[Squel] My Beautiful Angel (3/?)

squel-my-beautiful-angel

Main cast : Tiffany Hwang, Kim Taeyeon
Genre : Yuri, fantasy, Romance, Chaptered
Rated : 17+
Author : TNEYisREAL08

WARNING!!
The gendre is Yuri if you don’t like it go away and don’t copy paste or Bashing. Typo’s everywhere, please comment. Reading enjoy ^^

***

Author POV

“Kisseuhae! Kisseuhae! Kisseuhae!”

Minho hanya tersenyum canggung mendengar sorak pengunjung yang memintanya untuk mencium gadis yang kini resmi menjadi kekasihnya itu. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya. Tiffany yang melihat itu hanya bisa pasrah memejamkan matanya. Orang-orang semakin antusias dan senang melihat itu.Wajah mereka kini hanya berjarak beberapa centi saja.

Tiffany bisa merasakan nafas itu kini menerpa wajahnya. Tiba-tiba kenangan dirinya bersama taeyeon muncul dikepalanya. Bagaimana sosok itu begitu lembut padanya, perhatian, dan manja. Ia juga teringat bagaimana cara taeyeon menggenggam tangannya lembut dengan kulit dinginnya, bagaimana taeyeon memeluknya dan bagaimana ia menciumnya. Ia akui ia terus jatuh untuk sosok itu, bahkan hingga kini meski taeyeon sudah beberapa kali menolak dirinya dengan sikap kasarnya namun ia tetap jatuh untuk sosok itu bahkan lebih dalam lagi.

Tiffany POV

‘Kau mendekatiku karena hartaku bukan? Kau sengaja mencari kelemahanku untuk mendekati dan menarik hatiku. Katakan berapa yang inginkan?! 10 juta won? 50 juta won? Atau 1 milyar won?’

‘Kau pasti tahu siapa taeyeon bukan? Pewaris kim corp, perusahaan terbesar di korea selatan dan tentu dia memiliki banyak uang. Siapa yang tidak tertarik padanya? Taeyeon unnie tidak hanya kaya tapi juga memiliki tampang. Semua pria menyukainya. But dia tidak menyukai pria. Taeyeon unnie lebih tertarik dengan sesama jenisnya’

‘Taeyeon unnie mulai menjalani suatu hubungan. Hubungan mereka berlangsung sampai 1 tahun, tapi wanita itu ternyata selingkuh dengan seorang pria. Mereka putus, taeyeon unnie sangat terpuruk hingga akhirnya dia menemukan wanita lain dan hal itu kembali terjadi hingga ke 5 kalinya dan saat itulah kecelakaan itu terjadi.Taeyeon unnie selalu menjadi yang terhianati. Mereka mendekatinya karena hartanya. Memanfaatkan kelemahannya yang menyukai seorang wanita‘

Benar.

Taeyeon bersikap menolak seperti itu karena masa lalunya. Seharusnya aku tidak menyerah begitu saja. Seharusnya aku lebih bersabar dan meyakinkan dirinya bahwa aku mencintainya dengan tulus tidak seperti mantan-mantannya yang menginginkan harta miliknya. Meski ini memang sulit, tapi seharusnya aku tidak menyerah seperti ini dan mempermainkan perasaan orang lain. Aku tidak bisa menjadikan penantian panjangku menjadi sia-sia.

Aku tidak bisa melepaskannya.

Hatiku hanya berdetak untuknya.

Saat bibir itu hampir menyentuh bibiku segera kupalingkan wajahku membuat ia membuka matanya dan menatapku heran. Kulihat orang-orang juga menatap kami dengan wajah kecewa. Aku harus meluruskkan ini.

Taeyeon maafkan aku, aku hampir saja menghianatimu.

Jeongmal mianhae.

“Maafkan aku”

“Maaf untuk apa? Apa karena menerimaku?” tanyanya. Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban.

“Maafkan aku, tapi seseorang sudah mengisi hatiku. aku tak bisa melepasnya begitu saja setelah apa yang telah aku lalui untuk bisa bersamanya”

“Aku tidak berfikir dengan jernih. Maafkan aku, aku tidak berniat mempermainkanmu. Aku harap kau mengerti” aku mengembalikkan bunga mawar itu ketangan minho dan berlari pergi. Yang ada dipikiranku saat ini adalah taeyeon. aku ingin bertemu dengan gadis itu, aku merindukannya. Aku harus meminta maaf atas kehilafanku hari ini.

‘Kali ini aku harus bertahan, aku yakin hatinya masih bergetar untukku’

.

.

Taeyeon dan chanyeol kini telah kembali dan sampai diruang kamar VIP taeyeon, Taeyeon hanya diam berdiri setelah ia memasuki kamarnya. Chanyeol yang ada disampingnya tak bisa berbuat apa-apa, taeyeon tampak menakutkan dengan wajah datarnya saat ini.

“Chanyeol-ah”

“N-ne”

“Apa ruangan ini tampak indah?”

“Ne, banyak bunga dan lilin disini, 6 langkah didepan anda juga ada sebuah meja beserta makan malamnya, mereka menghias ruangan anda dengan sangat indah seperti yang nona minta”

“Benarkah? sayang sekali aku tak bisa melihatnya. Kau boleh hancurkan semuanya. Buang semuanya tanpa tersisa sedikitpun”

“N-nona tapi-“

“Lakukan”

“Nona aku-“

“Apa harus aku yang melakukannya?”

“Tentu tidak nona, aku akan membereskan semuanya”

“Dan juga… Aku ingin kembali kerumahku. Bisa kau urus itu?”

“Tapi dokter bilang anda belum bisa pulang”

“Aku sudah lebih baik sekarang, lakukan dengan cara apapun agar aku bisa kembali kerumah. Disini terlalu menyakitkan”

“Baiklah saya mengerti, kalau begitu saya permisi” chanyeol pun keluar dari ruangan itu meninggalkan taeyeon sendiri

Taeyeon POV

Tiffany Hwang.

Gadis yang berhasil membuat jantungku kembali berdetak dan mencairkan hatiku kini telah bersama orang lain. Dia kembali menghianatiku seperti orang-orang sebelumnya. Membuat luka dihatiku kembali menganga bahkan lebih besar lagi.

‘Mungkin kau tak akan ingat itu-any kau mungkin takkan pernah ingat itu sampai kapanpun. Dan semua yang aku lakukan adalah ketulusan taeyeon, tidakkah kau merasakannya? Kau bahkan lebih berharga dari sebuah berlian untukku. Kau bagaikan sebuah mawar, indah dan banyak yang ingin memillikinya. Aku hanya ingin menjadi duri yang melindungi mawar itu. Melindunginya dari orang-orang yang ingin mencabutnya untuk memanfaatkan keindahannya, dijual dan dijadikan hiasan. Semua yang aku lakukan itu karena aku-‘

‘Aku menyukaimu taeyeon-any ..aku mencintaimu taeyeon-ah’.

Sejak awal seharusnya aku tahu dan tak terpengaruh dengan kata-kata dan setiap perlakuan manisnya padaku. Sejak awal itu memanglah sebuah akting belaka, dengan kondisi tubuhku yang seperti ini dia berhasil memanfaatkaanku dan membuatku terlihat bodoh dengan perlakuan manisnya.

Dan karena kebodohanmu Kim Taeyeon, kau membuat dirimu kembali merasakan sakit ini lagi. Bahkan ini lebih menyakitkan dari sebelumnya sampai rasanya kematian lebih baik daripada merasakan sakit yang menusuk sampai ke ulu hatiku ini.

‘Kau pikir siapa yang mau denganmu? Kau memang kaya dan cantik, tapi kau wanita taeyeon begitupun aku. Kau seorang lesbi. Kau pikir semua wanita didunia ini akan mau menjadi seorang lesbi?’

Mengapa kehidupan cintaku seperti ini? Mengapa mereka menyalahkanku karena kekuranganku? Mereka pikir ini semua kemauanku? Any, semua ini mengalir dalam diriku begitu saja, ini bukanlah kemauanku. Tapi mengapa disini aku yang selalu terlihat salah?

Air mata yang sejak tadi kutahan kini keluar dari sarangnya, mengalir membasahi pipiku dengan deras. Rasa sakit dihatiku kembali menyerang diriku, mengingat kejadian tadi aku tak bisa membayangkan apa yang mereka lakukan. Setelah apa yang dia lakukan padaku, menciumku, dan membuat hatiku memutuskan untuk membawanya kembali kedalam pelukanku tapi kini ia berciuman dengan orang lain. Jika aku tidak mengikutinya mungkin dia akan terus menyakitiku perlahan tanpa sepengetahuanku.

Ini benar-benar menyesakkan, hatiku sakit melihatnya bersama orang lain. Ada perasaan tak rela. Dan saat itulah sekelebat bayangan muncul dalam kepalaku membuat hatiku semakin sesak.

‘Maafkan aku, aku akan mengingat dan menurut dengan setiap perkataanmu tae, jadi kumohon jangan seperti itu lagi, jangan pernah pergi dariku lagi seperti itu, tetaplah disisiku kapanpun, dimanapun, sampai kapanpun. Karena aku-‘

‘Aku-aku mencintaimu, saranghae’

‘Kau, bagaimana bisa kau mempermainkan hatiku begitu saja. Kau keterlaluan’

Disana aku melihat seorang yeoja berambut hitam sedang menangis didepanku. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Tapi melihatnya menangis seperti itu membuatku sedih dan sakit.

‘Aku takut kau berpaling dariku’

‘T– ini bukan aku, kau tahu-‘

’Siapa yang bilang kau tak bisa menghangatkanku? Kau selalu menghangatkanku, terutama hatiku taeyeon. Meski dari luar terasa dingin tapi kau menghangatkanku dari dalam. Terimakasih sudah hadir dihidupku taeyeon’

‘Benarkah? Lalu katakan padaku apa kau mencintaiku?’

Mwoya ige? Bayangan apa ini?

‘Kau tahu perasaanku t–’

‘Jawabanku adalah ada. Siapa dia? Dia adalah kunci kehidupanku dimasa depan. Kenapa? Aku tidak tahu dengan pasti, tapi saat berdekatan dengannya aku merasa sesuatu berdetak disini, aku juga merasa hangat, dan saat bibir kami menyatu itu seperti candu untukku. Melihat senyumnya membuatku senang setengah mati. Aku harap aku akan selalu bersamanya, mengingatnya dan mengingat setiap moment yang kami ciptakan bersama. Ya aku sangat mengharapkan itu’

‘See? Kau tak mencintaiku! Mengapa aku baru sadar sekarang, selama ini kau tak pernah mengatakan bahwa kau mencintaiku atau menjawab pernyataan cintaku!’

‘Geurae, jika kau lebih percaya pada mereka dari pada mempercayaiku. Kau bahkan tak melihat langsung p–. Berfikirlah sesukamu’

‘Entahlah, aku tidak pernah memikirkan hal itu. Tapi yang pasti aku akan sedih, kehilangan, dan menderita. Aku lebih baik mati daripada hidup tanpamu’

’Apa kau pikir kita bisa selamanya bersama?’

‘Aku membencimu taeyeon, aku harap aku tidak pernah bertemu denganmu. Aku membencimu!!’

‘Ijinkan aku untuk membalas perbuatanmu tadi padaku’

Chuuu~

‘Gomawo p– pada akhirnya kau menyakitiku seperti yang lainnya. Terimakasih karena kau memutuskan untuk membunuhku dari pada menyelamatkanku. Terimakasih karena kau telah memberikan cintamu padaku dan membuat kenangan-kenangan indah untukku. Aku takkan melupakannya’

Seketika tubuhku meluruh kelantai, potongan-potongan bayangan yang tak terlihat jelas menghantam pikiranku dan hatiku bertubi-tubi, mengapa ini semakin membuatku sakit? Bayangan apa ini? Aku tidak pernah mengalami hal macam itu, tapi disana ada aku, bersama seorang yeoja.

Siapa dia?

Tangisku semakin meledak seiring rasa sesak ini semakin menghampiriku, kuremas dadaku dan memukulnya dengan keras berharap rasa sesak dan sakit ini segera pergi.

Wae? Mengapa aku seperti ini?

Neomu appo-hiks.

***

Author POV

Tiffany berlari sekencang mungkin menuju kamar dimana sosok itu ada disana, saat ia membuka pintu kamar itu ternyata sosok itu tak ada disana yang ada adalah seorang pria tinggi nan tampan dengan jas hitamnya sedang berdiri sambil memegang bunga.

Ruangan ini berubah menjadi indah dan romantis dengan lilin-lilin dan kelopak bunga mawar yang bertabur dilantai. Ditambah dengan sebuah meja dimana pria itu sedang berdiri sambil memegang bunga itu.

Tiffany POV

Aku terdiam melihat pria itu, ia berjalan menghampiriku dan memberikan bunga itu padaku. Aku menerima bunga itu sambil memandangnya aneh. Dia menatapku tanpa senyuman, ia menatapku dengan tatapan dingin, ia terlihat menyimpan amarah padaku.

Aku menatap bunga itu, ini adalah bunga tulip. Sangat cantik

Setelah itu aku kembali memandang pria itu. Dia sangat aneh, dan juga mengapa dia bisa berada diruang rawat taeyeon? Mengapa dia memberikan bunga ini? Segala macam pertanyaan hinggap dipikiranku.

“Nugusaeyo?” tanyaku.

“Kau tahu bunga apa itu?”

“………………..”

“Apa kau juga tahu arti dari bunga itu?”

“Mwo?”

“Bunga tulip adalah bunga yang unik dan elegan, melambangkan cinta dan kasih yang sempurna.”

“Tulip Putih melambangkan permintaan maaf dan merah melambangkan kepercayaan dan ungkapan cinta”

“Jika kau memberikan tulip untuk menyatakan cintamu, berarti kau ingin menyampaikan padanya bahwa kau benar-benar mencintainya. Menunjukkan bahwa kau adalah sesorang yang sangat pemilih. Selain itu, kau juga akan menampilkan kalau kamu adalah tipe pria yang memperhatikan penampilan, karena tulip adalah bunga dengan penuh keeleganan”

“Apa maksudmu? Sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku? Dan juga siapa kau?”

“Tidak penting siapa aku, yang penting adalah apa yang kau lakukan padanya? Mengapa kau melakukan ini padanya?” jawabnya. Aku mengerutkan keningku tak mengerti dengan apa yang dikatakannya.

“Apa maksudmu, aku tidak mengerti”

“Semua ini untukmu. Lilin, Bunga dan makan malam, nuansa romantis ini semua dibuat untukmu tiffany-ssi”

“Apa kau sedang bercanda?”

“Nona taeyeon yang membuat semua ini untukmu”

Seketika tubuhku membeku. Taeyeon yang membuat semua ini untukku? Tapi kenapa?

“Dia berniat untuk menyatakan cintanya malam ini, dengan penuh keromantisan. Namun semua itu lenyap dalam sekejap karena seseorang”

Ada perasaan senang dalam hatiku mengetahui bahwa ia ternyata memiliki perasaan lebih padaku dan dia berniat menyatakannya malam ini namun semua itu lenyap? Karena seseorang?

“Seseorang? Siapa dia? Dimana taeyeon?”

“Kau. Kau sendiri penyebabnya tiffany-ssi. Nona menyaksikan semua yang kau lakukan dengan pria itu. Bahkan saat pria itu menyatakan cintanya padamu dan berlanjut dengan sebuah ciuman”

Seketika aku merasa mataku yang memanas. Aku tak percaya ini, dia melihatku dengan minho? Hatiku sakit, sangat sakit membayangkan bagaimana ekspresinya saat menyaksikanku dengannya.

“Kau menyakitinya, seperti mantan-mantan kekasihnya yang lalu. Kau menorehkan tinta kesakitan dalam hatinya. Bagaimana ia memasang wajah datarnya seolah tak terjadi apapun. Apa kau tidak tahu seberapa besar pengorbanan nona untuk bisa membuka hatinya kembali dan mempercayaimu?”

“Kau menghancurkan kepercayaannya. Kau membuat wanita yang nampak kuat namun lemah itu meneteskan air matanya. Mendengar bagaimana ia menangis pilu diruangan ini sendiri membuat hatiku ikut sakit dan menangis” pria itu meteteskan air matanya, aku bisa melihat dengan jelas sirat kesakitan dalam matanya.

Air mataku mengalir dengan deras mendengar setiap kata perkata yang ia lontarkan padaku. Ini memang kesalahanku tapi juga ada kesalahpahaman. Aku harus menjelaskan semua pada taeyeon.

“Aku melepaskannya padamu bukan untuk ini. Jika aku tahu semua ini akan terjadi aku takkan membiarkan dia melakukan semua ini”

“Ini salah paham, dimana taeyeon?”

“Salah paham? Tidakkah itu terlihat jelas? kau bahkan berciuman dengannya. Dan apa pedulimu padanya”

“Jangan temui dia lagi tiffany-ssi. Cukup sampai disini kau menyakitinya” pria itu berniat pergi namun dengan gerakan cepat aku menahan tangannya.

Aku tidak bisa membiarkan dia pergi begitu saja sebelum ia memberitahuku dimana taeyeon. Aku harus menjelaskan semua padanya.

“Kumohon, ini semua tidak seperti itu. Kau tidak menyaksikan semuanya. Biarkan aku menjelaskan kesalah pahaman ini padanya. Kumohon” aku memohon dengan air mata yang masih mengalir deras dimataku.

“Kami tidak berciuman. Aku menolaknya, kau tidak tahu bagaimana prustasi dan bingungnya aku karena sikap taeyeon. Dia menginginkanku pergi, saat itu aku berfikir bahwa inilah kesempatanku untuk melupakannya karena itu aku menerimanya”

“Tapi hatiku tetap menolak itu. Bahkan saat ia akan menciumku pikiranku masih penuh akan dirinya. Aku tidak bisa menggantikan dirinya dengan orang lain. Aku mencintainya, aku sangat mencintai taeyeon”

“Jadi aku mohon bantu aku, pertemukan aku dengannya. Jebalyo”

Pria itu terdiam manatapku tak percaya.

“Aku tak ingin kehilangannya” lirihku semakin terisak.

“……………………….”

“Dia ada kediamannya” lirihnya.

“Aku harap kau berkata yang sesungguhnya, aku memberitahu bekeradaannya bukan karena aku percaya padamu. Hanya saja matamu memancarkan ketulusan dan kesakitan” lalu dia tersenyum kecil padaku.

“Aku akan mempertemukan kalian”

“Tapi jika saat itu nona menginginkanmu pergi. Maka pergilah dan jangan pernah muncul dihadapannya lagi”

“Gomawo. Jeongmal”

Taeyeon kuharap kau memberiku kesempatan.

.

.

“Selamat datang chanyeol-ssi” ucap seorang ahjumma disana. Ia tersenyum pada pria itu dan memeluknya.

Jadi nama pria itu, chanyeol?

“Ne ahjumma, apa nona taeyeon ada disini?”

“Ne, dia ada dikamarnya tapi nona taeyeon meminta kami untuk tidak mengganggunya malam ini, siapapun itu”

“Jika kau kemari untuk bertemu dengannya, ahjumma sarankan lebih baik kembali saja nanti. Nona taeyeon sepertinya memang membutuhkan waktu sendiri”

“Tapi ini sangat penting. Nona harus bertemu dengannya” ucapnya pada ahjumma sambil menunjuk diriku dengan gerakan matanya.

“Tapi nona taeyeon sedang sakit, dia butuh istirahat sekarang”

“Sakit? Sakit apa ahjumma?” tanyaku.

Bagaimana ini? Apa parah?

Aku harus melihatnya. Atau hatiku takkan pernah bisa tenang sampai kapanpun.

“Nona demam, saat ia kembali kemari ia sangat terlihat pucat dan lemas”

“Chanyeol-ssi aku mohon, biarkan aku bertemu dengannya. Atau setidaknya biarkan aku melihatnya sebentar saja. Aku takkan mengganggunya” mohonku padanya sambil menggenggam tangannya. Aku bisa merasakan mataku yang memanas.

“………………….”

“Kami tidak akan mengganggu istirahatnya, hanya sebentar ahjumma”

“Tolong jangan membuatnya bangun, ia baru saja memejamkan matanya 30 menit yang lalu”

“Ne, jangan khawatir ahjumma” ucapnya lalu kamipun pergi menuju kamar taeyeon.

Selama diperjalanan menuju kamarnya, aku bisa melihat betapa besarnya rumah ini. Rumah ini benar-benar besar dan elegan, seperti sebuah istana.

istana_nurul_iman-3

Taeyeon pasti benar-benar kaya. Dan disanalah aku melihat sebuah foto keluarga dimana gadis yang selalu mendebarkan hatiku terpampang disana. Didalam foto itu ia sedang berdiri sambil tersenyum dengan sangat manis memamerkan gigi rapinya. Disamping taeyeon ada seohyun yang terlihat sangat muda, ia sama cantiknya seperti taeyeon.

Dan pandanganku mendarat pada dua orang yang sedang duduk didepan taeyeon dan seohyun. Apa mereka orang tua taeyeon? Mereka terlihat sangat bahagia disana. Aku rasa photo keluarga itu diambil sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu mengingat seohyun dan taeyeon yang masih terlihat sangat muda.

“Tiffany-ssi, kita sudah sampai. Ingat perjanjian kita” ucapnya menyadarkanku. Setelah mengatakan itu ia pergi meninggalkanku didepan sebuah pintu yang cukup besar dan juga elegan.

Aku menarik nafasku dalam untuk menenangkan debaran jantungku saat ini. Kuharap kau baik-baik saja tae.

Ckrekk

“Wow” lirihku dengan refleks begitu melihat kamar ini.

screenshot_2017-02-12-20-12-42-1

Ini benar-benar..

Aku tak bisa berkata apapun. Kamarnya sangat besar dan elegan namun sedikit kosong. Mungkin untuk menyesuaikan dirinya yang tak bisa melihat, jika terlalu banyak barang itu akan membahayakan dirinya.

Tapi dimana dia??

Tempat tidurnya kosong, dia tak ada disana.

.

.

Author POV

Seorang yeoja sedang berdiri dibalkon kamarnya dilantai 2. Ia sedang menikmati angin malam yang menyejukkan hatinya atau lebih tepat membekukan hatinya. Ia hanya berdiri dengan ekspresi datarnya. Angin malam terus menghembus dengan kencang membuat rambut yeoja itu berterbangan.

Namun meski angin kencang sedang melanda bumi malam ini, yeoja itu tak berniat masuk untuk menghangatkan dirinya. Padahal kondisi kesehatannya saat ini sedang tidak baik.

Ia hanya melamun dan terus melamun dikegelapan.

Sejenak ia memejamkan matanya, namun ia kembali membuka matanya begitu merasakan sebuah tangan yang melingkar dipinggangnya.

“Maafkan aku”

Suara itu ia sangat mengenalnya, pemilik suara yang berhasil menghancurkan hatinya dalam sekejap. Taeyeon hanya bisa terdiam membelalak menahan air matanya yang sudah menggenang.

“Maafkan aku tae, beri aku kesempatan. Aku mencintaimu” ucap tiffany sambil terisak. Dengan kasar taeyeon melepaskan pelukan itu dan menjauhkan dirinya dari tiffany.

“Bagaimana bisa kau ada disini?! Pergilah!” ketusnya pada tiffany.

“Sirheo. Kau harus mendengarkan penjelasanku”

“Tak perlu menjelaskan apapun, semua sudah jelas tippany. Pergilah, kuharap kau tak pernah menampakkan dirimu disekitarku lagi!!”

“Tidak sebelum kau mendengar penjelasanku dulu. Taey-”

“APA YANG INGIN KAU JELASKAN?! Menjelaskan bahwa semua itu tidak seperti yang aku saksikan? Begitu?!!”

Tiffany hanya diam, ia terkejut dengan apa yang taeyeon katakan padanya. Karena memang itulah yang ingin ia jelaskan padanya.

“Aku menyesali pertemuan kita. Seharusnya aku tak pernah menyetujui permintaan hyunie dan juga kau. Seharusnya aku tak percaya padamu!!” kini air matanya mengalir membasahi wajah cute itu, membuat tiffany ikut meneteskan air matanya melihat sosok itu menangis. Ia telah menyakiti gadis yang terlihat kuat dari luar itu.

“Kau datang padaku dan mengatakan hal aneh lalu bersikap sangat lembut padaku. Perlakuanmu membuatku terjebak dalam tipuanmu. Kau bahkan membuatku berfikir ulang untuk kembali membuka hatiku. Kau tahu betapa sulitnya aku melakukan itu setelah apa yang aku alami dimasa lalu. Kau mengatakan bahwa kau mencintaiku lalu menciumku tapi sekarang kau berhubungan dengannya dan juga berciuman dengannya”

“Sebenarnya kau anggap aku apa? Aku bukan mainan yang bisa kau permainkan tippany. Kau kembali membuka luka lamaku bahkan ini lebih besar”

“Maafkan aku, tak bisakah kau memberiku kesempatan? Itu memang kesalahanku”

“Tapi semua perlakuanku dan apa yang aku katakan padamu bukanlah kebohongan, aku hanya berfikir mungkin pria ini adalah kesempatanku untuk melupakanmu. Kau terus memintaku pergi tae, kau juga menyakiti hatiku. Tapi meski aku berfikir seperti itu hatiku tetap menjerit menolaknya. Bahkan saat bibir itu hampir menyentuhku dipikiranku hanya ada dirimu”

Air mata taeyeon semakin deras seiring mendengar apa yang diucapkan tiffany. Selama ini dia memang selalu berkata dan bersikap yang menunjukkan bahwa dirinya tak menyukai tiffany berada didekatnya.

‘Dia menerima pria itu karena aku?’ pikir taeyeon.

Tiffany berjalan mendekat dimana taeyeon berdiri. Ia hapus air mata itu. Taeyeon hanya diam tak menolak perlakuan tiffany.

“Beri aku kesempatan dan aku akan buktikan bahwa aku tidaklah seperti mereka. Aku tulus tae, dari hatiku terdalam. Ini semua hanya kesalah pahaman, aku yang mengira bahwa kau masih menginginkanku pergi dan kau yang mengira aku bersamanya. Aku mencintaimu, hanya mencintaimu. Aku bahkan menunggumu selama 3 tahun ini dan menolak mereka yang menyatakan cintanya padaku, hanya karenamu. Hatiku sudah terkunci rapat untukmu, kaulah pemegang kunci itu. Hanya kau yang bisa membuka hatiku”

“…………………………”

Taeyeon hanya menangis sambil menutup matanya. Hatinya kembali tersentuh dengan setiap kata yang keluar dari bibir manis itu, meski ada beberapa kata yang ia tak mengerti seperti tiffany yang sudah menunggunya selama 3 tahun ini. Hatinya sedang dilanda bimbang, ia takut untuk memulai lagi. Rasa percayanya pada tiffany sedikit meredup karena kejadian beberapa waktu lalu.

“Aku mohon, aku memang tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu membuatmu tersenyum dan tidak membuatmu menangis dan juga kecewa”

“Akan kupastikan bahwa pilihanmu untuk membuka kembali hatimu padaku tidaklah salah. Lupakan masa lalu dan bukalah lembaran baru bersamaku”

Taeyeon menggelengkan kepalanya lemah, ia belum siap untuk kembali membuka hatinya. Meski kata-kata tiffany dapat meluluhkan hatinya tapi ia belum siap. Ia membutuhkan waktu untuk itu.

“Aku mengerti, aku memang sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Aku akan menunggumu tae, aku akan menunggumu lagi. Kali ini aku takkan menyerah selama apapun itu. Tapi ijinkan aku bertanya sesuatu”

“Apa kau masih ingin aku pergi, selamanya?”

“………………………………”

Taeyeon menggelengkan kepalanya lemah, ia memang belum siap untuk membuka hatinya kembali, tapi sejujurnya ia juga tak ingin tiffany pergi. Apakah dirinya egois??

Tiffany tersenyum melihat jawaban taeyeon lalu mendekapnya. Rasa hangat menjalar keseluruh tubuh taeyeon, ia memejamkan matanya untuk menikmati pelukan hangat itu.

“Terimakasih karena kau tak menginginkanku pergi lagi”

“……………………..”

Tiffany melepaskan pelukannya saat ia teringat bahwa taeyeon sedang sakit, ia mengecek suhu taeyeon dan benar keningnya terasa panas, namun pipi dan tubuhnya terasa dingin.

“Sejak kapan kau diluar? Kau sedang sakit tae, kau demam”

“A-aku tidak apa-apa” gugup taeyeon.

“Ayo masuk, kau seharusnya istirahat dan tidur bukan diam diluar seperti ini sampai tubuhmu dingin” ucap tiffany sambil menangkupkan kedua tangannya dipipi taeyeon membuat gadis itu malu.

“Aku hanya ingin menghirup udara segar, aku tidak bisa tidur”

“Kau ingin aku menemanimu tidur?”

“Ne? t-tapi kau harus pulang. Ini sudah malam”

“Jika kau mau, aku bersedia menginap disini untuk menemanimu”

“Tapi-“

“Jika kau tak mau maka aku akan pulang-”

“ANDWAE!” refleks taeyeon. ia mengatakan itu tanpa dia sadari. Mungkin itulah yang kata hatinya inginkan.

“Tetaplah disini” lanjutnya dengan lirih.

Tiffany semakin melebarkan senyumnya dan menggenggam tangan dingin itu, membuatnya mengingat kembali dengan sosok bertubuh dingin yang pernah hadir dikehidupannya.

“Aku akan tetap disini, ayo masuk” tiffany membantu taeyeon untuk kembali masuk kedalam kamar tidur miliknya dan membimbingnya menuju ranjang kebesaran miliknya.

“Ayo tidur” ucap tiffany setelah taeyeon sudah duduk diranjangnya. Taeyeon tak menidurkan dirinya ia hanya duduk.

“Tippany”

“Emm?”

“Apa aku bisa mempercayaimu?”

Tiffany mendekat dan duduk disisi ranjang. Ia genggam tangan itu dan mengusapnya lembut. Tiffany juga membenarkan rambut taeyeon yang sedikit berantakan karena tiupan angin sebelumnya.

“Kau bisa mempercayaiku 100%-any 1000%” lalu tiffany membimbing tangan taeyeon untuk menyentuh dadanya dimana jantung miliknya kini sedang berdegub kencang karena gadis itu.

“Kau bisa merasakannya?” tanya tiffany.

“Jantungku selalu berdegub kencang saat didekatmu. Aku bahkan harus menahan diriku untuk tidak menciummu setiap melihatmu, aku benar-benar sudah jatuh terlalu dalam untukmu tae”

Tiffany bisa melihat wajah taeyeon yang sedikit merona karena perkataannya, taeyeon terlihat lucu dengan ekspresinya yang sedang gugup dan malunya.

“Kau benar-benar akan menungguku?”

“Ne, aku akan menunggumu sampai kau siap”

“…………………….”

“Tippany” panggil taeyeon kembali.

“emm?”

“Sebenarnya sudah cukup lama aku ingin menanyakan ini padamu”

“S-seperti apa … dirimu?” tanyanya ragu, takut tiffany tersinggung dengan pertanyaannya.

“Ya ampun tae, aku tahu kau pasti penasaran seperti apa aku. apa aku cantik atau tidak, tinggi atau tidak” jawab tiffany sambil terkekeh.

“Kau tak perlu khawatir, akan kupastikan kau takkan menyesal jika memilihku karena aku sangat cantik, bahkan malaikatpun terpesona padaku”

Jawaban tiffany membuat taeyeon ikut terkekeh, jawaban tiffany benar-benar terdengar sangat angkuh dan pede. Mereka saling terkekeh.

“Kalau begitu boleh aku meraba wajahmu?”

“Tentu saja”

Tiffany membawa tangan taeyeon untuk menyentuh wajahnya yang mulus. Taeyeon meraba mulai dari kening ke bawah, ia menyentuh alis tiffany lalu ke mata dan kehidung.

“Kau punya hidung yang bagus”

Lalu tangan itu kini mendarat tepat dibibir tipis tiffany, taeyeon menghentikan gerakannya dan hanya mendiamkan tangannya disana. Ia teringat kembali kejadian dimana tiffany menciumnya beberapa waktu lalu, bibir itu sangat lembut dan tipis.

Begitupun tiffany yang hanya diam memandang wajah yang begitu ia rindukan itu. wajah itu kini sedang terlihat pucat namun meski begitu tetap tak menghilangkan keindahannya. Ia merindukan setiap sentuhan yang sering malaikatnya lakukan dulu. Kini ia hanya bisa menahannya sampai sosok itu kembali kedalam pelukannya. Tangan tiffany terangkat menggenggam tangan taeyeon yang sedang menyentuh bibirnya dan menurunkannya. Ia elus dengan lembut tangan itu memberikan kenyamanan.

Kini tangan tiffany yang meraba wajah taeyeon hingga akhirnya tangan itu mendarat dan mengelus pipi mulus nan putih itu. taeyeon hanya diam merasakan sensasi yang sedang menyerang tubuhnya itu, ia sangat menyukai setiap perlakuan dan sentuhan tiffany.

Apa secepat ini ia memaafkan tiffany?

“Kau tahu betapa putus asanya aku saat membayangkan hidup tanpamu sampai aku menerima pria itu?” lirih tiffany.

“Aku sangat merindukanmu tae”

“………………..”

“Nado” kini taeyeon mengeluarkan suara berkharismanya.

Tiffany semakin memperlebar senyumnya, dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya dan-

Chuu~

Seketika taeyeon membelalakan matanya karena terkejut. Tiffany kini melumat bibir itu dengan lembut tidak ingin menyakiti bibir malaikatnya. Seiring waktu berjalan taeyeon mulai tersadar dan terbuai. Ia ikut memejamkan matanya dan membalas lumatan itu. mereka saling melumat bibir atas dan bawah secara bergantian dengan lembut. Serasa membutuhkan udara mereka menyudahi ciuman itu.

“Jangan terlalu lama membuatku menunggu tae, karena aku tidak yakin bisa menahan hasratku” lirih tiffany.

Wajah taeyeon terlihat memerah,ia hanya menunduk malu setelah ciuman itu membuat tiffany gemas dan ingin menciumnya lagi.

“Kajja tidur”

Merekapun membaringkan tubuh mereka dengan tiffany yang memeluk taeyeon. taeyeon hanya diam tak mengeluarkan suaranya sama sekali, ia masih tekejut dengan ciuman mereka tadi. Ia tidak menyangka akhirnya ia merasakan bibir itu lagi bahkan dengan lumatan-lumatan yang membuatnya ketagihan.

“Goodnight, mimpikan aku” ujar tiffany lalu mencium kening taeyeon.

“………………..” sekali lagi perlakuan tiffany membuatnya terkejut, gadis itu selalu berhasil membuat jantungnya melompat-lompat dengan girang di dadanya.

‘Terimakasih sudah mau menungguku tippany’

.

.

“Unnie!!!!!!!!!!! Bogoshipeo~” teriak seohyun. Ia kini telah kembali ke korea.

Seohyun berlari memeluk sang unnie dengan erat. Ia sangat senang bisa kembali berkumpul dengan unnie tercintanya.

“Nado hyunie-ah” taeyeon membalas pelukan seohyun.

“Aku senang unnie sudah bisa kembali berjalan”

“Ini semua berkat kalian yang memotivasiku untuk cepat kambali berjalan”

“Unnie, tidak hanya berjalan tapi unnie juga akan segera melihat kembali. Kami sudah mendapatkan pendonor untuk unnie, cukhae unnie”

“K-kau serius? Jangan bercanda hyunie”

“Untuk apa aku berbohong unnie, jadwal operasinya 3 hari lagi. Unnie harus menyiapkan diri unnie”

Taeyeon menitihkan air matanya tak percaya, setelah sekian lama hanya kegelapan yang menemaninya kini ia akan segera kembali melihat cahaya dan merasakan kembali indahnya dunia. Sementara tiffany ia ikut menitihkan air matanya mendengar informasi itu, ia bahagia akhirnya belahan jiwanya akan kembali melihat dunia dan yang paling membuatnya bahagia adalah bahwa sosok itu bisa melihat dirinya.

‘Tell me why wae mami mami jakku heundeullini
‘nan yeogi yeogi ne yeope itjanni’
‘jeongsin charyeo lion heart~’

Ponsel seohyun berdering menandakan ada panggilan masuk, ia mengangkat panggilan itu dan dengan terpaksa meninggalkan sang unnie yang ia rindukan bersama tiffany.

“Cukhae tae, uljima” ucap tiffany sambil menghapus air mata itu.

“Aku tidak menyangka secepat ini, aku sangat senang”

“Kau sudah cukup lama menunggu tae, ini bukan waktu yang sebentar”

“Gomawo pany-ah kau masih tetap disini menemaniku”

“Tanpa kau berterimakasihpun aku akan dengan senang hati melakukannya, karena aku melakukannya dengan cinta tae”

Itulah tiffany selalu berhasil menghangatkan hati taeyeon dengan setiap perkataannya. Semua kata yang keluar dari bibir itu selalu terdengar manis dan menyejukkan membuat semua orang yang mendengarnya tak ingin berhenti mendengar suara sosok itu.

Taeyeon hanya bisa membalasnya dengan senyum cutenya. Ia tak bisa berkata apa-apa, tiffany sudah membuatnya seperti orang struk karena perkataan manisnya. Taeyeon bisa merasakan beribu kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya.

“Aku harap hal pertama yang aku lihat adalah dirimu” lirih taeyeon namun masih terdengar jelas diitelinga tiffany. Kini taeyeon berhasil membuat tiffany melayang bak burung yang terbang bebas karena ucapannya.

***

Huff~ aku benar-benar gugup” ujar taeyeon sambil memegang dadanya.

Sudah sejak kemarin malam taeyeon kembali kerumah sakit, dan hari ini adalah hari terpenting dalam hidupnya. Yaitu hari dimana ia akan melakukan operasi yang akan membuat matanya kembali melihat. Tiffany dan seohyun tak pernah meninggalkan sisi taeyeon, meski seohyun harus terpaksa menitipkan pekerjaannya pada sekertaris Park.

“Semua akan berjalan lancar tae, tenanglah”

“Ne unnie tenanglah dan coba tarik nafas lalu keluarkan, itu mungkin akan membuat unnie sedikit tenang” ujar seohyun.

“Aku tidak bisa focus” lirih taeyeon.

“Kau akan baik-baik saja tae, dan kau harus baik-baik saja karena aku dan hyunie menunggumu disini”

“Kau selalu bisa membuatku tersentuh pany-ah”

“Itu karena aku mengatakannya dengan hati”

Ehemm” seohyun berdehem, ia merasa canggung sekarang karena berada ditengah-tengah kedua orang yang sedang saling memuji satu sama lain.

“Aku rasa seharusnya aku tidak berada disini, aku akan membeli makan dulu kalau begitu, kalian lanjutkan saja” ujar seohyun lalu segera pergi meninggalkan dua sejoli itu.

“Lanjutkan apa? Kita bahkan tak melakukan apapun” ujar taeyeon heran dengan perkataan seohyun tadi.

“Mungkin dia merasa tidak terbiasa melihat dua wanita yang saling memuji dan menggoda” ucap tiffany sambil terkekeh.

“Benarkah? Apa kita terlihat seperti itu? Aku pikir aku hanya berbicara seadanya”

“Tae” panggil tiffany sambil duduk disamping ranjang taeyeon.

“Emmm?”

“Ada yang ingin aku berikkan padamu” ujar tiffany.

Ia mengeluarkan sebuah kalung dari saku bajunya dan memasangnya dileher jenjang taeyeon. Taeyeon sempat tersentak saat merasakan tangan tiffany yang menyingkirkan rambut panjangnya dan memasang sesuatu dilehernya.

“Jangan pernah menghilangkannya lagi” bisik tiffany sambil memasang kalung itu. itu adalah kalung milik taeyeon saat ia menjadi malaikat

Chuu~

Taeyeon semakin tersentak dan membeku sekarang, jika tiffany terus berbuat seperti ini ia rasa ia akan cepat gila. Ini adalah ketiga kalinya sosok itu menciumnya, walau kali ini ia menciumnya hanya dipipi tapi itu tetaplah sebuah ciuman.

“K-kenapa kau selalu menciumku dengan mendadak” lirih taeyeon malu, wajahnya merah seperti tomat sekarang.

“Aku sudah bilang kalau aku tidak yakin bisa menahan hasratku tae, jadi jangan terlalu lama berfikir. Kau hanya perlu membuka hatimu dan kita akan bahagia bersama setelah itu”

“Tippany ak-“

“Aku tahu taeyeon, aku akan menunggu. Aku yakin pada akhirnya kau akan kembali kedalam pelukanku” tiffany menggenggam tangan taeyeon.

“Kalung itu adalah kalung couple yang pernah kita miliki dimasa lalu, jangan pernah melepasnya dan jangan sampai hilang atau aku akan membunuhmu” ancam tiffany membuat taeyeon tertawa.

“Aku akan menjaganya dengan baik, dan kau juga harus menjaga pandanganmu atau aku akan benar-benar membuatmu menyesal. Kau sudah berjanji akan menungguku, jadi tunggu aku”

“Ne”

.

.

“Dokter ruang operasi sudah siap” ujar suster pada soyou yang sedang ruang rawat taeyeon.

“Ne, kami akan segera kesana” jawabnya.

“Kita harus segera keruang operasi” ujar soyou.

Merekapun mendorong ranjang taeyeon menuju ruang operasi, ia benar-benar gugup dan takut sekarang. Ia hanya bisa menggenggam tangan yang selalu berhasil menenangkannya itu dengan erat. Tiffany membalas genggaman itu dengan mengelusnya lembut.

Hingga akhirnya mereka sudah berada didepan pintu ruang operasi ada perasaan tak ingin tangan itu melepas satu sama lain namun apa daya, tiffany tidak bisa masuk menemani taeyeon. Tangan mereka masih saling memegang erat hingga akhirnya terlepas dengan perlahan dan pintu ruang operasipun tertutup perlahan lahan seiring manjauhnya sosok yang ada diranjang rumah sakit itu.

‘Tunggu aku sebentar lagi, aku akan datang padamu tippany’

Taeyeon mengeratkan genggaman tangannya yang sedang mengenggam sebuah kalung yang tiffany berikan padanya. Ia berharap kalung ini dapat menyerap rasa gugup dan takutnya saat ini.

***

Kini 5 hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari pertama dimana taeyeon akan membuka perbanan matanya. Inilah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang. Saat ini ruang rawat taeyeon penuh dengan orang-orang yang menanti hari pertama taeyeon akan melihat dunia kembali.

Tidak hanya tiffany, seohyun, dokter dan suster, tapi sekretaris Park dan putranya Park Chanyeol ada disana.

“Baiklah saya akan mulai membuka perban anda nona” ujar soyou.

Perlahan ia membuka perban lapis pertama yang melingkar itu, semua orang menyaksikannya dengan serius. Perban itu perlahan–lahan lepas dan kini sepenuhnya lepas. Lalu soyou pun membuka lapis terakhir yang menutupi mata itu.

Taeyeon bisa merasakan tak ada perban lagi yang menghalangi matanya. Dengan perlahan ia membuka matanya.

Taeyeon POV

Perlahan kubuka mataku yang sejak tadi terpejam. Gelap, dan tak lama suasana gelap itu kini memudar digantikan dengan sang cahaya. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, penglihatanku masih rabun dan kabur. Mungkin mataku masih harus menyesuaikan lingkungan.

“Tae”

Suara itu berhasil menarik perhatianku, kupalingkan wajahku untuk menatap dia yang berada disampingku. Aku masih tidak bisa melihat dirinya dengan jelas. Hingga akhirnya penglihatanku menjadi jelas dan-

Wow..

snsd_the_best_scans_tiffany_3-1

Aku terpaku melihat sesosok wanita didepanku yang sangat sangat cantik, kecantikkannya benar-benar bukan main. Dia melebihi kata sempurna, mungkin seorang malaikat pun kalah akan keindahan sosok didepanku itu.

“Tae Gwaenchana?”

“Kau menangis, apa kau tidak bisa melihatku?”

Menangis?

Kuusap pipiku dan ternyata memang basah. Wae? Kenapa aku menangis? Aku merasa sesuatu dalam hatiku menggebu-gebu, entah perasaan apa itu.

“Tae, kau bisa melihatku?” tanyanya sambil memegang pipiku membuatku kembali menatapnya.

“eotteokhae?” tanyaku kembali meneteskan air mataku. Aku bisa melihat dirinya memasang wajah khawatir padaku.

Author POV

“eotteokhae?”

Semua orang yang ada disana menatap taeyeon dengan tatapan was-was, melihat taeyeon yang meneteskan air matanya membuat semua orang berfikir yang tidak-tidak padanya.

“Aku masih tidak percaya ini, aku bisa melihat cahaya lagi” ujarnya. Sebenarnya ia menangis bukan karena itu, ia sendiri justru tidak tahu mengapa ia menangis seperti itu tanpa tahu alasannya.

Tiffany segera memeluk taeyeon dengan erat, ia hampir saja merasakan jatungnya ingin copot karena sosok itu. Ia bahagia ternyata operasi itu berjalan dengan lancar. Begitupun seohyun yang tersenyum bahagia dan ikut memeluk sang unnie seperti yang tiffany lakukan.

“Unnie, selamat melihat dunia indah ini lagi” ujar seohyun menitihkan air matanya.

“Ini berkat kerja keras kalian. Terimakasih sudah bersabar padaku hingga saat ini” taeyeon berkata sambil menatap semua orang yang ada diruangan itu lalu membalas pelukan seohyun dan tiffany.

.

.

Saat ini taeyeon dan tiffany sedang berada didalam mobil menuju kekediaman keluarga Kim. Mereka berdua duduk dikursi belakang sementara seohyun ia tak pulang bersama pasangan taeny karena ia masih memiliki jadwal diperusahaan.

Suasana dimobil saat ini sangat terasa canggung, taeyeon maupun tiffany keduanya duduk berjauhan dan hanya memandang keluar jandela. Terutama taeyeon ia merasa sangat canggung, ia tak tahu harus berbuat apa saat berhadapan dengan sosok itu. Semanjak ia bisa melihat kambali ia menjadi sedikit pendiam dan hanya bisa memperhatikan tiffany dengan sembunyi-sembunyi.

Ia merasa malu akan sikap kasarnya selama ini pada gadis sempurna yang duduk disampingnya ini. Ia benar-benar tidak punya muka untuk berhadapan dengannya, membayangkan bagaimana gadis itu menitikan air matanya karena dirinya.

Taeyeon hanya memandang sambil sesekali melirik gadis itu, ia benar-benar telah jatuh untuk sosok itu pada pandangan pertama.

Taeyeon POV

Setelah kami sampai dikediamanku aku segera masuk kedalam tanpa menunggu dirinya

Huff~

Aku bersandar pada pintu kamarku sambil memegang jantungku yang sejak tadi berdegub kencang karenanya. Aku benar-benar merasa gila sekarang. Ini pertama kalinya aku bersikap seperti ini, aku adalah orang yang egois, cuek, berani dan cool. Tapi saat dia disampingku rasanya semua sikap itu terkubur begitu saja, ia bagaikan penangkal energi buruk.

Aku menyentuh kalung yang menggantung dileherku. Kalung ini memiliki bentuk yang aneh, aku bahkan belum melihat pasangan kalung ini. Kalung ini membuatku merasa bahwa ada sesuatu yang aku lupakan disini. Tapi aku tak tahu apa itu.

Hahh~

Aku melangkahkan kakiku menuju ranjang kebesaranku dan membaringkan tubuhku sembarang. Menatap langit-langit kamar lalu memejamkan mataku, dan akupun masuk kedalam alam mimpiku bersama pikiran yang terus membayang-bayang diriku.

***

Author POV

Pagi ini suasana dimeja makan kembali terasa canggung terutama bagi seorang yeoja yang sejak tadi melirik seorang gadis yang sedang makan didepannya. Ia sesekali menghela nafas pelan dengan pikirannya yang berkecamuk. Dimeja makan yang besar ini hanya ada mereka berdua bersama hidangan-hidangan bintang 5.

“Ada apa?” suara itu berhasil membuat yeoja yang diam-diam melirik itu tersentak.

“N-ne?” jawabnya.

“Kau terus mencuri pandangan melihatku. Ada apa katakan saja” ujarnya tanpa menatap yeoja yang ada didepannya itu dan hanya mengaduk-adukan sarapannya dengan lemas.

“……………………..”

“Kau berubah tae, kau seperti sedang membatasi dirimu denganku. Apa aku melakukan kesalahan?” kini yeoja itu menatap gadis yang dipanggilnya tae itu. Ia sangat sedih mendapati taeyeon yang terlihat menghindarinya. Ia selalu berfikir keras apa yang membuat sosok itu berubah.

“………………………”

“Katakan jika aku melakukan kesalahan, aku akan merubahnya. Aku tidak bisa berhenti berfikir mengenai ini. Maafkan aku atas semua sikapku yang tak kau sukai. Aku akan merubahnya, jadi aku mohon katakan apa itu” taeyeon bisa merasakan tatapan kesedihan itu. Wanita didepannya ini terlihat lelah dan kacau.

“Kau tidak perlu meminta maaf, kau tak salah apapun”

“Kalau begitu katakan ada apa? Apa yang membuatmu menjadi seperti ini”

“………………………..”

“Tae” tiffany membawa tangan taeyeon untuk digenggamnya. Taeyeon hanya terdiam menatap pemilik mata yang meneduhkan itu, mata itu seperti menyihirnya. Menyihirnya untuk semakin menyukai gadis cantik tanpa cacat didepannya ini.

“A-aku-”

“M-maafkan aku” lirih taeyeon menundukkan kepalanya.

“Kenapa meminta maaf?”

“Mengenai sikapku selama ini”

“Aku merasa malu dengan sikapku waktu itu, bagaimana aku memperlakuakanmu. Aku-” taeyeon menghentikan ucapannya ia tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi. Tanpa sepengetahuan taeyeon, tiffany terlihat menahan senyumnya.

“Kau sungguh-sungguh mengatakan itu?” tanya tiffany. Taeyeon hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Apa kau merasa bersalah karena melihat diriku yang cantik?” tanya tiffany yang telah berhasil kembali menatapnya teduh.

“Tidak tidak. Tentu saja tidak” jawab taeyeon dengan cepat.

“Kau benar-benar lucu tae, tidak apa-apa aku sudah memaafkanmu sejak awal” tiffany terkekeh lalu memamerkan eyesmile andalannya membuat taeyeon semakin terpesona dengan sosok itu.

“Jangan memikirkann kejadian yang telah lalu, kau hanya perlu melihat yang ada didepanmu sekarang, hmm?”

Taeyeon hanya bisa menelan salivanya sendiri, gadis itu benar-benar membuat jantungnya berdegub kencang dan gugup, ia seperti bukan dirinya karena sebelumnya ia tak pernah seperti ini.

“Jika aku melakukan kesalahan atau ada sikapku yang tak kau sukai tolong katakan padaku, untukmu aku akan merubahnya, oke aku harus pergi aku memiliki janji sekarang” ucap tiffany mengecup singkat pipi taeyeon membuat wajah gadis itu memerah lalu pergi meninggalkan taeyeon yang terdiam membeku.

Taeyeon menyunggingkan senyumnya setelah melihat tiffany pergi, ia merasa senang atas apa yang tiffany katakan tadi ditambah dengan ciuman dipipi darinya. Itu benar-benar membuat dirinya senang setengah

***

Sebuah pintu café terbuka dan membuat lonceng berbunyi menandakan adanya seseorang yang datang. Ia memandang keseluruh penjuru mencari seseorang yang ia rindukan, sudah cukup lama ia tak bertemu dengan sosok yang sangat ia sayangi itu. Dan sosok itu kini terlihat sedang memandang keluar jendela sambil meminum minuman yang telah ia pesan.

“Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu?” ujar pekerja disana pada pria yang baru saja datang itu.

“Ah-tidak, terimakasih” ujar pria itu lalu melangkahkan kakinya mendekat kearah sosok itu.

“Tiffany” panggilnya.

Sosok itu mengalihkan pandangannya pada pria itu, seketika senyumnya mengembang. Ia bangkit dari duduknya dan memeluk pria itu. Ia sangat merindukan pria itu.

“I miss you dad” lirihnya pada pria itu.

“I miss you too honey” pria itu membalas pelukan dari putri kesayangannya.

Merekapun melepaskan pelukan mereka dan duduk, daddy hwang hanya memandang putrinya dengan tersenyum sambil menggenggam tangannya.

“Mengapa kau tidak pernah menghubungi daddy?”

“Aku takut, daddy sedang marah padaku. Daddy juga tidak menghubungiku”

“I’m sorry honey, daddy ada pekerjaan di LA. Daddy benar-benar sibuk disana”

“Aku tahu daddy memang sibuk”

“Honey, kembalilah kerumah”

Seketika tiffany terdiam, bukannya ia merasa tak senang hanya saja jika ia kembali kerumahnya bukankah berarti ia akan meninggalkan sisi taeyeon? ia tidak akan bisa terus berada disampingnya seperti sebelum-sebelumnya. Hanya itu yang terlintas dikepalanya setelah mendengar permintaan sang daddy agar ia kembali ke rumahnya.

“B-benarkah yang daddy katakan?” tanya tiffany ingin memastikan.

“Daddy akan melupakan apa yang terjadi sebelumnya dan menganggapnya tidak pernah terjadi. Jadi daddy mohon kembalilah kerumah dan lanjutkan kuliahmu”

“Dad-“

“Daddy tidak tahu apa yang menyebabkanmu untuk memutuskan hal seperti itu. Apa temanmu itu lebih berharga dari daddymu ini honey?”

“Mengapa daddy berkata seperti itu, tentu saja daddy sangat berharga untukku”

“Kalau begitu kembalilah, jika memang daddy berharga bagimu”

“Tentu saja dad, I will back home” ucap tiffany sambil memperlihatkan senyumnya. Hanya itu yang bisa ia lakukan, ia tak ingin menyakiti keluarga satu-satunya yang ia miliki.

***

Tiffany POV

“Perlu bantuan?”

Suara itu berhasil menarik perhatianku, bahkan selalu berhasil menarik perhatianku dalam kondisi apapun. Ku hentikan aktivitasku dan menatapnya yang sedang berdiri diambang pintu sambil memasang wajah cemberut, ia justru terlihat menggemaskan membuat aku ingin mencubitnya.

“Jika kau bersedia” jawabku.

Ia berjalan mendekat dan mambantuku membereskan buku-buku yang ada dimeja. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang kini kembali menghangat, dia tidak menghindariku ataupun bertindak seperti membenciku lagi.

Sesekali aku melirik dirinya yang sedang memasukan buku-buku itu kedalam kardus dengan serius. Ekspresinya saat ini benar-benar datar, ia tak menunjukkan ekpresi apapun dan hanya focus pada buku-buku itu. Apa buku-buku itu lebih menarik daripada aku yang ada disampingnya?

Heol.

Kau pasti gila tiffany, kau seperti sedang cemburu dengan buku-buku itu!

“Aku pasti akan merindukanmu”

Deg

Dia bilang apa?

Ku tatap dirinya yang terdiam menatap buku-buku itu. Wajah datar itu menyiratkan kesedihan, apa dia serius dengan apa yang ia katakan tadi?

“Kau akan kembali bersama ayahmu, kau juga mungkin akan sibuk dengan kuliahmu. Dan aku juga akan mulai sibuk dengan perusahaan. Tippany aku rasa-“ ia menghentikan ucapannya sejenak dan kini menatapku yang juga sedang menatapnya. Mata kami bertemu, tatapannya benar-benar menyengat kedalam hatiku. Aku sangat merindukan tatapan seperti ini, sebuah tatapan yang lembut dan menenangkan.

“Aku rasa aku akan merindukanmu” lirihnya.

Author POV

Tubuh taeyeon sedikit terdorong kebelakang karena dorongan dari tubuh tiffany yang memeluknya. Ia hanya bisa terbelalak dengan tindakan tiba-tiba tiffany yang memeluknya.

“Bahkan perasaan rinduku padamu sudah ada sejak lama tae, aku akan semakin merindukanmu” ujar tiffany semakin mengeratkan pelukannya. Sementara taeyeon ia merasa seperti tubuhnya membeku, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya ataupun mengucapkan sepata katapun.

“Meski kau sibuk sempatkanlah dirimu untuk mengunjungiku dirumah, aku akan menyambutmu dengan senang hati. Atau setidaknya kau memberiku pesan singkat”

Tiffany melepaskan pelukannya dan menatap taeyeon sambil memperlihatkan senyum mematikannya membuat taeyeon semakin lemas saja karena semakin jatuh pada gadis itu.

“Taeyeon, aku masih menunggumu disini. Jadi cepatlah buka hatimu untukku” pinta tiffany lalu mengecup singkat bibir taeyeon lalu pergi dari ruangan itu.

Perlahan taeyeon akhirnya kembali mendapatkan kesadaran dirinya, perlahan tangan miliknya bergerak menyentuh bibir yang tadi tiffany kecup. Seketika senyumnya mengembang, ia merasa senang dan bahagia yang tiada tara.

“Cihh anak itu benar-benar-“ lirihnya sambil terkekeh.

***

Disebuah kamar yang bercat pink ditambah dengan sebagian barang-barang yang juga berwarna pink untuk menghiasai ruangan itu, disana terlihat seorang yeoja yang masih terlelap dengan selimut yang masih menggulung ditubuhnya.

Tok Tok Tok

“Honey ayo bangun, bukankah kau bilang kau memiliki jadwal lebih pagi dikuliahanmu?”

Emm~” erang gadis itu merasa terganggu dengan suara yang berasal dari balik pintu kamarnya itu.

“Wake up come on, daddy sudah membuat sarapan”

Gadis itu bukannya bangun ia malah menutupi telinganya dengan bantai yang ia gunakan. Ia benar-benar merasa lelah, ia baru saja tidur 2 jam yang lalu karena harus menyelesaikan tugas-tugas yang ia tinggalkan beberapa waktu lalu.

“Honey come on, daddy harus segera berangkat bekerja. Jika kau tidak bangun sekarang maka kau akan menyesali keputusanmu itu dan marah-marah pada daddy karena tidak memaksamu untuk bangun”

“Ouhh tuhan” rengek gadis itu, dengan terpaksa membuka matanya.

“Arasseo dad, aku bangun” ujarnya sambil bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

.

.

“Baiklah kita akhiri pertemuan ini” ujar seorang dosen lalu pergi dari ruangan itu.

Semua mahasiswa yang ada diruangan itupun ikut keluar dari ruangan itu termasuk tiffany yang pergi dan berjalan menuju kantin. Sesampainya dikantin ia membeli makan siang untuk dirinya dan duduk dikursi yang kosong, ia menyimpan handphone canggih miliknya dimeja samping makan siangnya. Ia memakan makan siangnya dengan tidak semangat, ia merasa ada sesuatu yang hilang saat ini. ia merasa sedih sosok yang selalu mendebarkan hatinya itu tak pernah menghubunginya sama sekali sejak ia keluar dari rumah megah itu.

Apa sosok itu tidak merindukannya seperti ia yang merindukannya setiap waktu?

Ia hanya bisa menghela nafasnya berat sambil sesekali melirik kearah layar handphonenya yang mati dan sepi. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka handphonenya dan masuk kedalam internet mencari informasi mengenai sosok itu.

“KIM TAEYEON SANG PEWARIS KIM CORP SIAP KEMBALI?”

Dikabarkan bahwa pewaris Kim Corp kini telah melakukan operasi pada bagian korneanya belum lama ini dan kini telah dapat kembali menggunakan indra penglihatannya seperti sedia kala sebelum terjadinya kecelakaan beberapa tahun lalu. Gadis yang memiliki garis wajah yang cantik dan otaknya yang encer itu telah terlihat kembali di perusahan Kim Corp beberapa waktu lalu.

201510271123383610_1

“Ia terlihat sangat segar dan beraura yang dapat membuat siapapun terpana dengan wajah cutenya” ujar netizen.

Tampaknya Kim Taeyeon akan siap mengambil alih peran presdir yang sebelumnya dipegang adiknya Kim Seohyun yang selama ini memegang kendali perusahaan besar itu selama ia mengalami kesulitan.

“TIFFANY!!”

“OMYGOD! Jessie what do you do?!” teriak tiffany yang terkejut karena suara teriakan jessica yang duduk didepannya.

“Ya! Apa kau sekarang menjadi tuli? Aku memanggilmu sejak tadi tapi kau hanya manatap layar handphonemu dengan serius”

“Really? I’m sorry tapi aku benar-benar tidak mendengarmu memanggilku, tapi sekaj kapan kau disini?” sesal tiffany. Ia terlalu fokus membaca informasi yang didapatnya mengenai taeyeon.

“See” ujar jessica lalu merebut handphone itu dari tangan tiffany.

“Ya! Kembalikan” teriak tiffany sambil berusaha merebut kembali handphonenya, namun gerakan jessica lebih cepat sehingga membuat tiffany tidak bisa merebutnya.

“Wow, jadi dia si Kim Taeyeon yang kau ceritakan itu? dia terlihat cute dan berkharisma”

“Aku tahu, dia bahkan melebihi yang kau katakan Jessie jika kau melihatnya secara langsung”

“Jadi kau sedang memikirkan gadis kaya ini? karena itu kau terus memasang garis bibirmu melengkung kebawah?”

Tiffany manjawab pertanyaan jessica dengan anggukan lemah, ia memang benar-benar tidak bisa menghentikan pikiran negativenya pada taeyeon, mengira taeyeon tak membutuhkannya, tak merindukannya atau mungkin sekarang taeyeon sedang bahagia karena dirinya kini tak mengganggunya lagi?

“Ini sudah minggu kedua sejak aku keluar dari rumahnya dan tak disampingnya, tapi dia bahkan sama sekali tidak mengunjungiku ataupun menghubungiku” lirih tiffany.

“Apa dia tak merindukanku seperti aku yang merindukan dirinya sampai rasanya aku hampir gila karena memikirkannya? Ataukah dia melupakanku Jessie?” lanjut tiffany kini matanya terasa memanas.

“Oww tiff, are you okay?” tanya jessica yang melihat mata tiffany yang terlihat basah. Ia tak tega melihat sahabatnya itu sedih seperti ini, ingin rasanya ia menghajar sosok yang berhasil membuat sahabatnya seperti ini.

“I’m not okay, mengapa hanya aku yang merasa seperti gila disini. Kau lihat, dia tampak baik-baik saja dan bahagia”

“Mungkin usahaku untuk membuatnya mencintaiku kembali sia-sia, dia tidak mencintaiku” lirih tiffany sangat pelan namun masih bisa terdengar jessica yang sedang diam memandang tiffany dengan sedih.

.

.

“Tiff come on, kau tidak akan menyesal ikut party malam ini. Kau akan melupakan semuanya sejenak dan bersenang-senang disana bersamaku dan yang lain” ajak jessica bersikukuh, ia ingin membuat tiffany melupakan kesedihannya.

“Aku sudah bilang tidak mau, kenapa kau terus memaksaku!” ujar tiffany semakin mempercepat langkahnya.

Saat ini jam kuliah telah selesai, tiffany berniat untuk pulang kerumah namun jessica terus menghalangi jalannya dan mengajaknya untuk ikut party malam ini.

“Ya! Tiffany!” teriak jessica yang mengejar tiffany. Semua orang yang ada disana memperhatikan duo cantik itu yang sedang saling berteriak.

“Ayolah tiff, kau tidak akan menyesal. Disana kau akan menemukan seseorang yang lebih mencintaimu dibandingkan dengan si brengsek taeyeon itu”

Seketika tiffany menghentikan langkahnya ia terdiam dan matanya terbelalak, bahkan kini mata itu memerah menahan tangis. Jessica yang melihat reaksi tiffany menyesali perkataannya, ia tak sengaja mengucapkan kata kasar itu mengenai taeyeon.

“Tiff, I’m so sorry. Aku tidak bermak-“

“Taeyeon” lirih tiffany membuat jessica menghentikan perkataannya.

“Mwo?” tanya jessica.

Jessica melihat mata tiffany yang terus mengarah kedepan tanpa berkedip, iapun mengikutinya arah mata itu dan disana terdapat sesosok wanita berambut blonde sedang diam sambil menyender dipintu mobil yang ia bawa. Sosok itu kini berhasil menangkap tiffany, ia tersenyum sambil mengangkat tangannya sebagai sapaan.

Tiffany yang melihat senyum itu terukir dari wajah yang ia rindukan itu kini tidak bisa menahan air matanya lagi, ia berlari sekencang mungkin menuju sosok itu dan memeluknya erat membuat taeyeon terkejut dengan pelukan dadakan itu.

Taeyeon POV

“Nappeun neoman” ucap tiffany sambil terisak.

“Pany-ah”

“Aku membencimu taeyeon, kau benar-benar jahat!” ucapnya masih memelukku sambil memukul punggungku.

“Hei tenanglah, ada apa denganmu?” tanyaku melepaskan pelukannya. Ku tatap dirinya yang sedang menangis. Ku hapus air mata yang membasahi wajah cantik itu.

PLAKK!

“Aww!!” ringisku sambil mengelus kepalaku.

Owhh shit! Siapa dia berani memukulku?! Kulihat seorang yeoja berambut bonde sepertiku sedang menatapku dengan tatapan evil.

“Ya! Apa kau bodoh?! Apa kau tidak lihat dia seperti ini karena dirimu?! Berani sekali kau membuat sahabatku menangis dan tersakiti seperti ini!!” teriaknya dan kembali memukul kepalaku ditempat yang sama.

“Awww! Ya!” ringisku kesal.

“Ya! Kenapa kau memukulnya?! Tae neomu appo?” ujarnya membelaku lalu mengelus kepalaku.

“Heol. Dia pantas mendapatkannya karena selalu menarik ulur hatimu tiff. Wharever” ucap gadis blonde itu lalu pergi meninggalkan kami berdua.

Tapi dia bilang tadi apa? Menarik ulur?

Apa yang dia maksud adalah aku?

“Tae tolong maafkan sahabatku tadi, kau tidak perlu mendengarkan ucapannya, dia hanya membual“ ujarnya sambil mencoba tersenyum.

“Kenapa baru muncul sekarang? Aku merindukanmu” ucapnya diakhir kata dengan lirih.

Aku mendekatkan diriku lalu memeluknya, aku tersenyum lebar saat merasakan tangannya yang ikut memelukku, dia membalas pelukanku. Apa yang dikatakan yeoja blonde itu mungkin memang benar, aku selalu menarik ulur perasaan tiffany, padahal aku memiliki perasaan padanya tapi tidak mengungkapkannya, aku merindukannya tapi tidak tidak mengunjungi atau menghubunginya.

“Apa kau menungguku menghubungimu?” tanyaku, dia mengangguk lemah sebagai jawaban.

“Maafkan aku, aku benar-benar sibuk mempersiapkan diriku agar menjadi orang yang pantas menjadi seorang pemimpin. Aku juga tidak ingin mengganggumu, kau terlihat sibuk” ucapku sambil mengelus punggungnya.

“Aku juga merindukanmu, bahkan sangat” lirihku sangat pelan bahkan hampir tidak bersuara.

“Terimakasih sudah datang taeyeon” ucapnya semakin memelukku dengan erat, membuat orang-orang yang ada disana melihat kami dengan tatapana aneh.

.

.

Author POV

“Ini” tiffany memberikan sebuah es krim vanilla kesukaan taeyeon. Saat ini mereka sedang duduk dikursi taman kampus, suasana sudah semakin sepi karena waktu menunjukkan waktu sore hari.

“Terimakasih” taeyeon menerima es krim itu sambil tersenyum.

“Vanilla? Kau membeli rasa yang tepat” ujar taeyeon.

“Tentu saja, kau sangat menyukai es krim vanilla”

“Bagaimana kau bisa tahu?”

“Aku tahu semua tentangmu taeyeon” tiffany mulai memakan es krim strawberry miliknya. Sementara taeyeon ia hanya bisa terdiam memandang tiffany yang berhasil mendebarkan jantungnya saat ini.

“Bagaimana kabar hyunie?” tanya tiffany.

“Dia baik”

“Apa dia sudah kembali melanjutkan sekolahnya yang tertunda?”

“Ya. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya”

“Tippany” panggil taeyeon. tiffany menghentikan kegiatan memakan es krimya dan menatap taeyeon penasaran.

“Kau meninggalkan noda disini” taeyeon berkata sambil menunjuk sudut kiri bibirnya.

“Emm benarkah?” Saat tangan tiffany akan membersihkan dengan tangannya taeyeon menghentikan pergerakan itu.

“Biarkan aku yang membersihkannya” ujar taeyeon lalu mendekat dan-

Chuu~

Taeyeon membersihkan noda itu dengan bibirnya, ia menjilat sudut bibir tiffany untuk menghilangkan noda itu. Es krim yang tiffany pegang jatuh ketanah dengan sempurna, ia merasa tubuhnya yang lemas dengan tindakan yang tiba-tiba itu, ia masih terbelalak dan membeku ditempat.

Entah setan mana yang merasuki tubuh taeyeon, sekarang justru taeyeon melumat bibir seksi tiffany. Tiffany yang mulai terbuai dan merindukan ciuman dari gadis didepannya itu kini mengikuti permainan. Ia menutup matanya dan bahkan membawa ciuman itu lebih dalam dengan menarik leher taeyeon untuk memperdalam ciuman mereka. Begitupun tangan taeyeon yang mulai mengusap lembut punggung tiffany.

Mereka saling melumat bibir atas dan bawah mereka secara bergantian dengan tempo yang sedikit cepat, bahkan menggesek-gesek hidung mereka. Mereka begitu menikmati ciuman mereka sampai-sampai tidak sadar bahwa mereka saat ini berada di ruangan terbuka.

Klik

.

Klik

.

Klik

.

.

.

.

.

.

.

And Tebecehhhh come wkwkwkwkwk

.
.

Annyeong my readers ✋😃.. Ada yang rindu?? huhuhu~ 😀 author disini sangat merindukan kalian semua 😂

Maaf author baru bisa balik dan publish ff lagi, author sibuk dengan pekerjaan ditambah kondisi tubuh yang lagi gak fit membuat ide2 yang ada di otak author pada kabur entah kemana hha 😁.. Tapi demi kalian author berusaha kembali mendapatkan
Alurnya kembali dan comeback meski dalam seadaan sakit huhuhu~😆 #poor author

Author juga gak tau ini alurnya menarik atau enggak, tapi mudah2an kalian suka alurnya hhe 😁

Okee jangan lupa tinggalkan jejak reader2 yang author cintai hhe, author ingin tau respon kalian mengenai MBA chap ini.. Hhe
Okee see you next time 😉✋


179 thoughts on “[Squel] My Beautiful Angel (3/?)

  1. aaaw aku sempat was was kalo fany beneran jadian ternyata nolak minho, tae bisa liat lagi tae beruntung milih pany pas buka mata wow sangat cantik bukan hahahahahaha,

    Like

  2. Wah kayaknya ada paparazi tu di ending…. Gue suka kalo taeny bersatu dan romantis2an kek gini. Kangen sama taeny moment 😁😁
    Ayolah kapan mereka jadian. Lama amat ttm an nya

    Like

  3. Klik
    Klik
    Klik
    Itu yg motret taeny siapa?
    Huaaaa aku cemburu,,,.
    Taeny terlalu romantis aku cemburu,,,!
    Keponakanku mau tunangan sedangkan aku baru putus dg tunanganku aku makin cemburu,,,! hiks hiks huaaaaa!!!!!

    Like

  4. Khannn…bener.aku kelewatan ch.3…
    Akhirnya taeny bersatu jga…penantian fany 3 thn gak sia”…chukkae…😄😄😄😄

    Like

  5. Aaaaa biar awalnya tae masih ragu” buat membuka hatinya untuk Tiffany, tapi akhirnya malah tae yg maen nyosor aja ke Tiffany nya 😂😂😂
    Aduhh itu klik” apa ya?? Bakal ada drama baru nih kayanya.. 😰

    Like

  6. Oya,, met ramadhan,, buat semua muslim 🙂 buat reader 2 n author2,, disamping kita asyik baca atau nulis ff novel dll, jgn lupa ayat2Nya juga dibaca, biar imbang hehe,, sbg pengingat kata sobatku bilang.

    Like

Leave a comment