua tangan yang menutupi wajah cantik kekasihnya itu mengelusnya beberapa kali lalu melingkarkannya dileher milik dirinya.

Srett

Ia tarik pinggang tiffany mendekat hingga tubuh mereka benar-benar menyatu rapat.

“A-apa yang kau lakukan?” kaget tiffany, entah mengapa kali ini ia merasa gugup. Benar-benar gugup.

Chuu~

“Apa bibirmu masih terasa kering?” tanyanya setelah mengecup bibir tiffany.

“Ne?”

Chuu~

“Masihkah?”

Chuu~

Chuu~

Chuu~

Chuu~

Chuu~

“Eottae?” tanya taeyeon lagi dengan tatapan yang benar-benar menggoda menurut tiffany.

“I-itu.. Itu-”

“Ahh aku lupa, kau bilang bibirmu kering karena air liurku belum membasahi bibirmu, haruskah aku melumatnya? Mengisap? Atau mengulum?”

Yang diberi pertanyaan bukannya menjawab, ia hanya tersenyum malu lalu semakin merapatkan tubuh mereka.

“Menurutmu?” jawab tiffany dengan pertanyaan kembali.

Taeyeon tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapinya sebelum akhirnya wajahnya mendekat kearah gadis itu.

Chuu~

Bibir mereka kini bertemu, tanpa buang-buang waktu mereka saling melumat dengan lembut. Mereka berdua tersenyum disela ciuman itu. Mereka terus melumat dan melumat dengan menggerak-gerakan kepala mereka membuat hidung mereka saling bergesek.

Taeyeon membawa tiffany berjalan menuju meja belajar milik tiffany lalu mengangkatnya agar ia duduk dimeja itu. Lumatan itu kini berubah menjadi bermain lidah diselingi dengan lumatan. Hingga rasanya tangan taeyeon mulai terasa gatal. Ia buka kancing kemeja pink tiffany dengan cepat sambil mengelus tubuh tiffany disela-sela ciuman mereka.

Ehm~” desah tiffany saat bibir kekasihnya kini beralih keleher janjangnya.

Kecupan-kecupan taeyeon berikan didaerah leher dan bahu tiffany tanpa menghentikan aktivitasnya yang mencoba membuka tali bra yang mengikat dileher kekasihnya.

Hingga akhirnya tali itu terlepas dan memperlihatkan dua gundukan indah dan menggoda itu. Tanpa melepaskan pengait bra, taeyeon menurunkan kecupannya hingga bibir itu kini sedang berada diantara dua gundukan itu.

Ahh~” desah tiffany sambil meremas rambut taeyeon. Ia merasa sedikit geli sekarang.

“Awh damn tae! Ahh-ahh~” teriak desahnya saat kekasihnya itu melumat dan menghisap nipplenya.

Taeyeon bisa melihat wajah penuh nikmat kekasihnya. Ia remas boobs yang masih terbebas dan-

“Aku pulang!”

“Owh Shit!” kesal taeyeon dengan penuh penekanan. Ia sedang benar-benar menikmatinya tapi jessica pulang dan itu benar-benar mengganggu aktivitas bercinta dirinya.

“Aku rasa cukup sampai disini hari ini babe” tiffany berkata sambil terkekeh. Ia benar-benar tau bahwa taeyeon sedang kesal sekarang.

“Haish” desah sabar taeyeon.

Dengan terpaksa taeyeon menaikan bra itu dan mengikatnya kembali. Ia rapihkan kemeja kekasihnya dan mengancingkannya. Sementara pemiliknya hanya diam menatap taeyeon dengan penuh kegemasan.

Siapa yang tak gemas?

Kekasihnya itu kadang bersikap tegas, kadang bersikap manja, kadang bersikap malu-malu, kadang bersikap byun, kadang bersikap seperti anak-anak seperti sekarang.

“Gomawo” ujar tiffany tersenyum saat taeyeon selesai mengancingkannya.

Taeyeon hanya mengangguk lalu mundur beberapa langkah dan tiffanypun turun dari meja.

“Mau aku ambilkan minum?” tanya tiffany.

Taeyeon hanya mengangguk dengan ekpresi menyedihkannya. Ahh ini benar-benar membuatnya gemas sampai rasanya ia ingin sekali mencubit sekeras-kerasnya.

“Akan aku ambilkan apa yang ada di lemari es, oke” tiffany berjalan mundur sambil menatap taeyeon yang menunduk.

‘Benar-benar seperti anak tk yang tak dibelikan permen oleh orang tuanya, benar-benar lucu’ pikir tiffany.

‘Aish eksresinya membuatku merasa tak tega padanya’

“Hei come on jangan pasang wajah seperti itu” tiffany kembali mendekat dan mencium bibir kekasihnya membiarkan mereka kembali melumat beberapa kali.

“Smile please” pinta tiffany. Dan detik itu juga taeyeon tersenyum lebar memperlihatkan giginya.

“Dasar anak tk”

“Anak tk ini sangat mencintai tiffany hwang” taeyeon mempertemukan hidung mereka.

“Dork-chuu~”

Setelah itu tiffany pergi sedangkan taeyeon tertawa malu dengan sikap dirinya sendiri.

Hahh~ kita lihat apa yang harus dibereskan terlebih dahulu?” ia lihat seluruh kamar ini, dan matanya menangkap sebuah kardus yang yang terbaik sedangkan barang-barangnya tergeletak dilantai.

“Lebih baik bereskan itu dulu” ucapnya lalu berjongkok dan mulai meengambil barang-barang itu.

Ia tata kembali barang-barang itu ditempat yang menurutnya cocok, hingga akhirnya ia menatap sebuah figura kecil dimeja belajar itu dengan posisi jatuh terbalik, membuatnya tak bisa melihat isi figura itu.

“Sejak kapan dia memasang figura?” tanyanya pada diri sendiri. Ini pertama kalinya ia melihat ada figura kecil dikamar tiffany.

“Apa dia baru memasangnya?” ia berjalan mendekat kearah figira itu.

Perlahan ia ulurkan tangannya untuk mengambil figura itu. Senyum tak luput dari wajahnya. Hingga berselang 2 menit kemudian ia membelalak.

Tiba-tiba ia merasa seluruh tubuhnya gemetar dan lemas, matanyapun kini terasa memanas bahkan rabun. Jantungnya.. Kini berdetak diatas batas kata normal.

“M-miyoung” lirihnya.

“Tae”

Deg!

.

.

TEBECEH GUYS HAHAHA

.

Oke apakabare my readersku disini??
Akhirnya author update dan penantian kalian akhirnya selesai dan dimulai lagi bsk penantiannya wkkwkw ✌😝 candaaa. Kalian wajib party nih author pake sistem kebut yeuh nyelesein nih part 12 hha, mataku sudah bak kunti guys hha 😂

author mohon maaf karena baru bisa update, ada byk godaan yg membuat author jadinya ngepending nulis,salah satunya kamar author yg bocor smpe jd kolam *hujan dalam ruangan. Tp skrg udh dibenerin ko hhe

Ohya perasaan author aja atau memang setiap chapter selalu ada naenanya ya? 😅

Semoga penantian kalian terbayar dgn isi ceritanya/alurnya ya. Berikan kritik atau saran atau apapun di komenan kalian, like jika kalian suka chap.12 ini, follow jika kalian ingin lebih tau mengenai karya2 epep author lainnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak..

Untuk siders.. Apapun itu author tau kalian memiliki alasan tersendiri mengapa memilih menjadi siders. Mash byk tempat komenan atau sebagainya tersedia untuk kalian disini..

Author keren ini selalu menanti kalian2 😉😁

Hwaiting my readers, see you next time 👋😫


177 thoughts on “Circle [Chapter 12]

  1. Duhh Sica, padahal Yul sudah berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Menurut gw, bukan semuanya sepenuhnya salahnya Yul, tapi Sica juga salah.

    Poor Taetae, kesian dibikin nanggung sama Fany😂

    Like

  2. Arghhhh ..yulsic damai dong..cara yul dekati sica uda gentle.jgn menyerah yul meskipun dirimu akan membeku di setiap berhadapan dgn ice princess

    Andwae😦 taeyeon menemukan apa..ini pa menyangkut soal miyoung lg

    Like

      1. Dia bukan egois thor tp dia hnya cepat berkata tanpa berpikir dan dikirain y jg yul hnya mengatasnamakan tanggungjawab.krna sica ga mau acuhi yul cakap pun krna dia berpikir yul hnya triman bkn krna cnta dan dia jg sudah jatuhhati kian dgn yul

        ku senang akhir nya yul tau knp sica bertindak begitu ke dia..yul ayo gentle

        Like

      2. Dia bukan egois thor tp dia hnya cepat berkata tanpa berpikir dan dikirain y jg yul hnya mengatasnamakan tanggungjawab.krna sica ga mau acuhi yul cakap pun krna dia berpikir yul hnya triman bkn krna cnta dan dia jg sudah jatuhhati kian dgn yul

        ku senang akhir nya yul tau knp sica bertindak begitu ke dia..ayo yul skrg kamu harus bertindak cepat

        Like

  3. Hehe baru ngeh kl rated cerita ini udh jadi 18+, pas chap awal kl g salah cm 16+ deh..

    Dan kl g salah, start dr chap 10 ampe chap ini pov yulsicnya udh mulai banyak, mlh ky banyakan yulsicnya 😂

    Like

    1. Iyaa awal2 mmg gak kebayang bakal aga dewasa gt ditambh kan ada nc juga.. Ya jdi diganti jadi 18+ kekkekek 😂

      Hahah iyaa kan masing2 chapt. Ada pengentar untuk ke inti cerita yg pingin aku tulis gt mksdnya ehhe

      Like

  4. daddy hwang kok sampe sgtunya ke siwon spya tutup mulut..gk mau khlngan fany apa gmna ??
    Njess sok jual mahal pdhal dia ska sma si kwonYul
    Nceh nya gatot hahaha frustasi deh sitatang

    Like

  5. Masih ga rela gitu kalo taeny adik kakak, terus kalo mereka adik kakak gimana dong mereka bisa sama-sama. Masa iyaa mereka tetap ngotot mau tetap pacaran. Tapi gapapa kali ya kalo buat taeny wkwkwk

    Like

  6. Jessi jadi kena omongannya sendiri kan ..
    Thor nanti mereka di pisahin sama daddy hwang? Jangan dipisahin thor lagi seruuu

    Like

  7. Sebenarnya Tiffany itu adiknya Taeyeon apa bukan sih?? Si siwon blg iya bapaknya siwon blg bukan,terus si taeyeon nemuin foto masa kecilnya fany dia sebut itu miyoung ini mna yang bener thor??? Arggggghhhh aku makin pusing sama ceritanya

    Like

  8. Entah napa q tetep yakin mikir kalo sbenernya tiff bukan adek tae pasti ada crita laen lagi di balik itu..HmMm btw di sini q bener2 suka ma karakter tiff dan sifat cemburunya dy ke tae pokoknya q sukaa..

    Like

        1. Iyaa iyaaa janji kekkeke gak akn aku rubah heheh … Okeee jawaban dikunciiii jrengg jrengg jrenggg kekek 😅😁
          Iyaa salam kenal juga kekekek.
          Baca juga ff author yg my beautiful angel.. Byk reader yang suka hhe

          Like

          1. Aduuh kq bisa kebetulan gn yaa q juga lagi baca beautifull angel lho dan yeah bagus q suka tp cuma 2 chapter yaa hehe..Baru sampe stengh sch cz td baca juga pas break..Abis ini br mau lanjut baca tp masih bales coment kakak dl 😁😁

            Like

Leave a comment